Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwinanto
"ABSTRAK
Prolaps uteri merupakan kondisi yang sering dialami oleh perempuan dan dapat menurunkan kualitas hidup. Penyebab prolaps uteri multifaktorial, pada umumnya berupa faktor klinis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya variasi gen berupa mutasi gen HOXA11 dan COL3A1 pada penderita prolaps uteri, mengetahui adanya perbedaan ekspresi protein HOXA11, COL3A1, COL1A1, MMP2, MMP9, TIMP, dan p53 pada penderita prolaps uteri dibandingkan pada perempuan tanpa prolaps uteri, serta mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan prolaps uteri.Studi potong lintang ini melibatkan 22 pasien prolaps uteri dan 22 tanpa prolaps uteri mulai Juni 2016 sampai Februari 2017 di RSUP dr. Kariadi Semarang. Dilakukan pencatatan data karakteristik berupa usia, paritas, IMT dan berat lahir bayi. Dilakukan pemeriksaan sekuens DNA gen HOXA11 dan Col3A1, pemeriksaan imunohistokimia pada ligamentum sakrouterina untuk menilai ekspresi protein HOXA11, COL1A1, Col3A1, MMP2, MMP9, TIMP, dan p53 pada perempuan menopause dengan prolaps uteri dan tanpa prolaps uteri.Tidak didapatkan variasi berupa mutasi gen HOXA11 pada perempuan dengan prolaps uteri sepanjang fragmen yang digunakan untuk sekuensing DNA. Didapatkan mutasi pada gen COL3A1 pada 10 pasien dengan prolaps uteri dan 6 pasien tanpa prolaps uteri p = 0,719 sepanjang fragmen yang digunakan untuk sekuensing DNA. Ekspresi protein COL1A1, MMP-9 dan p53 lebih tinggi pada kelompok prolaps p < 0,05 . Rerata usia, rerata paritas dan rerata berat lahir bayi, berbeda secara uji statistik pada kedua kelompok.Pada fragmen yang diperiksa tidak didapatkan mutasi gen HOXA11, namun didapatkan mutasi gen COL3A1 pada penderita prolaps maupun perempuan tanpa prolaps uteri. Tampak adanya faktor internal yang berperan untuk terjadinya prolaps uteri selain berbagai faktor risiko klinis. Faktor eksternal berupa usia, berat bayi lahir, dan paritas memiliki hubungan dengan prolaps uteri. Kata kunci: COL1A1, COL3A1, faktor klinis, HOXA11, menopause, MMP2, MMP9, mutasi gen, p53, prolaps uteri, TIMP.

ABSTRACT
Uterine prolapse is a condition that decreases the quality of life of women. Multiple factors, mostly clinical, affect the course of uterine prolapse.The aims of the study were to investigate the genetic variation in the form of HOXA11 and Col3a2 gene mutations in women with uterine prolapse. This study also aimed to investigate different expression of HOXA11, COL3A1, COL1A1, MMP2, MMP9, TIMP, and p53 proteins in women with and without uterine prolapse, and to understand risk factors associated with uterine prolapse.A total of 44 women were enrolled in this cross sectional study, 22 of which with uterine prolapse and 22 others without uterine prolapse. This study was conducted between June 2016 and February 2017 in RSUP dr Kariadi, Semarang. demographic data including age, parity, BMI, and birth weight were recorded. HOXA11 and COL3A1 gene sequencing, immunohistochemistry testing of uterosacral ligament were conducted to assess HOXA11, COL1A1, COL3A1, MMP2, MMP9, TIMP, and p53 protein expressions.A mutation in COL3A1 gene along the fragment used in DNA sequencing was found among 10 women with uterine prolapse and 6 women without uterine prolapse although this did not reach statistical significance p .719 . No genetic variation in the form of HOXA11 gene mutation was found in women with uterine prolapse. Higher expression of COL1A1, MMP 9 and p53 proteins were found in prolapse group p .05 . The average of age, parity, and birth weight in two groups were statistically different.Only the COL3A1 gene mutation was detected in women with and without uterine prolapse. Beside, various clinical factors, it was confirmed that some internal factors also play important role in the course of uterine prolapse. Examples of external factors are age, birth weight, and parity. Key word COL1A1, COL3A1, clinical factors, gen mutation, HOXA11, menopause, MMP2, MMP9, p53, TIMP, uterine prolapse."
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahyuddin Ramli
"Keberadaan lembaga perbankan yang eisien tidak hanya penting artinya bagi industri perbankan tetapi juga bagi perekonomian nasional secara keseluruhan. Dari sudut pandang mikro, sebuah bank harus efisien agar bisa hidup dan berkembang dalam suasana persaingan yang sangat ketat. Sementara dari sudut pandang makro, industri perbankan yang efisien akan dapat membawa dampak positif yang kuat terhadap perkembangan sektor-sektor lain mengingat peran yang sangat strategis sebagai lntermediator dan produser jasa-jasa keuangan. Sehubungan dengan pentingnya aspek efisiensi tersebut, maka sejak awal dekade 90an terlihat timbul perhatian yang semakin besar mengenai hal ini, khususnya dari para peneliti.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yang dikenal dengan "two-step approach". Step pertama yaitu pengukuran tingkat efisiensi bank, sedangkan step kedua adalah pengkajian variabel-variabel penjelas (explanatory variables) yang mempengaruhi tingkat efisiensi bank tersebut. Step pertama menggunakan model Data Envelopment Analysis (DEA), sementara step kedua memakai dua model analisa regresi, yaitu model regresi Tobit dan model regresi Translog Bentuk-S.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi bank komersial di Indonesia berkisar antara 70-80 % dari kondisi optimal. Terdapat tiga variabel penjelas yang cukup kuat pengaruhnya terhadap tingkat efisiensi bank, yaitu size, CAR, dan NPL. Ketiga variabel ini memperlihatkan hubungan yang sangat signifikan dengan tingkat efisiensi meskipun bentuk hubungannya tidak sama. CAR memperlihatkan hubungan positif, sementara NPL memperlihatkan hubungan negatif. Berbeda dengan CAR dan NPL, size memperlihatkan hubungan yang agak unik, yaitu berbentuk kuadratik dengan nilai maksimum. Pada tahap awal peningkatan size cenderung berdampak positif terhadap peningkatan efisiensi, tetapi pengaruh positif tersebut tidak dapat berlansung selamanya. Melewati suatu tingkat tertentu (titik maksimum) peningkatan size tidak lagi berpengaruh positif tetapi sebaliknya cenderung mengakibatkan penurunan tingkat efisiensi.
Agak diluar dugaan, kelompok bank pemerintah temyata lebih efisien dibandingkan dengan kelompok bank swasta nasional, khususnya dalam tiga tahun terakhir (2000-2002). Kelompok bank pemerintah kelihatannya diuntungkan oleh adanya hubungan yang kuat dengan lembaga-lembaga pemerintahan dan sesama BUMN yang hingga saat ini masih merupakan sumber-sumber bisnis patensial industri perbankan. Dalam pada itu, sesuai dugaan, kelompok bank yang sudah go public terbukti lebih efisien dari pada kelompok bank yang belum go public. Namun, temuan yang menarik yaitu perbedaan tingkat efisiensi di antara kedua kelompok bank ini tampaknya tidak disebabkan oleh status go public tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor size karena kelompok bank go public pada umumnya terdlri dari bank-bank berskala besar.
Tingkat efisiensi kelompok bank pmerintah pada tiga tahun setelah krisis terlihat mengalami perbaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan kondisi dua tahun sebelum krisis. Namun, pada waktu yang sama tingkat efisiensi kelompok bank swasta nasional belum memperlihatkan kemajuan, bahkan terlihat sedikit lebih rendah dari keadaan sebelum krisis. Secara keseluruhan, tingkat efisiensi industri perbankan Indonesia setelah krisis belum mengalami perbaikan yang berarti dibandingkan dengan keadaan sebelum krisis."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
D655
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library