Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Puteri Hikmawati
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
T36157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Salma Barlinti
"World Trade Organization merupakan organisasi perdagangan internasional yang mengatur perdagangan internasional yang berdasarkan pada sistem liberalisme untuk mewujudkan perdagangan bebas. Organisasi yang terbentuk pada tahun 1994 ini adalah organisasi penerus General Agreement on Tariffs and Trade yang sebelumnya menjadi organisasi interim. Islam sebagai agama yang memiliki ajaran yang sempurna tidak luput dari ketentuan perdagangan.
Prinsip-prinsip hukum perdagangan dalam hukum Islam meliputi prinsip Ilahiah, keadilan, kejujuran, kebebasan yang terbatas, antharadin, persamaan, dan halal dan bermanfaat. Prinsip-prinsip hukum perdagangan dalam ketentuan WTO terdiri dari most-favoured nation treatment, national treatment, reciprocity, freer trade, fair competition, special and differential treatment, dan transperancy. Dengan meninjau prinsip-prinsip hukum perdagangan dalam ketentuan WTO dari perspektif hukum Islam, terdapat prinsip-prinsip hukum yang sesuai dan bertentangan, serta terdapat pula prinsip-prinsip hukum yang tidak diatur di dalam ketentuan WTO.
Prinsip-prinsip hukum perdagangan dalam ketentuan WTO yang sesuai dengan ketentuan syari'ah adalah national treatment, freer tradef fair competition, special and differential treatment, dan transperancy. Prinsip-prinsip tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, kebebasan, dan kejujuran dalam ketentuan syari'ah. Prinsip-prinsip hukum perdagangan dalam ketentuan WTO yang bertentangan dengan ketentuan syari'ah adalah most-favoured nation treatment, reciprocity, dan freer trade. Prinsip-prinsip tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan, antharadin, dan kebebasan yang terbatas, prinsip-prinsip hukum perdagangan yang tidak diatur dalam ketentuan WTO adalah prinsip ilahiah, halal dan bermanfaat, dan antharadin."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T36439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hensah
"Keluhan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh para pelaksana birokrasi di Indonesia saat ini masih sering kali terdengar. Keluhan masyarakat tersebut mulai dari persoalan tentang lambannya pelayanan, lambatnya proses perijinan, banyak pemungutan liar dan praktek korupsi lainnya hingga persoalan - persoalan yang menyangkut rendahnya integritas moral mereka. Penyebab dibalik munculnya kondisi pelayanan birokasi yang dianggap oleh masyarakat masih sangat buruk tersebut adalah menyangkut soal sikap disiplin yang rendah yang dimilki oleh sebagian pegawai negeri kita selain masalah lain yaitu rendahnya tingkat kesejahteraan pegawai negeri yang juga turut andil dalam hal ini. Namun tanpa mengabaikan persoalan tentang rendahnya tingkat kesejahteraan pegawai negeri, persoalan tentang rendahnya tingka* disiplin pegawai negeri tetaplah menjadi penyebab utama dari buruknya kualitas pelayanan yang diberikan oleh mereka. Sebab walaupun tingkat kesejahteraan telah ditingkatkan, namun jika tidak diimbangi dengan peningkatan disiplin, maka tetap saja hal itu tidak akan mengubah kinerja mereka.
Untuk meningkatkan dan mempertahankan tingkat kedisiplinan para pegawai negeri tersebut diperlukan sebuah sistem pengawasan yang baik. Selain itu, peran atasan baik atasan langsung maupun pimpinan organisasi / satuan kerja memiliki peran mutlak dalam pelaksanaan per&awasan terutama dalam pengawasan terhadap sikap disiplin bawahannya. Merekalah yang menjadi ujung tombak dalam kegiatan pengawasan, sebab mereka yang selalu berhadapan langsung dengan para pelaksana pekerjaan dan menyaksikan secara langsung kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini maka peran pengawasan intern dalam organisasi menjadi hal utama yang perlu dilaksanakan dengan ootimal, selain dari pengawasan yang dilakukan pihak luar seperti pengawasan fungsional, pengawasan yudikatif, pengawasan legislatif maupun pengawasan masyarakat."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T37745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Ngadino
"ABSTRAK
Pengaturan kedudukan keuangan DPRD juga sangat
terpengaruh oleh perkembangan politik dan hukum nasional.
Latar belakang politik yang mempengaruhi kedudukan
keuangan DPRD tidak terlepas dengan adanya gerakan
reformasi yang telah mampu menumbangkan kekuasaan
sentralistis dan otoriterisme Orde Baru. Kemudian
memunculkan semangat untuk memperbaiki hubungan antara
pusat dan daerah melalui penguatan sistem desentralisasi.
Oleh karenanya ada semacam arus balik kewenangan dari
Pusat ke Daerah.
Ada beberapa catatan kalau menyimak dinamika
pengaturan kedudukan keuangan DPRD. Pertama, perubahan
pengaturan DPRD selalu berangkat dari kasus yang terjadi
dan cenderung reaktif dalam pengaturannya. Hal ini dapat
dilihat dari dua penjelasan, pertama, pergantian dari PP
Nomor 110 tahun 2000 menjadi PP Nomor 24 tahun 2004. Dalam
materinya terlihat bahwa pengalokasian dana untuk DPRD
ternyata malah lebih besar dari pada yang diatur dalam PP
Nomor 110 tahun 2000. Hal ini tentu kalau dicermati
terkait dengan beberapa kasus korupsi yang dilakukan
karena melawan hukum atas PP Nomor 110 tahun 2000.
Misalnya kasus korupsi di DPRD Propinsi Surnatera Barat. Kedua, Perubahan atas beberapa ketentuan dalam PP Nomor 24
tahun 2004 melalui PP Nomor 37 tahun 2005. Dimana di dalam
PP Nomor 37 tahun 2005 lebih jelas mengatur tentang
tunjangan perumahan yang sebelumnya tidak diatur secara
jelas dalam PP Nomor 24 tahun 2004. Contoh dari kasus
korupsi ini adalah korupsi ai DPRD Banten.
Pengaturan kedudukan keuangan DPRD ternyata juga
membawa implikasi dalam prakteknya di berbagai daerah di
Indonesia. Dengan adanya otonomi daerah yang diatur dalam
Undang-undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
memberikan kewenangan anggaran bagi DPRD, sehingga selain
posisinya untuk menerima pertanggungjawaban anggaran dari
eksekutif juga mendapat posisi untuk menentukan anggaran
bagi pembiayaan operasionalnya.
Sistem pengaturan, pengawasan dan pertanggungjawaban
keuangan DPRD di masa depan mesti dilihat dari dua aspek
penting yaitu dari sisi normatif dan filosofis. Secara
normatif ada beberapa peraturan yang mengatur tentang
kedudukan keuangan DPRD. Namun yang menjadi perangkat
dasarnya adalah apa yang diatur di dalam UU No.22 Tahun
1999 Tentang Pemerintahan Daerah {diganti dengan UU No.32
tahun 2004) dan UU No.22 Tahun 2003 Tentang Susunan dan
Kedudukan MPR, DPD, DPR, dan DPRD."
2006
T36814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zulfany Batam
"Disahkannya Perpu No. 1 Tahun 2004 menjadi Undang­ undang No. 19 Tahun 2004 telah memacu reaksi penolakan yang meluas. Hal ini merupakan sikap penolakan dari masyarakat terhadap diperbolehkannya penyimpangan sementara atas pasal 38 Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang melarang pertambangan terbuka di kawasan hutan lindung. Reaksi ini kemudian bermuara pada diajukannya pengujian Undang-undang No. 19 Tahun 2004 ke Mahkamah Konstitusi dengan perkara Nomor: 003/PUU­ III/2005. Permasalahan yang diangkat dalam tesis ini anatara lain adalah mengenai kebijakan perlindungan pelestarian hutan di Indonesia, perlindungan hutan dikaitkan dengan usaha pertambangan dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development), dan analisa yuridis atas pandangan hukum Mahkamah Konstitusi terhadap kebijakan pemerintah dengan menerbitkan Perpu No. 1 Tahun 2004 yang telah disahkan menjadi Undang-undang No. 19 Tahun 2004.
Kesimpulan yang diperoleh adalah Pandangan Hukum Mahkamah Konstitusi terhadap kebijakan pemerintah dengan menerbitkan Perpu No. 1 Tahun 2004 yang telah disahkan menjadi Undang-undang No. 19 Tahun 2004 adalah menegaskan bahwa Undang-undang tersebut adalah tidak bertentangan dengan UUD 1945. Mahkamah Konstitusi juga telah memberikan kepastian hukum bagi ke-13 pemegang ijin usaha pertambangan. Hanya saja Mahkamah Konstitusi kurang memberikan kepastian hukum atas perlindungan atas lingkungan yang baik dan sehat bagi masyarakat di sekitar wilayah pertambangan. Selain itu Putusan Mahkamah Konstitusi juga kurang memberikan kepastian hukum terhadap para pemegang ijin di luar ke-13 pemegang ijin tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T36911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephen Hanjaya
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T37047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ahmad Sulaiman
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T36916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>