Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elgrytha Victoria Tybeyuliana
"Sungai Ciliwung merupakan sumber air bersih untuk wilayah sekitarnya, akan tetapi, ditemukan mikroplastik yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan pada air sungai alirannya berasal dari saluran input. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan mikroplastik, karakteristik mikroplastik berdasarkan jenis, material, dan warna, serta pengaruh waktu terhadap kelimpahan partikel mikroplastik di aliran input Sungai Ciliwung. Untuk menganalisis kelimpahan dan karakteristik mikroplastik, digunakan metode metode National Oceanic and Atmosphere Administration (NOAA) dan FTIR. Sedangkan, untuk menguji pengaruh waktu terhadap kelimpahan mikroplastik, dilakukan analisis t-test dependent (paired). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan mikroplastik di aliran input Sungai Ciliwung bernilai antara 668—1918 partikel/liter dengan rata-rata 1273,64 partikel/liter dan jumlah yang fluktuatif di setiap titik pengambilan sampel. Bentuk yang ditemukan pada partikel mikroplastik adalah 93% fragment, serta fiber, microbeads, film, dan foam dalam jumlah kecil. Warna yang ditemukan adalah 37% transparan, 32% merah, 23% hitam, serta biru, hijau, dan kuning dalam jumlah sedikit. Dari hasil uji material, ditemukan polimer, Polyvinyl formal (PVFM), Poly vinylchloride (PVC), PVC Film (PVC-DR), dan Soft PVC (PVC2). Waktu berpengaruh pada kelimpahan mikroplastik dalam rentang musim serta hari kerja dan akhir pekan. 

The Ciliwung River is a source of clean water for the surrounding area; however, microplastics that are harmful to the environment and health are found in the river water, which flows from the input channel. This research aims to analyze the abundance of microplastics, the characteristics of microplastics based on type, material, and color, as well as the effect of time on the abundance of microplastic particles in the Ciliwung River input stream. The National Oceanic and Atmosphere Administration (NOAA) and FTIR methods were used to analyze the abundance and characteristics of microplastics. Meanwhile, to test the effect of time on the abundance of microplastics, a t-test-dependent (paired) analysis was performed. The results showed that the abundance of microplastics in the input stream of the Ciliwung River was between 668-1918 particles/liter, with an average of 1273.64 particles/liter and the amount fluctuated at each sampling point. The form found in microplastic particles is 93% fragments and small amounts of fibers, microbeads, films, and foam. The colors were 37% transparent, 32% red, 23% black, and small amounts of blue, green, and yellow. From the results of the material test, Tencel, Polyvinyl formal (PVFM), Polyvinylchloride (PVC), PVC Film (PVC-DR), and Soft PVC (PVC2) were found. Timing influences the abundance of microplastics over a range of seasons, as well as weekdays and weekends."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dorothy Marsha Constantine
"Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai di Pulau Jawa yang tercemar oleh limbah dari aktivitas rumah tangga, komersial/industri serta pertanian. Pesatnya pertumbuhan penduduk akan memicu adanya perubahan tata guna lahan. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan aktivitas manusia di berbagai sektor, pencemaran air sungai menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis spasiotemporal terhadap konsentrasi dan beban pencemar air Sungai Ciliwung serta korelasinya dengan tren perubahan tata guna lahan untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang memengaruhi beban pencemaran sungai tersebut. Analisis dilakukan terhadap parameter pencemar organik dan nutrien (BOD, COD, DO, TSS, NH3, NO2, NO3 dan Total Fosfat) dengan menggunakan data debit dan kualitas air Sungai Ciliwung dari BBWS Ciliwung – Cisadane. Secara spasial, konsentrasi dan beban pencemar organik dan nutrien dari hulu ke hilir cenderung menunjukkan peningkatan dari hulu hingga ke hilir. Sedangkan secara temporal, konsentrasi pencemar organik (BOD dan COD) memuncak di tahun 2018 kemudian mengalami penurunan hingga tahun 2020. Kemudian, konsentrasi pencemar nutrien (NH3, NO3, T-P) dan TSS paling tinggi adalah pada tahun 2020. Tren beban BOD, NH3, NO2dari tahun 2016 – 2020 meningkat, sedangkan tren beban COD, TSS, NO3, dan Total Fosfat dari tahun 2016 – 2020 menurun. Bila dilihat dari tren perubahan tutupan lahan dan nilai koefisien korelasi, peningkatan persentase lahan permukiman menyebabkan meningkatnya beban pencemar. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji korelasi yang positif kuat-moderat antara keduanya. Sedangkan hasil uji korelasi persentase lahan pertanian dengan beban pencemar menunjukkan korelasi negatif moderat dengan lahan pertanian. Dari hasil uji tersebut dapat diperkirakan bahwa limbah aktivitas pertanian secara kuantitas tidak lagi signifikan terhadap pencemaran di badan air bila dibandingkan dengan kegiatan domestik. Selain itu, rata-rata rasio BOD/COD didapatkan kurang dari 0,3 (bersifat non-biodgradable) sebagai indikator adanya pencemaran dari kegiatan non-domestik seperti kegiatan komersil/industri dan TPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antropogenik yang paling dominan memengaruhi beban pencemar organik dan nutrien di DAS Ciliwung dalam penelitian ini adalah kegiatan domestik (secara khusus akibat limbah greywater), serta limbah kegiatan komersil/industri yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan namun langsung dibuang ke saluran air dan mengalir ke badan air.

Ciliwung River is one of many rivers on the Java Island which is polluted by waste from domestic, commercial/industrial and agricultural activities. The rapid population growth caused changes in land use. Along with population growth and the development of human activities in various sectors, river pollution became a serious problem for humans. The purpose of this study is to conduct a spatiotemporal analysis of the concentration and pollutant load of the Ciliwung River and its correlation with the trend of land use changes to determine the factors that dominantly influence the river pollution. The analysis was carried out on the parameters of organic pollutants and nutrients (BOD, COD, DO, TSS, NH3, NO2, NO3 and Total Phosphate) using the flow and water quality data of the Ciliwung River from BBWS Ciliwung – Cisadane. Spatially, the concentration of organic pollutants and nutrients increased from upstream to downstream. Spatial variations in organic and nutrient pollutant loads also tend to show an increase from upstream to downstream. Meanwhile, temporally, the concentration and load of organic pollutants (BOD and COD) peaked in 2018 and then decreased until 2020. Then, the concentration and load of nutrient pollutants (NH3, NO3, T-P) and the highest TSS was in 2020. The trend of BOD, NH3, and NO2 loads from 2016 – 2020 increased, while the trend of COD, TSS, NO3, and Total Phosphate loads from 2016 – 2020 decreased. From the trend of land cover changes and the value of coefficient correlation, an increasing percentage of residential land caused an increasing pollutant load. This is indicated by the results of a strong-moderate positive correlation test between those two. While the results of the correlation test of the percentage of agricultural land with the pollutant load showed a negative correlation. From that results, it can be estimated that the waste of agricultural activity is no longer significant in terms of pollution in water bodies compared to domestic activities. In addition, the average BOD/COD ratio was found to be less than 0,3 (non-biodgradable) as an indicator of pollution from non-domestic activities such as commercial/industrial activities or landfill runoff. The results showed that the most dominant anthropogenic activities affecting organic and nutrient pollutant loads in the Ciliwung watershed in this study were domestic activities (particularly due to greywater waste), as well as the waste of commercial/industrial activities that did not meet the established standards but were directly discharged and flowed into a water body."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Dyah Kusumawardhani
"Variasi kegiatan antropogenik di DKI Jakarta sebagai kota urban yang berkembang pesat menimbulkan limbah yang dilepas ke sungai yang pada akhirnya bermuara di Teluk Jakarta. Di sisi lain, Teluk Jakarta dikenal masih dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata, fasilitas transportasi laut, maupun sumber tangkapan. Tujuan penelitian ini adalah guna melihat persebaran konsentrasi serta beban pencemar organik dan nutrien yang dilihat berdasarkan angka konsentrasi dan debit pada titik pantau sungai serta menilai aktivitas antropogenik mana yang paling berpengaruh terhadap besaran beban pencemar. Konsentrasi pencemar organik dan nutrien dilihat dari Data Alam KLHK, sedangkan besaran debit akan diproyeksikan berdasarkan besaran curah hujan, luas sub-DAS, dan morfologi saluran sungai pada periode 2016 – 2019 dengan Hec-HMS. Penelitian memperlihatkan bahwa curah hujan sangat berpengaruh pada besaran beban pencemar yang dinyatakan dalam ton/tahun walau konsentrasi terukur tidak terlalu signifikan. Guna melihat pengaruh aktivitas antropogenik terhadap beban pencemar, dilakukan analisis korelasi antara beban pencemar dengan persentase tutupan lahan yang diperkuat dengan grafik scatter. Penelitian memperlihatkan bahwa korelasi antara jenis lahan aktivitas antropogenik dengan pencemar (kecuali DO atau oksigen terlarut) tidak selalu berkorelasi positif, sebagaimana halnya yang terlihat pada korelasi lahan komersial dan TSS yang justru berkorelasi negatif.

Variations of anthropogenic issues in DKI Jakarta as urban city produce waste that flows into water bodies that ends up in Jakarta Bay. In fact, Jakarta Bay is known to be still used by local residents as a place of tourism, marine transportation facilities, and a source of marine catch as consumption and ornamental animals. The purpose of this study is to see the distribution of concentrations and the rate or loading of organic and nutrient pollutants seen based on concentration and discharge figures at river monitoring points and assess which anthropogenic activity has the most influence on the amount of beban of pollutant. The concentration of organic and nutrient pollutants is seen from Data Alam by Ministry of Environment and Forestry, while the amount of discharge will be projected based on the amount of rainfall rate, sub-basin area, and morphology of river channels in the period 2016 – 2019. Research shown that rainfall rate greatly affects the amount of pollutant loading expressed in tons/year even though the measured concentration is not too significant. In order to see the influence of anthropogenic activity, a correlation analysis was carried out between the loading of pollutants and the percentage of land cover which was strengthened by a scatter chart. Research also shows that the correlation between anthropogenic activity land types and polluters (except Dissolved Oxygen) is not always positively correlated, as it is seen in the correlation of commercial land and TSS which is actually negatively correlated.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusyda Maheswara
"ABSTRAK
Pemanfaatan kembali sampah organik untuk dijadikan kompos menggunakan mikroorganisme berpotensi menjadi solusi untuk mengurangi jumlah timbulan sampah domestik yang terus meningkat seiring dengan penambahan penduduk. Namun analisis risiko terhadap pemanfaatan tersebut menjadi krusial akibat adanya kandungan sampah B3 yang tercampur di dalam sampah domestik yang akan dijadikan sebagai bahan dasar kompos. Kompos yang terkontaminasi tersebut apabila digunakan dapat memicu risiko baik kanker dan non kanker apabila tanaman tersebut dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan mengkuantifikasi risiko kanker dan non kanker dari logam berat yang terkandung pada timbulan sampah di wilayah Cikini Kramat, Kecamatan Menteng dan wilayah Gedong Pompa, Kecamatan Penjaringan. Penelitian ini bersifat kualitatif dalam penentuan karakterisasi risiko dengan menggunakan analisis kuantitatif dengan metode analisis Monte Carlo. Untuk memperoleh data kuantitatif dilakukan pengukuran terhadap konsentrasi logam berat dari timbulan sampah organik pada kedua wilayah dan data sekunder IFLS 2014. Terdeteksi logam berat As dengan konsentrasi 1,37 mg/kg dan logam berat Pb dengan konsentrasi 4,49 mg/kg pada timbulan sampah organik wilayah Gedong Pompa, dan logam berat Hg dengan konsentrasi 0,46 mg/kg pada timbulan sampah organik wilayah Cikini Kramat. Dari 10.000 simulasi yang dilakukan hasil analisis risiko kanker menunjukan persentase terbesar risiko kanker tinggi oleh logam As sebesar 66,68% dan risiko kanker menengah oleh logam berat Pb sebesar 59,63%, sedangkan untuk risiko non kanker rendah oleh logam berat As sebesar 68,78%, risiko non kanker rendah oleh logam berat Pb sebesar 94,6% dan risiko non kanker tinggi oleh logam berat Hg sebesar 74,39%.

ABSTRACT
The reuse of organic waste to be composted using microorganisms has the potential to be a solution to reduce the amount of domestic waste generation that continues to increase with population growth. However, the risk analysis of the utilization becomes crucial due to the presence of hazardous waste content mixed in domestic waste which will be used as compost base material. Contaminated compost when used can trigger a risk of both cancer and non-cancer if the plant is consumed. This study aims to quantify the risk of cancer and non-cancer from heavy metals contained in waste generation in the Cikini Kramat area, Menteng District and Gedong Pompa, Penjaringan District. This research is qualitative in determining risk characterization using quantitative analysis with the Monte Carlo analysis method. To obtain quantitative data, measurements were made of heavy metal concentrations from organic waste generation in both regions and secondary data from 2014 IFSL. Detected heavy metal As with a concentration of 1.37 mg / kg and Pb heavy metal with a concentration of 4.49 mg / kg in organic waste generation. Gedong Pompa area, and heavy metal Hg with a concentration of 0.46 mg / kg in organic waste generation in the Cikini Kramat area. From 10,000 simulations carried out the results of cancer risk analysis showed the largest percentage of high cancer risk by As metals was 66.68% and medium cancer risk by heavy metals Pb was 59.63%, whereas for low non-cancer risk by heavy metals As was 68, 78%, the risk of non-cancer is low by Pb heavy metals by 94.6% and the risk of non-cancer is high by heavy metal Hg of 74.39%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi
"Karena kurangnya kuantitas dan kualitas dari sumber air eksisting UI, PDAM Tirta Asasta, UI berencana untuk membangun SPAM untuk memenuhi kebutuhan lingkungan kampus UI sendiri. Salah satu parameter kualitas air yang diatur pada PP No. 82 Tahun 2001 sebagai baku mutu untuk air baku Instalasi Pengolahan Air Minum adalah logam berat, salah satunya yaitu tembaga. Keberadaan logam ini tinggi pada kandungan sedimen, dan dapat terlepas menuju air. Oleh karenanya, eksperimen ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh/dampak parameter fisik-lingkungan danau berupa pH, temperatur, dan konsentrasi amonia terhadap terjadinya desorpsi logam tembaga di sedimen Danau Salam UI. Eksperimen awalnya dilakukan dengan pengambilan sampel sedimen dan sampel air. Sampel sedimen dan air dikumpulkan dari 3 titik di dekat posisi inlet IPAM yang direncanakan berdasarkan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum UI (RISPAM UI). Dari hasil dari pengujian, didapat konsentrasi tembaga di sedimen, dari 83.1 mg/Kg hingga 92.7 mg/Kg. Selanjutnya, dilakukan eksperimen desorpsi dan dianalisa menggunakan metode regresi linear. Diketahui bahwa pH merupakan parameter yang paling berpengaruh dalam terjadinya proses desorpsi tembaga pada sedimen Danau Salam. Hasil regresi linear, nilai koefisien pH, temperatur, dan konsentrasi amonia adalah -0.0072, -0.0042, dan 0.0003. Nilai pH menunjukkan kemiringan (slope) tertinggi, diikuti dengan temperatur, lalu konsentrasi amonia.

Due to the lack of quantity and quality from UI's existing water source, PDAM Tirta Asasta, UI plans to build SPAM to meet the needs of the UI campus environment itself. One of the water quality parameters regulated in PP. 82 of 2001 as the quality standard for raw water for Drinking Water Treatment Plants is heavy metals, including copper, cobalt and lead. The presence of these metal is high in sediment content, and could be released into water. Therefore, this experiment was conducted to determine the effect / impact of the physical parameters of the lake environment in the form of pH, temperature and ammonia concentration on the occurrence of copper desorption in the sediments of Lake Salam UI. Initial experiments were carried out by taking sediment samples and water samples. Sediment and water samples were collected from 3 points near the IPAM inlet position which was planned based on the Master Plan for Drinking Water Supply System UI (RISPAM UI). From the test results, the copper concentration in the sediment was obtained, from 83.1 mg / Kg to 92.7 mg / Kg. Furthermore, a desorption experiment was carried out and analyzed using linear regression methods. It is known that pH is the most influential parameter in the process of copper desorption in the Salam Lake sediments. The results of linear regression, the coefficient values for pH, temperature, and ammonia concentration are -0.0072, -0.0042, and 0.0003. The pH value shows the highest slope, followed by temperature, then the ammonia concentration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Munif
"ABSTRAK
Danau Kenanga merupakan salah satu dari enam danau yang berada di Kawasan Universitas Indonesia dan dikategorikan tercemar ditinjau dengan parameter nitrogen dengan konsentrasi total nitrogen. Selain nitrogen, fosfor juga berperan dalam proses penurunan kualitas air terutama dalam senyawa fosfat bersamaan dengan nitrogen dapat menyebabkan eutrofikasi. Oleh karenanya dibutuhkan identifikasi mengenai sumber pencemar nitrogen dan fosfor serta menganalisis beban, mensimulasikan transport dan mengevaluasi strategi untuk meningkatkan kualitas air pada aliran Inlet Danau Kenanga, Universitas Indonesia dengan menggunakan software Qual2kw. Digunakan 3 skenario yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas aliran sudetan Kalibaru. Aliran sudetan Kalibaru sudah tidak memenuhi Baku Mutu Air Kelas IV untuk paramteter Amonia dan Fosfat. Hasil pengukuran yang dilakukan pada stream mulai dari Headwater hingga terminus menunjukkan perubahan pada setiap konsentrasi Nitrogen Dan Fosfor. Untuk parameter Nitrit mengalami peningkatan konsentrasi dari 3 mg/L menjadi 5 mg/L, parameter Nitrat mengalami penurunan konsentrasi dari 2.9 mg/L menjadi 0.9 mg/L, parameter Amonia mengalami peningkatan dari 6 mg/L menjadi 12 mg/L, parameter Fosfat mengalami penurunan dari 8.33 mg/L menjadi 6.84 mg/L dan parameter Total Fosfor mengalami penurunan dari 976 mg/L menjadi 508 mg/L. Sumber signifikan yang menjadi sumber pencemar untuk adalah Stasiun Depok Baru dengan beban sebesar 25,344 kg/hari parameter Amonia, Gedung Pemerintahan Kota Depok sebesar 15,74 kg/hari untuk parameter Nitrat dan Nitrit, Pasar sebesar 46,289 untuk parameter Fosfor Organik dan ITC Depok sebesar 7.765 kg/hari untuk parameter Fosfat. Hasil simulasi model menunjukkan bahwa untuk parameter Amonia mulai dari headwater hingga terminus mengalami peningkatan dari 6 mg/L menjadi 6.69 mg/L, parameter Nitrat mengalami penurunan dari 2.9 mg/L menjadi 2.1 mg/L, parameter Fosfat mengalami peningkatan dari 8.3 mg/L menjadi 85.2 mg/L dan parameter Total Fosfor mengalami penurunan 976 mg/L menjadi 448 mg/L. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas aliran sudetan Kalibaru adalah dengan cara mengendalikan beban pencemar yang masuk ke dalam aliran sudetan Kalibaru. Hasil intervensi tersebut dapat mengurangi beban pencemar yang masuk ke aliran sudetan Kalibaru serta tetap mempertahankan kelas air berdasarkan Baku Mutu PP Nomor 82 Tahun 2001.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Uli Benyamin
"Danau Kenanga Universitas Indonesia mengalami penambahan nutrien berupa nitrogen yang berasal dari kegiatan domestik dan komersil di sekitar kampus. Pembebanan nitrogen yang berlangsung secara terus menerus telah meningkatkan produktivitas produsen primer di danau, sehingga kualitas air danau menurun dan menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Danau Kenanga berpotensi untuk dijadikan sumber air baku di Kampus UI sehingga pemantauan kualitas air danau ditinjau dari konsentrasi nitrogen perlu dilakukan agar dapat dilakukan manajemen danau yang tepat. Pemantauan konsentrasi senyawa nitrogen dapat dilakukan melalui pemodelan yang memetakan perubahan konsentrasi total nitrogen terhadap waktu. Pemodelan konsentrasi total nitrogen di Danau Kenanga menggunakan metode numerik Runge-Kutta orde ke-4 dengan selang waktu 24 jam dan mempertimbangkan proses adveksi-difusi. Konsentrasi total nitrogen diukur pada inlet Danau Kenanga serta keempat titik yang mewakili sistem danau, kemudian dilakukan pemodelan yang menggambarkan konsentrasi total nitrogen selama 7 hari. Beban pencemar yang masuk ke Danau Kenanga diperoleh dengan mengalikan debit saluran dan konsentrasi di inlet danau. Penelitian ini merupakan pengembangan dari model yang dihasilkan oleh Kurnianto (2017) menggunakan objek penelitian Danau Kenanga UI. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis pembebanan nitrogen pada danau dalam bentuk perhitungan imbangan nitrogen, (2) memodelkan konsentrasi total nitrogen dengan memperhitungkan mekanisme transport berupa difusi, serta menganalisis pengaruh mekanisme difusi dan adveksi terhadap akurasi hasil pemodelan, (3) Menganalisis pengaruh penambahan persamaan difusi terhadap hasil simulasi, dan (4) Memperkirakan pembebanan ideal pada danau agar memenuhi baku mutu kelas 1 menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Pemodelan akan membandingkan simulasi adveksi dan adveksi-difusi. Akurasi pemodelan diukur menggunakan standard error of the estimate, dan hasil perhitungan adveksi dan adveksi-difusi menghasilkan standard error masing-masing sebesar 30,597% dan 30,569%. Hasil ini menunjukkan bahwa mekanisme transpor di danau terjadi dalam intensitas yang rendah sehingga tidak meningkatkan akurasi pemodelan secara signifikan. Hasil lain dari studi ini memperlihatkan bahwa berdasarkan perhitungan beban pencemaran dalam kondisi steady-state, konsentrasi total nitrogen di inlet Danau Kenanga harus dikurangi sebesar 90,15% agar danau dapat dijadikan sumber air baku."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsya Ardhelia Putri
"Limbah elektronik merupakan salah satu jenis limbah yang termasuk ke dalam kategori limbah B3. Jumlah limbah elektronik diseluruh dunia diperkirakan sebanyak 53,6 juta ton tetapi hanya 17,4% yang tercatat telah di daur ulang. Di Indonesia, terdapat 1634 kilo ton limbah elektronik. Besarnya jumlah timbulan limbah elektronik akan berpengaruh terhadap jumlah emisi yang dihasilkan dari proses transportasi yang dilakukan untuk mengangkut limbah elektronik tersebut. Di DKI Jakarta, terdapat program berupa penjemputan limbah elektronik dari rumah warga dan penjemputan limbah elektronik di dropbox. Selain itu, limbah elektronik ini dapat bersumber dari TPS B3 yang akan dikirimkan ke gudang Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi limbah elektronik, jumlah timbulan limbah elektronik, dan emisi yang dihasilkan dari proses transportasi limbah elektronik di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi limbah elektronik terbesar berasal dari peralatan elektronik kecil sebesar 41% dan komposisi limbah elektronik terkecil berasal dari lampu sebesar 2%. Rata-rata timbulan limbah elektronik pada tahun 2021-2023 sebesar 10.08 ton/tahun. Hasil penelitian lainnya menunjukkan nilai emisi CO2 terbesar dihasilkan dari program penjemputan e-waste di rumah warga pada tahun 2022 sebesar 997.1 kg CO2. Rata-rata emisi yang dihasilkan dari setiap kilogram e-waste yang diangkut selama tahun 2021-2023 sebesar 4.18 kg CO2/kg e-waste. Nilai tersebut masih cukup besar jika dibandingkan dengan proses transportasi limbah domestik yang berada di angka 0.62 kg CO2/kg limbah domestik. Emisi yang dihasilkan akan semakin besar seiring bertambahnya jarak transportasi dan frekuensi pengangkutan yang dilakukan.

Electronic waste is one type of waste that falls into the category of hazardous waste (B3). The global amount of electronic waste is estimated to be 53.6 million tons, but only 17.4% is recorded as having been recycled. In Indonesia, there are 1634 kilotons of electronic waste. The large amount of electronic waste generated will affect the emissions produced from the transportation process used to transport this electronic waste. In DKI Jakarta, there is a program for collecting electronic waste from residents' homes and collecting electronic waste at drop boxes. Additionally, this electronic waste can come from B3 waste collection points and will be sent to the DKI Jakarta Environmental Agency warehouse. This study was conducted to determine the composition of electronic waste, the amount of electronic waste generated, and the emissions produced from the electronic waste transportation process in DKI Jakarta. The results of the study showed that the largest composition of electronic waste comes from small electronic devices at 41%, and the smallest composition comes from lamps at 2%. The average electronic waste generated in 2021-2023 was 10.08 tons per year. Other research results showed that the highest CO2 emissions were produced from the home e-waste collection program in 2022, amounting to 997.1 kg CO2. The average emissions produced from each kilogram of e-waste transported during 2021-2023 was 4.18 kg CO2 per kilogram of e-waste. This value is still quite high compared to the domestic waste transportation process, which is 0.62 kg CO2 per kilogram of domestic waste. Emissions will increase as the transportation distance and frequency of transport increase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Reza Fernanda
"Mikroplastik adalah partikel plastik kecil yang ukurannya kurang dari 5 mm. Ditemukan di sungai, mikroplastik menjadi polutan yang signifikan di Instalasi Pengolahan Air (IPA), sumber utama air minum masyarakat. Kondisi hujan dan kering mempengaruhi kekeruhan air baku, yang juga memengaruhi operasional IPA. Penelitian ini mengeksplorasi efektivitas penyisihan mikroplastik di IPA X selama hujan dan kemarau, terutama penting di Indonesia yang minim penelitian serupa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kelimpahan mikroplastik di setiap unit pengolahan, efisiensi penyisihan, dan hubungan dengan pH serta kekeruhan air. Dalam penelitian ini digunakan metode National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan uji FTIR dalam mengetahui kelimpahan dan karakteristik dari mikroplastik. Sampel akan diambil dari 5 titik di IPA, yaitu bak pengumpul, akselator, flokulasi, sedimentasi, dan air produksi. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa kelimpahan mikroplastik di air baku adalah sebanyak 256 partikel/L pada hari kering dan 109 partikel/L pada hari basah dengan kelimpahan rata-rata sebesar 182,5 partikel/L. Di air produksi, ditemukan kelimpahan mikroplastik sebesar 77 partikel/L pada hari kering dan 44 partikel/L pada hari basah dengan nilai kelimpahan rata-rata sebesar 60,5 partikel/L. Berdasarkan karakteristik, bentuk dan warna dari mikroplastik yang dominan ditemukan pada setiap unit di IPA X adalah bentuk fragmen dan warna hitam dengan rentang ukuran berkisar antara 8-3.221 µm. Selain itu, jenis material polimer dari mikroplastik yang diamati didominasi oleh Fluorinated Ethylene Propylene (FEP), Nylon (Polyhexamethylene Adipamide), dan Polyvinylchloride (PVC). Efisiensi total penyisihan mikroplastik di IPA X adalah sebesar 69,9% pada hari kering dan 59,6% pada hari basah. Kelimpahan mikroplastik memiliki korelasi dengan parameter kekeruhan.

Microplastics are small plastic particles measuring less than 5 mm. Found in rivers, microplastics pose a significant pollutant in Water Treatment Plants (WTPs), the main source of drinking water for communities. Weather conditions such as rain and dry spells affect the turbidity of raw water, which in turn impacts WTP operations. This study explores the effectiveness of microplastic removal at WTP X during both rainy and dry seasons, particularly crucial in Indonesia where such research is scarce. The aim is to evaluate microplastic abundance at each treatment unit, removal efficiency, and its correlation with pH and water turbidity. The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) method and FTIR analysis were employed to determine microplastic abundance and characteristics. Samples were collected from five points within the WTP: raw water intake, accelerator, flocculation, sedimentation, and production water. The study found that microplastic abundance in raw water was 256 particles/L during dry days and 109 particles/L during wet days, with an average abundance of 182.5 particles/L. In production water, microplastic abundance was 77 particles/L during dry days and 44 particles/L during wet days, averaging 60.5 particles/L. Dominant characteristics included fragment shapes, black color, and sizes ranging from 8-3,221 µm. The observed polymer types were predominantly Fluorinated Ethylene Propylene (FEP), Nylon (Polyhexamethylene Adipamide), and Polyvinylchloride (PVC). Overall microplastic removal efficiency at WTP X was 69.9% on dry days and 59.6% on wet days, correlating with water turbidity parameters."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Nabila
"Saat ini, belum adanya data yang secara spesfik dan fakta menggambarkan berapa timbulan limbah baterai yang dihasilkan di Jakarta khusususnya Kota Jakarta Timur. Keterbatasan data seringkali menyulitkan pihak pendaur ulang untuk menentukan kapisitas dari fasilitas daur ulang limbah baterai. Dengan demikian, dibutuhkannya penelitian untuk mengukur timbulan dan komposisi jenis limbah baterai sehingga dapat dilakukannya perencanaan fasilitas daur ulang limbah baterai Skala Wilayah di Jakarta Timur. Timbulan dan komposisi jenis limbah baterai dapat diperoleh dengan sampling di 60 rumah tangga selama 30 hari. Sedangkan kapasitas daur ulang limbah baterai dapat diperoleh melalui perhitungan proyeksi penduduk dan proyeksi timbulan limbah baterai yang ada di Jakarta Timur selama 10 Tahun mendatang (2024-2034). Berdasarkan hasil sampling 60 KK, diperoleh timbulan limbah baterai sebesar 3398,88 gram dengan jumlah baterai sebanyak 193 unit. Jenis baterai yang terkumpul antara lain: baterai ukuran AA sebanyak 135 unit, AAA sebanyak 48 unit, C sebanyak 2 unit, D sebanyak 2 unit, baterai kancing/baterai jam sebanyak 3, baterai li-ion sebanyak 1 unit, baterai Hp sebanyak 1 unit, dan powerbank sebanyak 1 unit. Timbulan limbah baterai AA di Jakarta Timur diperoleh sebesar 68 ton/tahun, sehingga kapasitas pengolahan limbah baterai yang direkomendasikan adalah 85 ton/tahun dengan pendapatan kotor untuk pemulihan Zn sebesar Rp440.123.254 per Tahun dan untuk pemulihan Mn sebesar Rp855.740 per tahun. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa daur ulang baterai primer/sekali pakai memiliki potensi ekonomi yang dapat menguntungkan perekonomian dan lingkungan.

Currently, there is no specific and factual data depicting the amount of battery waste generated in Jakarta, particularly in East Jakarta. This data limitation often makes it difficult for recyclers to determine the capacity of battery waste recycling facilities. Therefore, research is needed to measure the quantity and composition of battery waste to enable the planning of regional-scale battery waste recycling facilities in East Jakarta. The quantity and composition of battery waste can be obtained by sampling 60 households over 30 days. The recycling capacity of battery waste can be determined through population projection and battery waste projection in East Jakarta over the next 10 years (2024-2034). Based on the sampling of 60 households, a total of 3,398.88 grams of battery waste was obtained, comprising 193 battery units. The collected batteries included 135 AA batteries, 48 AAA batteries, 2 C batteries, 2 D batteries, 3 button/watch batteries, 1 li-ion battery, 1 mobile phone battery, and 1 power bank. The annual AA battery waste in East Jakarta was estimated at 68 tons. Therefore, the recommended battery waste processing capacity is 85 tons per year, with a gross income for Zn recovery of Rp440,123,254 per year and for Mn recovery of Rp855,740 per year. Based on these results, it can be concluded that recycling primary/single-use batteries has the economic potential to benefit both the economy and the environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>