Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Pattas P.
"Penanganan vaksin dalam transportasi maupun penyimpanannya untuk mencapai lapisan masyarakat terbawah di lapangan memerlukan suatu alat portabel yang memiliki kapasitas yang cukup dan teknolngi pendinginan yang maju untuk menjaga vaksin pada temperatur 2 °C - 8 °C, agar tidak rusak oleh panas yang berlebihan atau pembekuan sesampainya di tujuan. Selama ini di Indonesia alat terkecil yang digunakan untuk membawa vaksin ke lapangan (posyandu) adalah vaccine carrier dan tennos yang menggunakan ice pack atau es batu sebagai media pendingin di dalamnya. Kemajuan teknologi termoelektrik terbukti telah berkembang pesat dengan adanya produk-produk modul termoelektrik yang juga dikenal sebagai elemen peltier yang sudah mulai bisa ditemukan di pasaran. Banyak juga produk-produk pendingin portabel yang menggunakan teknologi termoelektrik. Elemen peltier sebagai media pendingin memiliki dimensi yang sangat kecil jika dibandingkan dengan ice pack, hal ini memungkinkan kapasitas ruang yang lebih besar untuk penyimpanan vaksin. Di samping itu penggunaan elemen peltier memungkinkan pengaluran temperatur di dalam alat portabel yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengcnali elemen peltier dari segi karakteristiknya, baik daya listrik yang dibutuhkan, kemampuan pendinginannya maupun teknologi praktis yang dibutuhkan untuk membuat suatu sistem pendingin termoelektrik. Dalam tugas ini digunakan heat exchanger yang menggunakan air sebagai media pendingin pada sisi elemen peltier yang panas untuk menjaga temperatur operasi dari elemen peltier, sekaligus untuk mengamati pengaruhnya terhadap proses pendinginan pada sisi dingin peltier dengan rnengambil data-data temperatur pada bagian-bagian tenentu dalam sistem tersebut. Dengan menganalisa hasil pengamatan tersebut tentunya akan dapat dibuat suatu sistem pendingin termoelektrik yang baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Jayadi
"Pada kondensasi tetes, sifat dari jatuhnya tetesan sangat mempengaruhi perpindahan kalor. Sangat diharapkan bahwa perpindahan kalor selama proses kondensasi tetes dapat ditingkatkan jika frekuensi jatuh tetesan lebih sering dan lebar alur tempat jatuhnya tetesan diatur. Penelitian yang akan dibahas pada tesis ini bersifat eksperimental yang bertujuan untuk menghitung fluks kalor dan koefisien perpindahan kalor kondensasi tetes pada plat kondenser datar dengan sudut kemiringan 450 dan 600 permukaan rata dan beralur. Pada plat kondenser permukaan beralur, bentuk alur setengah lingkaran dengan jari jari 1.5 mm dan posisi alur vertikal. Kedua plat kondenser tersebut terbuat dari tembaga murni dengan permukaan berbentuk lingkaran berdiameter 70 mm dan permukaannya dilapisi dengan lapisan tipis emas. Dari grafik hasil penelitian ini menunjukan terjadinya peningkatan koefisien perpindahan kalor pada plat kondenser dengan permukaan beralur, dan didapat pula bahwa pada plat kondenser dengan kemiringan 450 lebih besar koefisien perpindahan kalomya dibandingkan dengan kemiringan 600. Juga ditunjukan bahwa semakin besar temperatur masuk fluida pendingin maka semakin besar pula koefisien perpindahan kalornya.

At dropwise condensation, nature of falling it is drops very influencing of heat transfer. Very expected that heat transfer during condense process the drops can be improved if frequency falling of the drops a more regular and wide groove the place fall the drops arranged Research which studied at this handing out have the character of experimental which aim to calculate the heat flux and coefficient heat transfer condense the drops at liquefier plat level off with the inclination angle 45° and 600 surface flatten and grooved At grooved surface condenser plate, form the semicircle path with the radius 1.5 mm and vertical path position. Both condenser plate are made of native cooper with the surface is in form of circle with diameter 70 mm and its surface is arranged in layers with the flimsy surface of gold From graph result of this research show the increasement of coefficient heat transfer at condenser plate with the groove surface, and got also that heat transfer coefficient at condenser plate with inclination 450 is bigger compared to inclination 60°. Also show that is ever greater of temperature enter cooler fluid hence ever greater also heat transfer coefficient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fred Setiawan Noviar
"Penelitian terhadap nanofluida telah banyak dilakukan untuk menunjukkan bahwa nanofluida berpotensi untuk perpindahan kalor yang lebih baik Nanofluida adalah campuran antara partikel padat dengan ukuran nanometer dengan fluida dasarnya yakni air. Partikel berukuran nanometer tersebut tersuspensi dalam fluida dasar secara permanen yang dikarenakan adanya efek Brownian pada partikel tersebut. Sebelum nanofluida tersebut diaplikasikan untuk keperluan komersil, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakannya. Pada penelitian ini dilakukan penelitian koefisien perpindahan kalor pada proses kondensasi film dengan kondenser vertikal. Dengan variasi laju aliran pendingin, hash penelitian mengindikasikan koefisien perpindahan kalor konveksi nanofluida mengalami peningkatan 12%-19% untuk konsentrasi I% dan peningkatan 23%-33% untuk konsentrasi 4% dari fluida pendingin air.

Research to nanofluida have a lot of conducted to indicate that nanofluida has a great potency for better heat transfer. Nanofluida is mixture between solid particle of nanosize with the based-fluids. Nano particle suspended in based-fluid permanently which is because of existence of Brownian effect at that particle. Before nanofluids can applicator commercial, needed furthermore advance research to complete it. This research conducted the measurement of heat transfer coefficient film condensation that used vertical condenser with variation the flow rate of cooling fluid The result shows the enhancement of heat transfer coefficient compared to base fluids : 12-19% for I% particles concentration and 23-33% for 4% particles concentration. The enhancement coefficient for condensation, its depend on the thickness of film or condensat that build."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edvan Gana Senjaya
"Sistem pendingin pada microprosesor diperalatan elektronik amat penting untuk menjaga kinerja dan umur dari alat tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mangetahui kinerja nanofluida Al203 air sebagai pendingin dalam peralatan elektronik dan membandingkan hasilnya dengan kinerja pendingin menggunakan air. Pengujian dilakukan dengan memberikan pemanasan menggunakan plat pemanas yang dapat diandaikan sebagai prosesor pada komputer, temperatur yang dihasilkan dikondisikan seperti yang terdapat pada prosesor sebenarnya.
Hasil pengujian menunjukkan indikasi peningkatan kemampuan perpindahan panas dibandingkan fluida air. Peningkatan perpindahan kalor untuk nanofluida Al203air sangat dipengaruhi oleh konsentrasi, temperatur kerja dan laju aliran yang digunakan. Hasil pengujian menunjukkan nanofluida dengan konsentrasi 4% mampu meningkatkan koefisien konvesi lebih besar dibandingkan dengan nanofluida dengan konsentrasi 1%. Untuk nanofluida 4% mampu memberikan peningkatan bilangan Nusselt hingga 65% dibandingkan dengan air.

Cooling system for microprocessor in electronic devices is very important to maintains it?s performance. This research has been conducted concerning to knows the behavior and heat transfer enhancement of a particular nanofluid, Al203 nanoparticle water mixture, for electronic cooling system and the result will be compared with the behavior of water cooling system. Plate heater used for replace a processor that gives heat and temperature observed by thermocouples.
Experimental result have indicated significant heat transfer enhancement compared with water. Heat transfer enhancement for nanofluids Al203 water depend on concentration of nanoparticle, working temperature, and mass flow rate. Experimental results have clearly shown that nanofluid with 4% particle volume concentration provides higher convection coefficients than the ones of nanofluid with 1% particle volume concentration. For nanofluid with 4% particle volume concentration provides higher Nusselt number as much as 65% compared to that base fluid."
2008
S37318
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Roekettino
"Thermoelectric Generator (TEG) telah lama digunakan untuk menghasilkan energi listrik dimana ketika perbedaan temperatur terjadi antara dua logam yang berbeda, elemen peltier ini akan mengalirkan arus sehingga menghasilkan perbedaan tegangan. Prinsip ini dikenal dengan efek Seebeck yang merupakan fenomena kebalikan dari efek peltier (Thermoelectric cooling/TEC). Dengan menggunakan prinsip tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi energi listrik dari dua belas modul peltier yang akan menjadi sumber energi alternatif untuk kendaraan hibrid dengan menggunakan panas buang dari mesin.
Pengujian dilakukan dengan variasi susunan peltier yaitu seri, pararel dan seripararel, variasi tegangan pemanas/heater yaitu 110V dan 220V serta variasi ada tidaknya kipas angin dimuka alat uji sebagai pendekatan dengan kondisi sebenarnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan dua belas elemen peltier yang disusun secara seri dengan tegangan pemanas 220V, dapat menghasilkan arus output maksimum 0,46 A, tegangan output maksimum 18 V dan daya ouput maksimum 8,11 Watt dengan perbedaan temperatur rata-rata 42,82 °C. Hasil ini menunjukkan bahwa TEG memiliki prospek yang cerah sebagai sumber energi listrik. Selain itu elemen peltier memiliki beberapa keunggulan diantaranya; sangat ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi dan kebisingan. Kedepan perlu adanya penemuan baru untuk elemen peltier agar meningkatkan efisiensi peltier sehingga daya yang dihasilkan dapat optimal.

Thermoelectric Generator (TEG) has been known as electricity generation for many years. The basic principle is when temperature difference occurred between two dissimilar metals, there is current flowing and producing voltage. This principle is known as Seebeck effect that reversing way of Peltier effect (Thermoelectric Cooling/TEC). The research using Sebeck effect has been conducted to find out the potential of electric source from twelve of peltier module. Then, Thermoelectric Generator will be applied in hybrid car using waste heat from the engine.
The experimental has been conducted with variations of peltier module arrangement (series, pararel, series-pararel), variations of heater voltage input (110V and 220V) and variations of with or without fan use which is put in front of the experimental device. The experimental result with twelve of peltier module arranged in series and heater voltage of 220V has indicated that able to produce amount maksimum output current of 0,46 A, maksimum output voltage of 18 Volt and maksimum power output of 8,11 Watts with average temperature difference of 42,82 °C. This result shows that TEG has a bright prospect as alternative electric source. Peltier module has advantages such as friendly for environment, not polluted and noise. For next years, it is needed to find out a new technology of peltier module so that increase peltier?s efficiency and produce greater power output.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37326
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Trianto
"Thermoelectric Generator (TEG) telah lama digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Prinsip kerja thermoelectric generator adalah ketika terjadi perbedaan temperatur pada junction modul thermoelectric dengan dua material semikonduktor yang berbeda, maka akan terjadi aliran arus yang melalui junction sehingga menghasilkan tegangan. Prinsip ini dikenal dengan efek Seebeck yang merupakan kebalikan dari efek peltier (Thermoelectric cooling/TEC). Dengan menggunakan prinsip tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi energi listrik dari dua belas modul peltier yang akan menjadi sumber energi alternatif untuk kendaraan hybrid dengan menggunakan panas buang dari mesin.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan dua belas modul thermoelectric atau biasa disebut elemen peltier yang disusun secara seri, dapat menghasilkan daya 8,11 Watt dengan perbedaan temperatur rata-rata 40-45 °C. Hasil ini menunjukkan bahwa TEG memiliki prospek yang cerah sebagai sumber energi listrik alternatif di masa mendatang. Selain itu elemen peltier memiliki beberapa keunggulan diantaranya; sangat ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi dan kebising.

Thermoelectric Generator (TEG) has been known as electrical generator for many years. The basic principle of thermoelectric generator is when temperature difference occurs at junction of two different materials, the current flows through a junction and produces voltage across the material. This principle is known as Seebeck effect that reverses way of Peltier effect (Thermoelectric Cooling/TEC). The research using Seebeck effect has been conducted to find out the potential of electrical energy source from twelve of thermoelectric modules. Then, Thermoelectric Generator will be applied in hybrid car using waste heat from the engine.
The experimental result of twelve thermoelectric or peltier modules with series configuration has indicated that thermoelectric modules were able to genarate 8,11 Watts of electrical power with average temperature difference of 40-45 °C. This result shows that TEG has a bright prospect as alternative electrical energy source in the future. Beside that, peltier module has some advantages such as environtmental friendly, not create pollution and noise.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38227
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswantoro
"Kenaikan temperatur udara akibat penipisan lapisan ozon dan pemanasan global merupakan salah satu isu yang saat ini tengah menarik perhatian dunia. Penggunaan refrigerant berbasis chlorin (CFCs dan HCFCs) dan HFCs merupakan salah satu penyebab utamanya sehingga mendorong negara-negara industri untuk sepakat menetapkan masa akhir penggunaan refrigerant ini sebagaimana yang tertuang dalam protokol Montreal dan Kyoto. Hal ini membuat refrigerant alami seperti amonia dan hidrokarbon kembali menjadi populer, namun karena pada umumnya refrigerant ini dapat terbakar dan beracun membuat sistem refrigerasi tidak langsung lebih aman diterapkan untuk sistem ini.
Sistem refrigerasi tidak langsung menggunakan refrigerant kedua yang sifatnya aman terhadap manusia dan lingkungan. Ice slurry merupakan salah satu refrigerant kedua yang sangat menarik dikarenakan kapasitas panasnya yang besar akibat pemanfaatan kalor laten dan dapat diaplikasikan untuk temperatur sangat rendah. Masalah yang sering muncul pada pembuatan ice slurry ialah kecenderungan es untuk menempel pada dinding perpindahan kalor sehingga di daerah dekat dinding terdapat lapisan yang memiliki konsentrasi es yang lebih tinggi dari titik lainnya, lapisan ini biasa disebut sebagai lapisan mushy. Adanya lapisan es ini akan meningkatkan resistansi thermal sistem. Pada umumnya lapisan mushy ini dibersihkan dengan cara disapu menggunakan alat mekanik yang disebut scraper.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat scraper yang dapat dipasangkan pada auger yang telah ada dan melihat pengaruhnya terhadap laju perpindahan kalor dan kepadatan es pada ice slurry yang terbentuk. Berdasarkan pengukuran temperatur larutan selama 200 menit, terhitung laju perpindahan kalor rata-rata untuk auger yang telah dilengkapi scraper mengalami peningkatan sebesar 4% pada fase liquid dan 93% pada fase liquid-ice terhadap laju perpindahan kalor rata-rata.

Increment change in air temperature as a result of ozone depletion and global warming are issue that attracts world attention these days. The wide use of chlorine base refrigerant (CFCs and HCFCs) and HFCs are one of the major factor that cause it, this fact encourage industrial countries agree to set the phase out of these refrigerant which is written in Montreal and Kyoto protocol. This rule make natural refrigerant like ammonia and hydrocarbon to become attractive again, however because most natural refrigerant are flammable and toxic, indirect refrigeration system are more safe to implemented.
Indirect refrigeration system use secondary refrigerant that safe for human and environment. Ice slurry?s are one of the secondary refrigerants that very attractive because their use of latent heat capacity and able to applied on very low temperature. The problem which often occur in making of ice slurry are the tendency of ice to adhere on heat transfer wall so this area will filled with layer that has higher ice concentration than other area, this layer used to called mushy structure. The present of this ice layer will increase the thermal resistant of a system. Usually this mushy structure wipe mechanically using scraper.
The goal of this research focus on making a scraper that can assembly well with an existing auger and study its effect on heat transfer rate and ice packed of the formed ice slurry. Base on measured solution temperature for 200 minute, the calculated average heat transfer rate for auger with scraper increase about 4% in liquid phase and 93% in liquid-ice phase compared with auger without scraper.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37342
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Widiarto
"Asap rokok disebut juga Environmental Tobacco Smoke mengandung fase gas dan komponen partikulat.. Environmental Tobacco Smoke terdiri dari Mainstream Smoke berupa asap yang dihembuskan oleh perokok dan Sidestream Smoke berupa asap yang dihasilkan dari ujung rokok yang terbakar. Sidestream Smoke adalah komponen utama Environmental Tobacco Smoke dengan kandungan hampir seluruh dari total fase gas dan lebih dari setengah dari total komponen partikulat. Oleh sebab itu perlindungan terhadap perokok pasif dapat dilakukan dengan menciptakan suatu alat penyaring yang dapat mengurangi jumlah partikel yang dihasilkan oleh Sidestream Smoke. Cigarette Smoke Filter merupakan rangkaian alat penyaring yang terdiri dari filter udara konvensional, karbon aktif, dan thermal precipitator.
Pengujian yang dilakukan ialah guna mengetahui efisensi penyaringan yang dihasilkan oleh Cigarette Smoke Filter. Pengujian dilakukan menggunakan variasi rangkaian filter, karbon aktif, dan thermal precipitator. Analisa hasil pengujian yang dilakukan ialah untuk mengetahui rangkaian filter dan karbon aktif yang memberikan efisiensi penyaringan terbaik serta perbedaan temperature pada thermal precipitator yang menghasilkan gaya thermophoresis optimal. Dengan dilakukannya pengujian dan analisa hasil pengujian pada Cigarette Smoke Filter maka diharapkan alat tersebut mampu mengurangi jumlah partikel yang dihasilkan oleh Sidestream Smoke sehingga upaya untuk melindungi perokok pasif dapat terwujud.

Cigarette smoke called Environmental Tobacco Smoke, containing gas and component of particle. Environmental Tobacco Smoke consist of Mainstream Smoke which is smoke from the mouth of smoker and Sidestream Smoke which is smoke that resulted from the corner of burned cigarette. Sidestream Smoke is main component of Environmental Tobacco Smoke, with contained almost all of gas phase and a half of its contaminant is particle. Because of, protection to passive smoker can be done through the invention of device filter that can reduce an amount of particle, resulted from Sidestream Smoke. Cigarette Smoke Filter is series of device filter and it consits of filter components like common air filter, activated carbon, and thermal precipitator.
The aim of testing Cigarette Smoke Filter to know the filtering eficiency. The testing is varied in series of filter component, activated carbon, and thermal precipitator being used. Analysis of testing results is aimed to know the efficiency that resulted from the variety of series and activated carbon that used to series. It also to know temperature difference which giving optimum thermophoresis force. Within the testing and analyzing testing results of Cigarette Smoke Filter so this device is expected has ability to reduce an amount of particle resulted from Sidestream smoke, finally effort to protecting passive smoke can be realized."
2008
S38228
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Ardianto Baroto
"Asap rokok yang dihasilkan perokok sangat merugikan orang yang tidak merokok namun menghisap asap rokok (perokok pasif). Tidak hanya menghisap bau asap yang mengganggu, namun perokok pasif bahkan menerima resiko gangguan kesehatan lebih besar karena asap rokok mengandung zat-zat kimia yang bersifat karsinogen.
Tujuan penelitian adalah merancang dan membuat sebuah penyaring asap rokok (Cigarette Smoke Filter) dengan memanfaatkan filter udara konvensional, karbon aktif dan gaya thermophoresis, sehingga bau dan partikel asap rokok yang dihasilkan dapat dikurangi. Dari penelitian ini dihasilkan Cigarette Smoke Filter yang berfungsi dan didapat sistem analisis pengujian berupa perbandingan massa partikel asap rokok yang tersaring sehingga dapat diperoleh data penyaringan partikel asap rokok.

Cigarette smoke has always been a great problem for the people within the environment (passive smoking). Not only they have to inhale the disturbing odour, they also face greater health risk because cigarette smoke is known to contain carcinogenic chemicals.
The objective of this research is to design and manufacture a cigarette smoke filter by using conventional air filter, activated carbon and thermophoretic force to reduce odour and number of particles of cigarette smoke. The result of this research is a cigarette smoke filter that works, and the testing method to compare filtered smoke particle mass from cigarette smoke to determine the performance of the filter.
"
2008
S37380
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fifien Yuliasyari
"Nanofluida adalah larutan yang mengandung partikel solid yang berukuran nano, diharapkan memiliki kinerja yang lebih baik daripada liquid pemindah kalor yang ada sekarang. Hasil experimen menunjukkan indikasi peningkatan konduktivitas thermal dibandingkan dengan fluida tanpa partikel nano atau fluida dengan partikel yang lebih besar, dan konduktivitas thermal yang sangat dipengaruhi oleh temperatur. Peningkatan perpindahan kalor untuk nanofluida (Al2O3-air) telah diteliti dengan mengalirkannya dalam sistem tertutup melalui saluran kecil didalam plat untuk mensimulasikan prosesor. Rangkaian percobaan dengan laju aliran dan heat flux telah dilakukan. Hasilnya menunjukkan nanfluida dengan 4% konsentrasi volum, dapat meningkatkan koefisien perpindahan kalor pada kondisi maksimum sebesar 93%, sedangkan nanofluida dengan 2% konsentrasi volum menunjukkan peningkatan 43% dibandingkan dengan fluida dasar.

Nanofluid i.e. fluid suspensions of nanometer-sized solid particles and fibers, have been proposed as a route for surpassing the performance of heat transfer liquids currently available. Recent experiments on nanofluid have indicated significant increases in thermal conductivity compared with liquids without nanoparticles or larger particles and strong temperature dependence of thermal conductivity. Heat transfer enhancement of a particular nanofluid (Al2O3 nanoparticles-water) was investigated in this experiment by flowing it in a closed system through a small channel inside a plate to simulate a processor and temperature were observed by thermocouples. A series of experiments with a different flow rates and heat flux were performed. Experimental data, obtained in laminar flow regime, have shown that the inclusion of nanoparticles into distilled water has produced a considerable enhancement convective heat transfer coefficient. For a particular nanofluid with 4% particle volume, increase of heat transfer coefficient at maximum condition is 93% and 43% for nanofluid with 2% particle volume compared to that of the base fluid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>