Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penulisan mengenai pergerakan mahasiswa Thailand tahun 1969-1973 ini ditujukan untuk melengkapi penulisan tentang sejarah perkembangan politik di Thailand. Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah-yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penulisan ini tidak menggunakan sumber lisan, tetapi hanya menggunakan sumber-sumber tertulis. Hasil penulisan menunjukkan bahwa pergerakan mahasiswa Thailand mengalami perkembangan terutama sejak berdirinya organisasi mahasiswa yang bernama NSCT (The National Student Center of Thailand) pada tahun 1969. Sejak berdirinya NSCT, gerakan mahasiswa di Thailand makin terorganisir secara baik. Salah satu demostrasi mahasiswa dibawah NSCT adalah demonstrasi yang terjadi pada Oktober 1973. Demonstrasi tersebut dapat menjatuhkan pemerintahan militer pimpinan Perdana Menteri Thanom Kittikachorn. Jatuhnya pemerintahan militer ini kemudian digantikan pemerintahan sipil. Keberhasilan mahasiswa dalam demonstrasi Oktober 1973, turut pula dibantu masyarakat dan kondisi polilik pemerintahan pada saat itu, seperti perpecahan yang terdapat dalam tubuh militer. Akan tetapi, setelah militer tumbang ternyata mahasiswa tidak mampu mendukung jalannya pemerintahan sipil yang menggantikan pemerintahan militer, Organisasi mahasiswa pada periode sipil malah mengalami perpecahan ke dalam organisasi-organisasi baru. Pemerintahan sipil ini juga ditandai dengan munculnya pertentangan antara kelompok kiri dengan kelompok kanan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armelia Citra Ardiyanti
"Skripsi ini membahas tentang aksi penutupan studio di Jakata tahun 1957 yang dilakukan oleh produser film yang tergabung dalam organisasi PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia) untuk meminta perlindungan terhadap perfilman nasional. Berbagai permasalahan yang terjadi pada awal kemunculan peusahaan film pribumi membuat industri perfilman di Indonesia menjadi tidak berkembang. Adanya persaingan dengan film asing merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan kejatuhan film Indonesia. Selain itu, masalah perfilman yang di urusi berbagai departemen pemerintahan pun menyebabkan sulitnya mengambil suatu kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan perfilman di Indonesia. Akhirnya di tahun 1964, pemerintah mengeluarkan Penetapan Presiden No. 1 Tahun 1964 tentang pembinaan perfilman nasional. Dengan keluarnya Penpres ini, urusan perfilman berada dibawah Departemen Penerangan dan merupakan suatu jalan untuk melindungi perfilman nasional.

This thesis discusses about the action of closure of studio in Jakarta in 1957. This action was made by Indonesian producers who joined in PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia). They demanded the government to protect the national film industry. Various problems made the early emergence of Indonesian film company can‟t grow up. The main factor that made them unable to grow is, the foreign films. The Indonesia films unable to compete with the film from overseas. In addition, the Indonesian film industry are managed by various government departments. It causes the difficulty of taking a policy to resolve the problems of Indonesia film industry. Finally after doing various actions, in 1964 government issued a Presidential Decree No. 1, 1964. This is the regulation about the guidance of national films. With the release of this Presidential Decree, the Indonesia film industry is managed under the Information Department."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1855
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Anneli Septovia
"Skripsi ini membahas tentang terciptanya gerakan perlawanan terhadap penyumbatan arus informasi, yakni dengan menerbitkan pers alternatif yang lahir sebagai dampak langsung dari pembredelan pers 1994 di bawah rezim Orde Baru. Adapun, terbitan pers alternatif yang diangkat dalam penelitian ini adalah Suara Independen dan Xpos yang dikelola oleh Aliansi Jurnalis Independen. Substansi isi Suara Independen dan Xpos menjadikan pemerintah Orde Baru sebagai sasaran kritik utama mereka dengan mencoba mengangkat isu-isu sensitif melalui penyajian yang berbeda dengan terbitan pers arus utama. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa keberanian terbitan pers alternatif untuk membuka indikasi sesuatu yang buruk bagi upaya perwujudan good governance ini turut memiliki peran bersama-sama gerakan reformasi lainnya dalam melemahkan legitimasi pemerintah Orde Baru di tahun 1998.

This thesis discusses the creation of the resistance movement against the blockage of information flow, there is the alternative press publishing which born as a direct result of the banning press in 1994 under the New Order regime. Meanwhile, the objects of alternative press publications in this study are Suara Independen and Xpos that managed by the Alliance of Independent Journalists. The substance and contect of the Suara Independen and Xpos focus on New Order regime as their main target of criticism by trying to blow up the sensitive issues with their own way through the presentation of different from the other mainstream news publications. The results showed that the alternative press publications’ courage to open an indication of something that is bad for the realization of good governance basically claiming that they have their own role along with the other reform movements on undermining the legitimacy of the New Order regime in 1998."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatkhur Rozaq Rosyidi
"Penelitian yang berjudul Foto Jurnalistik Gerakan Mahasiswa Dalam Peristiwa 15 Januari 1974, membahas mengenai gerakan mahasiswa tahun 1970-an hingga meletusnya peristiwa pada 15 Januari 1974 dengan cara merekonstruksi melalui foto jurnalistik. Alasan pemilihan foto jurnalistik sebagai media historiografi gerakan mahasiswa 15 Januari 1974 adalah karena foto merupakan bentuk dokumentasi sekaligus media visual yang dapat mengkomunikasikan dan menarasikan sebuah peristiwa.
Tujuan dari penelitian ini adalah menarasikan gerakan mahasiswa peristiwa 15 Januari 1974 melalui rekonstruksi dan interpretasi dari visual foto jurnalistik.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi, Historiografi dengan dipertautkan kajian ilmu lain seperti klasifikasi gerakan sosial guna mempermudah dalam mengklasifikasikan foto serta analisis dan interpretasi foto yang didapat.
Hasil dari penelitian dengan narasi dan interpretasi melalui foto jurnalistik gerakan mahasiswa Peristiwa 15 Januari 1974 adalah bagaimana foto dapat memaknai dan memaparkan gerakan mahasiswa yang berawal dari kekecewaan mareka terkait kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah, yang berujung pada tragedi pengrusakan, dan pembakaran barang-barang Jepang.

This undergraduate thesis titled Journalistic Photos of Student Movement in January 15th 1974 Riot examines the student movement in the 1970s that built up to the 15th January 1974 riot by reconstructing journalistic photos. The reason of choosing journalistic photos as the historiography medium of the movement is because photographic images serve as a documentation as well as visual media that can communicate and narrate an event.
The purpose of this research is to narrate the student movement of the January 15th 1974 riot through reconstruction and interpretation of visual journalistic photos.
The research methodology applied is historical method that consists of four steps which are Heuristic, Criticism, Interpretation and Historiography. The method was conjoined with other studies which are social movement classification to strengthen the analysis and interpretation of the photos.
The result shows how photos are able to assign meaning and depict the student movement of 1974 riot which originated from their disappointment regarding the government's economic policy, and resulted in the sabotage and burning of Japanese goods.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayi Estriyani
"Skripsi ini membahas mengenai kompetisi Manipol antara Lekra dengan PPFI-Lesbumi dalam bidang perfilman di Indonesia. Kompetisi ini diawali oleh semakin aktifnya kegiatan Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam bidang perfilman. Kegiatan tersebut disertai dengan usahanya memperluas asas realisme-sosialis dan "Politik Adalah Panglima" ke dalam bidang perfilman. Namun, usaha Lekra mendapat perlawanan dari Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI). Perlawanan yang dilakukan PPFI menyebabkan timbulnya tuduhan-tuduhan dari Lekra yang menganggap tokoh-tokoh dalam PPFI sebagai anti revolusi dan agen Amerika. Serangan tersebut semakin hebat ketika Presiden Soekarno menyampaikan konsep Manifesto Politik yang isinya mendukung gerakan kebudayaan Lekra. PPFI pun mendekati Partai Nahdlatul (NU) untuk mendirikan Lembaga Seniman dan Budajawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) sebagai upaya melawan dominasi Lekra. Puncak dari kompetisi ini adalah ketika dikeluarkannya Penetapan Presiden No.1 Tahun 1964 yang menandakan kemenangan Lesbumi dan PPFI. Penpres tersebut menimbulkan reaksi dari pihak Lekra dengan membentuk Panitia Aksi Pengganjangan Film Imperialis Amerika Serikat (PAPFIAS) dan menyerbu Gedung AMPAI (American Motion Picture Association in Indonesia).

This thesis disscuses about Manipol competition between Lekra and PPFI-Lesbumi in Indonesian film industry. This competition started when Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) who close to Partai Komunis Indonesia (PKI) getting more active in film industry. Their activitities were accompanied by dissemination of their princip, realisme-sosialism and "Politik adalah Panglima". But it was refused by PPFI (Pesatuan Perusahaan Film Indonesia). It made PPFI's members frequent got accusations as anti-revolution and American agen. It got more massive when Presiden Soekarno spreaded his political concept to public which is known with Manifesto Politic (Manipol). That concept seems like the Presiden totally supported the princip of Lekra on its acitivity in film industry. In effort to fight back Lekra's dominancy, PPFI asked Nahdlatul Ulama (NU) to established a Lembaga Seniman dan Budajawan Muslimin Indonesia (Lesbumi). This competition met its culmination when Presiden released Penetapan Presiden No.1 Tahun 1964 Tentang pembinaan Perfilman that favorable to PPFI and Lesbumi. As reaction to that, Lekra established a PAPFIAS (Panitia Aksi Pengganjangan Film Imerialis Amerika Serikat) to overseas the AMPAI (American Motion Picture Association in Indonesia) building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muntu, Adrianus Waranei
"Ian Antono merupakan gitaris legendaris yang patut untuk diteliti dari segi kehidupan dan juga kiprahnya di dalam dunia musik rock Indonesia. Tidak mudah menjadi seorang musisi yang ternama dan terkenal pada saat itu apabila tidak memiliki kualitas yang baik. Hal-hal diluar kemampuan bermusik juga dibutuhkan di dalam dunia ini yaitu sebuah kesabaran serta konsistensi untuk dapat bertahan menjadi musisi yang terkenal. Yang terpenting adalah dapat menghargai proses. Banyak sekali hasil karya yang telah dihasilkan oleh Ian Antono baik lagu yang diciptakan ataupun ditata musiknya. Itulah hal yang menyebabkan Ian Antono sangat terkenal di dalam dunia musik rock Indonesia.

Ian Antono is a legendary guitarist who worth for a research from his life aspect and also his gait in the music world of Indonesia. It is not easy to be a famous musician at the time if he has not a good quality. The things outside the skill of music also need for that world are some patience and consistency to survive become a famous musician. The most important is appreciate the process. There are so many masterpiece which produced by Ian Antono, the song which he made or he arranged. That is the point which makes Ian Antono very famous in the rock music world of Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanti Hidayah
"Skripsi ini mencoba untuk memberikan penjelasan bagaimana film komedi dapat dijadikan media representasi kehidupan pembantu rumah tangga pada masa Orde Baru yang menjadi persoalan tersendiri bagi sektor informal di ibukota, mulai dari dari permasalahan upah, urbanisasi, regulasi hukum mengenai belum adanya RUU Perlindungan Pembantu Rumah Tangga. Representasi dalam film Film Inem Pelayan Sexy 1-3 diuraikan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menguraikan terlebih dahulu pokok permasalahan yang diikuti uraian-uraian terperinci. Film Inem Pelayan Sexy 1-3 menunjukkan terjadinya mobilitas sosial pembantu rumah tangga yang dialami oleh Inem, pembantu rumah tangga yang berubah berubah status menjadi nyonya besar, perubahan status tersebut juga mengubah gaya hidupnya, dan perjuangannya mengangkat harkat pembantu lainnya.

This thesis describes about how a comedy movie could turn out to be a media to represent the life of maids in New Order, which was a common issue in the city of Jakarta at that time, which included the salary issue, urbanization, law regulation about maids, and many other. The representation in "Inem Pelayan Sexy 1-3" movies was described with descriptive analytical and it explained the main problem first, then followed by the details descriptions. The "Inem Pelayan Sexy 1-3" movies showed that the social mobility of maids happened to Inem, a maid who turned into a royal lady. Not only she moved from a lower class society to an upper class society, she also changed her whole lifestyle, and tried to help the other maids to climb the social class.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Afdan Muhammad
"Penelitian ini memiliki fokus mengenai pengaruh lagu pop pada perkembangan budaya populer Indonesia dalam kurun waktu tahun 1962 hingga 1976. Penelitian menggunakan metode ilmu sejarah yang terdiri atas tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sebagai pendukung penelitian turut digunakan disiplin ilmu kajian budaya. Budaya populer adalah budaya yang diproduksi secara massal untuk konsumsi massal. Kebudayaan ini berasal dari negara-negara Barat yang selanjutnya menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Masuknya budaya populer Barat ke Indonesia ditandai dengan diputarnya lagu-lagu Barat di radio pada periode 1950-an. Musik Barat yang masuk ke Indonesia mengalami hibriditas untuk menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat. Proses hibriditas tersebut selanjutnya mendorong kemunculan musisi-musisi pop Indonesia pada periode 1960-an seperti Koes Bersaudara dan Lilis Suryani. Keduanya berhasil mendorong perkembangan budaya populer Indonesia pada periode 1970-an melalui lagu-lagu pop yang mereka nyanyikan. Hasil temuan penelitian ini adalah bagaimana musik pop yang berasal dari Barat bisa berkembang di Indonesia. Kalangan remaja memiliki peran penting dalam perkembangan musik pop sebagai budaya populer. Selain itu, menarik untuk diketahui bagaimana perbedaan sikap pemerintah Orde Lama dan Orde Baru terkait musik pop yang dipandang sebagai budaya Barat. Budaya populer Indonesia cenderung mengalami kemajuan setelah musik pop berkembang pesat.

This research has focus about pop song`s influence in the development of Indonesian popular culture from 1962 to 1976. The research using method of history that consists stage of heuristic, criticism, interpretation and historiography. As a research supporting studies, cultural studies will be used too. Popular culture is a culture that mass produced for mass consumption. This culture comes from Western countries then spread to various countries, including Indonesia. The entry of popular culture in Indonesia was marked by the Western pop songs that plays on the radio in the 1950s. Western pop music that entered Indonesia subsequently experienced hybridity to adapt to society condition. The process then encourages emergence of Indonesian pop musicians in the 1960s, such as Koes Bersaudara and Lilis Suryani. Both of them success developing Indonesian popular culture in the 1970`s through their pop songs. The result of this research is how pop music that comes from Western can develops in Indonesia. Adolescents have an important role in the development pop music as popular culture. It is also interesting to know how differences Old Order and New Order attitude towards pop music which is seen as Western culture. Indonesian popular culture tends to experience progress after pop music has developed rapidly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dion Hardika Sumarto
"Pembahasan mengenai proses pembaruan ekonomi di Vietnam merupakan sebuah ulasan mengenai pergantian sistem ekonomi sentralistik menuju sistem ekonomi pasar. Proses pembaruan ekonomi yang dikenal dengan sebutan Doi Moi ini dipengaruhi oleh perkembangan di dunia internasional dan nasional Vietnam. Pada perkembangannya, proses pembaruan tersebut telah menghasilkan dampak perubahan terhadap masyarakat Vietnam. Dampak perubahan tersebut ada yang positif, namun ada juga yang negatif. Melalui penelusuran proses pembaruan ekonomi Vietnam ini, kita akan mengetahui pola perubahan bagaimanakah yang dilakukan oleh Vietnam. Selain itu kita juga bisa melihat dinamika yang menyertai proses pembaruan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Ayuningtyas
"Skripsi ini membahas mengenai peran Baperki sebagai organisasi sosial politik dari golongan Cina peranakan di Indonesia. Masalah kewarganegaraan merupakan masalah yang menjadi latar belakang berdirinya Baperki. Baperki sejak awal terbentuknya diharapkan dapat memayungi kepentingan golongan Cina di Indonesia, terutama menyangkut masalah kewarganegaraan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah. Pencarian data terutama difokuskan pada artikel yang terdapat dalam majalah terbitan Baperki, serta sumber sejaman lainnya. Selanjutnya untuk melengkapi data-data tersebut digunakanlah buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Setelah itu dilakukan kritik dan interpretasi terhadap data-data tersebut yang kemudian disusun secara kronologis sehingga dapat menceritakan peran Baperki. Berdasarkan anggaran dasar Baperki, anggota yang masuk dalam internal Baperki diberikan kebebasan untuk masuk juga dalam partai politik pilihannya masing-masing. Hal tersebut mengakibatkan Baperki memiliki anggota-anggota dari cabang-cabang Baperki di berbagai daerah yang juga merupakan simpatisan dari partai politik seperti Partindo, PSI dan PKI. Memang setelah terbentuk, Baperki telah mempersiapkan program awal dengan jalan ikut serta dalam pemilihan umum nasional yang diselenggarakan pada tahun 1955. Pemilihan Urnum tahun 1955 bagi Baperki merupakan suatu ajang untuk menentukan perwakilan golongan Cina yang dapat mewakili mereka dalam lembaga pemerintahan. Baperki ikut serta dalam pemilihan umum dengan daftar calon mereka sendiri tanpa melakukan stembus-accoord dengan partai politik lainnya. Dengan mempelajari aktivitas Baperki, dapat menggambarkan perjuangan golongan Cina peranakan sebagai etnis minoritas yang tergabung di dalamnya untuk mendapatkan persamaan dalam segala bidang. Baperki terutama terus mengkritisi diskriminasi yang dihadapi oleh golongan Cina di Indonesia. Masalah kewarganegaraan menjadi pangkal masalah yang mempengaruhi bidang lainnya. Masalah yang menjadi perhatian utama Baperki selain masalah kewarganegaraan, yaitu yang menyangkut masalah ekonomi dan pendidikan. Ketika masa Demokrasi Terpimpin, Baperki menjadi pendukung kebijakan Presiden Soekarno dengan maksud untuk dapat terus mempertahankan eksistensinya dalam memperjuangkan kepentingan etnis Cina minoritas. Keputusan tersebut yang kemudian mengakibatkan Baperki berada dalam satu kubu dengan PKI. Paska terjadinya peristiwa tanggal 30 September 1965, Baperki ikut mengalami pembersihan yang dilakukan oleh Angkatan Darat dan organisasi pendukungnya karena Baperki memiliki kedekatan dengan PKI. Peristiwa tersebut menjadi tanda berakhirnya Baperki sebagai organisasi sosial politik Cina peranakan di Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>