Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luluk Lely Soraya Ichwan
"ABSTRAK
Sebagai Iangkah awal untuk menjelaskan hubungan kekerabatan antar spesies Tarsius Storr, 1780, dilakukan studi fiogenetik menggunakan data sekuen DNA mitokondria daerah ND4—ND5. Pada analisis tersebut di akukan pendekatan maximum parsimony dengan ap ikasi komputer Phylogenetic Analysis Using Parsimony (PAUP). Hasil anal isis men unjukkan bahwa posisi genus Tarsius dalam ordo Primata perlu dipisahkan dan subordo Anthropoidea ataupun ordo Prosimii. Selain itu pada kelompok Tarsius di Filipina lebih berkerabat dengan kelompok Tarsius di P. Sulawesi, dibandingkan dengan kelompok Tarsius di P. Kalimantan dan P. Sumatra. Adapun kelompok-kelompok Tarsius yang diperbandingkan antara lain T. syrichta (Linnaeus, 1758) di Filipina; T. spectrum (Pallas, 1778) dan T. sangirensis Meyer, 1896 di P. Sulawesi; serta T. bancanus Horsfield, 1821 di P. Kalimantan dan P. Sumatra."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vega Pranadewi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pada kelompok anoa (Anoa Smith 1827) di Kebun Binatang Ragunan (KBR) Jakarta yang bertujuan untuk menelaah ulang penamaan terhadap anoa yang berada di KBR, dengan melihat kariotipe dan hasil G-banding kromosomnya. Penelitian dilakukan mengingat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penempatan kandang pada anoa di KBR serta kemungkinan terdapatnya hibrid dari persilangan yang terjadi. Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan data studi kromosom. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa masih terdapat kekeliruan dalam penempatan kandang dan penamaan pada anoa di KBR yang mengakibatkan terjadinya kelahiran anoa betina hibrid. Kesalahan dalam penempatan kandang dan penamaan yang terjadi tidak terlepas dari masih kacaunya penamaan anoa dewasa ini."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Hartiningtias
"Penelitian fenologi dan struktur komunitas Dipterocarpaceae di Stasiun Penelitian Way Canguk (SPWC), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan telah dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pola fenologi dan struktur komunitas Dipterocarpceae di SPWC, serta mengetahui besar pengaruh pola fenologi terhadap struktur komunitas Dipterocarpceae di SPWC. Pengamatan fenologi dilakukan secara visual dengan binokular setiap awal bulan oleh Wildlife Conservation Society - Indonesia Program (WCS-IP) sejak Februari 1998. Pengamatan stuktur komunitas dilakukan dengan menggunakan metode garis berpetak. Pola fenologi digambarkan dalam bentuk diagram, sedangkan stuktur komunitas dalam bentuk tabel dan peta. Hasil penelitian menunjukkan pola musim berbunga Dipterocarpceae di SPWC adalah subannual, berbeda dengan pola musim berbunga di Kalimantan, Semenanjung Malaysia, dan Sumatra bagian utara. Dipterocarpaceae di SPWC didominasi oleh genus Dipterocarpus. Pola mu ...

Research about phenology and community structure of Dipterocarpaceae in Way Canguk Research Station (WCRS) had been conducted on July to October 2012. The research aimed to acknowledge phenological pattern and community structure of Dipterocarpaceae in WCRS and also the effect of phenological pattern to community structure of Dipterocarpaceae in WCRS. Phenological observation of blooming, fruiting, and appearance of new leaves was conducted visually by binocular at every early moth by Wildlife Conservation Society - Indonesia Program (WCS-IP) since February 1998. The observation of community structure was conducted with transect line, while the observation of community structure was conducted with table and map. The results showed that the phenological pattern of blooming is subannual, Dipterocarpaceae is dominated by genus Dipterocarpus, and blooming pattern did not affect community structure of Dipterocarpaceae"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coutrier, Farah Novita
"ABSTRAK
Diantara anggota famili Cervidae, genus Muntiacus
terbukti memiliki variasi kromosom yang sangat tinggi/
juga pada tingkat spesies. Telah dilakukan penelitian
terhadap kromosom subspesies Muntiacus muntjak dari
Pulau Jawa, yaitu M. muntjak muntjak (Zimmermann) yang
dipelihara di Kebun Binatang Jakarta dan Surabaya.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah kromosom 2n = 8$/9d.
Telah dilakukan deskripsi kariotipe M. m. muntjak,
presentasi pola G-banding dalam bentuk idiogram, serta
penyajian letak daerah heterokromatin hasil pewarnaan C-banding.
Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil
penelitian ini adalah: (1) Adanya homologi antara pola
G-banding kromosom nomor 1 dan 3 M. m. muntjak dengan
pola G-banding kromosom nomor 1 M. m. vaginalis Boddaert
menyatakan bahwa peristiwa fusi kromosom merupakan
mekanisme yang menyebabkan perbedaan jumlah kromosom
antara kedua subspesies tersebut; (2) Pewarnaan Cbanding
menghasilkan pita gelap yang menandai daerah
heterokromatin seluruh set kromosom dengan intensitas
yang berbeda-beda; paling lebar pada sentromer kromosom
X dan paling sempit pada sentromer kromosom nomor 1.
Pewarnaan C-banding mengkonfirmasikan teori bahwa
hilangnya urutan DNA repetitif pada heterokromatin
autosom menunjukkan telah terjadi peristiwa fusi sentrik
yang berulang-ulang.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhita A. Harwantri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S31257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dahliah Darwis
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi genotoksik formaidehida pada limfosit manusia. Kerusakan materi genetik dideteksi dengan cara menghitung jumiah mikronukleus pada sediaan limfosit yang diwarnai dengan Giernsa. Daiam pengadaan sediaan iimfosit diterapkan teknik kuitur limfosit dengan irietoda whole blood. Sampel darah berasal dari pnia sehat, tidak merokok, dan berumur 21 tahun. Pemaparan formaldehida terhadap limfosit dilakukan selama tiga jam dengan konsentrasi 0 (kontrol), 5. 10, 15, dan 20 ni/mi. Rata-rata .jumiah mikronukieus pada limfosit yang dipaparkan formaidehida dengan konsentrasi 5 ni/mi adalah 24,267; sedangkan dengan konsentrasi 20 ni/mi adaiah 37,389. Hasii uji Tukey menunjukan pemaparan formaidehida 5 ni/mi mengakibatkan rata-rata jumlah mikronukieus berbeda nyata dibandingican dengan kontrol (a = 0,05). Pemaparan formaidehida 10, 15, dan 20 ni/mi mengakibatkan rata-rata jumiah mikrcinukleus berbeda sangat nyata dibandingkan dengan kontroi (a = 0.01). Analisis regresi ilnier menuniuk]can rata-rata Jumlah mikronukieus meningkat sesual dengan meningkatnya konsentrasi formaidehida yang dipaparkan (Y = 17.3206 + 1.13385'X)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Laksmi Winarni
"Determinasi seks. merupakan syarat lautlak dalam program penangkaran burung. . Hal tersebut akan sulit dilakukan pada jenis-jenis yang tidak menampakkan adanya dimorfisme seksual. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk.determinasi seks suatu individu adalah analisis , kromosom seks dengan teknik kultur darah; Pada'penelitian ini, teknik kultur darah whole blood menurut metode Belterman & De Boer yang mengalami modifikasi diterapkan untuk memperoleh sediaan kromosom burung merpati {Columba livia L.) dan burung betet {Psittacula alexandri (L.)). Sampel darah dikultur selama 72 jam untuk mendapatkan sediaan kromoSom metafase. .Sediaan kromosom tidak diperoleh dari kultur darah P. alexandri. Dari.sediaan kromosom C. livia yang diperoleh, kromosom seks dapat diidentifikasi sehingga jenis kelaminnya dapat ditentukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik kultur , darah whole blood modifikasi dapat dipakai dalam determinasi seks suatu individu burung, tetapi teknik tersebut memerlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk menguraikan berbagai interaksi yang mempengaruhi proses pembuatan sediaan kromosom."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriani Ferolina
"ABSTRAK
Sodium sakarin merupakan saiah satu bahan pemanis buatan. Senyawa ini diduga dapat menyebabkan tumor. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi genotoksik sodium sakarin pada kultur limfosit manusia. Kerusakan materi genetik dideteksi dengan cara menghitung jumlah mikronukleus pada sediaan limfosit binukleat yang diwarnai dengan Giemsa. Penghitungan dilakukan pada 1000 sel limfosit binukleat. Peinaparan dilakukan pada kuitur limfosit selatna 3 jam dengan konsentrasi 0; 1250; 2500; 3750 dan 5000 pg/ml. Pada diagram batang jumlah mikronukleus per 1000 limfosit manusia memperlihatkan kenaikan jumlah mikronukleus. Sedangkan hasil pengujian statistik (uji Dunn) inenunjukkan bahwa jumiah mikronukieus antara konsentrasi 0; 1250; 2500 dan 3750 pg/ml tidak berbeda nyata. Ferbedaan nyata terlihat antara konsentrasi 0 dan 5000 pg/ml (a = 0,2) Dan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kondisi penelitian yang dilakukan sodium sakarin menginduksi pembentukan mikronukleus pada kuitur limfosit binukleat manusia, tetapi efek genotoksiknya lemah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Saryanthi
"ABSTRAK
Determinasi seks pada burung-burung monomorfik dapat dilakukan
melalui identifikasi kromosom seks pada sediaan kromosom yang diperoleh
dengan metode feather-pulp. Pada penelitian ini telah diterapkan metode
feather-pulp dari Shoffner et al. (1966) dengan modifikasi penambahan
kolkisin secara in vivo dan in vitro. Percobaan dilakukan pada salah satu
jenis burung Psittacidae, yaitu betet Psittacuia aiexandri {L), dan sebagai
pembanding digunakan burung merpati Coiumba iivia L. Sediaan kromosom
tidak diperoleh dari feather-puip betet. Dari sediaan kromosom merpati yang
diperoleh melalui penambahan kolkisin in vivo, kromosom seks dapat
diidentifikasi sehingga jenis kelaminnya dapat ditentukan. Dari hasil
penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa modifikasi metode feather-puip
dapat digunakan untuk determinasi seks burung, tetapi metode ini masih
perlu disempurnakan lebih lanjut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Arnold Feliciano Imory
"ABSTRAK
Penelitian perilaku penggunaan alat pada orangutan Sumatera (Pongo pygmaeus abelii Lesson 1827) dalam. memanfaatkan sumber pakan serangga di Suaq Balimbing, Kluet, Taman Nasional Gunung Leuser telah dilakukan pada bulan September 1994 hingga Maret 1995. Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas harian, aktivitas pencarian serangga sosial, dan penggunaan alat dalam. memanfaatkan sumber pakan serangga sosial. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan meto.de focal animal sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangutan mengkonsumsi 11 spesies dari 5 familia serangga sosial. Pencarian serangga sosial umumnya dilakukan siang (>10.00-14.00) dan sore hari (>14.00-18.00). Dari 4 katagori cara pengambilan serangga (destructive, extractive, surface, tool use) yang paling sering dilakukan adalah cara destructive. Alat yang digunakan dalam mencari serangga sosial adalah ranting dengan panjang berkisar antara 12,5 cm hingga 49,5 cm dan diameter berkisar antara 5,3 mm hingga 14,6 mm. Diketahui pula bahwa alat cenderung untuk dikupas apabila akan digunakan untuk mencari lebah keringat dan cenderung tidak dikupas apabila akan digunakan untuk mencari rayap."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>