Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gurning, Olivia Suryani
"Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahap akhir pengendalian risiko, jika pengendalian secara teknik dan administratif masih menyisakan risiko yang tidak dapat diturunkan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik untuk melihat faktor risiko yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD. Desain penelitian adalah cross sectional dan besar sampel 120 pekerja konstruksi di proyek pembangunan ruko Cikarang Central City. Pengambilan data primer menggunakan kuesioner, lembar observasi, dan wawancara.
Hasil telitian menunjukkan 70,8% pekerja berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD. Hasil analisis menunjukkan empat faktor yang berhubungan signifikan dengan penggunaan APD yaitu pengetahuan APD, ketersediaan APD, pelatihan APD, dan pengawasan APD. Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu sikap dan peraturan APD.
Disarankan melakukan identifikasi dan penilaian risiko dalam pemilihan APD, analisis kebutuhan pelatihan pekerja, peningkatan sosialisasi peraturan, konsisten menerapkan peraturan dan peningkatan pengawasan.

The use of Personal Protective Equipment (PPE) is the final stage of risk control, if control techniques and administrative still leaves the risk that can not be derived. This research is a descriptive analytical study to know the risk factors that related to the use of PPE. Design research is cross sectional and involving 120 construction workers at Cikarang Central City construction project. Retrieval of data primary is using questionnaires, observation sheets, and interviews.
The results of this research showed that there were 70,8% not well behave in the use of PPE. The results of this research showed there are four factor that had a significant relation with the use of PPE which are knowledge of PPE, availability of PPE, PPE training, and supervision of PPE. Meanwhile that does not have a relation are attitude and PPE regulation.
It is recommended identification and risk assessment in the selection of PPE, requirements analysis employee training, the increase in socialization regulation , consistently applying rules and increased supervision.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitya Indri Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat stres kerja terhadap work ability index (WAI) pada pekerja di area Lube Oil Blending Plant PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian dilakukan terhadap 107 pekerja pada periode Mei – Juni 2014. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 51,4% pekerja mengalami stres berat dan 48,6% pekerja mengalami stres ringan, untuk WAI terdapat 49,5% pekerja dengan WAI buruk dan 50,5% pekerja dengan WAI baik.
Hasil uji statistik menggunakan Chi Square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tipe manajemen (p value = 0,610), hubungan interpersonal (p value = 0,239), dan fokus karir (p value = 0,797) dengan tingkat stres kerja. Sebaliknya terdapat hubungan antara desain kerja (p value = 0,011) dan lingkungan kerja (p value = 0,005) dengan tingkat stres kerja. Selain itu terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres kerja dengan WAI (p value = 0,015). Untuk meningkatkan kemampuan kerja pada pekerja PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta perlu membuat pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan kerja pekerja. Pemberian pelatihan dimaksudkan agar dapat memenuhi standar kerja yang telah di tetapkan oleh perusahaan.

The aim of this study is to analyze the relationship between the level of job stress among Work Ability Index (WAI) on workers in Lube Oil Blending Plant PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta 2014. The design of study was cross sectional. The study was conducted on 107 workers from May to June 2014. The data were collected by using a questionnaire. The result shows that 51.4% of workers are experiencing severe stress and 48.6% of workers experiencing mild stressed, furthermore, there are 49.5% workers with poor and 50.5% of workers with good WAI.
Chi Square result shows that there are no correlation between the type of management (p value = 0.610) with the level of work stress, interpersonal relationships (p value = 0.239), and career concerns (p value = 0.797). Otherwise, there is a significant correlation between the level of the design of tasks with work stress (p value = 0.011) and work environment (p value = 0.005). Moreover, there is a significant relationship between the level of work stress with WAI (p value = 0.015). To improve the skill of workers, PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta needs to make training, so that, they can improve the capability of their workers. The purpose of training is to fulfill the working standard which have been set by the company.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Betania
"Penulisan ini membahas mengenai penilaian risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses produksi betaine di PT. Evonik Sumi Asih, Bekasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang ada pada pekerja di setiap tahapan produksi betaine. Metode identifikasi risiko pada penelitian ini dilakukan berdasarkan Job Safety Analysis (JSA) dan menggunakan metode semi kuantitatif pada analisis risiko.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat bahaya listrik, fisik, kimia, mekanik, ergonomi, perilaku dan biologi yang ada pada proses produksi betaine. Tingkat risiko yang ada setelah dilakukannya upaya pengendalian oleh perusahaan menunjukkan, 7 risiko pada kategori acceptable, 8 risiko pada kategori priority 3, 22 risiko pada kategori substancial, 9 risiko pada kategori priority 1, dan 2 risiko pada yang masih dalam kategori very high. Estimasi tingkat risiko yang ada setelah dilakukan rekomendasi pengendalian menunjukkan, 43 risiko pada kategori acceptable, dan 6 risiko pada kategori priority 3.

This study is about assessing occupational health and safety risks in production betaine in PT. Evonik Sumi Asih, Bekasi. This study was conducted to determine the level of health and safety risks that exist at every stage of production workers in betaine. Risk identification method in the study conducted by the Job Safety Analysis (JSA) and using semi-quantitative methods in risk analysis.
The results of research explained that there are electrical hazards, physical, chemical, mechanical, ergonomics, behavior and biology that exist in betaine production process. The level of risk that is subsequent to the control efforts by the company shows, in the category of acceptable risk 7, 8 risk in priority category 3, 22 substancial risk category, 9 of risk in priority categories 1 and 2 in which the risk is still very high in the category. Estimation of the level of risk that exist after control recommendations indicate, 43 in the category of acceptable risk, and 6 risk in priority category 3.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhika Resso Madias
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang analisis risiko yang didapatkan pada kegiatan pengelasan di proyek apartemen green view serpong, tangerang tahun 2014. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai konsekuensi, pajanan dan kemungkinan dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko Fine Chart dengan pendekatan AS/NZS 4360 : 2004 untuk mengetahui level risiko yang ada pada tahapan kegiatan pengelasan. Penelitian ini adalah penelitian observasionaldengan menggunakan metode semi – kuantitatif yang sesuai dengan AS/NZS 4360 : 2004. Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki pada uraian kerja disetiap langkah pengelasan di proyek apartemen green view meliputi level : very high, priority 1, subtancial, priority 3, accepteble. Dengan adanya nilai tingkat risiko, penulis dapat mengevaluasi upaya pengendalian risiko di proyek Apartemen Green View lakukan. Apakah pengendalian tersebut telah sesuai atau tidak sesuai standar, sehingga penulis dapat merekomendasikan prioritas pengendalian risiko yaitu subtitusi, perancangan, administrasi dan menggunakan APD yang sesuai standarpada risiko yang mempunyai nilai tingkat risiko.

ABSTRACT
His research talked about risk analysis in welding activity at project green view serpong apartment, Tangerang in 2014. Risk evaluation analyzing done by analyzeconsequence values, exposure andpossibility on every step in work than compare with the risk level standard (Fine Chart)with theAS/NZS 4360:2004 approaching to know the risk level in welding activity level. This research isobservasionalresearch with semi – quantitativemethods which suitable with AS/NZS 4360 : 2004. Research result told that the risk levels in every step of welding activity in green view apartment project include: very high, priority 1, subtancial, priority 3, acceptable. With the risk level values, writer cans evaluating the effort risk controlling in green view apartment. Is that controlling suitable or substandard, so than the writer cans recommend risk controlling priority like substitution, design, administration and using the Personal Protective Equipmentwhich suitable to the risk standard that have risk level values."
2014
S56073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rohmat Fakhrurrozi
"Perkembangan konstruksi yang semakin meningkat mempunyai risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagai sarana mencegah terjadinya kecelakaan dan kerugian lainnya yang ditimbulkan. Tujuan penelitian adalah mengetahui pelaksanaan SMK3 melalui analisis temuan ketidaksesuaian hasil audit eksternal OHSAS 18001 dibandingkan dengan PP RI no.50 tahun 2012 di proyek pembangunan Apartemen Bogor Valley Residence dan Hotel tahun 2014. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik. Metode pengambilan data melalui wawancara dengan 3 informan dan data sekunder.
Hasil telitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan SMK3 di PT X menurut PP RI no.50 tahun 2012 sebesar 96,9%, yang merupakan tingkatan lanjutan yang harus dipertahankan atau ditingkatkan. Sedangkan penyebab temuan audit adalah tidak adanya peralatan alat ukur, tidak adanya SOP penanganan bahan kimia, perencanaan program yang tidak tepat, tidak adanya SOP perbaharui dokumen, dan terakhir yaitu kurangnya pengawasan/inspeksi area berbahaya. Secara keseluruhan penyebab temuan adalah kurangnya dukungan dan partisipasi aktif dari manajemen baik Pusat maupun proyek terhadap program K3.

The development of the growing construction have a high risk of work accidents. Occupational health and safety management systems as a means of preventing the occurrence of accidents and other damage caused. The purpose of this study is knowing the implementation of SMK3 through analysis OHSAS 18001 external audit results compared with PP RI No. 50/2012 on project development Bogor Valley Residence apartments and hotels. Design study is a descriptive analytic. Method of data acquisition through interviews with three informants and secondary data.
The results showed that the level of adoption research SMK3 in PT X by PP RI No. 50 of 2012 as much as 96.9%, which is an extension form should be preserved or enhanced. While the causes of the audit findings are not the tools of measurement, not the SOP chemical handling, improper planning program, not the SOP renew documents, and lack of supervision and inspection of hazardous areas. On the whole causes of the findings are the lack of support and active participation from top management and project management for K3 program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Islamiati
"Low back pain adalah rasa nyeri maupun pegal-pegal pada punggung bawah yang terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4 dan L5. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif semi kuantitatif dengan pendekatan cross sectional untuk melihat distribusi dan frekuensi dari faktor yang berhubungan dengan keluhan subjektif low back pain pada operator forklift yaitu faktor personal berupa umur, masa kerja, kebiasaan olahraga (stretching), dan riwayat low back pain, serta dosis pajanan getaran dan durasi pajanan getaran. Metode yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dan melibatkan 33 operator forklift di PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun 2014 sebagai responden penelitian. Pengambilan data primer pada penelitian ini yaitu melakukan pengukuran getaran menggunakan human vibration meter 100 Larson Davis, penyebaran kuesioner, dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 60,6% operator forklift yang mengalami keluhan low back pain dan 39,4% operator tidak mengalami keluhan low back pain. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga variabel yang berhubungan signifikan dengan keluhan subjektif low back pain, yaitu umur, kebiasaan olahraga (stretching), riwayat low back pain. Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu masa kerja, dosis pajanan getaran, dan durasi pajanan getaran.

Low back pain is pain and stiffness in the lower back that occurs when there is an emphasis on areas lumbar that L4 and L5. This study is a descriptive semi-quantitative with cross-sectional approach to look at the distribution and frequency of factors associated with subjective complaints of low back pain in forklift operators that personal factors such as age, years of work, exercise habits (stretching), and a history of low back pain, and vibration exposure dose and duration of vibration exposure. The method is a cross-sectional approach and involves 33 forklift operator PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta in 2014 as research respondents. Primary data collection in this study is measuring vibration using human vibration meter 100 Larson Davis, questionnaires, and interviews.
The results of this study indicate that there is a 60.6% forklift operators who have complaints of low back pain and 39.4% operators do not have complaints of low back pain. Based on the research results, there are three variables significantly associated with subjective complaints of low back pain, namely age, exercise habits (stretching), a history of low back pain. While that is not related to years of work, vibration exposure dose, and duration of exposure to vibration.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library