Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Wahyudin
"ABSTRAK
Mesjid A1-khusaeni Carita merupakan salah satu mesjid tua di daerah Labuan Kabupaten Pandeglang-Banten yang belum pernah diteliti secara khusus. Mesjid ini terletak di pesisir pantai Selat Sunda yang pada tahun 1884 berdasarkan literature sejarah terkena bencana alam letusan Gunung Krakatau sehingga daerah Carita dimana mesjid ini sekarang berdiri lenyap tertelan badai Sunami. Tahun 1993 mesjid ini diteliti oleh Isman Pratama Nasution untuk pembuatan makalah ilmiah.
Penelitian terhadap Mesjid Al-Khusaeni Carita bertujuan untuk melihat pengaruh lokal dan asing melalui pemerian arsitekturnya serta kronologi pembangunan mesjid ini.
Dalam penelitian ini digunakan metode secara bertahap. Pada tahap awal/observasi dilakukan studi kepustakaan yang bertujuan untuk mengumpulkan sumber kepustakaan yang diperlukan. Selain itu juga digunakan studi lapangan dengan cara pengamatan langsung dan perekaman terinci pada unsur-unsur bangunan Mesjid Al-Khusaeni Carita. Selanjutnya pada tahap pengolahan data dilakukan analisis terhadap data yang telah terhimpun yakni dengan melakukan pemerian yang terinci pada unsur_unsur bangunan Mesjid Al-Khusaeni Carita. Pada tahap akhir penelitian yakni dilakukan dengan membuat penge_lompokan terhadap komponen-komponen bangunan dan ragam hias. Dari hasil pengelompokan itu kemudian dilakukan pemilahan antara bangunan dan komponen bangunan dan ragam hias yang mendapat pengaruh lokal dan asing mela_lui metode banding dengan bangunan kolonial serta tradi_sional dan acuan literature mengenai bangunan tradision_al serta kolonial mengenai komponen dan ragam hias pada bangunan.Metode wawancara dilakukan untuk melengkapi keterangan dan data yang telah diperoleh.
Dari metode diatas diketahui pengaruh asing dan lokal pada mesjid ini dan perkiraan kronologi mesjid ini adalah dibangun pada abad XIX (antara tahun 1884-1920 Masehi).

"
1995
S11955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Ahmad Kertayudha
"Industri kesenian yang terjadi di Nusantara telah memberikan pengaruh terhadap perubahan dalam berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, sosial, politik, hingga perubahan pada gaya bangunan. Bangunan Lokananta ini merupakan bangunan perusahaan rekaman pertama di Indonesia. Tulisan ini menyajikan hasil dari analisis terhadap gaya bangunan yang ada pada bangunan Lokananta. Analisis ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif untuk melihat fenomena yang dialami oleh objek penelitian. Sumber data yang digunakan dalam menyusun tulisan ini adalah sumber primer serta sekunder. Sumber primer dilakukan dengan tahapan observasi secara langsung pada objek yang dikaji, sedangkan data sekunder diperoleh dari tulisan ilmiah serta foto-foto lama yang disimpan oleh Lokananta. Hasil analisis menunjukan bahawa gaya yang digunakan dalam membangun atau mendirikan bangunan Lokananta pada awal abad ke-20 Masehi adalah gaya arsitektur .

Art industry that occurred in Indonesia has influenced changes in various fields, such as in the fields of education, social, politics, even in building styles. The Lokananta building is the first record company building in Indonesia. This paper presents the results of an analysis of the existing building styles in the Lokananta building. This analysis was carried out using qualitative research methods to see the phenomena experienced by the object of research. Sources of data used in compiling this paper are primary and secondary sources. Primary sources are carried out by direct observation of the object under study, while secondary data is obtained from scientific writings and old photographs kept by Lokananta. The results of the analysis show that the style used in constructing or constructing the Lokananta building at the beginning of the 20th century AD was art deco architectural style."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Nurzaifie
"Rumah tinggal kolonial Manggarai merupakan salah satu objek kolonial yang memiliki nilai sejarah tinggi dan menarik untuk diteliti karena telah berusia lebih dari satu abad. Kompleks rumah tinggal kolonial di Manggarai mulai dibangun pada tahun 1918 dan dipimpin oleh arsitek dari Belanda bernama Ir. J. Van Gendt. Meski demikian, penelitian mengenai kompleks kolonial tersebut masih belum banyak dilakukan. Berdasarkan objek penelitian yang berjumlah delapan rumah, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dianalisis, yaitu bagaimanakah bentuk dan gaya arsitektur serta pola ruang rumah-rumah tinggal kolonial di Manggarai dan juga apakah terdapat pengaruh tradisional pada unsur-unsur hunian rumah tinggal kolonial Manggarai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian arkeologi yang dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu pengumpulan data, tahap pengolahan data, dan tahap penafsiran data. Hasil analisis dari penelitian ini diantaranya adalah terdapat enam gaya bangunan yang mempengaruhi bangunan rumah tinggal kolonial Manggarai dan terdapat pola ruang yang dijadikan acuan dalam pembangunannya. Selain itu, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh tradisional, khususnya di wilayah setempat, yaitu rumah adat Betawi pada rumah tinggal kolonial Manggarai.

Manggarai colonial residential houses are notable colonial artifacts with significant historical value and are intriguing subjects for research, having stood for over a century. The colonial residential complex in Manggarai began construction in 1918 under the direction of Dutch architect Ir. J. Van Gendt. However, research on this colonial complex remains sparse. Based on the research objects, consisting of eight houses, several issues can be analyzed: what are the architectural styles and layout configurations of the Manggarai colonial residential houses, and is there any traditional influence on the elements of these colonial houses? This study employs an archaeological research method divided into three stages: data collection, data processing, and data interpretation. The analysis results indicate that six architectural styles influenced the Manggarai colonial houses and that a specific spatial configuration guided their construction. Additionally, the study reveals traditional influences, particularly from the local Betawi traditional houses, on the Manggarai colonial residential houses."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Ayu Dwi Putri
"Galeri Nasional Indonesia (GNI) sebagai sebuah museum seni rupa kontemporer bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi dan tugas museum yaitu mengkomunikasikan koleksi pada masyarakat melalui pameran, salah satunya adalah pameran tetap berjudul “Monumen Ingatan: Modernitas Indonesia dan Dinamikanya dalam Koleksi Seni Rupa Galeri Nasional Indonesia”. Penelitian ini ditulis untuk mengkaji nilai penting koleksi pada pameran tetap tersebut dan upaya yang dilakukan oleh konservator GNI dalam melestarikan koleksinya melalui kegiatan konservasi dengan menggunakan metode penelitian oleh Pearson dan Sullivan. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa lima koleksi lukisan yang mewakili lima periodisasi perkembangan seni rupa di Indonesia memiliki nilai penting dalam bidang sejarah dan ilmu pengetahun. Proses pelestarian koleksi lukisan tersebut dilakukan melalui upaya pencegahan dengan pembersihan umum, mengatur suhu dan kelembapan relatif, kontrol bangunan, pengecekan fisik lukisan, dan pengaturan intensitas cahaya. Sedangkan upaya perbaikan melalui restorasi yang sebagai contoh dilakukan terhadap lukisan “Jacqueline en robe de taffetas” (1926) karya Albert Andre dibahas melalui teori restorasi oleh Cesare Brandi.

The National Gallery of Indonesia (GNI) as a contemporary art museum plays a responsible role in carrying out the functions and duties of the museum, namely communicating the collection to the public through exhibitions, one of which is the permanent exhibition entitled "Monuments of Memory: Indonesian Modernity and its Dynamics in the Fine Arts Collection of the National Gallery of Indonesia” . This research was written to examine the important values of the collection at the permanent exhibition and the efforts made by GNI conservators to preserve the collection through conservation activities using research methods by Pearson and Sullivan. The results of this research show that five painting collections representing five periodizations of the development of fine arts in Indonesia have important value in the fields of history and science. The process of preserving the painting collection is carried out through preventative efforts by general cleaning, regulating temperature and relative humidity, controlling buildings, physically checking paintings, and regulating light intensity. Meanwhile, efforts to repair through restoration, for example carried out on the painting "Jacqueline en robe de taffetas" (1926) by Albert Andre, are discussed through restoration theory by Cesare Brandi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Baiduri
"Masjid Raya Al Ma'shun Medan merupakan salah satu peninggalan dari Kesultanan Deli yang terdapat di kota Medan dan belum pernah diteliti secara khusus. Penelitian yang dilakukan sebelumnya hanya membahas secara singkat dan tidak mendalam. Masjid ini pernah disebutkan oleh peneliti Belanda bernama Van Ronkel dalam majalah NION (1916-1934) yang mengatakan bahwa Medan (Kota Raja) terkenal dengan kekayaannya dan keindahan masjidnya. la juga menyebutkan bahwa masjid ini dibangun di tanah kerajaan atas perintah pemerintahannya (Sultan). Masjid ini didirikan pada tahun 1906 M yaitu pada masa pemerintahan Sultan Ma'mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah dengan bantuan seorang arsitek berasal dari tentara KNIL yang bernama TH. Van Erp. Penelitian terhadap Masjid Raya Al Ma'shun Medan bertujuan untuk memaparkan bentuk arsitektur dan ragam hias arsitektural maupun ornamental yang terdapat pada masjid, mengidentifikasi komponen-komponen asing yang ada pada masjid dan komponen-komponen yang mendominasi rnasjid dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana kehadiran komponen-komponen asing tersebut diterapkan pada masjid. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka tinjauan yang dilakukan adalah tinjauan arsitektural dan ornamental. Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan metode yang dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama yaitu pengumpulan data dilakukan studi kepustakaan dan studi lapangan. Tahap selanjutnya adalah pengolahan data (analisis) dilakukan kiassifikasi, tabulasi dan perbandingan dengan komponen-komponen arsitektural dan ornamental yang mempunyai persamaan dengan komponen-komponen yang terdapat pada masjid. Tahap akhir dan penelitian ini (penafsiran data) dilakukan dengan menggunakan data analogi sejarah. Sumber sejarah yang digunakan berupa sumber-_sumber sejarah yang memberikan gambaran mengenai Kesultanan Deli, data-data mengenai perkembangan arsitektur (kesenian) Islam dan arsitektur Eropa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan. Komponen-komponen budaya yang mendominasi arsitektur dan ragam hias Masjid Raya Al Ma'shun Medan pada umumnya berasal dari Arsitektur Islam khususnya Mesir (periode Mamluk yang berlanjut sedikit pada periode Ottoman); Spanyol (Andalusia) dan Maghribi; India (periode Mughal Architecture); serta Arab (Timur Tengah) sedangkan komponen-komponen yang berasal dari Eropa (Kolonial) merupakan komponen pelengkap. Komponen-komponen budaya yang mendominasi masjid merupakan komponen-komponen yang pada umumnya berasal dari arsitektur Islam yaitu arsitektur yang berkembang pada masa puncak kejayaan kerajaan-kerajaan

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanto Januardi
"Penelitian mengenai kajian pertimbangan pembuatan kolam bersuci ini dilakukan meliputi seluruh wilayah di Jawa yang masih menyisakan beberapa mesjid yang berkolam kuno. Tujuannya adalah untuk mengetahui pertimbangan-pertimbangan apa saja yang diperkirakan dijadikan acuan dalam pembuatan kolam bersuci. Penulis mengajukan empat hipotesa yang diperkirakan menjadi pertimbangan yang penting, tanpa menutup kemungkinan adanya pertimbangan lainnya. Pertimbangan itu adalah: Pertimbangan hukum fikih, teknologi bangunan air, tradisi, dan fungsi.
Pengumpulan data dilakukan melalui sumber-sumber tertulis, laporan pemugaran dinas-dinas arkeologi, dan meneliti data langsung ke lapangan. Cara kerja penentuan data, deskripsi, klasifikasi dan penafsiran dijelaskan.
Hasilnya menunjukkan bahwa kolam bersuci pads mesjid kuno di Jawa memang mempertimbangkan empat faktor tersebut, baik dalam hal bentuk maupun keletakannya. Jumlah data yang kurang memadai dalam membuat klasifikasi yang berperan dalam membantu penafsiran, sering menjadi kendala tersendiri dalam mencocokan dengan pertimbangan yang memerlukan jumlah Iebih dari satu. Penting diketahui bahwa model penelitian ini dapat diterapkan pada komponen mesjid lainnya, sehingga tentunya akan dapat membantu menggambarkan perkembangan proses budaya pada masa Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S11796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hajime Yudistira
"ABSTRAK
Perkataan Nisan berasal dari kata maejan, yang dalam bahasa Arabnya adalah sapid (saksi). Arti umum dari nisan adalah tanda, yang mana di Jawa arti tersebut dikenal dengan kata tetenger dan sering diasosiasikan dengan anti maesan. Bentuk dari nisan beraneka ragam, demikian juga ragam hiasnya. Dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling raga. Di Indonesia sudah banyak penelitian tentang nisan, diantaranya dilakukan oleh Muarif Hasan Ambary dan Halina Eiudi Santosa. Permasalahan yang ingin diketahui, adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk nisan di Komplek Makam Tirtonatan, selanjutnya adalah, mengetahui nisan seperti apa yang paling dominan, serta bagaimana hubungan nisan yang ada di kompleks makam Tirtonatan dengan penelitian tentang nisan di Indonesia. Penelitian ini berdasarkan anggapan bahwa artefak merupakan refleksi dari ide atau gagasan manusia dalam bentuk materi dan juga merupakan refleksi dari tingkah laku yang berpola yang diterima atau disepakati oleh masyarakat.Hasil penelitiannya diperoleh bentuk-bentuk nisan berbentuk: dasar persegi paniang dan trapesium terbalik. Bentuk-bentuk nisan ini tidak lepas dari unsur-unsur yang terdapat dalam nisan, seperti bagian atas nisan, bagian tengah nisan, bagian bawah nisan, sayap nisan dan ragam hiasnya. Hasil penelitian ini kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian nisan yang pernah dilakukan di Indonesia. Kemudian kesimpulannya bahwa nisan kubur di Komplek Makam Tirtonatan ini mempunyai persamaan bentuk dengan tipe Demak dan Tipe Troloyo pada penelitian Hasan Muarif Ambary. Bertolak dari penelitian ini, maka diharapkan ada penelitian selanjutnya mengenai nisan di berbagai tempat di Indonesia.

"
1996
S11863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa
"Makam-makam pada halaman Masjid Hidayatullah, Setiabudi, Jakarta. Dibangun pada tahun 1747. Dibangun di atas lahan seluas 3.000 meter persegi yang merupakan wakaf dari warga Betawi blasteran Cina dan Bugis, Muhammad Yusuf. Perpaduan budaya pada masjid Hidayatullah menarik untuk dikaji lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan makam-makam yang berada pada halaman masjid tersebut. Melalui makam-makam pada masjid tersebut, diyakini dapat memberikan informasi penting tentang demografi dan komposisi populasi pada masa lampau.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis morfologi dan kontekstual. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Orang-orang yang dimakamkan di lingkungan masjid Hidayatullah adalah orang-orang penting serta orang-orang yang memang memiliki keterkaitan dengan masjid Hidayatullah itu sendiri. 

The tombs in the courtyard of the Hidayatullah Mosque, Setiabudi, Jakarta. It was built in 1747. It was built on an area of ​​3,000 square meters which was a waqf from a Betawi citizen of mixed Chinese and Bugis descent, Muhammad Yusuf. The cultural combination at the Hidayatullah mosque is interesting to study further, especially in relation to the tombs in the mosque's courtyard. The tombs in the mosque, it is believed to provide important information about demographics and population composition in the past.
The research method used in this study is morphological analysis and contextual analysis. The results of the research show that the people buried in the Hidayatullah mosque are important people and people who are related to the Hidayatullah mosque itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Hansel Suryatenggara
"Skripsi ini memfokuskan pembahasan mengenai Kelenteng Boen Tek Bio dari segi arsitektural termasuk komponen pendukung yang ada menurut aturan Feng Shui dan komponen hias, Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendeskripsian dari mulai halaman depan, bangunan utama, bangunan pendukung di sebelah samping dan belakang, berikut peranan kelenteng ini dalam festival dan kegiatan masyarakat Cina di Tangerang.
Hasil deskripsi kemudian dilanjutkan dengan perbandingan dengan analisis singkat yang terdiri dari analisis umum menurut aturan arsitektural dan analisis khusus yang meliputi pengunaan metode feng shui. Hasil analisis menyatakan keberadaan Kelenteng Boen Tek Bio sebagai kelenteng yang mengikuti gaya asli pencitraan di Cina Selatan dengan perbedaan yang signifikan dan mendasar.
The study focuses Boen Tek Bio Chinese Temple on its architectural orientation. The methods used description of the building, starts from the front courtyard, main hall, and the supportive structure on the rear and aft sides and its account in maintaning several festivities and social affairs on Chinese society in Tangerang.
The results of the descriptive phase proceeds to analythic phase consists of general and specific analysis which includes basic Chinese Architectural Designs and the usage of feng shui methods. The overall results of this study remarks Boen Tek Bio Chinese Temple to maintain its architectural styles to the original Southern Style with significant differences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S1544
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhini Nur Izzati
"Taman Pemakaman Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) merupakan salah satu dari banyaknya bidang tanah yang dihibahkan Cornelis Chastelein dan dibangun pada tahun 1851 dimana terdapat banyak nisan kubur yang menampilkan simbol-simbol kematian yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk dan variasi simbol kematian yang ada di Taman Pemakaman YLCC. Penelitian ini metode dengan tahapan pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan interpretasi. Terdapat lima simbol kematian pada nisan kubur di Taman Pemakaman YLCC, yaitu simbol salib, simbol bintang, simbol cherub, simbol daun palma, dan simbol jangkar, hati, dan salib. Simbol-simbol tersebut kemudian memiliki perbedaan yang signifikan menyebabkan terbentuknya variasi. Setiap variasi, terutama pada simbol salib dan bintang memiliki makna khusus di masing-masing variannya. Perbedaan makna pada variasi simbol kematian pada nisan kubur di Taman Pemakaman YLCC tidak luput dari nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas yang diyakini oleh orang yang dimakamkan maupun keluarga dari si pemilik makam. Simbol selain merepresentasikan keyakinan, juga sebagai bentuk pesan atau harapan dari keluarga yang dimakamkan.

Cornelis Chastelein Institute Foundation (YLCC) Cemetery is one of the many plots of land donated by Cornelis Chastelein and built in 1851 where there are many grave headstones displaying various death symbols. This research aims to analyze the forms and variations of death symbols in YLCC Cemetery. This research method involves stages of data collection, data processing, analysis and interpretation. There are five death symbols on the graves at YLCC Cemetery, namely the cross symbol, star symbol, cherub symbol, palm leaf symbol, and anchor, heart and cross symbols. These symbols then have significant differences causing variations to form. Each variation, especially the cross and star symbols, has a special meaning in each variant. The differences in meaning in the variations of death symbols on grave headstones at YLCC Cemetery cannot be separated from the religious and spiritual values believed by the person being buried and the family of the grave owner. The symbol, apart from representing belief, is also a form of message or hope from the buried family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>