Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mubarik Ahmad
"ABSTRAK
Saat ini, perkembangan sepak bola sebagai salah satu olahraga yang paling diminati di dunia tentu tidak bisa lepas dari peran media. Peran media ini berdampak pada pemberitaan sepak bola yang semakin beragam. Salah satu ragam yang digunakan media sepak bola pada artikel mereka adalah penggunaan gaya bahasa. Simile, metonimi, dan metafora sangat umum digunakan dalam artikel sepak bola dan yang paling sering digunakan dalam sebuah artikel sepakbola adalah metafora. Artikel ini membahas metafora dalam artikel dari majalah sepak bola Prancis FranceFootball dan unsur-unsur dari sepak bola yang dialihkan oleh metafora itu. Sebagai hasil, penulis menemukan bahwa metafora digunakan untuk menggantikan unsur yang merupakan dasar dalam permainan sepak bola. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesan yang lebih mendalam pada unsur sepak bola dialihkan karena mereka dianggap sebagai unsur yang penting untuk dibahas pada artikel. Selanjutnya, penelitian ini menunjukkan bahwa metafora merupakan salah satu faktor yang meningkatkan minat dalam sepak bola.


ABSTRACT
AbstractIn this era, the development of football as one of the most attractive sports in the world cannot be separated from the role of media. It has an impact on the football news which is more diverse. One of the styles that football media use in their articles is figures of speech. Simile, metonymy and metaphor are common used in the football articles the most often used in a football article is metaphor. This article analyzed metaphors in articles of a french football magazine FranceFootball and which elements of football that is diverted by that metaphors. As results, the author found that metaphors are used to replace an element that is the basis for the game of football. This gives deeper impression on the diverted football elements as they are considered as the important element to be discussed on the article. Furthermore, this study shows that metaphor is one of the factors which increase the interest in football."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Disa Putri Sabilla
"ABSTRAK
Cita-cita besar negara-negara di daratan Eropa untuk membentuk kerja sama yang membawahi bidang politik dan ekonomi diwujudkan dalam berbagai perjanjian dan perserikatan sejak dibentuknya European Coal and Steel Community 1951 . Kerja sama ini menjadi cikal bakal Uni Eropa dan bentuk integrasi penuh Uni Eropa adalah pemberlakuan mata uang tunggal. Pemberlakuan ini memunculkan berbagai reaksi dari sektor sosial, politik, dan ekonomi, tak terkecuali di Prancis. Pemberlakuan euro pada masa pemerintahan Jacques Chirac ini memacu perekonomian Prancis menjadi lebih baik meskipun dalam sektor sosial dan politik terdapat golongan yang kontra terhadap integrasi ini.

ABSTRACT
The ambitions of the countries in mainland Europe to establish a partnership that oversees the political and economic fields embodied in treaties and alliances beginning with the establishment of the European Coal and Steel Community 1951 . This cooperation became the forerunner of the European Union and the form of its full integration is the adoption of the single currency. Implementation of this integration has led to various reactions from the social, political, and economic sectors, not least in France. Adoption of the euro single currency during the reign of Jacques Chirac sparked improvement of the French economy but nonetheless the social and political sectors disagree with this integration."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ariq Syauqi
"ABSTRAK
Karena tidak adanya aturan internasional mengenai jenis huruf font , pemilihan jenis huruf untuk teks akademik menjadi kebijakan setiap institusi. Banyak universitas yang memublikasikan karya akademik, termasuk Universitas Indonesia, memilih Times New Roman TNR sebagai font standar. Meski begitu, diprakarsai oleh perubahan font default Microsoft dari TNR menjadi Calibri pada 2007, beberapa universitas telah menerima Calibri sebagai font yang cocok untuk penulisan akademik. Meski penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Calibri memiliki tingkat keterbacaan yang lebih baik pada layar, belum satu pun dari penelitian tersebut yang memakai aspek sosiolinguistik untuk menilai font. Penelitian kuantitatif-kualitatif ini mencoba untuk menilai keformalitasan font dalam konteks akademik. Responden yang terdiri dari 255 mahasiswa UI diminta untuk menilai tingkat keformalan font menggunakan skala Likert dan membandingkan ciri anatomis font yang mungkin memengaruhi keformalan. Penelitian ini menemukan bahwa TNR masih dianggap sebagai font yang paling formal, dan bahwa beberapa sifat TNR seperti serif dan ketebalan batang yang dinamis, yang tidak dimiliki oleh Calibri, membantunya untuk meningkatkan nuansa formal.

ABSTRACT
Choosing font for academic texts becomes the authority of each institution as there is no international standard for this. Many universities which publish academic papers, including Universitas Indonesia, choose Times New Roman TNR as the standard font. Nevertheless, initiated by the change of Microsoft default font into Calibri in 2007, some institutions have considered Calibri a suitable font for academic writing. Although recent studies show Calibri has better legibility on screen, none of them uses aspects of sociolinguistics to score which font is better. This quantitative qualitative study attempts to fill the gap by scoring formality of fonts in academic contexts. Respondents consisting of 255 UI students are asked to rate the formality of fonts using Likert scale and compare their anatomic features which might affect formality. This study finds TNR is still considered the most formal, with a big gap with that of Calibri, and that some features of TNR such as serif and dynamic stroke width, which are missing in Calibri, help the font gain formality."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sadam Husein
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan fonem bahasa Kerinci variasi desa Seleman sebagai dasar rekomendasi rekayasa grafem. Penelitian bidang fonologi ini difokuskan pada penemuan fonem-fonem melalui pasangan-pasangan minimal dari bunyi-bunyi bahasa yang digunakan oleh penutur asli bahasa Kerinci variasi desa Seleman. Grafem direkayasa berdasarkan fonem-fonem yang didapatkan dan menggunakan sistem tulisan alfabetis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan dan memakai teknik wawancara langsung dan tidak langsung dalam memperoleh data. Sumber data penelitian ini adalah bunyi-bunyi bahasa yang digunakan oleh penutur asli bahasa Kerinci variasi desa Seleman. Data penelitian ini diperoleh dari daftar tanyaan yang terdiri atas 200 kosakata dasar Swadesh dan 100 kosakata dasar Keraf. Informan yang digunakan adalah seorang penutur asli bahasa Kerinci variasi desa Seleman yang berjenis kelamin wanita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa Kerinci variasi desa Seleman memiliki 8 fonem vokalik: /i/, /e/, /ɛ/, /a/, /ə/, /ɔ/, /o/, dan /u/; 2 fonem vokalik panjang: /eː/ dan /aː/; 11 fonem diftong: /ew/, /aj/, /aw/, /oj/, /e /, /eɔ /, /eo /, / e / /aɛ /, /aɔ / d n / o /; dan 21 fonem konsonantik: /p/, /b/, /m/, /mᵖ˺/, /w/, /t/, /d/, /n/, /nᵗ˺/, /r/, /s/, /l/, /c/, /ɟ/, /ɲ/, /j/, /k/, /ɡ/ /ŋ/ /Ɂ/, dan /h/. Berdasarkan hasil rekayasa grafem, didapatkan 5 grafem vokal: , , , , dan ; 2 grafem vokal berdiakritik: /e`/ dan /o`/; 10 digraf vokal: , , , , , , , , , dan ; 3 digraf vokal berdiakritik , , dan ; 16 grafem konsonan: , , , , , , , , , ,

, , , , , dan ; dan 4 digraf konsonan: , , dan . Grafem tersebut direkayasa berdasarkan pertimbangan faktor nonlinguistik untuk memudahkan penutur menggunakannya dalam penulisan.


ABSTRACT
The purpose of the research was to find phonemes of Kerinci language variety of Seleman village to recommend the design of its graphemes. This phonological study focused on getting phonemes from the minimal pairs in language sounds produced by native speakers of Kerinci language variety of Seleman village. Graphemes were designed based on the phonemes and used the alphabetical writing system. The research used field study method and utilized direct and indirect interview techniques in getting the data. The source of data was the language sounds produced by native speakers of Kerinci language variety of Seleman village. The data were taken from 200 Swadesh and 100 Keraf words list. The informant was a woman, a native speaker of Kerinci language variety of Seleman village. The results showed that Kerinci language variety of Seleman village had 8 vowel phonemes: /i/, /e/, /ɛ/, /a/, /ə/, /ɔ/, /o/, and /u/; 2 long vowel phonemes: /eː/ and / ː/; 4 diphthong phonemes: /ew/, /aj/, /aw/, and /oj/; and 21 consonant phonemes: /p/, /b/, /m/, /mᵖ˺/, /w/, /t/, /d/, /n/, /nᵗ˺/, /r/, /s/, /l/, /c/, /ɟ/, /ɲ/, /j/, /k/, /ɡ/ /ŋ/ /Ɂ/, and /h/. Based on the designing graphemes‟ results, there were 5 vowel graphemes:
, , , , and ; 2 diacritic vowel graphemes: /e`/ and /o`/; 10 vowel digraphs: , , , , , , , , , dan ; 3 diacritic vowel digraphs: , , dan ; 16 consonant graphemes: , , , , , , , , , ,

, , , , , and ; and 4 consonant digraphs: , , , and . The graphemes were designed based on considerations of non-linguistic factors in order to make them easier to use in the written form."

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Wisudawanto
"Pengukuran kualitas terjemahan satire perlu mempertimbangkan parameter kesepadanan makna dan kemiripan interpretatif. Tujuan penelitian ini adalah pencapaian kualitas terjemahan satire yang melibatkan makna tekstual dan relevansi kontekstual. Analisis makna tekstual meliputi analisis tema, analisis naming dan proses, serta analisis polaritas dan modalitas. Analisis relevansi kontekstual digunakan untuk menentukan derajat relevansi yang menunjukkan kesamaan interpretasi maksud satire pada TSu dan TSa. Adapun analisis kualitas terjemahan digunakan untuk menentukan kualitas terjemahan satire. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berupa studi kasus penerjemahan satire dalam novel Animal Farm dengan mengkaji produk penerjemahan novel Animal Farm sebagai TSu dan novel Binatangisme sebagai TSa. Data yang digunakan berupa satire pada TSu dan terjemahannya di dalam TSa. Hasil analisis menunjukkan adanya makna tekstual yang tetap lebih banyak daripada makna tekstual yang bergeser. Makna tekstual yang tetap berfungsi mempertahankan makna, sedangkan makna tekstual yang bergeser untuk menambahkan makna satire. Pemertahanan makna tekstual ditunjukkan dengan struktur tema, naming dan proses, serta polaritas dan modalitas yang tidak bergeser. Penelitian ini juga menunjukkan derajat relevansi tinggi pada satire lebih banyak daripada derajat relevansi rendah. Derajat relevansi berpengaruh pada interpretasi satire. Pengukuran derajat relevansi satire melibatkan eksplikatur, premis terimplikasi, dan kesimpulan terimplikasi. Kesamaan premis dan kesimpulan terimplikasi menunjukkan tingginya derajat relevansi satire, sedangkan perbedaan premis dan kesimpulan terimplikasi menunjukkan rendahnya derajat relevansi satire. Makna tekstual dan derajat relevansi berkontribusi terhadap pengukuran kualitas terjemahan satire.

Translation quality assessment concerned in the equivalence of meaning and interpretative resemblance. The research aims to accomplishment of translation quality assessment satire using the textual meaning and contextual relevance. Textual meaning covers analysis of theme, naming and process as well as polarity and modality. Relevance analysis is determined by relevance degree and shows the similar interpretation of satire in source text (ST) and target text (TT). Meanwhile, translation quality analysis indicates the translation quality of satire. The study belongs to qualitative research with a case study of translation satire in Animal Farm novel. It discusses Animal Farm novel as ST and its translation Binatangisme as TT. The data is satire in ST and its translation in TT. The results show that the maintenance of textual meaning of translation satire is more than a shift of textual meaning. The maintenance of textual meaning preserves the meaning of satire, while the shift of textual meaning adds the meaning of satire. The maintenance of textual meaning indicates the preserving theme, naming and process, as well as modality and polarity. The results also describe high relevance degree in satire more than low relevance degree. The relevance degree has impacted in interpretation of satire. The evaluation of relevance degree involves explicature, implicated premises, and implicated conclusion. The similar implicated premise dan conclusion indicate the high relevance degree, while the difference implicated premise and conclusion shows the low relevance degree. Textual meaning and degree of relevance contribute to translation quality assessment of satire."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fierenziana Getruida Junus
"Penelitian disertasi ini bertujuan untuk memaparkan variasi ortografis Bahasa Prancis BP dalam komunikasi Facebook FB dengan cara membandingkan ortografi BP pada FB dengan BP baku. Korpus data dibuat dari kumpulan percakapan FB sejak 2015-2016 pada 555 akun, dengan jumlah sebesar 2.775 berkas percakapan, dan data sebesar 426 berupa kata yang dituliskan dengan ortografi yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah campuran kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi ortografis BP dalam komunikasi FB terjadi dari satuan terkecil yaitu fonogram, morfogram, kata, kata majemuk, frasa, gabungan kata, hingga klausa. Variasi ortografis ditunjukkan lewat adanya fenomena fonologis, ortografis, morfofonologis, morfologis, dan morfosintaksis yang terjadi dalam satuan linguistik. Percakapan FB merupakan percakapan yang menuntut keringkasan dalam penulisannya, terlihat dari banyaknya data yang mengalami proses reduksi, seperti pemenggalan, penyingkatan, kontraksi, elipsis, bahkan substitusi yang terjadi pun merupakan substitusi satuan bahasa yang lebih besar dengan yang lebih kecil. Namun demikian terlihat juga adanya keinginan untuk menunjukkan ekspresi dan emosi lewat penambahan. Pengguna FB dalam menuliskan percakapannya berusaha menghidupkan situasi percakapan lisan. Oleh karena itu yang juga banyak ditemukan dalam data adalah perubahan yang mempertahankan kesamaan ataupun kemiripan pelafalan satuan bahasa dengan pelafalan dalam percakapan lisan. Fenomena yang penulis beri nama 39;ecrononciation 39;.

The purpose of this dissertation is to expose French orthographic variations in Facebook FB communication by comparing French orthography in FB and Standard French orthography. The method used is mixed qualitative and quantitative method. The results show that French orthographic variation in FB communication occurs from the smallest unit, ie, phonogram, morphogram, word compound, phrase, word combination, to the clause. These orthographic variations indicate the occurence of phonological, orthographic, morphophonological, morphological, and morphosyntactic phenomena in linguistic units. FB conversations require quick writing and short posting, therefore the orthographic variations found in FB conversations are the process of reductions, such as troncation, abbreviation, contraction, ellipsis, and substitution. Substitution also categorized as reduction because in data the process done by substituting a larger language unit with a smaller one. In data, there is also an addition process which shows that FB users want to show their expression and emotion through orthographic variation. FB users try to animate verbal conversations through language units written in FB communication. This is indicated by the orthographic variations in FB that have the identical or similar pronunciation to the pronunciation of the language unit in verbal conversation, the phenomena that the author calls crononciation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
D2511
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atin Fitriana
"Penelitian ini bertujuan merumuskan perkembangan pronomina persona pertama bahasa Jawa yang terjadi dari abad ke-10 sampai abad ke-21 dengan mengidentifikasi tahap perkembangan, mekanisme perubahan, dan faktor yang mempengaruhi perkembangan pronomina persona pertama. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah gramatikalisasi yang mencakup parameter gramatikalisasi (Heine dan Song, 2011), mekanisme gramatikalisasi (Hopper dan Traugott, 2003), faktor pemicu perubahan (Hopper dan Traugott, 2003). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tambahan data frekuensi pemakaian pronomina persona pertama. Sumber data pada penelitian ini adalah teks tulis berbentuk karya sastra yang mewakili pemakaian bahasa Jawa dari abad ke-10 sampai abad ke-21. Penelitian ini juga menggunakan peranti Antconc dan memanfaatkan fitur konkordansi dalam pengolahan dan analisisnya. Penelitian ini menghasilkan tahap perkembangan pronomina persona pertama yang berasal dari nomina dengan melibatkan mekanisme reanalisis dan analogi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pronomina persona pertama bahasa Jawa memiliki tahap perkembangan yang berbeda antara satu bentuk dengan bentuk lainnya. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa parameter gramatikalisasi yang paling dominan dalam perkembangan pronomina persona bahasa Jawa adalah aspek sintaksis. Pada faktor pemicu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor linguistik dan faktor non-linguistik yang memicu perkembangan. Akan tetapi, dari faktor-faktor tersebut terdapat faktor pemicu yang membedakannya dengan penelitian sebelumnya, yaitu faktor faktor filologis dan faktor bentuk teks.

The aim of this study is to formulate the development of the Javanese first personal pronouns from the 10th century to the 21st century by identifying the stages of development, the mechanisms of change, and the factors which motivated the development of the first personal pronouns. This study uses grammaticalization parameters (Heine and Song, 2011), mechanisms of change (Hopper and Traugott, 2003), triggering factors for change (Hopper and Traugott, 2003). This study uses a qualitative method with additional data on the frequency of using the first personal pronoun. Data in this study are written literature from the 10th century to the 21st century. This study also uses the Antconc tool like the concordance feature in its processing and analysis. The result of this study is the developmental stage of the first personal pronouns derived from nouns involving reanalysis and analogy mechanisms. This study shows that the first personal pronouns of Javanese language have different stages of development from one form to another. This study also showed that the most dominant grammaticalization parameter in the development of personal pronouns in Javanese is the syntactic aspect. On trigger factors, the results of this study indicate that there are linguistic factors and non-linguistic factors that trigger development. However, from these factors, there are trigger factors that distinguish it from previous research, namely philological factors and text form factors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Bayu Nugroho
"Pemarkah gaya bahasa (PGB) adalah tanda atau fenomena kebahasaan khusus dalam wacana yang digunakan oleh seorang pengarang untuk mengungkapkan maksud tertentu dan yang memungkinkan peneliti atau pembaca untuk mengidentifikasi atau mengenali gaya bahasanya. Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai PGB dalam swaterjemah karya sastra. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan variasi PGB TSu dan TSa yang berdampak pada persepsi ideologis pengarang-penerjemah. Penelitian ini menggunakan rancangan yang sesuai dengan metode kualitatif dengan analisis wacana kritis atas novel The Question of Red sebagai TSu dan novel Amba sebagai TSa. Data penelitian berupa pemarkah gaya bahasa yang termasuk kategori leksikal di dalam TSu dan terjemahannya di dalam TSa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ungkapan dengan pola PGB tertentu di dalam TSu diterjemahkan menjadi ungkapan dengan pola PGB yang sama, menjadi ungkapan dengan pola PGB yang berbeda, menjadi ungkapan dengan pola PGB yang diperluas atau direduksi, atau tidak diterjemahkan. Fenomena ini disebut sebagai variasi PGB yang dapat diklasifikasikan menjadi (1) invariasi pemarkah, (2) ekstensi pemarkah, (3) reduksi pemarkah, (4) transposisi pemarkah, (5) penambahan pemarkah, dan (6) eliminasi pemarkah. Sebagai sebuah penciptaan ulang novel Amba mengalami sejumlah besar pengubahan pola PGB kategori leksikal. Namun, secara umum narasi ideologis yang dibangun tidak berubah meskipun variasi eliminasi pemarkah mengakibatkan banyak kategori leksikal yang mengandung persepsi ideologis pengarang penerjemah tidak diungkapkan di dalam TSa.

Style markers are specific linguistic markers or phenomena in a group of discourse used by an author to achieve certain intentions and allow researchers or readers to identify or recognize his/her style. This research is a case study of the style markers in a literary self-translation. The purpose of this study is to identify variations of the style markers of the ST and TT which affects the ideological perception of the self-translator. This study uses a qualitative method design by applying a critical discourse analysis on the novel The Question of Red as the ST and Amba as the TT. The research data are in the form of lexical category markers in the ST and their translations in the TT. The results show that expressions with certain style markers patterns in the TT are translated in various ways, such as translated into expressions with the same patterns, translated into expressions with different patterns, translated with extension or reduction of the patterns, or left untranslated. These phenomena can be classified into six variations of style markers as (1) invariance, (2) extension, (3) reduction, (4) transposition, (5) addition, and (6) elimination of the markers. As a re-creation, Amba undergoes a large number of variations of lexical categories of style markers. However, in general the ideological narrative constructed does not change even though elimination of markers results in the presence of many lexical categories containing ideological perceptions of the self-translators that are not expressed in the TSa.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Bayu Nugroho
"Pemarkah gaya bahasa (PGB) adalah tanda atau fenomena kebahasaan khusus dalam wacana yang digunakan oleh seorang pengarang untuk mengungkapkan maksud tertentu dan yang memungkinkan peneliti atau pembaca untuk mengidentifikasi atau mengenali gaya bahasanya. Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai PGB dalam swaterjemah karya sastra. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan variasi PGB TSu dan TSa yang berdampak pada persepsi ideologis pengarang-penerjemah.
Penelitian ini menggunakan rancangan yang sesuai dengan metode kualitatif dengan analisis wacana kritis atas novel The Question of Red sebagai TSu dan novel Amba sebagai TSa. Data penelitian berupa pemarkah gaya bahasa yang termasuk kategori leksikal di dalam TSu dan terjemahannya di dalam TSa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ungkapan dengan pola PGB tertentu di dalam TSu diterjemahkan menjadi ungkapan dengan pola PGB yang sama, menjadi ungkapan dengan pola PGB yang berbeda, menjadi ungkapan dengan pola PGB yang diperluas atau direduksi, atau tidak diterjemahkan. Fenomena ini disebut sebagai variasi PGB yang dapat diklasifikasikan menjadi (1) invariasi pemarkah, (2) ekstensi pemarkah, (3) reduksi pemarkah, (4) transposisi pemarkah, (5) penambahan pemarkah, dan (6) eliminasi pemarkah. Sebagai sebuah penciptaan ulang novel Amba mengalami sejumlah besar pengubahan pola PGB kategori leksikal. Namun, secara umum narasi ideologis yang dibangun tidak berubah meskipun variasi eliminasi pemarkah mengakibatkan banyak kategori leksikal yang mengandung persepsi ideologis pengarang penerjemah tidak diungkapkan di dalam TSa.

Style markers are specific linguistic markers or phenomena in a group of discourse used by an author to achieve certain intentions and allow researchers or readers to identify or recognize his/her style. This research is a case study of the style markers in a literary self-translation. The purpose of this study is to identify variations of the style markers of the ST and TT which affects the ideological perception of the self-translator.
This study uses a qualitative method design by applying a critical discourse analysis on the novel The Question of Red as the ST and Amba as the TT. The research data are in the form of lexical category markers in the ST and their translations in the TT.
The results show that expressions with certain style markers patterns in the TT are translated in various ways, such as translated into expressions with the same patterns, translated into expressions with different patterns, translated with extension or reduction of the patterns, or left untranslated. These phenomena can be classified into six variations of style markers as (1) invariance, (2) extension, (3) reduction, (4) transposition, (5) addition, and (6) elimination of the markers. As a re-creation, Amba undergoes a large number of variations of lexical categories of style markers. However, in general the ideological narrative constructed does not change even though elimination of markers results in the presence of many lexical categories containing ideological perceptions of the self-translators that are not expressed in the TSa.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library