Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldjazaira Abimanju
"Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali. Hampir dalam semua kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam melakukan kegiatan khusus seperti kesenian dan mempelajari ilmu pasti, bahasa merupakan medium yang tidak dapat ditinggalkan. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, semua yang berada di sekitar manusia, yaitu peristiwa-peristiwa,binatang-binatang,tumbuh tumbuhan, hasil cipta karya manusia, dan sebagainya, mendapat tanggapan dalam pikiran manusia. Tanggapan tersebut disusun dan diungkapkan kembali kepada orang atau pihak lainnya sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat-istiadat, kebudayaan serta Tatarbelakangnya masing-masing (Keraf, 1981:11).Begitu eratnya hubungan bahasa dan manusia yang menggunakan bahasa, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan. Bahasa terus hidup selama manusia masih tetap menggunakan bahasa (Baugh, 1935:5)..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatang Hadiono
"Kebutuhan manusia akan alat kamunikasi yang dapat di_pergunakan untuk segala maksud melahirkan bahasa. Dari se_jumlah bahasa yang ada di Papua Niugini, tak satu pun yang dapat dipergunakan untuk mengadakan kontak antar suku bangsa ataupun dengan bangsa asing yang datang ke kawasan itu, karena tidak adanya pengertian bersama bila bahasa pribumi dipergunakan. Pihak asing dan pribumi yang berhu_bungan pun membuat sebuah alat komunikasi baru yang dise_but Pijin. Pijin lahir dari percampuran bahasa pribumi dan bahasa pendatang. Pijin sendiri sangat dipengaruhi oleh baha_sa Inggris, karena kontak bahasa antara pribumi dan para pendatang yang berbahasa Inggris sering dilakukan. Tidak mengherankan.bila unsur-unsur bahasa Inggris sangat domi_nan di dalam Pijin. Pengaruh yang utama tampak di dalam kosa kata Pijin yang kebanyakan merupakan pinjaman dari bahasa Inggrs.Tata bahasa Pijin sederhana. Sistem bunyi pun_"
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S14241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balatawa Hambali
"Dewasa ini peranan bahasa semakin penting dengan meningkatnya hubungan antar negara. Karena itu perlu disusun kamus-kamus dwibahasa. Di samping untuk penguasaan bahasa, kamus dwibahasa diperlukan antara lain sebagai sarana dokumentasi kebahasaan, sebagai sarana yang harus ada dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, serta sebagai sarana yang tidak dapat dipisahkan dari penelitian bahasa. Di mana leksikografi telah merupakan tradisi, seorang penyusun kamus tidak perlu membuat kamus dwibahasa yang sama sekali baru, yaitu yang tidak berdasarkan kamus-kamus yang telah diterbitkan. Di Indonesia sudah banyak"
Depok: Universitas Indonesia, 1979
S14053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herawaty Abdoellah Isa
"Kompetens dan Performans dalam perilaku bahasa merupakan faktor utama dalam perkembangan bahasa seseorang. Kedua faktor tersebut tercermin dalam kemampuan seseorang dalam menguasai empat segi pokok yang menyangkut bidang-bidang fnologi, gramatika, kosa kata serta leksikon. Perkembangan dari Kompetens dan Performans tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor biologis dan psikologis. Kesempurnaan dari mekanisme sistem penerimaan dalam berbahasa, misalnya telinga, serta sistem produksi, misalnya alat-alat wiacara, merupakan faktor biologis yang sangat berperan dalam perkembangan kemampuan seseorang dalam berbahasa. Di samping itu faktor psikologis, misalnya emosi dan lingkungan juga merupakan faktor yang menentukan. Lingkungan sosial dan pendidikan formal, misalnya, sangat berpengaruh terhadap perkembangan fonologi, gramatika, kosa kata dan leksikon seseorang..."
Depok: Universitas Indonesia, 1981
S14129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaret J.A. Malik
"Sesuai dengan judulnya, Perbedaan Pemakaian ala Lampau Simpel dan Aspek Perfektum Kini untuk Menunjukkan Waktu Lampau dalam Bahasa Inggris Inggris, dalam skripsi ini dibedakan antara bentuk Lampau Simpel (Simple Past) - yang merupakan sebuah kala - dan Perfektum Kini (Present Perfect) - yang merupakan sebuah aspek. Namun sebelum penulis menyinggung kedua bentuk ini terutama perbedaannya - di Bab I dimasukkan pula jenis-jenis verba sesuai dengan fungsinya, yaitu verba utama dan verba bantu. Setelah menyinggung verba, maka dibahas pula kombinasi verba utama dan verba bantu dalam membentuk frasa verba. Hal ini penting mengingat bentuk perfektum kini merupakan frasa verba yang bersifat kompleks, sedangkan bentuk lampau simpel, sesuai namanya, bersifat simpel. Selanjutnya, kita masuk ke salah satu dasar dari pokok bahasan utama, yaitu kala. Untuk ini penulis memilih pembagian dari Jespersen (1958) yang berjumlah tujuh buah, dengan tiga titik waktu utama (lampau, kini, mendatang) sebagai pusat dan empat lainnya sebagai sub-ordinat (sebelum-lampau,sesudah lampau, sebelum-mendatang, sesudah-mendatang). Kemudian barulah kala lampau itu sendiri dibahas. Jumlahnya ada lima, yaitu titik khusus di waktu lampau, sebuah kurun waktu di waktu lampau yang masih berlangsung hingga kini, sebuah kurun waktu di waktu lampau yang telah selesai, sebuah kurun waktu diwaktu lampau yang belum selesai, sebuah kurun waktu di waktu lampau dengan titik relevan di waktu lampau pula.Setelah membahas kala, barulah dibahas aspek. Dalam bahasa Inggris ada dua oposisi aspektual, yaitu antara Progresif dan Non-Progresif, serta Perfektum dan Non-perfektum. Selain itu, ada pula aspek khusus untuk menunjukkan kebiasaan di waktu Lampau. Untuk aspek Perfektum dan Non-perfektum hanya dibahas sekilas sebagai perkenalan karena maknanya yang lebih mendetil dibahas secara khusus di bab berikutnya.
Selanjutnya di Bab II, sebelum menyinggung perbedaan pemakaian kedua bentuk ini, terlebih dahulu dibahas kelas-kelas verba ditinjau dari maknanya. Kelas verba ini ada dua: verba peristiwa dan verba keadaan. Kemudian pemakaian kala lampau simpel diperinci menjadi empat kategori: untuk waktu yang takrif di waktu lampau lampau, untuk kurun waktu di waktu lampau yang tak ada hubungannya dengan waktu kini, untuk kebiasaan di waktu lampau, dan untuk mengacu ke waktu kini dan mendatang. Pemakaian aspek perfektum kini, di lain pihak, membicarakan hal-hal di waktu lampau yang masih berlangsung hingga kini, atau menunjukkan telah selesainya suatu kejadian namun akibatnya masih ada atau terasa. Selain itu, ia dipakai pula dengan bentuk-bentuk khusus dan untuk memulai sebuah percakapan atau wacana.
Di Bab III kedua bentuk ini dicari perbedaan pemakaiannya.Ternyata ada tiga, yaitu waktu yang takrif di waktu lampau untuk kala lampau simpel dan waktu yang tak takrif untuk perfektum kini, kelanjutan ke waktu kini untuk perfektum kini dan tak adanya kelanjutan itu untuk kala lampau, serta akibat di waktu kini untuk perfektum kini dan tidak adanya akibat itu untuk kala lampau simpel. Kedua bentuk ini, walau tidak ada persamaannya, namun ada pula pemakaiannya yang tumpang tindih. Berarti ada kemungkinan menggunakan salah satu untuk keduanya dalam beberapa hal khusus, misalnya dalam konstruksi non-finit.Sebagai penutup, disinggung pula pemakaian adverbia waktu untuk keduanya. Ternyata ada kelompok adverbia yang telah tetap pemisahan pemakaiannya, namun ada pula yang mungkin dipakai keduanya, asalkan jelas tolak ukurnya, dengan mengingat perbedaan utama keduanya yang sudah dibahas di bab-bab sebelumnya.Demikianlah abstrak skripsi yang bertema central gramatika ini. Kiranya akan ada manfaatnya bagi yang berminat akan hal ini atau dapat menjadi sebagian bahan acuan bagi yang membutuhkannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Melva Ratna Rulida
"Sebagai ikhtisar dari hasil analisis sekunder terhadap data-data yang dikumpulkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1 Secara keseluruhan di keempat propinsi yang diteliti, terdapat suatu indikasi yang jelas dan nyata tentang perubahan pola perolehan bahasa-bahasa di Indonesia sebagaimana terlihat dalam perbandingan pola perolehan bahasa antara orang dewasa dan anak-anak, yang menun_jukkan bahwa sekarang ini semakin banyak orang memperoleh bahasa Indonesia sebagai BI. 2. Secara keseluruhan di keempat propinsi yang diteliti, terdapat suatu indikasi yang tidak begitu jelas tapi nyata tentang perubahan penggunaan bahasa-bahasa di Indonesia sebagaimana terlihat dalam ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Meta Rina
"Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengindentifikasikan diri (Kridalaksana, 1982:2). Hal ini menunjukkan bahwa di dalam suatu masyarakat, bahasa mempunyai peranan yang sangat panting dalam proses komunikasi.Masyarakat manusia kontemporer tidak akan berjalan tanpa komunikasi. Komunikasi, dalam hal ini dengan mempergunakan bahasa, adalah alat yang vital bagi masyarakat manusia (Keraf, 1985:23).Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan perwujudan dari apa yang kita pikirkan ataupun kita rasakan. Melalui bahasa seorang anggauta masyarakat perlahan-lahan belajar mengenal segala adat istiadat, tingkah laku dan tatakrama masyarakatnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hengky Roni Ngadimin
"Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis yang telah dilakukan dalam bab-bab terdahulu, ada beberapa hal yang bisa disimpulkan yaitu perubahan morfologis, perubahan fonologis, dan asal bahasa Inggris Modern. Perubahan morfologis yang paling utama dalam sejarah perkembangan bahasa Inggris ialah menghilangnya hampir semua sufiks infleksional 1K pada nomina, adjektif dan verba IM. Perubahan fonologis paling banyak terjadi pada vokal, terutama vokal panjang. Sufiks infleksional IK yang masih tersisa dalam nomina IM ialah sufiks penunjuk jamak dan sufiks penunjuk kepunyaan (genetive). Sufiks penunjuk jamak yang umum ialah -(e)s, dan sufiks -en dengan hanya satu nomina yang asli dari IK yaitu oxen, sedangkan kehadiran dua nomina lainnya children (IK cildru) dan brethren (IK brobor) disebabkan analogi. Tanda apostrofe dari sufiks kepunyaan __s mulai digunakan sejak abad delapari bolas, yang..."
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S14118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pondaag, Sylvie Josephine
"Aspek progresif mempunyai ciri khusus yaitu kesemen_taraan, mengacu pada keada-an yang sifatnya sementara. Selain itu ada makna lain menyatakan perbuatan yang sedang berlangsung dan ada implikasi proses.Aspek sebagai salah satu kategori gramatikal menggambarkan keadaan verba, yaitu lamanya dan jenis aktifitasnya. Ada dua kelas utama verba. Verba Peristiwa dinamis dan Verba keadaan statis.Dari penggunaan aspek progresif pada dua kelas utama verba tersebut dapat kita lihat ciri khusus aspek progresif dan makna lain yang ada."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novida Setiawan
"Tulisan ini akan mencoba menganalisa secara kontrastif sistem jamak yang terdapat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan tujuan untuk mendapatkan sedikit gambaran yang sebenarnya mengenai struktur dan sistem jamak dari kedua bahasa tersebut, sehingga dapat memberikan sumbangan sekedarnya pada bidang penterjemahan, khususnya dalam hal mengalihkan struktur jamak bahasa inggris ke ba_hasa Indonesia. Bahasa pertama yang akan dianalisa, yakni bahasa Inggris, termasuk dalam kelompok bahasa-bahasa sebelah Barat dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Rumpun bahasa Indo-Eropa terdiri dari sub-rumpun bahasa-bahasa Indo-Iran, Armenia, Hellenik, Albania, Italik, Keltik, Germanik, Balto-Slavik, dan Tokharia. Sub-rumpun bahasa-bahasa ini dikelompokkan lagi menjadi dua kelompok berdasarkan bunyi dari konsonan awal dalam kata yang berarti seratus dalam bahasa-bahasa itu. Kedua kelompok itu disebut.kelompok centum dan kelompok satem. Yang termasuk dalam kelompok centum ialah sub-rumpun bahasa-bahasa Hellenik, Tokharia, Italik, Keltik dan Germanik. Kelompok satem terdiri dari sub-rumpun bahasa-bahasa Indo-Iran, Armenia, Balto-Slavik dan Albania. Bahasa Germanik terbagi lagi atas tiga bagian, yaitu Germanik Timur, Germanik Utara, dan Germanik Barat."
Depok: Universitas Indonesia, 1978
S14189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>