Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hestri Suryaningsih
"Posyandu merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk memberikan pelayanan tumbuh kembang pada balita dimana cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara berkesinambungan dapat menurunkan prevalensi angka gizi kurang bahkan gizi buruk. Selain itu, melalui posyandu dapat diketahui ada tidaknya gangguan pemenuhan kebutuhan gizi secara lebih dini. Puskesmas Kemiri Muka cakupan D/S 78,9% sudah mencapai target Depkes dalam RAPGM (Rencana Aksi Pembangunan Gizi Masyarakat) 2010-2014 sebesar 75% tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu bayi dan balita berkunjung ke posyandu di Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok tahun 2012. Desain yang digunakan adalah cross sectional, jumlah sampel 242, pengambilan sampel secara cluster sampling design. Sumber data primer menggunakan kuisioner dan dianalisis menggunakan Chi Square. Didapat hasil hubungan yang bermakna Sikap, kepemilikan buku KIA dan Bimbingan petugas kesehatan dengan perilaku kunjungan ke posyandu, diperlukan bimbingan petugas kesehatan dan kader dalam meningkatkan cakupan kunjungan balita ke posyandu.

IHC is one of the places that used to serve the growth and development in infants weighing under five years old child, in which the coverage IHC (D / S) is an indicator of nutritional care coverage in young children, basic health care coverage especially immunization and the prevalence of undernourishment. Monitoring growth and sustainable early childhood development can reduce the prevalence rate of undernutrition even malnutrition. In addition, it can be seen through IHC interference nutritional needs early. Kemiri Muka Public Health Center range D / S 78.9% is getting the goal of RAPGM (Nutrition Action Plan for Community Development) 2010-2014 by 75% in 2012.
The aim of this study is to determine of related factors to the behavior of mothers of infants and toddlers visit to IHC in Kemiri Muka Public Health Center Depok City in 2012. The design was cross sectional, the total numbers were 242 samples, sampling by cluster sampling design. Primary data sources were the questionnaire and Chi Square analyzed. Results obtained in a significance association: attitude, ownership KIA books and Guidance health workers to conduct visit to IHC, needed guidance and cadres of health workers in improving the coverage of the visit to the IHC toddlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Prevalensi anemia pada kehamilan di Puskesmas Mojotengah kabupaten Wonosobo masih tinggi yaitu sebesar 87% pada tahun 2011, meskipun suplementasi tablet besi sudah dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cakupan asupan tablet besi dan absorbsi zat besi dengan kejadian anemia pada kehamilan di Puskesmas Mojotengah kabupaten Wonosobo tahun 2012. Penelitian ini dilakukan dengan studi cross sectional pada bulan April ? Mei 2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara incidental, jumlah sampel yang diambil sebanyak 88 orang ibu hamil trimester II dan III.
Hasil penelitian menunjukan persentase kejadian anemia pada kehamilan sebesar 87.5%. Variabel yang diteliti adalah cakupan asupan tablet besi cukup sebesar, keteraturan minum tablet besi, minuman penyerta konsumsi tablet besi, suplemen penyerta konsumsi tablet besi, frekuensi minum teh sehari, jenis buah yang sering dikonsumsi, jenis sayur yang sering dikonsumsi, jenis lauk yang sering dikonsumsi.
Dari hasil analisis dari semua variable yang diteliti ditemukan tidak ada hubungan dengan kejadia anemia pada kehamilan. Namun untuk variable cakupan asupan tablet besi yang dikategorikan kurang memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami anemia pada kehamilan yaitu 3.9 kali. Memperluas sasaran penyuluhan tidak hanya ibu hamil akan tetapi WUS (Wanita Usia Subur) juga sangat penting untuk menjadi sasaran penyuluhan pencegahan dan penanganan anemia pada kehamilan.

The prevalence of anemia in pregnancy in the district health center Mojotengah Wonosobo still high at 87% in 2011, despite iron supplementation tablets have been implemented. This study aims to determine the relationship coverage of iron tablet intake and absorption of iron by the incidence of anemia in pregnancy at the Health Center Mojotengah Wonosobo district in 2012. The research was conducted with a cross bulkhead study in April-May 2012. Sampling was done by way of incidental, number of samples taken as many as 88 people trimester pregnant II and III.
The results showed the percentage incidence of anemia in pregnancy by 87.5%. The variables studied were coverage sufficient intake of iron tablets, order taking iron tablets, drinks accompanying the consumption of iron tablets, iron tablets supplements accompanying consumption, frequency of drinking tea a day, which is often consumed fruits, vegetables frequently consumed species, type of dish that is often consumed.
From the analysis of all variables under study found no association with Genesis anemia in pregnancy. But for variable coverage of iron tablet intake is categorized as less have a greater tendency to develop anemia in pregnancy is 3.9 times. Expanding the target extension is not only pregnant women but the WUS (women of childbearing age) is also very important to target prevention counseling and treatment of anemia in pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Any Kuswardani
"Salah satu upaya dalam membantu menurunkan Angka kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) adalah dengan memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, presentasi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan adalah 15,3%, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif dari 7 - 24 bulan dan karakteristik ibu yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wialayah kerja Puskesmas Liwa. Penelitian ini menggunakan rangcangan penelitian potong lintang . Responden adalah ibu yang mempunyai anak berusia 7 - 24 bulan dengan sampel 120. Hasil analisis univariat diperoleh ibu yang memberikan ASI eksklusif sebesar 67,5%. Dari hasil bivariat diperoleh dua variabel yang berhubungan yaitu sikap dan pengetahuan. Saran dari peneliti diperlukan promosi kesehatan untuk menunjang peningkatan ASI eksklusif.

One of the effort to deflate an Infant Mortal Rate and Toddler Mortal Rate are by providing an exclusive Breast Feeding Mother (ASI). Based on Riskesdas data in 2010, 15,3% infant presentation who had an exclusive Breast Feeding Mother (ASI) for 6 months. This research is purposed to learning the proportion of Mother who feeding her baby exclusively from aged 7 to 24 month and maternal characteristic that related to distribution of an exclusive ASI at Puskesmas Liwa Regional work. This research is applying a cross line research. The respondents are consist of mother who has 7 to 24 month kid with 120 samples. Univariat analysis results were obtained from mother who provided an exclusive ASI for 67,5%. Two related variables are derived from bivariat result namely attitude and knowledge. Researcher?s suggest that In order to endorse an improvement of exclusive ASI therefore a health promotion is needed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nur Kumalasari
"Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek perkembangan penting bagi anak-anak karena melalui perkembangan motorik, anak mempelajari lingkungan dan memiliki pengalaman baru yang dapat menstimulasi hubungan di antara sel-sel saraf anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perkembangan motorik serta faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan motorik pada anak umur 7-36 bulan di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara.
Desain penelitian yaitu desain studi cross sectional, dengan sampel 134 anak berumur 7-36 bulan yang terdapat di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara Bulan April-Mei 2014. Variabel yang diteliti meliputi stunting,wasting, asupan zat gizi (energi, protein, zat besi), ASI eksklusif, penyakit infeksi (diare dan ISPA), pengetahuan, serta stimulasi perkembangan sebagai variabel independen dan sebagai variabel dependen adalah perkembangan motorik. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan formulir food recall 2x24 jam, pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan, serta penilaian perkembangan motorik dengan formulir Denver II. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak berumur 7-36 bulan yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara berjumlah 17,2%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara severely stunting/ sangat pendek, wasting/ kurus, asupan energi, penyakit diare, serta stimulasi perkembangan dengan perkembangan motorik.
Berdasarkan penelitian tersebut, setiap ibu balita serta anggota keluarga lainnya diharapkan dapat berperan mendukung tumbuh kembang anak dengan pemberian nutrisi, pemantauan status gizi, penerapan lingkungan sehat, dan pemberian stimulasi yang tepat. Selain itu, para petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan edukasi kepada keluarga, khususnya para ibu balita tentang pentingnya pemantauan status gizi dan pemberian stimulasi perkembangan untuk anak.

Motor development is one of the important aspect in children?s development. Through the attainment of motor skill, children start to explore their environment and engage with their new experiences that stimulate the neurogical synapses. This research purposed to analyze the relationship between stunting, wasting, nutition intake (energy, protein, iron), exclusive breastfeeding, infectious disease (diarrhea and acute respiratory infection), mother?s knowledge, and stimulation with motor development among children 7-36 months of age in Subdistrict of Pademangan Barat, North Jakarta.
This research used cross sectional study design with purposive sampling and 134 actual subjects in 7 maternal and children health care center in Subdistrict of Pademangan Barat, North Jakarta on April ? May 2014. The dependent variable is motor development and the independent variables are stunting, wasting, nutrition intake (energy, protein, iron), exclusive breastfeeding, infectious disease (diarrhea and acute respiratory infection), mother's knowledge, and stimulation. The data were collected through interview by using questionnaire and food recall sheet, anthropometric measurement (height and weight), and examine motor development by using Denver II sheet. Data analysis was performed using chi square test. The result showed that 17,2% of children have motor development delay.
The result of bivariate analysis showed that there was an association between severely stunting with children?s motor development. There were also significant association between wasting, energy intake, diarrhea, and stimulation with children?s motor development.
From this study, we suggest that mother and other family have to support the children?s development by providing adequate nutritious food, better stimulation, health environment, and maintaining nutritional status of the children. The health care workers are also required to provide and promote more information about children?s development for mother dan the family.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Naim
"Latar Belakang: Sejak pandemi Covid-19, pelaksanaan layanan imunisasi dasar anak mengalami penurunan. WHO menyebutkan secara global, sebanyak 23 juta anak di bawah umur satu tahun tidak menerima imunisasi dasar di tahun 2020. Sedangkan di Jawa Barat, cakupan imunisasi anak menurun sebesar 93,74 % tahun 2019, menjadi sebesar 82,26% tahun 2020. Oleh karena itu penting untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi imunisasi dasar bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi yang lahir di masa pandemi covid-19 di provinsi jawa barat. Metode : Penelitian ini menggunkan data SUSENAS 2021 di Jawa Barat dengan sampel sebanyak 368 bayi berusia 10-12 bulan yang lahir di masa pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross- sectional) dengan analisis regresi logistik berganda. Hasil : Berdasarkan analisis regresi logistik, faktor yang berhubungan terhadap imunisasi dasar lengkap bayi 10-12 bulan yang lahir di masa pandemi covid-19 di Jawa Barat tahun 2021 adalah pendidikan terakhir ibu, status pekerjaan ibu, status ekonomi, kepemilikan asuransi kesehatan, dan kepemilikan buku KIA dan faktor yang tidak berhubungan adalah umur ibu, tempat tinggal, penolong persalinan, tempat persalinan, akses internet. Faktor yang paling dominan berhubungan terhadap imunisasi dasar lengkap bayi adalah kepemilikan buku KIA (p value = 0.00 ; AOR =16,064 ; 95% CI =6.397-40.339). Kesimpulan : Pemerintah dapat mengoptimalkan pemanfaatan buku KIA dengan mengembangkan digitalisasi buku KIA skala nasional. Puskesmas dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama kader untuk memotivasi keluarga/masyarakat supaya memanfaatkan dan menerapkan isi buku KIA dalam perawatan kesehatan ibu dan anaknya.

Background: Since the Covid-19 pandemic, the implementation of basic childhood immunization services has decreased. WHO said globally, as many as 23 million children under the age of one year did not receive basic immunizations in 2020. Meanwhile in West Java, child immunization coverage decreased by 93.74% in 2019, to 82.26% in 2020. it is important to examine the factors that influence infant basic immunization. The purpose of this study was to determine the determinants of complete basic immunization coverage for infants born during the COVID-19 pandemic in West Java province. Methods: This study uses SUSENAS 2021 data in West Java with a sample of 368 infants aged 10-12 months who were born during the COVID-19 pandemic. This study used a cross-sectional design with multiple logistic regression analysis. Results: Based on logistic regression analysis, factors related to complete basic immunization of 10-12 month babies born during the COVID-19 pandemic in West Java in 2021 were the mother's last education, mother's employment status, economic status, health insurance ownership, and ownership. MCH handbook and unrelated factors are maternal age, place of residence, birth attendant, place of delivery, internet access. The most dominant factor related to complete basic immunization of infants was ownership of the MCH handbook (p value = 0.00 ; AOR = 16,064 ; 95% CI = 6,397-40,339). Conclusion: The government can optimize the use of MCH books by developing the digitization of MCH books on a national scale. Puskesmas can work together with various parties, especially cadres to motivate families/communities to use and apply the contents of the MCH handbook in maternal and child health care."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eti Budiarti
"Latar belakang : Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat badan <2500. Bayi BBLR berkontribusi terhadap 60 ? 80% kematian neonatal. Berat lahir harus diukur dengan baik, namun menurut WHO dan UNICEF 2004 separuh bayi yang lahir di negara berkembang tidak ditimbang, karena alat timbang tidak ada, rusak, atau bahkan tidak pernah dikalibarasi, sehingga perlu ukuran pengganti yang dapat mengidentifikasi BBLR. Tujuan dari penelitian ini adalah didapatkannya ukuran antropometri (lingkar kepala, lingkar lengan atas, lingkar dada, lingkar paha dan lingkar betis) alternatif pengganti yang paling akurat untuk mengidentifikasi BBLR pada bayi yang lahir dari perempuan Etnis Jawa di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes tahun 2014.
Metode : Penelitian analitik dengan desain studi cross sectional. Variabel yang diukur adalah berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, lingkar dada, lingkar paha dan lingkar betis bayi baru lahir. Ukuran dilakukan dalam rentang waktu 0 hingga 24 jam setelah kelahiran bayi. Semua ukuran dilakukan pencatatan dengan ukuran 0,1 cm terdekat dan 0.1 gram untuk berat badan. Metode statistik standar diadopsi untuk kekuatan hubungan (r), penentuan nilai AUC, titik potong (cut of point) sensitivitas, spesifisitas, NDP dan NDN.
Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkar betis memiliki tingkat sensitivitas tertinggi (88.9%) dibandingkan dengan ukuran lainnya. Dengan nilai duga positif (NDP) dan nilai duga negatif (NDP) yang juga paling tinggi. Dengan cut of point 9.75 cm, yaitu jika lingkar betis bayi <9.75 cm maka, bayi dikatakan BBLR.

Background: Low birth weight infants are those with birth weight less than 2500 grams. LBW infant cases contribute to 60-80% of neonatal deaths. In fact, every birth weight should be measured accurately. Still, according to WHO and UNICEF in 2004, half of those infants born in the developing countries were not weighed because of some reasons: the scales did not exist, damaged, or even never been calibrated. Thus, it is necessary to identify surrogate measurement of LBW. The purpose of this research is to collect anthropometric measurements (head, upper-arm, chest, thigh, and calf circumference) as an accurate alternative to identify LBW infants born of women at Sub-district of Bumiayu, Brebes Regency in 2014.
Methods: This study was conducted through cross-sectional design. The variables measured were head, upper-arm, chest, thigh circumference, and calf circumference, and also weight of newborns. Measurements were made in a span of 0 to 24 hours after birth. All measurements were recorded to the nearest size of 0.1 cm and 0.1 gr for weight loss. The method of standard statistic was adopted for the strength of the relationship (r), the determination of the value of AUC, cut point (cut of point) sensitivity, specificity, NDP and NDN.
The results : Showed that the calf circumference had the highest level of sensitivity (88.9%) compared with other measurements. Having cut of point 9.75 cm, calf circumference showed the highest positive predictive value (NDP) and negative predictive value (NDP). In other words, infants with calf circumference less than 9.75 cm are those born with LBW."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Wahyu Hidayati
"[Lama persalinan adalah waktu yang diperlukan untuk ibu melahirkan dari kala I sampai kala II secara normal tanpa ada penyulit dalam persalinannya. Tesis ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh jumlah langkah kaki selama 4 minggu pada ibu hamil trimester III terhadap lama persalinan. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif dan dilakukan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta tahun 2015. Sampel penelitian sebanyak 42 ibu hamil trimester III usia 20-35 tahun dengan paritas 1 dan 2. Uji analisis dengan uji normalitas dan Mann Whitney. Hasil penelitian membuktikan bahwa ibu hamil trimester III yang jalan kaki ≥ 5697 langkah/hari memiliki waktu bersalin kala I, II dan total persalinan yang lebih singkat dibandingkan dengan ibu hamil trimester III yang jalan kaki < 5697 langkah/hari (p= 0,0001).

Long labor is the time required for mothers giving birth from the first stage to the second stage normally without any complications in childbirth. This thesis aims to demonstrate the effect of footsteps total for 4 weeks at the third trimester pregnant women to the long labor. This study is a prospective cohort study conducted in Mergasan health center Yogyakarta 2015. Research sample as much as 42 third trimester pregnant women, aged 20-35 years with parity 1 and 2. Analysis with normality test and Mann Whitney. Therefore, the research proves that the third trimester pregnant women who walk ≥ 5697 steps/day have a labor time stage I, II and the total of labor are shorter than the third trimester pregnant women who walk <5697 steps/day (p = 0.0001)., Long labor is the time required for mothers giving birth from the first stage to the second stage normally without any complications in childbirth. This thesis aims to demonstrate the effect of footsteps total for 4 weeks at the third trimester pregnant women to the long labor. This study is a prospective cohort study conducted in Mergasan health center Yogyakarta 2015. Research sample as much as 42 third trimester pregnant women, aged 20-35 years with parity 1 and 2. Analysis with normality test and Mann Whitney. Therefore, the research proves that the third trimester pregnant women who walk ≥ 5697 steps/day have a labor time stage I, II and the total of labor are shorter than the third trimester pregnant women who walk <5697 steps/day (p = 0.0001).]"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yulia Maritasari
"Obesitas merupakan keadaan kelebihan lemak tubuh yang abnormal dimana obesitas yang terjadi pada masa remaja meningkatkan risiko obesitas saat dewasa dan menimbulkan beberapa masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kejadian obesitas pada siswa di 2 SLTA Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat tahun 2015. Desain penelitian adalah cross sectional, pengambilan sampel menggunakan metode systematic random sampling, dan total sampel sebanyak 128 siswa. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan proporsi kejadian obesitas berdasarkan riwayat genetik (pvalue = 0,0001), durasi tidur (pvalue = 0,017), asupan energi (pvalue = 0,0001), asupan karbohidrat (pvalue = 0,001) dengan kejadian obesitas. Ada perbedaan proporsi kejadian obesitas berdasarkan asupan energi (pvalue = 0,006, OR = 9,64), riwayat genetik (pvalue = 0,001, OR = 5,83), asupan karbohidrat (pvalue=0,018, OR = 3,86), jenis kelamin (pvalue = 0,011, OR = 0,213) setelah dikontrol oleh variabel sarapan pagi, asupan protein, asupan lemak, sedentary behavior, dan stress, dimana asupan energi merupakan faktor dominan. Sebaiknya siswa harus mulai menerapkan pola makan gizi seimbang, dan pola tidur dengan durasi tidur 7 – 8 jam/hari, serta melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan secara berkala yaitu sebulan sekali.

Obesity is an occurrence of abnormal excessive body fat where obesity in adolescence age increases the risk of obesity in adult age and it could cause some health issues. This study aims to find the dominant factorof obesity occurrence to students in 2 High Schools in Sub-District Tanah Abang Central Jakarta in the year of 2015. The study design used is cross sectional, samples achieved by using the systematic random sampling with 128 students as total samples. Analysis of data includes univarate, bivariate, and multi variate analysis. The result of this study shows that there is a difference of obesity occurrence proportion based on genetic history (pvalue = 0,0001), sleep duration (pvalue = 0,017), energy intake (pvalue = 0,0001), carbohydrate intake (pvalue = 0,0001). There is a difference in obesity occurrence proportion based on energy intake (pvalue = 0,006, OR = 9,64), genetic history (pvalue = 0,001, OR = 5,83), carbohydrate intake (pvalue=0,018, OR = 3,86), gender (pvalue = 0,011, OR = 0,213) after control of variables of breakfast, protein intake, fat intake, sedentary behaviour and stress, where energy intake is a dominant factor. Students advised to start following the balanced diet and sleep of 7-8 hours/ day, and doing monthly body mass and height measurements."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library