Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Hannah Sekarwati
"ABSTRAK
Tesis ini mengkaji perilaku kolokasi mata dalam bahasa Indonesia. Setiap bahasa mempunyai kebiasaan masing-masing untuk mengombinasikan sebuah kata dengan kata tertentu secara teratur yang disebut sebagai kolokasi, seperti air mata, pelupuk mata, mata angin, dan mata kuliah. Sumber data dalam penelitian ini adalah korpus Indonesian Web as Corpus IndonesianWac yang terdapat pada aplikasi Sketch Engine. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan linguistik korpus. Kata mata sebagai fokus penelitian ini karena kata tersebut merupakan kata yang bersifat universal dan frekuensi kemunculannya paling tinggi di antara kata yang mengacu pada pancaindra lainnya. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kata mata sebagai poros kolokasi dengan kolokat-kolokatnya dapat membentuk 27 pola kolokasional. Pola kolokasional tersebut dapat berjenis pola leksikal dan gramatikal. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa kolokat-kolokat yang bersanding dengan kata mata berada di antara 12 ranah semantis dari pengelompokan 19 ranah semantis dalam Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia. Dalam komposisionalitas, kata mata bersanding dengan kolokat kiri pada umumnya menunjukkan tingkat kolokasi komposisional, sedangkan dengan kolokat kanan pada umumnya menunjukkan tingkat kolokasi komposisional terbatas.

ABSTRACT
This thesis evaluated the behaviors of mata eye collocations in Indonesian. Every language has its own patterns to combine a word with other word regularly that is called collocation, e.g. air mata, pelupuk mata, mata angin and mata kuliah. Data resources in this thesis is Indonesian Web as Corpus IndonesianWac which available at Sketch Engine application. The method in this study is combination of qualitative and quantitative method by corpus linguistic approach. This research focuses on the word mata because it is a universal word that has higher frequency of appearance compared to the other words related to the five senses. This study found out that mata as a node of collocation with collocates could form 27 patterns. The collocation patterns can be lexical or grammatical. This study also found that mata collocates consisted of 12 domains among 19 semantic domains in Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia The Thematic Thesaurus in Indonesian . In terms of compositionality, the word mata in pair with the left collocates usually indicate the level of compositional collocations while with the right collocates usually indicate the limited level of compositional collocations."
2018
T50163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarsari Dewi
"Penelitian ini membahas strategi tutur dakwah Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam mengkomunikasikan pesan moral di dalam dakwahnya. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan jenis metafora dalam strategi tutur dakwah UAS dan menjelaskan fungsi ilokusi dalam strategi tutur dakwah UAS. Penelitian ini menggunakan ancangan Crtical Metaphor Analysis (CMA) (2004). Teori Metafora Konseptual (Lakoff & Johnson, 2003) dan Teori Tindak Tutur (Searle, 1979) digunakan sebagai landasan analisis untuk menemukan strategi tutur dalam dakwah UAS. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan gabungan teori linguistik kognitif (semantik kognitif dan pragmatik), ditemukan tiga jenis metafora  implisit, yaitu metafora orientasional, metafora ontologi, dan metafora struktural, serta ditemukan pula satu jenis metafora eksplisit dalam bentuk simile. Tuturan-tuturan metaforis tersebut adalah strategi tutur UAS dalam menyampaikan pesan moral dalam dakwahnya karena di dalamnya terdapat tindak performatif yang mempunyai fungsi ilokusi yang berbeda-beda.  Strategi tersebut di antaranya 1) menilai dengan mengklaim, menegaskan, dan menyatakan; 2) memerintahkan dengan melarang perbuatan tidak baik, menyuruh melakukan sesuatu sehingga ada perubahan, dan menyarankan kebaikan; 3) memengaruhi dengan menjanjikan kebaikan dan kebahagian dan menakut-nakuti akibat dari kesalahan; 4) mengekspresikan dengan mendoakan hal baik, mengapresiasi hal baik, dan menyindir hal-hal yang dianggap tidak pantas; dan terakhir, 5) mengatasnamakan dengan menghakimi sesuatu. Dari temuan tersebut tuturan metaforis dakwah UAS didominasi oleh tuturan aserftif yaitu sebanyak 54%. Dari penelitian ini disimpulkan, strategi tutur dakwah UAS berupa tuturan metaforis yang didominasi fungsi ilokusi aserif menjadi strategi yang baik untuk menyampaikan pesan moral dalam dakwah. Metafora berperan memudahkan para pendengar dakwah untuk memahami konsep abstrak keagaamaan. Fungsi ilokusi astertif membuat UAS dapat mengkomunikasikasikan pesan-pesan keagamaan dengan cara yang jujur, tegas, tetapi tetap menghargai dan menjaga perasaan para pendengar dakwahnya.

This study discusses the speech strategy of Ustaz Abdul Somad (UAS) in communicating moral messages in his preach. The purpose of this study is to describe the types of metaphors in the UAS’s preaching speech strategy and explain the illocutionary function in the UAS’s preaching speech strategy. This study uses a Critical Metaphor Analysis (CMA) (2004) approach. Conceptual Metaphor Theory (Lakoff & Johnson, 2003) and Speech Act Theory (Searle, 1979) were used as the basis for finding speech strategies in UAS’s preach. By using qualitative descriptive methods and a combination of cognitive linguistic theory (cognitive semantics and pragmatics), three types of implicit metaphors were found, namely orientational metaphors, ontological metaphors, and structural metaphors, as well as one explicit metaphor in the form of simile. These metaphorical utterances are UAS's speech strategy in conveying moral messages in their preaching because they contain performative acts that have different illocutionary functions. These strategies including 1) assessing by claiming, asserting, and stating; 2) ordering by prohibiting, commanding, and suggesting; 3) influencing by promising and threatening; 4) expressing by praying, appreciating, and insulting; 5) declaring by judging something. From these findings, it was concluded that the metaphorical speech of UAS’s preach was dominated by assertive speech, as much as 54%. Metaphors play a role in making it easier for listeners to understand the abstract concept of religion. The assertive illocutionary function allows UAS to communicate religious messages in an honest, firm way, but still respects and protects the feelings of the listeners of their da'wah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurul Hamidah
"Kövecses (2004:127) menyatakan bahwa ungkapan metaforis tidak dapat lepas dari kognisi manusia. Kognisi tersebut berasal dari pengalaman yang terjadi, yang dirasakan oleh tubuh atau indra manusia, kemudian diproses oleh otak, lalu diungkap melalui bahasa, termasuk ungkapan metaforis. Penelitian ini akan dibahas unsur-unsur semantik apa saja yang menjadi ranah sumber metafora, konsep emosi (Kövecses) dan klasifikasi metafora konseptual apa yang muncul (Lakoff dan Johnson). Subjek penelitian akan bersumber dari mahasiswa baru (angkatan 2018) yang diduga menderita depresi ringan dan sedang. Mahasiswa akan diberikan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan PHQ 9 untuk mengetahui tingkat depresi dan kemudian mereka diminta untuk menuliskan pengalaman suka dan duka mereka sebagai mahasiswa baru. Dalam menceritakan pengalamannya sebagai mahasiswa baru tersebut muncul metafora yang dipengaruhi oleh kondisi mental mereka. Metafora yang bersifat emotif inilah yang menjadi fokus penelitian. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa mahasiswa yang diduga menderita depresi ringan dan sedang tidak mengalami gangguan dalam proses kognitif yang berfungsi pada pembentukan metafora; sebanyak 53% metafora pada penelitian ini merupakan metafora emosi negatif; unsur semantis dan konsep emosi metafora pada data dipengaruhi oleh kondisi mental dan juga dipengaruhi latar belakang sosial dan budaya terlihat dari beragamnya unsur semantis yang muncul

According to Kövecses (2004:127), metaphorical expressions cannot be separated from human cognition. Cognition comes from experiences that occur, which are felt by the human body or senses, then processed by the brain, then expressed through language, including metaphorical expressions. Cognition comes from experiences that occur and being felt by the human body or senses, and then being processed by the brain and expressed through languages, including metaphorical expressions. This research will discuss: the semantic elements as the source domains of metaphors, the concept of emotions (Kövecses) and the classification of conceptual metaphors that emerge (Lakoff and Johnson). This research involved first-year college students (class of 2018) as informants who are suspected of suffering from mild and moderate depression. The students will be given a questionnaire consisting of PHQ 9 questions to find out the level of depression. Afterwards, they were asked to write down their experiences as a new student. The emotion metaphor influenced by their mental state is the focus of the research. The results revealed that students suspected of suffering from mild and moderate depression did not experience interference in cognitive processes that take a part in creating metaphors; 53% of metaphors in this research are negative emotion; Semantic elements and the concept of metaphorical emotions in data are influenced by mental state as well as social and cultural backgrounds which are seen from the various semantic elements that appear."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Azhar
"Peribahasa merupakan produk konseptual dari sebuah kebudayaan. Peribahasa bisa bersifat metaforis dan nonmetaforis. Peribahasa bermakna metaforis menjelaskan satu hal abstrak dengan satu hal yang konkret. Peribahasa metaforis juga banyak ditemukan di dalam peribahasa Mbojo. Peribahasa Mbojo adalah peribahasa yang digunakan oleh penutur bahasa Mbojo di Bima, Nusa Tenggara Barat. Peribahasa bahasa Mbojo mengungkapkan prinsip, aturan, nasihat, dan pandangan tradisional masyarakat Mbojo. Masyarakat Bima menggunakan bahasa Mbojo sebagai bahasa sehari-harinya. Peribahasa bahasa Mbojo, sebagai produk konseptualisasi kebudayaan Mbojo, lekat dengan alam sekitarnya. Bima merupakan daerah dengan keadaan alam yang beragam karena terdapat pegunungan, dataran rendah dan tinggi, dengan batas wilayah sebagian besarnya perairan. Oleh karena itu, beberapa peribahasa penting memunculkan ranah sumber yang lekat dengan alam, seperti air, api, dan tanah. Penelitian ini menggunakan data dari Kamus Peribahasa Mbojo yang beranah sumber air, api, dan tanah. Penelitian ini merupakan penelitian peribahasa yang dilakukan dengan menggunakan teori metafora konseptual (Lakoff & Johnson, 2003). Peribahasa-peribahasa yang sudah diseleksi kemudian diklasifikasi sesuai dengan ranah sumbernya, setelah itu satu kalimat ditentukan untuk merumuskan pemetaan metafora, menentukan tipe metaforanya, termasuk tipe struktural, orientasional, atau ontologis, menentukan skema citranya, dan terakhir menjelaskan konsep representatif sesuai dengan analisis ranah sumber, target, dan skema citranya. Ditemukan sebanyak 20 peribahasa beranah air, api, dan tanah yang ditelaah secara metaforis memunculkan 13 metafora ranah sumber air, api, dan tanah.

Proverbs are conceptual products of a culture. Proverbs can be metaphorical and nonmetaphorical. Proverbs metaphorical meaning is usually used to describe an abstract thing with something more concrete. Metaphorical proverbs are also found in Mbojo's proverbs. The Mbojo proverb is a proverb used by speakers of the Mbojo language in Bima, West Nusa Tenggara. The proverb in the Mbojo language contains advice, rules, principles of life, and the traditional views of the Mbojo people. The Bima community uses the Mbojo language as their daily language. Proverbs in the Mbojo language are called Mbojo proverbs. The proverb of Mbojo, as a product of the conceptualization of Mbojo culture, is attached to the natural surroundings. Bima's surroundings is varied with high and low plains, mountains, boundaries of areas that intersect with water. Therefore, several important proverbs mentioned sources that are closely related to nature, such as water, fire, and land. The data used in this study are the Mbojo Proverbs, which are sources of water, fire, and land gained from the Mbojo Proverbs Dictionary. This research is a proverb research which is analyzed using conceptual metaphor theory (Lakoff & Johnson, 2003). Proverbs that have been selected are then classified according to the realm of their source, after which one sentence is determined to formulate a metaphorical map, determine the type of metaphor, including the structural, orientational, or ontological type, determine the image scheme, and finally explain the representative concept according to the analysis of the source domain, its target, and its image scheme. 20 proverbs stating water, fire, and land analyzed metaphorically and classified into 13 metaphor of water, fire, and land."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library