Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elgin Martama
"Pertambahan populasi penduduk menyebabkan adanya perubahan fungsi tata guna lahan sehingga memberi dampak seperti penurunan infiltrasi air hujan. Limpasan air hujan dapat memiliki polutan berupa logam berat, seperti Pb dan Zn. Bioretensi merupakan salah satu jenis teknologi yang dapat mengolah limpasan air hujan dan kinerjanya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian terdahulu menggunakan bioretensi dengan variasi komposisi media dan 1 jenis tanaman menghasilkan efluen yang belum memenuhi baku mutu. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penyisihan Pb dan Zn menggunakan bioretensi termodifikasi. Terdapat 3 bioretensi skala pilot berukuran 33×33×80 cm3masing-masing dengan kombinasi 2 tanaman berupa Chrysopogon zizanioidesdan Iris pseudacorusdan media yang sama (zeolit:kuarsa:kompos:tanah =6:2:1:1), sedangkan ukuran dan suhu aktivasi zeolit divariasikan. Ukuran zeolit yang digunakan adalah zeolit lolos saringan 8 hingga 20 mesh, sedangkan suhu aktivasi sebesar 105°Cdan 200°C. Pengaliran limpasan air hujan sintetis sebanyak 3 kali dengan variasi konsentrasi awal Pb sebesar 0,44 mg/L, 0,51 mg/L, dan 1,03 mg/L dan Zn sebesar 1,39 mg/L, 1,78 mg/L, dan 2,88 mg/L di ketiga bioretensi. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan efisiensi penyisihan Pb dan Zn dibandingkan bioretensi pada studi sebelumnya. Rata-rata efisiensi penyisihan Pb pada bioretensi A, B, dan C yaitu 99,95%, sedangkan untuk parameter Zn berturut-turut sebesar 98,6%, 99,27%, dan 98,8%. Pada penelitian ini, konsentrasi efluen telah memenuhi baku mutu menurut PP No. 82 Tahun 2001. Ukuran zeolit yang lebih kecil dan suhu aktivasi zeolit yang lebih tinggi terbukti mampu meningkatkan efisiensi penyisihan Pb dan Zn.

The increasing human population causes a change in the function of land use so that it gives an impact such as a decrease in rainwater infiltration. Rainwater runoff can have pollutants in the form of heavy metals, such as Pb and Zn. Bioretention is one type of technology that can treat rainwater runoff and its performance is influenced by various factors. Previous study using bioretention with variations in the composition of the media and 1 type of plant produce effluents that do not meet quality standards. This research was conducted to improve the efficiency of the removal of Pb and Zn using modified bioretention. There were 3 pilot-scale bioretentions size of 33×33×80 cm3respectively with same combination of 2 plants (Chrysopogon zizanioidesand Iris pseudacorus) and media (zeolite: quartz: compost: soil =6:2:1:1), while the zeolite grain size and temperature activation were simulated. The size of zeolite used was zeolite passed through mesh of 8 to 20, while the activation temperature was 105°C and 200°C. The synthetic rainwater runoff was conducted 3 times with variation of initial Pb concentration of 0.44 mg/L, 0.51 mg/L, and 1.03 mg/L and Zn of 1.39 mg/L, 1.78 mg/L, and 2.88 mg/L in all three bioretentions. The result shows that there is an increase in the efficiency of the removal of Pb and Zn compared to bioretention in previous studies. The average removal efficiency of Pb in bioretention A, B, and C is 99.95%, while for the Zn parameters respectively 98.6%, 99.27%, and 98.8%. In this study, effluent concentrations have met the quality standards according to PP No. 82 of 2001. Smaller zeolite sizes and higher zeolite activation temperatures have been shown to increase the efficiency of the removal of Pb and Zn.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Rachel Nathania
"

Dual substrate layer extensive green roof merupakan salah satu teknologi yang dapat menahan air hujan dan meningkatkan kualitas air hujan.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limpasan air hujan melalui reaktor green roof, menganalisis pengaruh komposisi media filter dalam menurunkan nilai polutan pada limpasan air hujan, serta menganalisis potensi pemanfaatan limpasan air hujan dilihat dari aspek kualitas.  Penelitian ini menggunakan dua jenis green roof dengan luasan 0,24 m2. Substrat pada dual substrate layer extensive green roof terdiri dari layer atas sebagai media pertumbuhan tanaman dan layer bawah sebagai media adsorpsi polutan. Pengambilan sampel dilakukan 8 kali dengan parameter uji pH, kekeruhan, nitrat, mangan, fosfat, fecal coli. Jenis green roof dengan perbandingan ketebalan perlite:activated charcoal:vermiculite yakni 1,5:7:1,5 memiliki kualitas limpasan air hujan yang lebih baik dibandingkan dengan jenis green roof dengan perbandingan ketebalan perlite:activated charcoal:vermiculite yakni 2,5:5:2,5. Jenis media filter dan intensitas curah hujan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas limpasan air hujan.  Pemanfaatan limpasan air hujan yang melalui green roof menjadi air bersih untuk kebutuhan sanitasi dapat dilakukan. 


The dual substrate layer extensive green roof is technology that can retain rainwater and improve the quality of rainwater. This study aims to analyze the quality of rainwater runoff through the green roof reactor, analyze the effect of the composition filter media in reducing the value of pollutants in rainwater runoff, and analyze the potential utilization of rainwater runoff in terms of quality aspects. This study uses two types of pilot scale green roof 0,24 m2. The substrate on the dual substrate green roof consists of the upper layer as a medium for plant growth and the lower layer as pollutant adsorption media. Sampling was carried out 8 times with parameters test pH, turbidity, nitrate, manganese, phosphate, fecal coli. Types of green roof with  ratio of thickness of perlite: activated charcoal: vermiculite 1.5: 7: 1.5 have better rainwater runoff quality compared to the type of green roof with ratio of thickness of perlite: activated charcoal: vermiculite is 2.5: 5: 2.5.  Filter media type and rainfall intensity have a significant influence on the quality of rainwater runoff. Utilization of rainwater runoff through the green roof into clean water for sanitation needs can be done. 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Bari Lazuardi
"Sungai Ciliwung merupakan sungai yang membentang dari Kabupaten Bogor sebagai daerah hulu dan Kota Jakarta sebagai hilir sungai dengan panjang kurang lebih 117 km dengan luas daerah aliran sungai (DAS) sebesar 347 km2 . Air Sungai Ciliwung dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai pemasok air utama sebagai sumber air baku dan irigasi. Akan tetapi, DAS Ciliwung termasuk daerah aliran sungai yang kritis karena perubahan tata guna lahan yang semula daerah resapan air menjadi daerah permukiman. Alih fungsi lahan di DAS Ciliwung akan menurunkan fungsi hidrologis dan membuat timbulan sampah meningkat. Timbulan sampah tersebut jika tidak terkelola akan berpotensi masuk Sungai Ciliwung akibat adanya limpasan hujan yang tinggi. Air limpasan hujan yang tinggi akan membawa sampah yang tidak terkelola menuju sungai melalui saluran – saluran yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi timbulan sampah yang tidak terkelola di DAS Ciliwung bagian tengah dan mencari korelasi atau hubungan hujan yang diwakilkan debit terhadap potensi timbulan sampah di Sungai Ciliwung menggunakan metode regresi linear sederhana. Pada penelitian ini, dalam mencari hubungan tersebut ,dilakukan pengambilan sampel berat sampah dan tinggi muka air di Sungai Ciliwung. Dalam memperkuat hasil lapangan, melalui data sekunder, hubungan hujan-limpasan dimodelkan dengan permodelan hidrologi menggunakan WinTR-20 untuk mengulang kejadian hujan di hari penelitian di Sungai Ciliwung dan mengestimasi timbulan sampah tidak terkelola di DAS Ciliwung bagian tengah. Dari hasil pengolahan data lapangan dan data sekunder, akan dibuat persamaan regresi dan dianalisis hubungan antara debit dengan berat sampah. Berdasarkan analisis regresi dari hasil pengolahan data lapangan dan data sekunder, didapatkan nilai R2 berturut - turut adalah 0,0025 dan 0,049. Nilai tersebut menandakan bahwa pengaruh antara hujan yang diwakilkan debit dengan potensi timbulan sampah tidak terkelola di Sungai Ciliwung sangat kecil

The Ciliwung River is a river that stretches from Bogor Regency as the upstream area and Jakarta City as the downstream river with a length of approximately 117 km and a watershed area (DAS) of 347 km2 . The water of Ciliwung River is used by the surrounding community as the main water supplier as a source of raw water and irrigation. However, the Ciliwung watershed is a critical watershed due to changes in land use from a water catchment area to a residential area. Land conversion in the Ciliwung watershed will reduce the hydrological function and increase waste generation. If this waste is not well managed, it will potentially enter the Ciliwung River due to high runoff. High runoff will carry unmanaged waste to the river through existing channels. This study aims to analyze the potential for unmanaged waste generation in the middle part of the Ciliwung watershed and to find a correlation or relationship between rainfall represented by discharge and the waste generation potential in the Ciliwung River using a simple linear regression method. In this study, in order to find the relationship, samples were taken from the weight of the waste and the water level in the Ciliwung River. In strengthening the field results, through secondary data, the rainfall-runoff relationship was modeled using a hydrological model using WinTR-20 to repeat the rainfall events on the research day in the Ciliwung River and estimate the generation of unmanaged waste in the central Ciliwung watershed. From the results of processing field data and secondary data, a regression equation will be made between discharge and waste weight and it will be analyzed. Based on the regression analysis of the results of processing field data and secondary data, the R2 values obtained are 0.0025 and 0.049, respectively. This value indicates that the effect between rain represented by discharge and the waste generation potential in the Ciliwung River is very small."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Uswatun Hasanah
"ABSTRAK
Pengolahan air asam tambang (AAT) yang memiliki kandungan logam berat tinggi dapat memanfaatkan abu layang yang merupakan limbah B3 pembakaran batu bara di PLTU. Penelitian ini mengekstraksi abu layang dengan penambahan Na2CO3, kalsinasi, dan aktivasi asam klorida untuk meningkatkan Al3+, Fe2+, dan Fe3+. Abu layang sebelum dan setelah ekstraksi dikarakterisasi untuk mengetahui kandungan kimia dan mineralogi yang berpotensi sebagai koagulan. Percobaan ini diujikan dengan AAT artifisial untuk menganalisis efektivitas koagulasi dalam mereduksi kekeruhan dan Cu dengan parameter waktu pengendapan, pH, dan dosis koagulan. Jar test dilakukan dengan pengadukan cepat 200rpm selama 5 menit dan pengadukan lambat 45rpm selama 10 menit yang dilakukan dalam tiga tahap variasi yaitu waktu pengendapan, pH, dan dosis koagulan untuk mengetahui kondisi optimum masing-masing parameter. Dari penelitian ini diketahui bahwa reduksi kekeruhan dan Cu pada AAT artifisial optimum pada kondisi pH awal 8, waktu pengendapan 15 menit, dosis koagulan 100mg/L untuk mereduksi kekeruhan dengan 99% penyisihan dan kondisi akhir sebesar 1,19NTU, serta dosis koagulan 50mg/L untuk mereduksi Cu dengan 58% penyisihan dan konsentrasi akhir sebesar 1,98mg/L. pH akhir sampel turun setelah dikoagulasi menjadi 7,25. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstraksi abu layang dengan HCl berpotensi sebagai koagulan untuk mereduksi kekeruhan dan Cu pada AAT.

ABSTRACT
Acid mine drainage (AMD) which has high heavy metal content can utilize fly ash which is a hazardous waste from coal combustion at the power plant. In this study, fly ash was extracted with the addition of Na2CO3, calcination, and activation of hydrochloric acid to increase Al3+, Fe2+, and Fe3+. Fly ash before and after extraction is characterized to determine the chemical and mineralogical content that has the potential as a coagulant. This experiment used artificial AMD to analyze the effectiveness of coagulation in reducing turbidity and heavy metal Cu with parameters of settling time, pH, and coagulant dose. The jar test is carried out with a rapid stirring of 200rpm for 5 minutes and a slow stirring of 45rpm for 10 minutes which divided into three stages namely, deposition time, pH, and coagulant dose to determine the optimum conditions of each parameter. From the experiments it was found that the reduction of turbidity and heavy metal Cu on AMD artificial is optimum under initial pH conditions 8, settling time of 15 minutes, coagulant dose of 100mg/L to reduce turbidity by 99% removal and final condition of 1.19NTU, and coagulant dose 50mg/L to reduce heavy metal Cu with 58% removal and a final concentration of 1.98mg/L. The final pH sample drops after being coagulated to 7.25. This study indicates that the extraction of fly ash with hydrochloric acid has the potential as a coagulant to reduce turbidity and heavy metal Cu in AMD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ansellia Septarini
"ABSTRAK
Pada tahun 2030, Indonesia memiliki target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6.2 untuk mencapai akses sanitasi yang memadai dan merata serta mengakhiri buang air besar sembarangan (BABS). Sebanyak 94% rumah tangga di Kota Bekasi menggunakan sanitasi setempat dengan fasilitas penampungan tinja berupa tangki septik dan cubluk, namun sebagian besar belum memenuhi standar teknis dan perawatan yang ditetapkan. Hal ini dapat memengaruhi kualitas penampungan tinja dalam mengolah limbahnya, sehingga berpotensi mengkontaminasi air tanah dan tanah, serta berbahaya terhadap kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi penampungan tinja rumah tangga dan pengaruhnya terhadap kualitas efluen di Kota Bekasi. Survei sosial dan teknik dilakukan melalui kuesioner dan observasi langsung terhadap 260 rumah tangga di tiga kelurahan, yaitu Jatiluhur, Sumurbatu, dan Jatirangga, sedangkan pengujian kualitas air limbah penampungan tinja dilakukan pada 8 rumah tangga. Survei sosial dan teknik menilai aspek desain, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan, sedangkan parameter pada pengujian kualitas efluen air limbah adalah COD, BOD, TSS, amonia, dan E. coli. Data dianalisis dengan statistik deskriptif, Uji Shapiro Wilk, Uji T Paired, serta uji korelasi non-parametrik Somers. Hasil menunjukkan bahwa fasilitas sanitasi di tiga kelurahan termasuk dalam kategori 0,76% dikelola dengan aman; 660% layanan sanitasi dasar 2,29% layanan sanitasi terbatas 29,4%sanitasi tidak berkembang dan 1,53% BABS. Rata-rata efluen melebihi baku mutu, kecuali BOD dengan nilai 10,9±4,14 mg/L. Jumlah pengguna penampungan tinja merupakan faktor yang memiliki hubungan kuat dengan kandungan TSS (p<0,05; d: 0,750) dan amonia (p<0,05; d: 0,818), serta umur penampungan tinja berhubungan kuat dengan kandungan BOD efluen (p<0,05; d: -0,667). Rata-rata parameter efluen melebih baku mutu keculi BOD (10,9±4,14 mg/L). Rasio BOD/COD yang kecil yaitu 3,11×10-2±2,3×10-2 menunjukkan biodegradibilitas rendah dan mengindikasikan efektivitas penampungan tinja dalam mengolah tinja telah menurun. Melalui penelitian ini diidentifikasi kondisi penampungan tinja yang dapat diimplementasikan sebagai dasar dalamupaya peningkatan layanan fasilitas sanitasi dan perencanaan kebijakan di daerah miskin.

By 2030, Indonesia has a target of the Sustainable Development Goal 6.2 to achieve access to adequate and equitable sanitation and hygiene for all and end open defecation (OD). A total of 94% households in Bekasi uses on-site sanitation with septic tank and pour-flush latrine as fecal containment, but compliance with the technical and maintenance standards is still low. Failing and unmanaged containment may affect its performance in treating fecal waste, thus contaminating groundwater and soil and threatening human health. This study is aimed to determine the condition of household fecal containment and the impact on effluent quality in Bekasi City. The social and technical survey were conducted through questionnaires and observations to 260 households in three poor urban village of Jatiluhur, Sumurbatu, and Jatirangga, to obtain the data of design, construction, operation and maintenance. Effluent sample was collected from 8 households to test the quality of chemical oxygen demand (COD), biological oxygen demand (BOD), total suspended solid (TSS), ammonia, and E. coli through laboratory testing. Data were analyzed with descriptive statistics, Shapiro Wilk Test, Paired T-Test, and Somers non-parametric correlation test. Results showed sanitation facilities in three villages are categorized as: 0,76% safely managed; 66% basic sanitation service; 2,29% limited sanitation service; 29,4% unimproved sanitation and 1,53% OD. The average effluent exceeded the quality standard, except BOD with a value of 10,9±4,14 mg/L. The number of fecal containment users was factor that stronglycorrelated with TSS (p<0,05; d: 0,750) and ammonia (p<0,05; d: 0,818), while the age of fecal containment is strongly related to effluent BOD ( p<0.05; d: -0,667). Additionaly, BOD/COD ratio of 3,11×10−2±2,3×10−2 showed low biodegradiability and indicated the performance of fecal containment in treating fecal sludge has decreased. This study can be implemented as a baseline to improve the condition of sanitation facility in poor area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiscus Benhardi Wastuwidya
"ABSTRAK
Air asam tambang (AAT) merupakan salah satu dampak negatif dari kegiatan
pertambangan yang dapat menyebabkan masalah lingkungan dan memerlukan
penanganan yang efisien dan efektif. Pemanfaatan mikroalga dalam remediasi atau
fikoremediasi merupakan sebuah alternatif pengolahan AAT, namun memiliki
keterbatasan aplikasi. Kendala pada aplikasi fikoremediasi AAT adalah karateristik dari
air limbah yang membatasi pertumbuhan mikroalga, dimana air asam tambang memiliki
kandungan logam yang tinggi, serta pH rendah. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui potensi pertumbuhan mikroalga Botryococcus braunii sebagai agen
fikoremediasi AAT. Eksperimen dilakukan dengan melakukan kultivasi mikroalga
Botryococcus braunii pada AAT pada 5 photobioreactor (PBR) dengan variasi
konsentrasi AAT (v v) 0, 2,5, 3, 3,5, 4, dan dilakukan kajian hubungan antara
pertumbuhan mikroalga dengan konsentrasi logam Fe dan Mn, serta pH pada AAT.
Botryococcus braunii menunjukkan laju pertumbuhan berbeda, dengan nilai berurutan
dari konsentrasi AAT terendah sebesar 0,0862 hari, 1,403 hari, 1,374 /hari, 0,0738 hari,
dan 0,0616 hari, dengan variasi fase pertumbuhan. Penyisihan logam Fe dengan nilai
berurutan dari konsentrasi AAT terendah sebesar 27,96, 6,98, 51,42, 79,45 dan
84,29, dan penyisihan logam Mn sebesar 27,96, 6,98, 51,42, 79,45 dan 84,29.
Diketahui pula pH masing-masing media dengan dengan nilai berurutan dari konsentrasi
AAT terendah sebesar 8,0, 7,7, 7,7, 7,5, dan 7,5. Hasil penelitian ini menunjukkan
mikroalga Botryococcus braunii yang teraklimatisasi pada media AAT memiliki potensi
sebagai bahan yang ekonomis dan berkelanjutan untuk menjadi agen remediasi AAT.

ABSTRACT
Acid mine drainage (AMD) is one of negative impact on the mining industry, which can
cause an environmental problem and requires an efficient and effective treatment system.
Utilization of microalgae for remediation, or phycoremediation, is an alternative for
AMD treatment, but it has limited applications. Limitation in phycoremediation is the
characteristics of AMD that are not suitable for microalgae cultivation, due to its high
metal concentration and low pH. This research was conducted by cultivating
Botryococcus braunii microalgae on AMD with 5 photobioreactors (PBR) with variation
in AMD concentration of (v v) 0, 2,5, 3, 3,5, 4, and the relationship between
microalgae growth with Fe and Mn concentration and pH on AMD was conducted.
Botryococcus braunii showed different growth rate with values sequentially from the
lowest AMD concentration is 0,0862 day, 1,403 day, 1,374 day, 0,0738 day, and
0,0616 /day, with variations on growth phase. Removal efficiency of Fe with values
sequentially from the lowest AMD concentration is 27,96, 6,98, 51,42, 79,45 and
84,29 and removal efficiency of Mn is 27,96, 6,98, 51,42, 79,45 and 84,29.
It is also known pH value sequentially from the lowest AMD concentration is 8,0, 7,7,
7,7, 7,5, and 7,5. This research shows that Botryococcus braunii acclimatized on AMD
media has the potential to become an economical and sustainable material for AMD
remediation.
"
2020
T55196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Yulianto
"ABSTRAK
Lumpur air asam tambang merupakan produk samping yang dihasilkan dari pengolahan air asam tambang dengan teknologi pengolahan aktif. Lumpur ini berasal dari hasil pengendapan zat besi dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai adsorben aktif untuk menyisihkan kandungan fosfat dari air limbah domestik. Melalui penelitian ini, akan dilakukan uji adsorpsi fosfat menggunakan adsorben yang diaktivasi dengan H2O2 untuk menyisihkan fosfat dari air limbah domestik. Adsorpsi isoterm, kinetik dan sistem pH dilakukan dengan kondisi optimum yang didapatkan dari uji fosfat oleh lumpur AAT tanpa aktivasi. Hasil akan dibandingkan dengan proses adsorpsi yang menggunakan lumpur air asam tambang sebagai adsorben. Hasil karakterisasi kimia melalui uji XRF menunjukkan adanya perubahan konsentrasi untuk unsur Si, Al, dan Fe masing-masing sebesar 7,33%, 1,49% dan 7,03%. Hasil karakterisasi fisika melalui uji BET menunjukkan adanya peningkatan luas permukaan, volume pori dan ukuran pori adsorben masing-masing sebesar 19,51 m2/g, 0,0635 cm3/g, dan 142,694 nm. Pengaruh pada kemampuan adsorpsi ditunjukkan oleh adanya perbedaan persentase penyisihan fosfat dengan lumpur AAT tanpa aktivasi. Perbedaan persentase untuk adsorpsi isoterm, kinetik dan sistem pH adalah masing-masing sebesar 22,03%, 28,24%, dan 18,23%.

ABSTRACT
Acid mine drainge sludge is by-product from acid mine drainage treatment that formed by iron deposition. This sludge has a potential to be used as an active adsorbent to remove phosphate from domestic wastewater. The adsorbent that will be used in this research is acid mine drainage sludge activated by hydrogen peroxide. Optimum condition from adsorption isotherm, kinetics and pH system by acid mine drainage will be used for this study and the result will be compared. The result of XRF test shows that concentration of Si, Al, and Fe shifted about 33%, 1,49% and 7,03%, respectively. The result of BET test shows that surface area, pore volume, and pore size of the active adsorbent increased about 19,51 m2/g, 0,0635 cm3/g, and 142,694 nm, respectively. The effect on adsorption process is shown by the difference of phosphate removal percentation between active adsorbent and acid mine drainage sludge. The difference of removal percentation for adsorpsion isotherm, adsorption kinetics, and adsorption with pH system are 22,03%, 28,24%, and 18,23%, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erfira
"ABSTRAK
Pada sektor pertambangan, dihasilkan dua timbulan yang terdiri dari air asam tambang dan abu layang. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis karakteristik koagulan hasil aktivasi dan pengaruh waktu pengendapan, pH dan dosis koagulan untuk menurunkan kekeruhan dan logam seng. Proses aktviasi koagulan dilakukan dengan kalsinasi abu layang pada suhu 550o C selama 3 jam kemudian dicampurkan dengan asam sulfat 2 M untuk selanjutnya dipanaskan dengan kondensor pada suhu 200o C selama 1 jam. Karakteristik koagulan diuji melalui tes XRD dan XRF sedangkan konsentrasi kekeruhan diukur menggunakan turbidimeter dan konsentrasi logam seng diukur menggunaakan uji AAS. Jar test dilakukan dilakukan dengan pengadukan 200 rpm selama 5 menit dan 45 rpm selama 10 menit. Dalam proses jar tes dilakuakan variasi waktu pengendapan pada menit ke 5, 15, 30 dan 45, pH pada pH 4,6, dan 8 dan dosis koagulan pada dosis 50 mg/L, 100 mg/L, 500 mg/L dan 1400 mg/L. Berdasarkan hasil aktivasi, didapatkan koagulan dalam bentuk lumpur padat dengan kandungan Fe sebesar 24,73% dan kandungan mineral procoqumbite yang mendominasi. Hasil dari jar test yang dilakukan memperlihatkan waktu pengendapan optimum berada pada 30 menit dengan pH optimum 8 dengan efisiensi penyisihan berturut-turut sebesar 99,5% pada dosis 100 mg/L dan sebesar 14% pada dosis 50 mg/L.

ABSTRACT
In the mining sector, there are two generation consists of acid mine drainage and fly ash. This purpose of this research is to study the characteristics of the coagulant produced from the fly ash activation process and analyze the optimum settling time, pH and coagulant dosages to reduce turbidity and zinc. Coagulant activation process is carried out through the process of calcination of fly ash at 550oC for 3 hours and then mixed with 2 M sulfuric acid which is then heated in condenser at 200oC for 1 hour. The characteristic of coagulant is tested through XRF and XRD after that Turbidity and zinc metal concentration is tested through turbidimeter and zinc metal concentration is tested through AAS test. Jar test is carried out by stirring at 200 rpm for 5 minutes and 45 rpm for 10 minutes. In the jar process variations of settling time were carried out at minutes 5, 15, 30 and 45, pH at pH 4.6, and 8 and the dose of coagulant at a dose of 50 mg / L, 100 mg / L, 500 mg / L, 1400 mg / L. Based on the activation process, coagulant was obtained in the form of solid mud with a Fe content of 24.73% and a dominant mineral content is procoqumbite. The results of the jar test showed that the optimum settling time og the coagulant is at 30 minutes with optimum pH at 8 with turbidity removal is 99.5% with dosage 100 mg/L dan zinc removal is 14% with dosage 50 mg/L."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Dwi Wahyuningsih
"ABSTRAK
Pemanenan air hujan adalah kegiatan menampung air hujan secara lokal dan menyimpannya melalui berbagai teknologi yang bertujuan untuk pengunaan masa depan agar terpenuhi kebutuhan air manusia. Di negara maju seperti Korea Selatan, Texas (U.S), Australia, Jerman dan Singapura sudah menggunakan sistem panen air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Faktor yang mempengaruhi kualitas limpasan air hujan dalam sistem pemanenan air hujan yaitu material komponen pemanenan air hujan dan faktor eksternal lainnya seperti kondisi klimatologi, intensitas curah hujan dan periode hari kering. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limpasan air hujan pada variasi jenis atap, faktor-faktor yang mempengaruhi dan potensi pemanfaatannya di pemukiman kawasan industri. Penelitian ini menggunakan 3 jenis atap full scale yaitu jenis atap asbes, genteng dan seng, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 10 kali dengan metode komposit. Jenis atap genteng memiliki kualitas limpasan air hujan terbaik dibanding jenis atap asbes dan seng. Faktor internal seperti jenis material atap dan kemiringan atap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas limpasan air hujan. Intensitas curah hujan yang tinggi dan periode hari kering yang panjang menyebabkan semakin tinggi konsentrasi kontaminan dalam limpasan air hujan. Pemanfaatan limpasan air hujan menjadi air bersih untuk kebutuhan sanitasi perlu dilengkapi dengan unit pengolahan yang sederhana.

ABSTRACT
Rainwater harvesting is the activity of collecting rainwater locally and storing it through various technologies that aim to use in the future to meet water needs in various human activities. Developed countries such as South Korea, Texas (U.S), Australia, Germany and Singapore have used rainwater harvesting systems to meet clean water needs. Factors that affect the quality of rainwater runoff in the rainwater harvesting system are rainwater harvesting components and other external factors such as climatological conditions including the intensity of rainfall and dry days. This study aims to analyze the quality of rainwater runoff on the type of roof variation, the influenced factors and potential utilization of rainfall runoff in residential industrial estates. This study uses 3 types of full-scale roofs consisted of asbestos roofs, tile and zinc, with 10 times sampling using the composite method. The tile roof type has the best quality of rainwater runoff compared to the type of asbestos roof and zinc. Internal factors such as the type of roofing material and the slope of the roof have a significant influence on the quality of rainwater runoff. The high intensity of rainfall and long dry period causes higher concentrations of contaminants in rainwater runoff. The utilization of rainwater runoff into clean water for sanitation needs to be equipped with a simple processing unit.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sentani Ayu
"Peningkatan timbulan sampah di Kota Depok yang disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk menimbulkan masalah baru yaitu TPA Cipayung yang sudah mengalami kondisi overload sehingga tidak dapat menerima sampah lagi. Salah satu cara yang dilakukan agar dapat mengurangi jumlah sampah ke TPA Cipayung yaitu dengan dibangun UPS (Unit Pengolahan Sampah) di Kota Depok. UPS di Kota Depok sudah beroperasi sejak tahun 2007 hingga sekarang dengan berbagai penambahan jumlah UPS setiap tahunnya. UPS berfokus kepada pengolahan sampah organik. Saat ini, jumlah UPS yang terbangun sebanyak 45 UPS. Namun, belum diketahui bagaimana kondisi dan kinerja UPS di Kota Depok eksisting saat ini. Maka, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kapasitas dan pengelolaan sampah pada UPS-UPS di Kota Depok saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survei, wawancara, dan observasi untuk mengambil data primer dan sekunder. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa jumlah UPS yang terbangun sampai saat ini adalah 45 UPS yang tersebar di 11 Kecamatan Kota Depok dengan Kecamatan Cipayung memiliki UPS terbangun paling banyak dan Kecamatan Cinere dan Cilodong memiliki UPS terbangun paling sedikit. Dari 45 UPS terbangun, sebanyak 31 UPS beroperasi dan 14 tidak beroperasi. Pada UPS yang beroperasi, jumlah sampah yang diolah oleh 30 UPS (1 UPS tidak terhitung) pada kurun waktu 2016-2019 sebanyak 11.831,02 ton. Persentase kapasitas UPS di Kota Depok yang terpakai rata-rata sebesar 27,58% dari kapasitas desain per tahun. Pada proses penanganan sampah di UPS Kota Depok meliputi unloading, pemilahan, pencacahan, pengomposan, pengayakan, pengemasan, dan penyimpanan, serta penanganan residu dengan kemampuan rata-rata UPS dalam mengurangi sampah pada tahun 2016-2019 yaitu 96,15% per tahun. Lalu, untuk kesesuaian pelaksaan UPS digunakan Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 dimana sebagian besar UPS di Kota Depok sudah memenuhi rencana/kriteria pada semua aspek, kecuali aspek bangunan. Dengan mengetahui kapasitas dan proses pengelolaan pada UPS-UPS di Kota Depok, maka tingkat operasi pada UPS di Kota Depok dapat ditingkatkan.

The increasing of waste generation in Depok City that caused by the increase in the population raises a new problem when TPA Cipayung has undergone an overload condition so that it cannot receive wastes anymore. One way to reduce the amount of wastes that goes into TPA Cipayung is with the built of UPS in Depok. UPS in Depok has been operating since 2007 until now with additional amount of it for every year. UPS operating is focused on organic waste processing. Currently, the number of UPS that has built is 45. However, it is not yet known how the UPS conditions and performances for now. Therefore, this research is being done with the aim to know how the capacity and waste management at UPS in Depok. The methods used in the study were surveys, interviews, and observations to retrieve primary and secondary data. From the results of the research, it is known that the number of UPS that are reached until now is 45 UPS which spread in 11 sub districts of Depok, Cipayung have the most number of built UPS and sub districts of Cinere and Cilodong have the least number of built UPS. From 45 UPS that has built, as many as 31 UPS are operating and 14 UPS are not operating. At the operating UPS, the amount of waste processed by 30 MRFs (1 MRFs is not included) in the period 2016-2019 is as much as 11,831.02 tons. The average percentage of used UPS capacity in Depok City is 27.58% of the design capacity per year. The process of organic wastes handling in UPS Kota Depok are including unloading, screening, shredding, composting, sieving, packaging and storage, and also handling residue with the ability of the average UPS in reducing wastes for 2016-2019 is 96.15% per year. For the suitability of the implementation of UPS, the PERMEN PU No. 3/2013 is being used for the standard which most UPS in Depok already fulfill the plans/criteria on all aspects, except the building aspects. By knowing the capacity and management process on UPS in Depok City, the level of operation on UPS in Depok City can be increased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>