Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Wahyuningtias
"Prevalensi DM di Kota Bogor yakni sebesar 2,1% hal ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi DM di Indonesia menurut data Riskesdas 2013 yakni sebesar 2,0%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kontrol kadar Glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada studi kohort PTM di Kota Bogor tahun 2011-2016. Menurut uji Log-rank survival berdasarkan aktivitas fisik tidak berbeda bermakna dengan nilai signifikansi 0,941. Bahwa survival antara kelompok aktivitas fisik cukup dan kurang tidak berbeda survival-nya terhadap event kontrol glukosa darah buruk. Penderita DM tipe 2 yang cukup beraktivitas fisik memiliki HR sebesar 0,788 kali (95%CI: 0,456-1,360) dengan p value 0,392. Artinya, penderita DM tipe 2 yang cukup beraktifitas fisik maupun yang kurang tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kontrol glukosa darah. Tidak ditemukan pengaruh aktivitas fisik terhadap kontrol Glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada studi kohort PTM di Kota Bogor tahun 2011-2016. Hal ini dikarenakan banyak terjadi sensor dan lost to follow up juga titik pengamatan yang cukup jauh rentangnya yakni 2 tahun. Diperlukan upaya promosi kesehatan yang berkelanjutan dan bagi peneliti lain dapat melakukan studi dengan titik pengamatan dengan rentang waktu yang lebih singkat agar efek dari aktivitas fisik terhadap kontrol glukosa darah penderita DM tipe 2 dapat diukur lebih tepat.

The prevalence of DM in Bogor City which is equal to 2.1%, this is still higher than the prevalence of DM in Indonesia according to Riskesdas 2013 data which is equal to 2.0%. The purpose of this study was to determine the effect of physical activity on blood glucose level control in patients with type 2 diabetes mellitus in the PTM cohort study in Bogor City in 2011-2016. According to the Log-rank survival test based on physical activity there was no significant difference with a significance value of 0.941. That survival between groups of physical activity is sufficient and the survival of the blood glucose control event is not different. Patients with type 2 DM who have enough physical activity have HR of 0.788 times (95% CI: 0.456-1.360) with p value 0.392. That is, patients with type 2 diabetes who have sufficient physical activity or those who do not show significant differences in blood glucose control. There was no effect of physical activity on blood glucose control in patients with type 2 diabetes mellitus in the PTM cohort study in Bogor City in 2011-2016. This is because there are a lot of sensors and lost to follow-up as well as a far enough observation point, which is 2 years. Continuous health promotion efforts are needed and other researchers can conduct studies with observation points with a shorter time span so that the effects of physical activity on blood glucose control in patients with type 2 diabetes can be measured more precisely."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Hardianti Arafah
"Prevalensi kanker payudara di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,05 dan merupakanprevalensi penyakit kanker tertinggi kedua setelah kanker serviks. Salah satu faktor risikokanker payudara adalah obesitas. Prevalensi obesitas pada perempuan berdasarkanRiskesdas 2007-2013 secara signifikan mengalami peningkatan 13,9 , 15,5 , dan32,9. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadiankanker payudara pada wanita di Indonesia.
Berdasarkan analisis IFLS Indonesian Family Life Survey 5 yang dilakukan pada Tahun 2014 diperoleh data tentang kanker payudara,obesitas dan faktor lainnya di 13 Provinsi. Desain studi yaitu cross sectional danmenggunakan analisis data Regresi Logistik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa proporsiwanita obesitas yang menderita kanker payudara di 13 Provinsi di Indonesia sebesar0,3. Analisis Regresi Logistik menunjukkan bahwa Wanita obesitas memiliki efekprotektif sebesar 0,5 kali terhadap penyakit kanker payudara setelah dikontrol olehvariabel usia POR= 0,4999; 95 CI 0,275-0,906.
Kesimpulan penelitian ini adalahobesitas berhubungan secara statistik merupakan efek proteksi terhadap kanker payudarapada wanita di 13 Provinsi di Indonesia Tahun 2014 setelah dikontrol oleh variabel usia.Meskipun demikian, proporsi obesitas dan kanker payudara di Indonesia cenderungmeningkat, oleh sebab itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap programpencegahan penyakit tidak menular di Indonesia.

The prevalence of breast cancer in Indonesia in 2013 amounted to 0.05 and is the second highest prevalence of cancer after cervical cancer. One of the risk factors forbreast cancer is obesity. The prevalence of obesity in women based on Riskesdas 2007 2013 significantly increased 13.9 , 15.5 , and 32.9. The purpose of this study is toknow the relationship of obesity with incidence of breast cancer in women in Indonesia.
Based on analysis of IFLS Indonesian Family Life Survey 5 conducted in the Year 2014 obtained data about breast cancer, obesity and other factors in 13 Provinces. The study design is cross sectional and using Logistic Regression data analysis.
The results showed that the proportion of obese women with breast cancer in 13 provinces in Indonesia was0.3. Logistic Regression Analysis showed that obese women had a protective effect of0.5 times against breast cancer after being controlled by age variables POR 0.4999 95 CI 0.275 0.906.
The conclusions of this study were obesity statistically related to the protective effect on breast cancer in women in 13 provinces in Indonesia 2014 after being controlled by age. Nevertheless, the proportion of obesity and breast cancer in Indonesia tends to increase, therefore we need to control of non communicable diseaseprevention program in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iche Andriyani Liberty
"ABSTRAK
Triglyceride Glucose Index Merupakan Prediktor MarkerDiagnostik Konversi Prediabetes Yang Akurat Pada Wanita Urban Usia ReproduktifAbstrakPertimbangan epidemiologis memberi bukti bahwa banyak wanita usia reproduktif menderitaprediabetes atau diabetes, yang mengakibatkan lebih banyak kehamilan dengan ibu dan janinyang berisiko tinggi mengalami komplikasi. Penilaian resistensi insulin merupakan fundamentalgoal yang mempunyai nilai prevensi besar. Triglyceride Glucose Index TyG Index merupakanmarker surrogate resistensi insulin yang dapat diaplikasikan pada komunitas sebagai metodeskrining praktis dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insiden, nilai prediksi,ukuran dampak potensial, serta pengaruh perubahan TyG Index yang dinamis terhadap konversistatus glukosa darah yang terjadi pada wanita urban usia reproduktif. Desain penelitian ini adalahPrevalence Longitudinal Study. Data dianalisis dengan deskriptif, Receiver OperatingCharacteristic, Cox Regression dan Multi-State Survival Model. Hasil penelitian menunjukkanbahwa setelah 5 tahun follow up pada 371 subjek prediabetes, insiden konversi progresivitasdiabetes sebesar 21 , 36,9 tidak konversi, dan 42 regresivitas menjadi normoglikemik.Sedangkan pada 1300 subjek normoglikemik, insiden progresivitas diabetes 2,4 , 21,6 progresivitas prediabetes, dan 76 tidak konversi. Cut off point TyG Index dalam memprediksikonversi pada subjek prediabetes dalam 5 tahun adalah 4,54 subjek progresivitasmenjadi diabetes. Sedangkan, pada subjek normoglikemik, cut off point TyG Index le;4,43 subjektetap normoglikemik; 4,44 - 4,47 subjek progresivitas menjadi prediabetes; dan >4,47 subjekprogresivitas menjadi diabetes. Hazard ratio TyG Index terhadap regresivitas normoglikemikadalah 0,242 95 CI = 0,135 ndash; 0,433 setelah diadjusted lingkar perut. Sedangkan hazard ratioTyG Index terhadap konversi progresivitas diabetes pada subjek normoglikemik adalah 2,169 95 CI = 1,006 ndash; 4,678 setelah diadjusted lingkar perut, HDL, dan sistolik. Ukuran dampakpotensial AR TyG Index pada subjek prediabetes adalah 80,67 , sedangkan pada subjeknormoglikemik 70,17 . Analisis Multi-State Survival Model menunjukan peningkatan TyGindex, kolesterol total, LDL, lingkar perut, dan diastolik yang dinamis berpengaruh positifterhadap konversi progresivitas menjadi diabetes.Kata kunci: Konversi, Prediabetes, TyG Index

ABSTRACT
Triglyceride Glucose Index is an Accurate Diagnostics Predictor Markerof Prediabetes Conversion in Urban Reproductive WomenAbstractEpidemiological considerations provide evidence that many women of reproductive age sufferfrom prediabetes or diabetes, which leads to more pregnancies with mothers and fetuses at highrisk of complications. Assessment of insulin resistance is a fundamental goal that has a greatvalue for prevention. Triglyceride Glucose Index TyG Index is a surrogate insulin resistancethat can be applied to the community as a screening method to predict the conversion of bloodglucose status practically and efficiently. This study aims to determine the incidence, predictionvalue, the attributable risk, and the effect of dynamic TyG Index changes on the statusconversion that occurs in urban reproductive women. The design of this study was PrevalenceLongitudinal Study, in which all cases that occurred at the beginning of the study were included.Data were analyzed by descriptive, Receiver Operating Characteristic, Cox Regression andMulti-State Survival Model. The results showed, after 5 years of follow-up on the prediabetes371 subject, the incidence of diabetes progression was 21 , 36.9 was not conversion, and 42 regressive to normoglycemic. Whereas in 1,300 normoglycemic subjects, the incidence ofdiabetes progression 2.4 , prediabetes progression 21.6 , and 76 was not conversion. The cutoff point of TyG Index in predicting the conversion in the prediabetes subject within 5 years was4.54 subjects were diabetes progression. Whereas, in the normoglycemic subject, the cut offpoint of TyG Index le;4.43 remains normoglycemic; 4.44 - 4.47 the subject rsquo;s progression toprediabetes; and> 4.47 the subjects of progression to diabetes. The hazard ratio of TyG Index tonormoglycemic regression is 0.242 95 CI = 0.135 - 0.433 adjusted by abdominalcircumference. While the hazard ratio of TyG Index to diabetes progression in normoglycemicsubjects was 2,169 95 CI = 1.006 - 4,678 adjusted by abdominal circumference, HDL, andsystolic. The attributable risk of the TyG Index on the prediabetes subject was 80.67 , whilein the normoglycemic subjects 70.17 . Analysis of Multi-State Survival Model showed increaseof TyG index, total cholesterol, LDL, abdominal circumference, and diastolic which is positivetoward progress to diabetes.Keywords: Conversion, Prediabetes, TyG Index"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
D2439
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zolaiha
"Latar belakang: Pada pelaksanaan ibadah haji ada ketentuan yang harus dipenuhi oleh setiap jemaah agar pelaksanaan ibadah haji dilaksanakan secara dan sempurna memenuhi syarat, rukun, dan wajib haji. Kebugaran fisik untuk meningkatkan kapasitas pelaksanaan ibadah pada jemaah haji Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh tingkat kebugaran fisik (VO2maks) terhadap ketidaklengkapan pelaksanaan ibadah haji pada jemaah Indonesia tahun 2016 / 1437 H. Metode: Desain penelitian adalah kohort retrospektif, menggunakan cox regression, STATA versi 13.00, untuk menganalisa pengaruh kebugaran terhadap ketidaklengkapan pelaksanaan ibadah haji setelah mengendalikan variabel kovariat, dan mengukur insiden masalah kesehatan. Variabel independen adalah tingkat kebugaran fisik (prediksi VO2maks), variable dependen adalah ketidaklengkapan pelaksanaan ibadah haji, variabel kovariat adalah: karakteristik individu; status Risti, status Istithaah, gelombang keberangkatan, perilaku merokok, pre-existing diseases. Penelitian ini menggunakan data sekunder Siskohatkes Kementerian Kesehatan 2016. Data meliputi data awal hasil pemeriksaan jemaah haji tahap 1 di Puskesmas dalam bentuk Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) dan data rawat inap jemaah di Saudi Arabia. Hasil: Hasil analisis multivariat memperlihatkan interaksi antara kebugaran fisik dengan gelombang keberangkatan terhadap ketidaklengkapan ibadah haji. Interaksi Kebugaran cukup dengan gelombang keberangkatan II terhadap ketidaklengkapan ibadah haji berisiko sebesar 3,17 (CI-95% = 1,68-5,97). Interaksi kebugaran kurang dengan gelombang keberangkatan II terhadap ketidaklengkapan ibadah haji berisiko sebesar 7,15 (CI-95% = 3,66-13,96). Kesimpulan: Tingkat kebugaran fisik berpengaruh terhadap ketidaklengkapan pelaksanaan ibadah haji jemaah Indonesia tahun 2016/ 1437 H setelah mengendalikan variabel umur, jenis kelamin, faktor risiko, merokok, gelombang keberangkatan, dan penyakit yang ada sebelumnya

Background: To complete the Hajj pilgrimage and fulfill the religious obligations, there are conditions which must be met by every hajj pilgrim. Physical fitness is one of the important factors that influence the capacity of Hajj pilgrims to complete the Hajj. The aim of this study is to determine the relationship of physical fitness level based on maximal oxygen consumption VO2max associated with incompleteness pilgrimage amongs Indonesian Hajj pilgrims. Methods: A retrospective cohort design study was designed on it. Descriptive statistics were performed on health incidents issues related with sirculatory, respiratory, syndrom metabolic, mental illness, neoplasm, musculoskletal and infectious diseases. Secondary statistical data were gathered from Siskohatkes (the Ministry Of Health’s Hajj surveillance database). The Hajj surveillance database contained data on the preliminary stage of Hajj health assessments from the community health center. Cox regression was used to study the physical fitness effects on the Hajj incompletion. The analysis was done in STATA version 13.00 after all covariate variables were adjusted. The physical fitness levels to be independent variable and incompleteness of hajj pilgrimage to be dependent variable. Covariates include demographic characteristics, refer to such variables as smoking behaviours, pre-existing co-morbidities, inpatients were hospitalized with a focus on the high risk status group. Result: Results from the multi-variable analysis shown an interaction between physical fitness, routes 2 covariate with incompleteness to hajj pilgrimage. The risk of average physical fitness status influences to incompleteness to hajj pilgrimage shown with RR 3.17 (CI-95%: 1.68-5.97). while the risk of less physical fitness status on the outcome was RR 7.15 (CI-95%: 3.66-13.96). Conclusion: The physical fitness levels influence on incompleteness of hajj pilgrimage amongs Indonesia hajj pilgrims."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library