Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Smitha Rania Puti
"Cerpen Shigu (事故) atau Kecelakaan adalah cerpen yang ditulis oleh Murong Xuecun pada tahun 2012. Isi dari cerpen ini menceritakan peristiwa kecelakaan yang terjadi antara Pengacara dan Petani Tua di jalan, dan juga hadirnya seorang polisi untuk penyelesaian masalah. Beberapa Peneliti pernah melakukan kajian atas cerpen ini, fokus pembahasan mereka terletak pada salah satu tokoh dalam cerpen saja dan juga latar peristiwa yang dianggap mirip dengan kasus yang pernah terjadi di Cina pada tahun 2010. Cerpen ini meski singkat, menghadirkan alur cerita dari setiap tokoh yang terlibat peristiwa kecelakaan tersebut. Gambaran tokoh dalam berlalu lintas dan sikapnya, berikut kehadiran polisi dalam menangani kejadian disajikan cukup detil oleh pengarangnya. Poin-poin ini justru belum menjadi perhatian dari penelitian terdahulu. Dengan menggunakan pendekatan instrinsik didapat kesimpulan bahwa semua tokoh yang hadir dalam peristiwa kecelakaan tersebut masing-masing memiliki kesalahan, pengarang sebagai orang yang cukup paham pada masalah hukum, nampaknya menuliskan cerpen ini sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat dan tindak berlalu lintas.

The short story Shigu (事故) or The Accident is a short story written by Murong Xuecun in 2012. The contents of this short story tell about an accident that happened between Lawyer and Old Farmer on the road, and also the presence of a policeman to solve the problem. Several researchers have conducted studies on this short story, the focus of their discussion lies on one of the characters in the short story and also the background of events that are considered similar to the case that occurred in China in 2010. This short story, although short, presents the storyline of each character who involved in the accident. The description of the character in traffic and their attitude, along with the presence of the police in handling the incident, is presented in sufficient detail by the author. These points have not been the concern of previous studies. By using the intrinsic approach, it can be concluded that all the characters present at the accident each had mistakes, the author as a person who is quite knowledgeable about legal issues, seems to write this short story as a form of concern for the community and traffic acts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Vania Hartono
"Opera Beijing merupakan salah satu seni tradisional Tiongkok yang memiliki sejarah yang panjang dan nilai kebudayaan yang penting bagi masyarakat Tiongkok. Upaya untuk melestarikan kebudayaan ini salah satunya adalah dengan menggabungkan unsur tradisional opera dengan unsur modern seperti gim daring. Penelitian ini membahas tentang karakter Yun Jin dari gim Genshin Impact yang menjadi representasi peran Daomadan dalam Opera Beijing. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan dan membahas aspek peran Daomadan dalam Opera Beijing yang ada dalam karakter Yun Jin dan menjelaskan usaha miHoYo dalam memperkenalkan Opera Beijing kepada para pemain gim Genshin Impact melalui karakter Yun Jin. Metode pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang pengumpulan datanya menggunakan teknik studi pustaka. Pada penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa karakter Yun Jin dalam gim Genshin Impact merupakan representasi dari peran Daomadan dalam Opera Beijing.

Beijing Opera is a traditional Chinese art that has a long history and important cultural values for Chinese people. One of the efforts to preserve this culture is by combining traditional elements of opera with modern elements such as online games. This study discusses the character Yun Jin from the game Genshin Impact who represents the role of Daomadan in Beijing Opera. The purpose of this study is to explain and discuss aspects of Daomadan's role in Beijing Opera which is in the character Yun Jin and to explain miHoYo's efforts in introducing Beijing Opera to Genshin Impact players through the character Yun Jin. The method in this study uses a descriptive qualitative method, which collects data using literature study techniques. In this research, it can be concluded that the character Yun Jin in Genshin Impact is a representation of Daomadan's role in Beijing Opera.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hadda Almalita Rahmadianty
"Pada tahun 2015, Met Gala, penggalangan dana yang digelar oleh Institut Kostum Museum Seni Metropolitan, kembali digelar dengan mengusung tema China Through a Looking Glass. Pemilihan tema ini dilatarbelakangi dari dampak estetika dan budaya Cina terhadap inspirasi mode Barat. Atas tema tersebut, maka para tamu undangan yang hadir serta desainer diimbau untuk mengenakan atau membuat busana yang mengandung unsur budaya Cina. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana budaya Cina direpresentasikan dalam gaun-gaun yang dikenakan oleh para tamu undangan di ajang Met Gala 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui studi pustaka dengan pendekatan ilmu budaya sebagai sumber primer, dan sumber lainnya sebagai sumber sekunder. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa beberapa gaun yang didesain oleh desainer Barat tidak sesuai dalam merepresentasikan budaya Cina ke dalam gaun buatannya sedangkan gaun karya desainer Cina lebih sesuai dalam merepresentasikan budaya Cina ke dalam gaun buatannya.

In 2015, the Met Gala, a fundraiser organized by the Costume Institute of the Metropolitan Museum of Art, was held again with the theme China Through a Looking Glass. The choice of this theme was motivated by the impact of Chinese aesthetics and culture on Western fashion inspiration. Based on this theme, invited guests and designers are encouraged to wear or make clothes that contain elements of Chinese culture. This study aims to describe how Chinese culture is represented in the dresses worn by invited guests at the 2015 Met Gala. The research method used is a qualitative method through literature study with a cultural science approach as a primary source, and other sources as secondary sources. The results of this study found that some dresses designed by Western designers were not suitable for representing Chinese culture in their dresses, while dresses made by Chinese designers were more suitable for representing Chinese culture in their dresses."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sharani Arsya Rizkia
"Dalam kehidupan tradisional Tiongkok, perempuan dianggap memiliki kedudukan yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, ditambah lagi dengan diberlakukannya kebijakan satu anak (1979-2015) yang merugikan perempuan dan memperburuk kedudukan perempuan dalam stratifikasi sosial. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana Zhang Yimou menyampaikan kritik sosial melalui penokohan tokoh Qiu. Penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif dalam menyusun penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penggambaran tokoh Qiu Ju dalam film tersebut merepresentasikan suara perempuan yang terpengaruh kebijakan satu anak. Melalui hal tersebut, Zhang menyampaikan kritik sosialnya terhadap pemerintah yang berlaku pada tahun 1992.

In traditional Chinese life, women are considered to have a lower position than men, coupled with the enactment of the one-child policy (1979-2015), which harmed women and worsened women's position in social stratification. This research will examine how Zhang Yimou, conveys social criticism through the characterization of Qiu. The author will use qualitative research methods in compiling this research. Based on the research that has been done, the portrayal of the character Qiu Ju in the film represents the voices of women affected by the one-child policy. Through this, Zhang conveyed his social criticism of the government that was in force in 1992."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Charisma Putri Sulaiman
"Film Hi, Mom (Nǐ hǎo, Lǐ Huànyīng) (你好,李焕英) adalah film keluarga yang dirilis pada tahun 2021 di Tiongkok. Film ini diangkat dari sketsa komedi dengan judul yang sama dan menceritakan tentang hubungan tokoh Jia Xiaoling dengan ibunya, Li Huanying. Setelah kecelakaan yang menimpa ibunya, Jia Xiaoling ditarik kembali ke masa lalu, tepatnya tahun 1981, yaitu masa ketika ibunya muda. Jia Xiaoling menjadikan kesempatan ini untuk menjalankan sikap baktinya kepada ibunya. Film Hi, Mom memiliki alur yang mundur dengan dua latar waktu yang berbeda. Penelitian ini akan menguraikan bagaimana pemanfaatan alur yang ada pada film Hi, Mom dalam memperlihatkan praktik Bakti tokoh anak yaitu Jia Xiaoling terhadap ibunya Li Huanying. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pemanfaatan alur waktu terhadap pengaplikasian praktik prinsip Bakti pada tahun 1981 dan pada tahun 2001 melalui penokohan Jia Xiaoling dari awal hingga akhir film Hi, Mom. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan intrinsik. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa alur waktu memiliki peran yang sangat penting terhadap sikap bakti yang dijalankan oleh Jia Xiaoling. Respon baik ibu Jia Xiaoling terhadap usaha Jia Xiaoling menjalankan sikap bakti menunjukkan bukti kuatnya kasih sayang antara ibu dan anak.

Hi, Mom (Nǐ hǎo, Lǐ Huànyīng)(你好,李焕英)is a Chinese family film released in 2021. The movie is based on the comedy sketch of the same name and tells the story of Jia Xiaoling's relationship with her mother, Li Huanying. After an accident that befalls her mother, Jia Xiaoling is drawn back to 1981, when her mother was still young. Jia Xiaoling takes this opportunity to fulfill her devotion to her mother. The movie Hi, Mom has a backward plot with two different time settings. This research will describe how the use of plot in the film Hi, Mom shows the filial piety practice of the child character, Jia Xiaoling, towards her mother Li Huanying. This study aims to analyze how the use of time flow towards the application of the practice of the principle of filial piety in 1981 and in 2001 through the characterization of Jia Xiaoling from the beginning to the end of the film Hi, Mom. The method used in the research is a qualitative method with an intrinsic approach. The results of the study show that the flow of time plays a very important role in Jia Xiaoling's filial piety. Jia Xiaoling's mother's good response to Jia Xiaoling's efforts to practice filial piety shows evidence of the strong affection between mother-daughter.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Marsha Ananda
"Film Aftershock (唐山大地震) adalah film karya sutradara Feng Xiaogang yang dirilis pada 22 Juli 2010 di Cina. Film ini mengisahkan tentang dampak dari gempa di Tangshan (1976) yang membuat seorang ibu (Li Yuanni) harus memilih antara menyelamatkan anak laki-lakinya (Fang Da) atau anak perempuannya (Fang Deng). Pada akhirnya, Li Yuanni pun memilih Fang Da tanpa mengetahui bahwa keputusan tersebut akan memberikan pengaruh besar terhadap hidupnya dan kedua anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konflik batin tokoh Li Yuanni, Fang Da, dan Fang Deng pasca gempa Tangshan 1976. Selain itu, penelitian ini juga akan membahas tentang perjuangan ketiga tokoh tersebut untuk bangkit dari keterpurukan bersama dengan pembangunan kembali kota Tangshan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analisis. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tokoh ibu dan kedua anaknya dalam film Aftershock sama-sama mengalami konflik batin yang diakibatkan oleh gempa bumi Tangshan. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat mereka untuk berjuang melanjutkan hidup dan bangkit dari kehancuran, sama seperti kota Tangshan yang akhirnya bangkit dari kehancuran akibat gempa.

Aftershock (唐山大地震) is a film by director Feng Xiaogang which was released on July 22, 2010 in China. This film tells about the impact of the earthquake in Tangshan (1976), which made a mother (Li Yuanni) have to choose between saving her son (Fang Da) or daughter (Fang Deng). In the end, Li Yuanni chose Fang Da without knowing that this decision would significantly impact her life and her two children. This study analyzes the inner conflicts of the characters Li Yuanni, Fang Da, and Fang Deng after the 1976 Tangshan earthquake. In addition, this study will also discuss the struggles of the three characters to rise from adversity along with the rebuilding of Tangshan City. This research is qualitative research with the descriptive-analytical method. The results of the study show that the mother and her two children in Aftershock both experience inner conflicts caused by the Tangshan earthquake. Even so, this did not dampen their enthusiasm to fight for life and rise from the destruction, just like the city of Tangshan, which finally rose from the destruction caused by the earthquake."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Sopiyan
"Film Ne Zha (2019) merupakah salah satu film animasi dari Cina yang mengisahkan mengenai seorang anak laki-laki bernama Ne Zha yang terlahir sebagai seorang iblis karena mutiara iblis. Akibat mutiara iblis berdampak pada kehidupan Ne Zha yang memiliki karakter anti-hero namun berakhir menjadi hero. Objek yang diteliti pada penelitian berfokus pada karakter hero dan karakter anti-hero pada tokoh utama Ne Zha pada film tersebut. Karakter hero dan anti-hero tercipta karena adanya beberapa aspek yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan dengan cara metode kualitatif dan studi dokumen serta mengumpulkan data melalui online browsing. Artikel ini menyimpulkan bahwa karakter hero dan anti-hero pada tokoh Nezha menghasilkan keunikan, menggambarkan karakteristik budaya Cina yang cenderung mencari keseimbangan antara kekuatan positif dan negatif dalam mencapai sebuah kondisi ideal.

Ne Zha Movie (2019) is one of the animated films from China that tells the story of a boy named Ne Zha who was born as a demon because of the demon pearl. The result of the demon's pearl has an impact on Ne Zha's life who has an anti-hero character but ends up becoming a hero. The object studied in the research afocuses on the hero character and anti-hero aspects of the main character Ne Zha in the movie. Hero and anti-hero characters are created because of several aspects that influence them. This research was conducted by qualitative methods and document studies and collecting data through online browsing. This research concludes that Nezha's hero and anti-hero characters produce uniqueness, reflecting the characteristics of Chinese culture which tend to seek a balance between positive and negative forces in achieving an ideal condition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Benito Calvin Alexander Manope
"An Elephant Sitting Still (Dà xiàng xídì'érzuò) merupakan film pertama sekaligus film terakhir karya Hu Bo (胡波), seorang produser dan novelis Cina terkenal. Film ini yang dirilis pada 2018 ini mengisahkan tentang kehidupan empat tokoh utama yaitu Yu Cheng, Wei Bu, Huang Ling, dan Kakek Wang Jin yang tinggal di wilayah kumuh dan penuh dengan permasalahan. Terlepas dari berbagai masalah yang dihadapi, mereka semua melakukan perjalanan ke kota Cina utara untuk melihat gajah yang duduk di Manzhouli. Pada akhirnya mereka tetap tidak dapat melihat gajah tersebut. Penelitian ini akan membahas mengenai pemaknaan gajah yang duduk di Manzhouli dan keterkaitannya dengan alur pada film An Elephant Sitting Still (Dà xiàng xídì'érzuò). Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa gajah yang duduk film ini merupakan sebuah simbolisasi yang lebih mendalam dari sekedar harapan.

An Elephant Sitting Still (Dà xiàng xídì'érzuò) is the first and last film by Hu Bo (胡波), a famous Chinese producer and novelist. The film, released in 2018, tells the story of the lives of the four main characters Yu Cheng, Wei Bu, Huang Ling, and Grandpa Wang Jin who live in a slum and are full of problems. Despite their problems, they all travel to a northern Chinese city to see the elephant sitting in Manzhouli. In the end, they still cannot see the elephant. This research will discuss the meaning of the elephant sitting in Manzhouli and its relationship with the plot in the film An Elephant Sitting Still (Dà xiàng xídì'érzuò). In this research, the method used is qualitative method with data collection method in the form of literature study. The results of this study show that the film's sitting elephant is a symbolisation that is deeper than just hope."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meidiama Syarifah
"Under The Hawthorn Tree karya sutradara Zhang Yimou (张艺谋) adalah film bergenre romansa drama yang dirilis pada tahun 2010 dengan latar waktu zaman Revolusi Kebudayaan Cina (1966-1976). Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, karya Ai Mi yang diambil dari kisah nyata, yaitu cerita cinta teman Ai Mi pada masa Revolusi Kebudayaan Cina. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap penyebab citra perempuan tangguh yang muncul film UTHT melalui penokohan Jing Qiu dan ibu Zhang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif analisis. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah citra perempuan tangguh yang terlihat pada dua tokoh perempuan, yaitu Jing Qiu dan Ibu Zhang berkaitan dengan latar waktu film, yaitu pada masa Revolusi Kebudayaan. Melalui analisis dari adegan termasuk juga dialognya, penelitian ini menemukan ketangguhan tokoh Ibu dan anak disebabkan karena hidup pada masa Revolusi Kebudayaan yang penuh dengan kebijakan sepihak dari partai kepada masyarakat Cina.

Under The Hawthorn Tree is a 2010 romance drama film directed by Zhang Yimou (张艺谋) that takes place during the Chinese Cultural Revolution (1966-1976). The movie is adapted from the novel with the same title, by Ai Mi, which is taken from a true story of her friend during the Chinese Cultural Revolution. This study aims to reveal the causes of the image of a tough woman appearing in the UTHT film through the characterizations of Jing Qiu and Zhang's mother. The method used in this research is qualitative analysis. This study concludes that the image of a tough woman seen in the two female characters, Jing Qiu and Zhang Laoshi is related to the film's time setting, the Cultural Revolution period. Through analysis of the scenes, including the dialogues, this research finds the toughness of the mother and daughter characters was due to living during the Cultural Revolution which was full of unilateral from the party to people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dwiki Armani
"Film dengan genre animasi memiliki daya tarik tersendiri. Film animasi dapat merepresentasikan unsur kebudayaan suatu bangsa dengan grafis yang beragam dan menarik. Salah satu film yang merepresentasikan budaya Cina antara lain adalah Film Turning Red '青春变形记' (Qīngchūn biànxíng jì) (2020). Representasi budaya Cina dalam film Turning Red menampilkan unsur-unsur ajaran Konfusianisme dalam hubungan keluarga. Konfusianisme merupakan salah satu unsur kebudayaan Cina yang berisi falsafah hidup bagi etnis Cina baik yang tinggal di daratan Cina, maupun di luar daratan Cina. Dalam Konfusianisme terdapat konsep harmonisasi sebagai unsur bijak manusia antara lain Ren 仁 (kemanusiaan), Yi 義 (kebajikan/keadilan), Li 礼 (etika), Zhi 知 (pengetahuan), Xin 信 (integritas), Zhong 忠 (kesetiaan), 孝 (Xiào) (bakti kepada orang tua). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana representasi Xiao pada film animasi berjudul Turning Red melalui penokohan Meilin Lee, Ming Lee, dan Wu. Melalui metode kualitatif, penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana bentuk representasi konsep Xiao yang ditunjukan pada film Turning Red melalui adegan tokoh-tokoh pada film. Melalui pendekatan deskriptif, penelitian ini menemukan bahwa konsep Xiao merupakan faktor penting dalam membangun alur dan penokohan dalam film ini.

Films with the animation genre have their own charm. Animated films can represent elements of a nation's culture with diverse and attractive graphics. One of the films that represents Chinese culture is Turning Red '青春变形记' (Qīngchūn biànxíng jì) (2020).The representation of Chinese culture in the film Turning Red displays elements of Confucianism in family relationships. Confucianism is one of the elements of Chinese culture which contains a philosophy of life for ethnic Chinese both living in mainland China and outside mainland China. In Confucianism there is the concept of harmonization as a wise human element, including Ren 仁 (humanity), Yi 義 (virtue/justice), Li 礼 (ethics), Zhi 知 (knowledge), Xin 信 (integrity), Zhong 忠 (loyalty), 孝 (Xiào) (filial piety). This study intends to find out how Xiao is represented in the animated film Turning Red through the characterizations of Meilin Lee, Ming Lee, and Wu. Through qualitative methods, this study will reveal how the form of representation of Xiao's concept is shown in the film Turning Red through the scenes of the characters in the film. Through a descriptive approach, this research finds that Xiao's concept is an important factor in developing the plot and characterizations in this film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>