Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Puspitasari
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Rahayu
"ABSTRAK
Tesis mi membahas pengembangan pendidikan melalui buku-buku pelajaran yang
digunakan pada sekolah dasar di Kyoto-shi pada zaman Meiji Tujuan dan
penelitian mi adalah untuk memberikan pengetahuan mengenam sejarah
modernisasi dalam pendidikan di Jepang yang berawal dari zaman Meiji
Penelitian im adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptmf Hasil
penelitian menjelaskan bahwa buku-buku yang digunakan pada pendidikan
sekolah dasar di Kyoto shi pada zaman Meiji dibagi menjadi tiga kelompok
pendidikan pada masa transisi pendidikan yang mengarah kepada pendidikan
Barat dan pendidikan untuk memngkatkan taraf hidup manusia Pembagian
kelompok buku-buku pelajaran tersebut berdasarkan konsep jitsugaku.

ABSTRACT
This thesis discusses the development of education through textbooks used in
primary schools in Kyoto shi in the Meiji era The objective of this thesis is to
deepen our knowledge about the history of modernization in education in Japan
which started from the Meiji era Using descriptive approach this thesis explains
that the textbooks used in primary schools in Kyoto shi in the Meiji era can be
divided into three categories the transitional era the Western education and the
education for a better life These categories are found by applying the concept of
jitsugaku on the textbooks.

"
2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandhya Widyatnya
"Kendo adalah salah satu dari banyak bela diri tradisional dari Jepang yang bernama Budo. Kendo (剣道) terdiri dari dua kanji yaitu kanji ken (剣) yang berarti pedang dan dou (道) yang berarti jalan. Secara etimologi, kendo berarti "Jalan Pedang". Berbeda dengan olahraga pada umumnya, kendo tidak hanya menitik-beratkan pada pembentukan fisik, namun juga pembentukan kepribadian. Kendo saat ini tidak hanya ada pada Jepang saja, namun juga sudah mulai dikenal oleh seluruh dunia termasuk Indonesia. Hal yang unik adalah, pengajaran-pengajaran untuk pembentukan kepribadian yang dibawa oleh kendo masih berpegang teguh pada budaya dan cara Jepang.
Tujuan penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui bagaimana perkembangan kendo di Indonesia, kesulitan apa yang menghambat kendoka Indonesia untuk menerima pengajaran tersebut, serta untuk mengetahui manfaat yang didapatkan oleh para kendoka Indonesia setelah lama mengikuti pelatihan kendo. Penulis juga ingin menunjukan kenyataan tentang falsafah bushido yang selama ini diagung-agungkan oleh kebanyakan orang selain orang Jepang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan dan wawancara.

Kendo is one of many Japanese traditional martial arts named Budou. Kendo (剣道) is formed by two kanji characters. They are Ken (剣), which means "sword", and Dou (道), which means "way". Therefore, etymologically, kendo means "The Way of Sword". Kendo is not just only paying attention at physical improvement, but also paying attention on personality improvement o. Today, kendo exists not only in Japan, but also worldwide, including Indonesia. There is one special thing about kendo. For the teachings of improvement of personality, kendo still applies Japan's culture and ways.
The purposes of this research is to know about kendo growth in Indonesia, the troubles that appear in Indonesian's kendoka learning philosophy, and also to know the impact on Indonesia kendoka after joining kendo's exercises after a certain amount of time. Researcher also want to show to other people about the reality of bushido, which is adored by most of non-Japanese people. This research is a qualitative research. applies literature study, and interview methods.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Misana
"Pada tanggal 11 Maret 2011, Jepang dilanda bencana alam gempa bumi dan tsunami, yang kemudian diikuti dengan insiden kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Rentetan bencana itu selanjutnya memberikan pengaruh dalam tiap aspek kehidupan masyarakat Jepang, termasuk juga di dalamnya adalah aspek
sastra.
Penulis-penulis Jepang mengekspresikan tanggapan mereka atas peristiwa bencana tersebut dengan berbagai macam cara. Umumnya karya-karya mereka menitikberatkan pada trauma korban dan kondisi sosial pasca bencana, khususnya kondisi yang berhubungan dengan peristiwa kebocoran PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Fukushima.
Penulis tertarik untuk mengkaji tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh para penulis Jepang terkait dengan bencana Higashi Nihon Daishinsai tersebut. Beberapa tanggapan tersebut dituangkan dalam bentuk cerita pendek yang secara tidak langsung merefleksikan isi hati para penulis sebagai bagian dari masyarakat Jepang. Kumpulan cerita pendek tersebut diterbitkan dalam satu buku yang berjudul 「それでも三月は、また」(Soredemo sangatsu wa, mata). Tiga belas dari lima belas cerita pendek yang ada di dalamnya, yaitu #12300;不死の島」(Fushi no Shima) karya Tawada Yoko,「おまじ ない」(Omajinai) karya Shigematsu Kiyoshi, 「夜泣き帽子」(Yonaki boushi) karya Ogawa Yoko, 「神様2011」(Kamisama 2011) karya Kawakami Hiromi, 「三月の 毛糸」(Sangatsu no Keito) karya Kawakami Mieko, 「ルル」(Lulu) karya Ishii Shinji,
「美しい祖母の聖書」(Utsukushii Sobo no Seisho) karya Ikezawa Natsuki, 「ピース」 (Piisu) karya Kakuta Mitsuyo,「十六年後に泊まる」(Jyuuroku Nen go ni Tomaru) karya Furukawa Hideo,「日和山」(Hiyoriyama) karya Saeki Kazumi , 「ユーカリの小 さな葉」(Yuukari no Chiisana Ha) karya Murakami Ryu, dan 「惨事のあと、惨事の まえ」(Sanji no Ato, Sanji no Mae) karya David Peace.
Kesamaan yang terdapat dalam cerita-cerita pendek tersebut adalah adanya deskripsi mengenai kondisi sosial dan trauma pasca Higashi Nihon Daishinsai. Penulis berencana untuk menganalisis kondisi sosial dan trauma pasca bencana dalam cerita-cerita pendek tersebut, dan menghubungkannya dengan kondisi masyarakat yang sesungguhnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis yang berangkat dari keyakinan bahwa sastra adalah cerminan dari kondisi masyarakat;

On March 11 2011, Japan has experienced a strong earthquake and tsunami which was followed by a nuclear meltdown in Fukushima. Those disasters gave an impact to every aspect of Japanese life, including literature aspect.
The Japanese writers expressed their thoughts about the disaster in certain ways. Their works are often emphasized on victim?s trauma and social condition after disaster, particularly the condition which is related to the meltdown of nuclear power plants in Fukushima.
I am interested in reviewing the writer?s thought regarding Higashi Nihon Daishinsai?s disaster. Some of the thoughts were written in the form of short stories which reflected the writers thought as a member of Japanese society. Those short stories were published in a collection titled 「それでも三月は、また」(Soredemo sangatsuwa, mata). Thirteen of fifteen short stories inside are:「不死の島」(Fushi no Shima) written by Tawada Yoko,「おまじない」(Omajinai) written by Shigematsu Kiyoshi, 「夜泣き帽子」(Yonaki boushi) written by Ogawa Yoko, 「神様2011」(Kamisama 2011) written by Kawakami Hiromi, 「三月の毛糸」(Sangatsu no Keito) written by Kawakami Mieko, 「ルル」(Lulu) written by Ishii Shinji, 「美しい祖母の聖書」 (Utsukushii Sobo no Seisho) written by Ikezawa Natsuki, 「ピース」(Piisu) written by Kakuta Mitsuyo,「十六年後に泊まる」(Jyuuroku Nen go ni Tomaru) written by
Furukawa Hideo,「日和山」(Hiyoriyama) written by Saeki Kazumi , 「ユーカリの小さ な葉」(Yuukari no Chiisana Ha) written by Murakami Ryu, and 「惨事のあと、惨事 のまえ」(Sanji no Ato, Sanji no Mae) written by David Peace.
The resemblance between those short stories is a presence of a description about social condition and trauma after Higashi Nihon Daishinsai. I intended to analyze the social condition and trauma inside those short stories and relate it to the real condition inside Japanese society. This research is a qualitative research with a sociological approach with a belief that literature is a reflection of society?s condition."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Sadyana
"Penelitian ini merupakan kajian historis tentang seorang tokoh bernama Miura Jo pada masa pendudukan militer Jepang di Bali dalam kurun waktu tahun 1942 sampai dengan tahun 1945. Tujuan penelitian ini adalah untuk merekonstruksi : (1) Bagaimana peran dan tindakan Miura pada masa pendudukan militer Jepang terhadap rakyat Bali dan (2) Bagaimana dasar pemikiran pilihan-pilihan tindakan yang dilakukan oleh Miura terhadap rakyat Bali pada masa itu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan teori-teori penulisan sejarah dalam analisis terhadap sumber-sumber sejarah primer dan hasil wawancara terhadap pelaku sejarah. Hasil penelitian menunjukan ada beberapa peran sentral yang dilakukan oleh seorang Miura di Bali pada masa pendudukan militer Jepang yaitu: (1) sebagai penghubung dan penasehat bagi rakyat Bali dan pemerintah, (2) menggagas reformasi keagamaan, (3) berusaha memprakarsai penguatan ekonomi rakyat Bali, dan (4) menjadi satu-satunya orang Jepang dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPK) sebagai cerminan pengakuan baik kalangan rakyat Bali maupun pihak Jepang atas ketokohan seorang Miura. Latar belakang kehidupan terlahir pada keluarga, dimana ayahnya seorang pendeta dan ibu seorang pendidik turut berperan membentuk karakter humanis seorang Miura. Dia dapat menjalankan peran sebagai warga negara yang harus taat pada perintah untuk membantu kesuksesan pendudukan Jepang di Bali, disisi lain dia memberi 'sentuhan' nilai humanis persuasif pada kebijakan militeristik yang dijalankan pemerintah pendudukan Jepang. Dengan demikian dia dapat diterima dan pendapatnya diamini oleh rakyat Bali. Akhir kisah hidup Miura menunjukkan bahwa kemerdekaan Indonesia bukan 'hadiah' dari Jepang.

This study analyzed the life of Miura Jo under Japanese occupation in Bali in the year of 1942-1945. The aims of this research are to analyze role and action of Miura and background of his approach to the people of Bali on that time. This is qualitative approach using the theories of history in analyzing the documents and data. The result shows there are number of Miura's important act among the people of Bali such as: (1) to be connector and adviser to the people of Bali in their relationship to Japanese military government; (2) the conceptor of the religious reform; (3) initiator the empowerment of Balinese in economic term; (4) to be representative of Japanese government in kenkokudoushikai, the Independent Preparation Committee of Bali. The last one can be determined as confession of the personage of Miura because he was only Japanese this committee. Background of his life, born in academic-religious family made strong foundation of his character in humanism as he showed in his approach to the Balinese. He acted as citizen of Japanese to support the country mission, but in the other hand, use persuasive-humanism approach in implementing the militaristic policy simultaneously. By that approach, he got the trust of Balinese. The ending of life of Miura showed the important thing that Indonesian independent was not 'gift' from Japan.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Puspita Dewi
"Penelitian ini membahas mengenai feminisme di masa perang dan pasca perang Asia Pasifik yang direpresentasikan oleh Koda Yukiko tokoh utama perempuan Novel Ukigumo karya Hayashi Fumiko Tradisi dan sistem dalam masyarakat Jepang yang menganut idelogi patnarki serta kebijakan pemenntah membuat posisi perempuan Jepang termarjinalkan Dengan latar belakang masa perang dan pasca perang Asia Pasifik tokoh Yukiko berjuang untuk memperbaiki nasibnya dan melepaskan din dan belenggu patnarki dan negara Kemudian terhhat pula bahwa fernimsme yang direpresentasikan Yukiko adalah feminisme dan kalangan rakyat biasa karena bersifat personal.

This research is about feminism in the wartime and postwar Asia Pacific feminism that is represented through the main female characters named Yukiko Koda in Ukigumo" by Hayashi Fumiko Due to the government policy and patriarchal ideology in Japanese traditional system a Japanese women position are systematically oppressed and marginalized In those wartime and postwar period background the character of "Yukiko strive to improve her life and attempt to break free from the shackles of the patriarchy. Moreover this research is also shown the type of feminism represented by Yukiko which is commoners feminism due to it's personal approached."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Risma Delvina
"Penelitian ini adalah tentang makoto sebagai konsep moral orang Jepang. Nilai makoto ini tercermin dalam ajaran Konfusianisme, Budhisme dan Shintoisme. Makoto dalam penelitian ini dilihat sebagai sumber dari etos kerja orang Jepang, berdasarkan pemikiran dari Suzuki Shousan, Ishida Baigan dan Shibusawa Eiichi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makoto merupakan dasar bagi terbentuknya etos kerja orang Jepang yang menunjukkan kesungguhan, ketulusan, kesetiaan dan kejujuran. Penelitian ini juga menemukan bahwa meskipun ada perubahan perilaku kerja di kalangan generasi muda Jepang dewasa ini, namun secara hakiki moral makoto masih tetap dipertahankan dalam kehidupan orang Jepang."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T17551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Susanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor sosial budaya yang menentukan sebuah tuturan memohon bahasa Jepang diujarkan. Tuturan memohon bahasa Jepang tersebut diambil melalui skenario drama televisi Jepang, kemudian diidentifikasi, diklasifikasi, dan dideskripsikan. Faktor sosial budaya diteliti melalui pola interaksi masyarakat Jepang dan ranah situasi suatu tuturan, sehingga akan diperoleh gambaran yang lengkap mengenai tuturan memohon bahasa Jepang.
Sumber data penelitian ini adalah skenario drama televisi Jepang yang berjudul Love Story, karya Eriko Kitagawa. Dengan pemilihan sumber data ini akan diperoleh cara penggunaan tuturan memohon bahasa Jepang di dalam masyarakat Jepang.
Hasil analisis data menunjukkan situasi tuturan sangat mempengaruhi tuturan memohon tersebut diujarkan. Situasi tuturan mengacu pada keformalan dan ranah situasi yang terdiri atas akrab, ritual, dan acing. Faktor berikutnya yang mempengaruhi tuturan memohon bahasa Jepang adalan hubungan dengan petutur melalui pola interaksi masyarakat Jepang yang terdiri atas uchi mono, shitashii mono, dan Soto mono. Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah status sosial, hubungan sosial, dan usia petutur. Strategi dan ragam yang dipilih oleh penutur mengacu pada faktor sosial budaya dan maksud dari tuturan tersebut. Ragam yang banyak ditemukan oleh penutur ketika memohon di dalam sumber data adalah bentuk -te kudasai.

The research aims at searching social dan culture factors to determine a Japanese request. The reseach of Japanese request is based on drama scene, which, then is identified, classified, and describe in. Then social factors are examined through Japaneses society interaction type and situation domain, that's way the detail description of a Japanese request would be reached.
The researchs sources are Japanese television drama scene, tittle Love Story, written by Erika Kitagawa, by examining the source, the background of a Japanese request usage would be founded.
The data analytical result shows that three factors will impact a Japanese request. The first factor is situation. Situation request depend on formal and situation domain, which consist of intimate, ritual, and anomie. The second factor is relationship between speaker and hearer through Japaneses society interaction type, which consist of uchi mono, shitashii mono, and solo mono. The third factor is social status, social interaction, and age. The strategic and type chosen by speaker depand on social and cultural factor and the purpose of request -te kudasai is the most type used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T17554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Yanti
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan telaah kontrastif bahasa Jepang dan bahasa Indonesia pada subsistem leksikal yang difokuskan pada kata-kata yang merupakan onomatope gerakan manusia, yang meliputi suara dari bunyi yang ditimbulkannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan onomatope gerakan manusia bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.
Penelitian ini menggunakan metode analisis kontrastif yang termasuk dalam cakupan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dengan sumber data dari kamus. Semua data yang merupakan onomatope deskripsi bunyi pada kamus onomatope bahasa Jepang dan kamus bahasa Indonesia dimasukkan ke dalam korpus data dan diklasifikasi menurut jenisnya, lalu diambil pasangan onomatope yang berpadanan yang berhubungan dengan gerakan manusia saja. Sedangkan analisis terhadap unsur leksikal onomatope menggunakan teori komponen makna.
Dari analisis komponen makna terhadap onomatope kedua bahasa, ditemukan persamaan dan perbedaan yang dapat disimpulkan sebagai berikut. Persamaannya adalah: I) menunjukkan bunyi atau suara yang ditimbulkan oleh manusia; 2) menunjukkan sumber bunyi yang sama, seperti jantung, mulut, tangan, kerongkongan. Perbedaannya adalah: 1) dari lingkup pemakaian, ada yang terbatas dan ada yang luas (selain manusia); 2) dari intensitas bunyi (kuat/tidak); 3) dari kuantitas bunyi (berkelanjutanltidak). Selain itu, ditemukan juga tiga bentuk hubungan makna antara kata yang berpadanan, yaitu: 1) onomatope yang mempunyai persamaan dan perbedaan; 2) onomatope yang mempunyai kesamaan makna seutuhnya; 3) onomatope yang mempunyai makna yang lebih luas dari onomatope bahasa bandingannya.
"
2007
T 20819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nalti Novianti
"ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan pada pemahaman pembaca terhadap budaya dan masyarakat Kansai khususnya Osaka melalui unsur humor yang ada di dalam cerita rakugo Kansai, karya Katsura Beichoo.
Pemahaman atas humor didasarkan pada pilihan dari para informan, dan dianalisis melalui teori frame dari David Raskin. Kontradiksi frame menimbulkan faktor kejutan ( surprise ) pada puncline nya. Selain itu ketidakselarasan ( Incongruity ) juga menjadi pemicu timbulnya unsur humor sesuai dengan teori dari Alison Ross.
Unsur humor yang terdapat dalam rakugo Kansai dilatarbelakangi oleh kebudayaan yang ada dalam lingkung masyarakat Kansai, dan Osaka pada khususnya. Osaka yang dikenal sebagai kota dagang yang kaya akan budaya pedagangnya (shounin bunka ). Dari budaya pedagang yang ingin menjaga hubungan baik antar sesama itulah sistem hubungan pararel muncul dan lahir lah budaya tertawa (wahha bunka ).
Dalam penelitian ini, metode wawancara digunakan untuk menguji pemahaman informan terhadap hal yang melatar balakangi unsur humor dalam rakugo Kansai. Informan terdiri dari dua kelompok, yaitu orang Kansai dan non Kansai. Data yang terkumpul dianalisis melalui teori Sperber dan Wilson mengenai teori relevansi, yang akan menghubungkan antara cerita dan budaya.
Dari analisis terhadap hasil wawancara, disimpulkan bahwa : Orang Kansai yang dibesarkan dalam lingkung budaya yang sama dengan latar cerita rakugo Kansai, tebih memahami setiap latar betakang dari unsur humor di dalam rakugo Kansai. Sedangkan orang non Kansai mengerti akan unsur humor yang terdapat di dalam cerita rakugo
Kansai, namun pendapat yang dinyatakan oleh informan non Kansai, lebih mengarah kepada pandangan stereotype mereka terhadap orang Osaka.
Penelitian ini difokuskan pada pemahaman pembaca terhadap budaya dan masyarakat Kansai khususnya Osaka melalui unsur humor yang ada di dalam cerita rakugo Kansai, karya Katsura Beichoo.
"
2007
T 20515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>