Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurbaiti Marsas Prilitasari
"
Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang dihasilkan dari tanaman palma dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri, salah satunya adalah Susu Kental Manis produksi PT. Indomilk. Proses oksidasi menyebabkan minyak atau lemak mudah mengalami kerusakan sehingga dapat menurunkan nilai gizi. Vitamin E merupakan antioksidan alami yang mampu menghambat proses oksidasi dan meningkatkan kestabilan minyak nabati. Pada praktik kerja lapangan ini dilakukan analisis bilangan peroksida dan asam lemak bebas. Percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh vitamin E dengan beberapa konsentrasi dalam minyak kelapa sawit. Berdasarkan hasil percobaan saat hari ke-1 diperoleh nilai yang memenuhi spesifikasi minyak kelapa sawit, yakni bilangan peroksida sebesar 0 meq/kg dan kandungan asam lemak bebas < 0,08 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit dapat dijadikan bahan baku penambah lemak. Pada hari ke-15, bilangan peroksida untuk kemasan tertutup dengan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm secara berturut-turut sebesar 0,0379meq/kg, 0,0197 meq/kg, 0,0197 meq/kg, 0,0196 meq/kg sedangkan untuk kemasan terbuka sebesar 0,0794 meq/kg, 0,0588 meq/kg, 0,0398 meq/kg, 0,0195meq/kg. Pada hari ke-15, asam lemak bebas untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm secara berturut-turut sebesar 0,0859 %, 0,0843 %, 0,0732 %, 0,0594 %. Sedangkan untuk kemasan terbuka sebesar 0,01867 %, 0,0956 %, 0,0879 %, 0,0681 %. Hasil penentuan perubahan bilangan peroksida untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut mengalami kenaikan pada hari ke-10 (0,0187 meq/kg), hari ke-11 (0,0196 meq/kg), hari ke-12 (0,0196 meq/kg), dan hari ke-15 (0,0196 meq/kg). Sedangkan untuk kemasan terbuka dengan penambahan 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut mengalami kenaikan pada hari ke-8 (0,0194meq/kg), hari ke-11 (0,0196meq/kg), hari ke-11 (0,0193 meq/kg), dan hari ke-12 (0,0195 meq/kg). Pada penentuan asam lemak bebas untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm,10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut nilai asam lemak bebas berada diluar spesifikasi pada hari ke-12 (0,0802 %), hari ke-15 (0,0843 %), hari ke-17 (0,0852%), dan hari ke-18 (0,0855%). Sedangkan untuk kemasan terbuka dengan penambahan 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut nilai asam lemak bebas berada diatas nilai spesifikasi yang telah ditetapkan pada hari ke-8 (0,1361 %), hari ke-12 (0,0842 %), hari ke-15 (0,0879 %), hari ke-17 (0,0910 %). Dapat disimpulkan bahwa penambahan antioksidan dapat mempengaruhi perubahan bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak yang telah diproses."
2008
TA1687
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Andriani
"ABSTRAK
Gula pasir adalah gula kristal sakarosa kering dari tebu atau bit yang
dibuat melalui proses sulfitasi atau karbonatasi atau proses lainnya sehingga
langsung dapat dikonsumsi. Gula pasir digunakan sebagai bahan baku pada
pembuatan susu, disamping fresh milk yang merupakan bahan baku utama
pembuatan susu.
Gula pasir berasal dari tanaman tebu, dimana batang tebu tersebut diolah
melalui proses tertentu, hingga diperoleh gula dengan bentuk kristal padat. Gula
tebu (sugar cane) tersusun dari 2 unit monosakarida, yaitu fruktosa dan glukosa.
Oleh karena itu, gula tebu masuk ke dalam karbohidrat golongan disakarida.
Sukrosa (sakarosa) merupakan gabungan dari fruktosa dan glukosa, yang
merupakan kandungan terbesar pada gula tebu.
Sebagai bahan baku, gula pasir hendaknya dianalisa untuk mengetahui
mutunya apakah layak digunakan atau tidak. Parameter yang diujikan sacara
fisika-kimia, antara lain Extraneous Matter, pH, Reducing Sugar, CaCO3, SO2,
Moisture dan kandungan sukrosa, yang merupakan parameter kritis dari gula
pasir. Gula pasir bermutu baik hendaknya memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan PT. Indolakto.
Berdasarkan hasil pengujian, hasil untuk Extranenous Matter tidak
melebihi 0,02% wt/wt, untuk pH nilainya lebih dari 5,5, penentuan Reducing
Sugar tidak melebihi 20 mg/100 gram, CaCO3 yang diperoleh kurang dari 30
mg/100 gram, kadar SO2 tidak melebihi 20 mg/Kg, Moisture dari gula berada
pada nilai 0,10% meskipun ada beberapa sampel bernilai 0,13% namun dampak
yang ditimbulkan tidak terlalu berpengaruh. Serta kandungan sukrosa pada gula
memiliki hasil 99,3%, bahkan lebih. Hal tersebut menunjukkan bahwa gula pasir
memiliki kemurnian.
Dari data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa gula pasir
memiliki mutu yang baik, sehingga dapat digunakan untuk proses pengolahan
susu. Gula pasir yang baik dapat menghasilkan produk susu yang baik karena
parameter-parameter kritis tersebut memberikan dampak yang kecil bila bereaksi
dengan susu ketika dilakukan pencampuran."
2008
TA1700
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library