Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pretty Trisfilha
"Kanker rongga mulut pada manusia menempati peringkat ke-6 keganasan yang sering terjadi di seluruh dunia. Diperkirakan lebih dari 90% dari semua kanker mulut adalah karsinoma sel skuamosa (KSS) yang berasal dari epitel oral. Induksi 4 NQO pada tikus sering digunakan sebagai model karsinogenesis oral. Karsinogen ini menghasilkan semua tahap karsinogenesis oral dan telah terbukti mampu menghasilkan perubahan histologis dan molekuler yang sama seperti pada manusia. Clitoria ternatea (CT) merupakan tanaman kaya antosianin dan banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek kemopreventif Clitoria ternatea, melalui hambatan proliferasi dan induksi apoptosis terhadap KSS lidah pada tikus yang diinduksi dengan 4NQO. Ekstrak etanol CT diberikan pada berbagai tingkatan dosis, yaitu 200, 400, 800 dan 1600mg/kg berat badan. Penilaian hambatan proliferasi dan induksi apoptosis dilakukan berdasarkan ekspresi protein Ki-67, Caspase 3, dan p53 pada pewarnaan imunohistokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak CT secara signifikan tidak mampu menghambat proliferasi dan menginduksi apoptosis KSS lidah tikus yang diinduksi dengan 4NQO, kemungkinan disebabkan karena dosis yang belum mencukupi serta perbedaan pelarut dan sumber ekstrak yang digunakan. Imunoekspresi p53 tidak ditemukan baik pada kelompok kontrol kanker maupun pada kelompok perlakuan, diduga mutasi yang terjadi pada karsinogenesis lidah tikus yang diinduksi 4NQO tidak melalui jalur p53. 

Human oral cancer is the sixth largest group of malignancies worldwide. It is estimated that more than 90% of all oral cancers are squamous cell carcinoma (KSS) originating from the oral epithelium. Induction of 4 NQO in rats is often used as an animal model of oral carcinogenesis. This carcinogen produces all stages of oral carcinogenesis and several lines of evidences suggest that similar histological as well as molecular changes are observed in the human system. Clitoria ternatea (CT) is a plant rich in anthocyanin and is widely used in traditional medicine. The aim of this study was to evaluate the chemopreventive effect of Clitoria ternatea, through the inhibition of apoptotic proliferation and induction of tongue KSS in rats induced by 4NQO. Ethanol extract of Clitoria ternatea was administered at doses of 200, 400, 800 and 1600/kg body weight. Assessment of the inhibition of proliferation and induction of apoptosis was carried out based on the expression of Ki-67, Caspase 3, and p53 proteins in immunohistochemical staining. The results showed that CT extract was significantly unable to inhibit proliferation and induce apoptosis of rat tongue induced with 4NQO, possibly due to inadequate doses and differences in the solvent and source of the extract used. P53 immunoexpression was not found in either the cancer control group or in the treatment group, it was suspected that a mutation that occurred in the carcinogenesis of rat tongue induced by 4NQO did not pass through the p53 pathway. "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handoko
"Latar Belakang: Kanker nasofaring (KNF) merupakan keganasan yang memiliki distribusi geografis dan etnis yang khas, serta sering dikaitkan dengan mutasi genetik dan faktor lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan whole genome dan sekuensing metilasi KNF menggunakan teknologi sekuensing Nanopore untuk mengeksplorasi perubahan genetik dan epigenetik yang signifikan secara klinis yang berkontribusi pada karsinogenesis KNF.
Metode: Tujuh sampel biopsi KNF dianalisis menggunakan teknologi Nanopore, mencakup ekstraksi DNA, library preparation, dan analisis bioinformatika seperti basecalling, alignment, dan variant calling. Penelitian ini mengevaluasi small nucleotide variants (SNVs), copy number variations (CNVs), structural variants (SVs), short tandem repeat (STR), serta pola metilasi. Data kelangsungan hidup, respons pengobatan, dan karakteristik klinis juga dianalisis.
Hasil: Studi ini mengidentifikasi berbagai varian genetik yang diprediksi memberikan dampak fungsional tinggi pada semua sampel. Onkogen potensial juga teridentifikasi di studi ini. Varian struktural ditemukan lebih sering pada sampel S1, dengan banyak kelainan pada gen DNA repair tetapi tidak ditemukan di sample lain, kelainan ini menunjukkan korelasi prognosis klinis yang buruk. Tumour suppressor gene, termasuk PRKCB, ITGB3, EPHA2, dan CDKN2A, juga mengalami hiper metilasi, dan menunjukkan potensi keterlibatan dalam perkembangan KNF.
Kesimpulan: Studi ini menemukan mutasi pada gen DNA repair berkaitan dengan prognosis yang buruk pada KNF. Berbagai mutasi pada tumour suppressor gene dan onkogen ditemukan yang berpotensi berkaitan dengan karsinogenesis KNF.

Background: Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is a malignancy with distinct geographical and ethnic distribution, often linked to genetic mutations and environmental factors. The current study focuses on the whole genome and methylation sequencing of NPC using Nanopore sequencing technology to explore clinically significant genetic and epigenetic alterations contributing to NPC carcinogenesis.
Method: Seven NPC biopsy samples were sequenced using Nanopore technology, covering DNA extraction, library preparation, and bioinformatics analysis, including basecalling, alignment, and variant calling. Small nucleotide variants (SNVs), copy number variations (CNVs), structural variants (SVs), short tandem repeats (STRs), and methylation patterns were assessed using bioinformatic tools. Additionally, survival data, treatment response, and clinical characteristics were analyzed.
Results: The study identified various high-impact genetic variants across all samples. Potential oncogenes were also identified. Structural variants were notably more frequent in sample S1, with aberrant multiple DNA repair genes, not found in other samples, which correlated with poor clinical prognosis. Tumour suppressor genes including PRKCB, ITGB3, EPHA2, and CDKN2A were also frequently hypermethylated in our NPC.
Conclusion: This study found aberrant DNA repair genes to be associated with poor prognosis in NPC. Furthermore, various mutation in tumour suppressor genes and oncogenes were identified which were potential driver carcinogenesis in NPC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca Noerjani Angka
"Pasien kanker kolorektal (KKR) dengan stadium yang sama dapat mengalami hasil luaran berbeda, yang disebabkan berbagai faktor antara lain faktor imunitas pasien (sel T-CD3 dan CD8) dan lingkungan mikrotumor (tumor budding). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan densitas sel T-CD3 dan CD8, status MMR, TB dengan gambaran klinikopatologi (usia, jenis kelamin, diferensiasi, lokasi, kedalaman invasi tumor, penyebaran kelenjar getah bening), metastasis dan kesintasan KKR. Penelitian observasional, kohort, retrospektif selama 36 bulan, menggunakan 68 blok parafin kasus KKR yang menjalani pengangkatan tumor sebagai pengobatan pertama. Pemeriksaan imunohistokimia digunakan untuk menentukan densitas sel T-CD3, CD8, MLH1, MSH6 dan TB. Pasien laki-laki lebih banyak dari perempuan, rerata usia 56,2 tahun. TB dengan kedalaman invasi tumor (pT), penyebaran kelenjar getah bening dan metastasis ditemukan hubungan bermakna. Selain itu ditemukan hubungan bermakna usia dengan status MMR, metastasis dengan TB, kesintasan dengan pT dan kesintasan dengan metastasis. Densitas sel T-CD8 dan metastasis dapat digunakan sebagai faktor prognostik kesintasan pasien KKR. Densitas sel T-CD8 tinggi dan metastasis organ dapat dipakai sebagai faktor prognosis kesintasan pada pasien KKR. TB tinggi sesuai dengan kedalaman invasi tumor, penyebaran kelenjar getah bening dan metastasis organ. Status MMR tidak berhubungan dengan gambaran klinikopatologi tapi dapat digunakan untuk menentukan jenis pengobatan.

Colorectal cancer (CRC) patients with the same stage produce different outcomes, which are caused by various factors including patient immunity factors (CD3 and CD8-T cells) and the microenvironment tumor (tumor budding). The purpose of this study was to analyze the relationship between CD3 and T-CD8 cell density, MMR status, TB with clinicopathological features, metastasis and CRC survival. This study is observational, cohort, 36 months retrospective on 68 Formalin-Fixed Paraffin-Embedded (FFPE) of CRC, who underwent tumor removal as the first treatment. Immunohistochemical examination was used to determine T-CD3 cells, CD8, MLH1, MSH6 and TB. There were more male patients than female patients, the average age was 56.2 years.TB with the depth of tumor invasion (pT), lymph node and metastasis were significantly related. There was a significant relationship between age and MMR status, metastasis with TB, survival with pT and survival with metastasis. T-CD8 cell density and metastasis used as prognostic factors for survival of CRC patients. High CD8 T-cell density and metastasis used as prognostic factors for survival in CRC patients. High TB in accordance with the depth of tumor invasion, lymph node and metastasis. MMR status is not related to clinicopathological features but used to determine the appropriate treatment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library