Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumingkrat
"Pembangunan sektor industri memberikan nilai tambah pada devisa negara, namun jika limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan dampak negatif. Permasalahan sektor industri, sub sektor pembinaan industri adalah semakin banyak industri penghasil limbah B3, maka semakin meningkat pula volume limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Permasalahan lingkungan dari limbah adalah bila limbah dibuang langsung ke lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu, dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan hidup. Untuk mengurangi risiko yang dapat ditimbulkannya, maka harus dikelola secara khusus antara lain pengolahan dan penimbunan hasil pengolahan tersebut. Limbah padat (cake) industri pelapisan logam mengandung konsentrasi logam berat antara lain chromium, yang berbahaya bagi kesehatan manusia serta mahluk hidup lainnya. Sesuai dengan PP No. 18 Tahun 1999 Jo. PP No. 85 Tabun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) dan cara penimbunannya menurut Keputusan Kepala Bapedal No:Kep-041Bapedal/0911995 harus ditimbun pada landfill kategori I.
Untuk mengelola limbah B3 tersebut memang diperlukan biaya yang tinggi. Terlebih apabila mengingat tempat penimbunan limbah yang resmi memiliki ijin dari Bapedal masih sedikit, maka perlu upaya pengolahan limbah B3 dengan melakukan uji eksperimentasi. Uji tersebut dapat dilakukan dengan mengubah tipe kategori landfill yang ada untuk menjawab kemungkinan penggunaan kategori landfill yang berbeda.
Landfill kategori I (Secure Landfill Double Liner) adalah landfill yang mempunyai 2 lapisan geomembran dan terdiri dari 8 lapisan, sedangkan landfill kategori III (Landfill Clay Liner) adalah landfill dengan lapisan tanah liat dan terdiri dari 6 lapisan. Landfill yang dirancang di dalam alat simulasi terdiri dari 6 lapisan dengan bahan pengikat kapur dan semen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pencemaran limbah padat (cake) industri pelapisan logam terhadap lingkungan pada skala alat simulasi. Untuk mengetahui apakah landfill kategori III yang dirancang dapat untuk mengelola limbah padat (cake) industri pelapisan logam. Hal tersebut termasuk untuk mengetahui peranan kapur dan se ffb men sebagai bahan pengikat limbah, peranan tanah liat dengan K= 10-9 m/detik yang dibuat sebagai lapisan landfill dalam mengantisipasi kandungan logam berat chromium agar tidak leachate keluar dari alai simulasi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen laboratorium. Hasil dan kesimpulan yang didapatkan dari metode eksperimental ini dianalisis dengan analisis tabel (face validity). Penelitian eksperimental ini dilaksanakan di dalam laboratorium kimia dan teknik sipil dengan ketentuan pelaksanaan pengujian sesuai standar uji standard American Society for Testing and Materials (ASTM), Japan Institute Standard PIS) dan metode uji Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Sedangkan peraturan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja yang dipakai adalah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Permenaker.
Berdasarkan pembahasan hasil eksperimen di laboratorium dan pengamatan rentang waktu empat bulan dapat disampaikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada lapisan landfill kategori III modifikasi awal (kontrol) dengan skala 1:10, masih terdapat leachate logam berat chromium dari limbah padat (cake) industri pelapisan logam sebesar 0,278 ppm.
2. Semen dapat menahan leachate logam berat chromium di dalam limbah padat (cake) industri pelapisan logam sebesar 155.65% (maksimum 300%).
3. Pada lapisan landfill kategori III yang dirancang dengan skala 1:10, dapat menahan leachate logam berat chromium:
Untuk tipe landfill K, sebesar 0,183ppm,
Untuk tipe landfill S1, sebesar 0,145ppm,
Untuk tipe landfill S2, sebesar 0,1 13ppm,
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Mengingat penelitian ini merupakan studi awal exploratif yang dilakukan dalam kondisi keterbatasan waktu dan dana, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan. Penelitian tersebut dapat dilakukan dengan metode yang sama, tetapi dengan jumlah ulangan dan berat sampel yang sesuai, sehingga dapat diperoleh data yang cukup banyak untuk dapat dilanalisis dengan metode statistik Anova.
2. Sebaiknya dibuat kurva standard logam chromium dari limbah padat (cake) industri pelapisan logam dengan kadar logam berat chromium yang berbeda.
3. Perlu ditinjau kemampuan para pelaku industri pelapisan logam dalam mengimplementasikan hasil penelitian ini, apakah visibel secara ekonomis.

The development in the industrial sector has contributed in providing added value to the national revenue, if the waste produced is not managed will result in adverse impacts. Problems faced within the industrial sector, i.e. within the industrial management sub-sector, is the increasing number of industries producing hazardous waste (B3) resulting in the accumulated volume of hazardous waste (B3).
The main problems of environmental waste are the absence of treatment to waste prior to it being discharged directly to the environment which threatens the environment and humans. To reduce the risk, the waste would have to be specially treated by process and as well as by land filling of the processed products.
Solid waste (cake) from metal plating industries contains heavy metal such as chromium which endangers human health as well as other forms of living organism. Based on government regulation No. 18/1999 followed by Government Regulation No. 85/1999 on the Management Hazardous Waste and the Decree of the Head of Bapedal No.: Kep-04/Bapedal/09/1995 on Means of Disposal, the waste should be treated in Landfill Category I.
Treatment of such waste will require heavy funding especially if the legally assigned landfill location assigned by Bapedal is still limited. Hence, the processing of hazardous waste must be carried out by ffb experimental test. The test would be carried out by changing the existing landfill category type to probe the possibility of using various landfill categories.
Landfill Category I (Secure Landfill Double Liner) is a landfill composed of 8 layers having 2 geo-membrane layers whereas Landfill Category III (Landfill Clay Liner) is a landfill having 6 layers of clay. The landfill is designed in a simulation device consisting of 6 layers with a binding substance of lime and cement.
The research aims at understanding and solving the problems related with the pollution of solid waste (cake) from metal plating industries to the environment at the simulation scale to find out whether the designed Landfill Category III could manage the solid waste (cake) from metal plating industries. The research aims at assessing the role of lime and cement as a waste binding agent and the role of clay with K=10-9 m/s used as the landfill layer to avoid the leachate of the heavy metal chromium from the simulation device.
A laboratory experimental research method was used. The results and conclusion derived from the experimental mode is analyzed using table analysis (face validity). The experimental research was carried out in a chemical and technical laboratory using testing procedures following standards set by the American Society for Testing and Materials (ASTM), Japan Institute Standar (JIS) and testing methods of the Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The regulation for environmental protection and work safety used is the Safety and Health Management System (SMK3) decree from the Minister of Labor.
Based on experimental results in the laboratory and 4 month observations it was concluded:
1. Primary modification on Landfill Category III (control with scale 1:10), the chromium heavy metal from the solid waste (cake) leachate of the metal plating industry was 0,278 ppm;
2. Cement can hold the leachate of chromium heavy metal in the solid waste (cake) of metal plating industry by 155,65% (maximum 300%);
3. The amount of chromium heavy metal leachate produced by solid waste (cake) from metal plating industries at the designed level of landfill scale 1:10 are as follows:
a. Landfill Type K = 0,183 ppm,
b. Landfill Type Si= 0,145 ppm,
c. Landfill Type 52= 0,113 ppm
This research gives suggestions as follows:
1. This is an explorative preliminary research as limited and funding, so it is needed a further research. In order to do Anova statistic analysis, it is needed to do the same methodology with the number of replication and weight of samples appropriately.
2. It is better for the further research to make standard curve of chromium from cake of metal plating industry with different concentration of chromium.
3. A study of the ability of metal plating industry actors to implement this research is needed to know the economics visibility of this method.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T8563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Sahat Manaor
"ABSTRAK
Pembangunan di sektor industri selain memberikan dampak positif terhadap pembangunan bangsa Indonesia, ternyata juga menimbulkan dampak negatif berupa kemerosotan dan kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan tersebut antara lain disebabkan adanya pencemaran yang semakin meningkat yang ditimbulkan oleh kegiatan industri.
Salah satu sektor industri yang menghasilkan limbah B3 di dalam kegiatannya adalah industri pelapisan logam. Limbah tersebut dapat mencemari air permukaan dan air tanah terutama dengan semakin meningkatnya penggunaan air tersebut.
Untuk mengatasi dampak limbah tersebut telah dilakukan berbagai upaya pengolahan limbah. Namum semuanya lebih ke arah mengolah limbah yang telah keluar dari proses atau dikenal dengan end of pipe treatment principle. Pada dasarnya hal ini tidak menyelesaikan masalah, namun hanya memindahkan pencemar dari satu media ke media lainnya. Untuk itu perlu adanya pergeseran paradigma pengelolaan limbah ke arah pollution prevention principle yang sering diartikan sebagai produksi bersih atau upaya minimisasi limbah. Upaya minimisasi limbah ini mencakup upaya pencegahan agar limbah yang menyebar di lingkungan seminimal mungkin. Secara garis besar minimisasi limbah mencakup dua hal yaitu reduksi pada sumbernya dan pemanfaatan limbah.
Upaya minimisasi Iimbah dapat diterapkan pada industri pelapisan logam baik dengan jalan reduksi pada sumbernya maupun pemanfaatan kembali limbah. Kegiatan ini bersifat proaktif sehingga yang sangat berperan adalah pihak perusahaan. Pengambilan kembali limbah (recovery) dapat dilakukan dengan bermacam cara tergantung jenis limbah yang ingin diambil.
Pada penelitian ini yang ingin dilihat adalah upaya minimisasi limbah yang mungkin dilakukan pada PT. Arbontek serta recovery logam seng dalam rangka kemungkinan penggunaan kembali. Dengan demikian penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui tindakan yang dilakukan dalam upaya minimisasi limbah, penghematan penggunaan air, dan kemungkinan pemanfaatan limbah melalui recovery Iogam Zn.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun hipotesis sebagai berikut; 1) penerapan upaya minimisasi limbah dapat mengurangi penggunaan sumberdaya air, 2) recovery logam Zn yang terdapat dalam air Iimbah dapat dilaksanakan dengan teknik presipitasi.
Penelitian recovery logam Zn dengan teknik presipitasi bertahap merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium Preparasi dan Analisis, Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Sampel limbah yang digunakan pada penelitian ini diambil dari bak pembilasan proses pelapisan logam seng PT. Arbontek, Cakung. Analisis parameter utama juga dilakukan pada masing-masing unit proses serta badan air penerima limbah.
Logam seng yang diperoleh pada pengerjaan di atas sebanyak 189,761 mg/L. Jika diasumsikan bahwa proses produksi konstan, maka selama satu bulan akan diperoleh kembali logam seng sebagai ZnO sebanyak 1,77 kg. Upaya recovery ternyata tidak layak secara ekonomis, karena hanya menghasilkan penghematan sebanyak Rp. 38.973,. Dari hasil analisis kualitas efluen diperoleh konsentrasi Zn sebesar 0,539 mg/L, dan ini telah memenuhi baku mutu berdasarkan SK Gubernur KDKI Jakarta Nomor 582 Tabun 1995 yang menetapkan konsentrasi Zn maksimal sebesar 2 mg/L.
Upaya minimisasi limbah melalui reduksi pada sumbernya yang telah dilakukan . Jika mengacu kepada WHO (1982), ternyata PT Arbontek telah berhasil menghemat pemakaian air sebesar 53,1%. Namun penghematan penggunaan air lainnya masih dapat dilakukan. Upaya penghematan pemakaian air tersebut antara lain melalui penggantian sistem pembilasan dan pemasangan tandon air beserta kran penutupnya. Penghematan lainnya yang mungkin dilakukan adalah, pengurangan volume drag-out untuk menghemat penggunaan bahan kimia, pengurangan volume, serta konsentrasi limbah B3, pemasangan alat pengontrol pH proses agar mengoptimalkan pemakaian NaOH, dan penambahan anoda Zn pada bak pelapisan untuk mengurangi jumlah limbah akibat kegagalan proses.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Secara umum upaya minimisasi limbah pada industri kecil electroplating dapat dilaksanakan, tergantung komitmen perusahaan. Upaya recovery logam Zn juga dapat dilakukan, tetapi harus mempertimbangkan kelayakan ekonomisnya. Upaya pengelolaan limbah belum sepenuhnya dilakukan oleh PT. Arbontek, baik mencakup minimsasi limbah maupun pengolahan limbahnya.
Upaya minimisasi limbah yang telah dilakukan perusahaan adalah penggantian proses pelapisan tanpa sianida. Upaya lain yang masih dapat dilakukan adalah, pengurangan volume drag-ant, penghematan pemakaian air, pengaturan pH proses, dan penambahan anoda Zn pada bak pelapisan.
Upaya minimisasi sumberdaya air masih dapat dilakukan dengan penghematan sebanyak 17,85%.
Upaya recovery logam Zn dengan Cara presipitasi akan diperoleh pH pengendapan efektif untuk logam Fe dan Zn masing-masing 6 dan 10. Upaya recovery on-site akan diperoleh ZnO sebanyak 1,77 kg tiap bulan.

ABSTRACT
The development of industrial sector has not only produce positive effects, but also yield negative ones, namely, damages and declines of the environmental quality. The negative effects are caused by the increase of pollution due to industrial activities.
Electroplating industry is one of a few industries producing hazardous waste (B3). Beside polluting surface water, it also enters into the ground water especially when an increasing amount of water is used.
To overcome the waste effect, various efforts were undertaken. However, all are directed towards treating the effluent that is called "End of Pipe Treatment Principle". This principle has basically not solved the problem, but shifted the pollution from one media to another. For handling its ultimate, a new paradigm in waste management must be applied, that is the Pollution Prevention Principle called "Clean production" or "Waste Minimization". Waste minimization means to prevent the waste which will be released into the environment as low as possible. Generally, it covers two efforts, namely, source reduction and re-use the waste.
The waste minimization activities could be applied in electroplating industry. This concept is carried out in a proactive manner, and the main factor for getting success is the firm. Recovery could be done through several treatments, depending on the material which will be taken out.
This research was carried out in order to look for waste reduction method that could be carried out at PT. Arbontek, as well as, recovery of heavy metal for _ re-use in-site. Therefore, the aims of this research are to investigate the waste minimization efforts that could be applied in the factory, water use minimization, and the recovery of Zn metal using precipitation technique.
According to the information above, the hypothesis of this research are: 1) application of waste minimization technique could minimize the consumption of water, 2) recovery of heavy metal from wastewater could be carried out by precipitation technique based on the pH selectivity of the flock formation.
This experiment research was carried out at Laboratory for Preparation And Analysis, Center for Radioactive Waste Management Technology, National Nuclear Energy Agency (BATAN). Waste sample used in this research was taken out from a plating rinse bath of zinc plating process of PT. Arbontek, Cakung. The analysis of main parameter was done in every unit process and of Cakung Drain River.
The recovery of zinc metal in this research was 189.761 mgIL. If it is assumed that the capacity and production processes are constant, the recovery of zinc metal as ZnO was 1.77 kg per month. The recovery was not feasible because it only saved Rp. 38.973,-. From the analysis of the effluent, it is found that the concentration of Zn was 0.539 mg/L. If it refers to the effluent standard based on SK Gubernur KDKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995, the concentration of Zn was still lower than that of the standard, because the maximum concentration allowed was 2 mg/L.
Waste minimization effort through source reduction had been done by changing the plating process with non-cyanide plating bath. If it refers to WHO (1982), PT Arbontek had successfully minimized water used until 53.1%. But there were still a few effort could be done to minimize the water used. Those efforts could minimize water used of 17.85%. Others efforts that could be done are reducing of the drag-out volume in order to minimize raw materials used and hazardous waste concentration, minimizing of water used by changing of rinsing process and equipped with reservoir include the switch off, installing of the pH control process for optimalizing NaOH used, and adding Zn anode at plating bath for reducing of waste caused of the failure process.
Based on the research, it could be concluded as follows:
Generally, waste management efforts could be applied at small electroplating industries, depend on the commitment of the company. The recovery of Zn metal could be carried out, but it must analyze the economic feasibility.
PT. Arbontek did not fully apply the waste management efforts, namely waste minimization and treating the waste.
Waste minimization effort that had been done was changing the plating process with non-cyanide plating bath. Other efforts that could be done are by reducing of the drag-out volume, minimizing of water used, installing of the pH control unit, and adding Zn anode at the plating bath.
Water used minimization that could be done will save 17.85% of water.
The precipitation technique for recovering Zn yielded the effective pH for separation Fe and Zn was 6 and 10, respectively. This technique will produce 1.77 kg ZnO per month.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library