Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Indrawati
"Karet alam merupakan produk ekspor yang sangat penting dan Indonesia merupakan negara kedua terbesar penghasil karet alam setelah Thailand. Karet alam termasuk contoh polimer alam, yang dihasilkan dari tanaman Hevea brasiliensis. Karet alam adalah senyawaan hidrokarbon hasil penggumpalan lateks alam yang merupakan makromolekul poliisoprena (C5H8)n yang bergabung secara ikatan kepala ke ekor {head to tail). Pada penelitian ini dilakukan radiasi ultrasonik pada sampel lateks kebun (LK) dan lateks pekat (LP) selama 1, 2, 3 dan 4 jam, lalu dikarakterisasi berat molekul (BM), kadar nitrogen, kadar gel dan gugus fungsi. Hasil yang diperoleh didapat penurunan kadar nitrogen pada sampel lateks kebun dan lateks pekat begitupula pada uji BM terjadi penurunan namun pada sample LK dan LP yang dilarutkan dalam toluena 0,5% dan 1,0% namun karena distribusi BM karet sangat besar jadi penurunan BM ini masuk dalam range distribusi BM sehingga tidak terjadi penurunan BM pada karet yang diradiasi ultrasonik, kadar gel mengalami penurunan pada LK waktu radiasi sampai 2 jam dan pada LP terjadi kenaikan kadar gel, uji FTIR terjadi perubahan pada gugus nitrogen pada LK, sedangkan gugus yang lain tidak terjadi perubahan bila dibandingkan dengan kontrol setelah radiasi ultrasonik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ika Ismail
"Pada penelitian ini dibuat PMCs (Polymer Matrix Composites), menggunakan polipropilena (PP) sebagai matriks dan serat sorgum dan bubble glass sebagai penguat. Polipropilena dan serat sorgum memiliki sifat permukaan yang berbeda, sehingga kompatibilitas antara keduanya kurang baik. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi permukaan serat sorgum dengan metode alkalinisasi. Proses alkalinisasi dilakukan dengan merendam serat sorgum pada larutan NaOH 2% selama 2 jam dan dilanjutkan Proses bleaching dengan menggunakan buffer dan NaClO2 selama 4 jam, serta pada penelitian akan dikomparasikan dengan bubble glass. Selanjutnya menggunakan metode hot melt mixing. Analisa pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh komposisi selulosa serat sorgum dan bubble glass terhadap kristalinitas dan sifat mekanik dari PP. Dari analisa DSC menunjukkan PP dengan penambahan MFC sorgum sebesar 5% wt dapat menaikkan temperatur kristalisasi sebesar 1280C dan mempercepat kristalisasi sebesar 10 detik. Dari hasil uji tarik menunjukkan dengan penambahan bubble glass sebesar 1% wt menunjukkan angka UTS tertinggi sebesar 27,59 Mpa sedangkan penambahan 0,4% wt selulosa sorgum menunjukkan angkau UTS tertinggi yaitu 27,2.
This research conduct PMC in which Polypropylene (PP) is utilized as matrix and sorgum and glass bubbles as an reinforcement. PP and Sorghum have different surface characteristic then their coompactibilities are poor. As result, modification of sorghum by using alkalinity and bleaching is considered to bring better performance result. Akalinity is conducted initially by put sorgum immersely in NaOH solution 2% for 2 hours then bleach the solution by using buffer and NaClO2 for 4 hours. The result is then compared with glass bubbles and then using hot melt mixing method. This research brings result of how ther composition of microfibrill cellulose and glass bubbles toward their cristalinity and mechanical properties from PP. From the DSC analysis confirmed MFC sorghum PP with the addition of 5% wt can increase the crystallization temperature of 1280C and accelerate the crystallization by 10 seconds. From the tensile test results show with the addition of glass bubble at 1% wt can increase of tensile, UTS figures showed a peak of 27.59 MPa , while the addition of 0.4 wt% cellulose sorghum confirmed highest UTS is 27.2 MPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45860
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library