Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puji Lestari
"Penelitian ini berangkat dari adanya fenomena perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi PT. Persero. Perubahan status ini berdampak pada berubahnya tujuan perusahaan yaitu untuk mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perseroan secara efisien dan efektif (Media Pertamina, April, 2004). Motivasi merupakan salah satu hal yang menentukan unjuk kerja karyawan (Munandar, 2001), yang akan berhubungan dengan keberhasilan perusahaan. Motivasi kerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adalah karakteristik lingkungan kerja. Salah satu dimensi interpersonal dari karakteristik lingkungan kerja yang ingin diteliti adalah kepemimpinan atasan. Pola-pola perilaku yang diperlukan oleh pemimpin di PT. Pertamina (Persero) sesuai dengan pola-pola perilaku dalam kepemimpinan transaksional dan transformasional. Pola perilaku ini dapat dinilai secara obyektif oleh karyawan (Bass, 1985) melalui persepsi mengenai atasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami interaksi antara faktor-faktor motivasi kerja karyawan dengan faktor-faktor kepemimpinan atasan yang dipersepsikan oleh karyawan di Pertamina. Hal ini dianggap penting karena pencapaian tujuan perusahaan akan terlaksana dengan optimal bila sumber daya manusianya menunjukkan unjuk kerja yang baik (Adianto, Agustin, dan Trindira, 2005).
Penelitian kuantitatif ini melibatkan 108 karyawan PT. Pertamina (persero) yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Timur No 1 Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui satu set kuesioner yang terdiri atas kuesioner motivasi kerja karyawan dan kuesioner kepemimpinan atasan yang dipersepsikan oleh karyawan. Melalui analisis structural equation modeling, ditemukan bahwa faktor-faktor motivasi kerja karyawan memiliki interaksi dengan faktor-faktor kepemimpinan atasan yang dipersepsikan oleh karyawan di PT. Pertamina (Persero).

This research was started from phenomenon about the changing status of Pertamina from BUMN to PT Persero. This changing stutus effects to the changing company's goals which is try to get profit based on persero managing principles efficiently and effectively (Media Pertamina, April, 2007). Motivation is one of aspects which effects employees' performance (Munandar, 2001), which relates to company's success. Employees' work motivation is affected by some aspects; one of those is the characteristic of work situation. An interpersonal dimension of the characteristic of work situation can be seen as superior's leadership. Transactional-transformational leadership has the behavior patterns that suit for those superiors in PT. Pertamina (Persero). These behavior patterns can be evaluated objectively by employees (Bass, 1985) through perception toward superiors. This is very important because of company's goals can be achieved optimally if human resources have good performance (Adianto, Agustin, dan Trindira, 2005).
This quantitative research involeved 108 Pertamina's employees which is located in Jl. Merdeka Timur No 1 Jakarta. Data collecting used survey metodh by a set of questionaire which consists of work motivation questionnaire and questionnaire of superior's leadership perceived by employees. Through analysis of structural equation modeling, it had been found that employees' work motivation factors have interactions with factors of superior's leadership perceived by employees in PT. Pertamina (Persero)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
658.314 2 PUJ a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Wibisono
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Kartika
"Gambaran mengenai tugas yang dilakukan, keterampilan yang dibutuhkan, serta pelatihan dan pengalaman yang diperlukan untuk berbagai pekerjaan merupakan salah satu informasi yang penting diketahui perusahaan dalam rangka membuat keputusan yang tepat mengenai kebutuhan karyawan (Cascio, 198). Di PT. JP, kebutuhan akan karyawan dapat muncul karena karyawan yang sudah ada merasakan bahwa beban kerjanya terlalu berat sehingga perlu untuk menambah karyawan baru. Lalu atasan yang bersangkutan akan meminta karyawan baru dengan kualifikasi atau persyaratan tertentu yang ia tentukan sendiri ke bagian rekrutmen.
Persyaratan ini biasanya hanya berupa persyaratan administratif saja, bukan persyaratan perilaku yang ditentukan berdasarkan analisis yang cermat. Selain itu, berbagai keputusan yang berkaitan dengan karyawan di PT. JP seperti mutasi dan promosi masih didasarkan pada penilaian atasan yang bersifat subyektif. Belum ada kriteria yang jelas yang menunjukkan bahwa seorang karyawan berprestasi baik, sehingga penilaian mengenai baik dapat dipahami secara berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
Dalam tulisan ini, penulis memberikan usulan kepada PT. JP untuk membuat kompetensi yang dapat digunakan untuk menyusun persyaratan jabatan, sebagai tahap awal agar penilaian dalam seleksi, promosi, dan mutasi dapat dilakukan lebih tepat.
Pendekatan yang diusulkan adalah pendekatan kompetensi agar didapatkan persyaratan yang menggambarkan karakteristik personal tertentu dari individu untuk melakukan tugasnya dengan berhasil. Rancangan pembuatan kompetensi yang penulis usulkan adalah untuk crew outlet, yang merupakan bagian penting dari PT. JP yang kegiatan utamanya adalah perjualan makanan. Crew outlet inilah yang langsung berhubungan dengan customer dari PT. JP sehingga produktifitas PT. JP tergantung dari bagian tersebut.
Rancangan pembuatan persyaratan jabatan ini terdiri dari langkah-Iangkah untuk mendapatkan kompetensi yang dibutuhkan untuk crew outlet yang terdiri dari server, crepes maker, cashier, crew incharge, dan leader. Model kornpetensi yang diusulkan adalah berdasarkan LOMA (1998) dan model kompetensi klasik Spencer & Spencer (1993)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Amelia
"Sistem penilaian kinerja jika berjalan secara efektif memiliki banyak manfaat, terutama dalam upaya pengembangan sumber daya manusia perusahaan. Ia dimanfaatkan dalam keputusan administratif, perencanaan ketenagakerjaan, program pelatihan dan pengembangan SDM, yang tujuan kesemuanya adalah meningkatkan dan mempertahankan produktivitas tinggi perusahaan. Sistem penilaian kinerja yang tidak efektif mempengaruhi proses perencanaan tindak lanjut, sehingga dapat mengarah pada keputusan yang tidak tepat. Hasil penilaian kiuerja yang kurang dapat menggambarkan keseluruhan kemampuan pekelja yang sebenamya dapat mengarahkan pada keputusan yang salah.
Keputusan yang Salah pada akhirnya dapat menyebabkan tidak tercapainya harapan atau tuntutan perusahaan. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem penilaian kinerja yang efektif dan mampu menggambarkan keseluruhan kemampuan pekerja. Perancangan penilaian kinerja diawali dengan analisa masalah dan analisa jabatan, penyusunan aspek pengukuran dan kriteria penilaian, formulasi penilaian kinerja, penyusunan prosedur dan uji coba prosedur, uji coba penilaian, dan diakhiri dengan sosialisasi bagi pekerja serta pelatihan bagi penilai- Sosialisasi dan pelatihan bukan hanya bertujuan sebagai pemberitahuan tentang adanya rancangan penilaian kinerja yang baru, tapi juga untuk meningkatkan kesadaran seluruh elemen perusahaan akan pentingnya pelaksanaan sistem penilaian kinerja yang efektif.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lincolina Fenyta Soegito
"Sejak 2002 PT P, sebuah perusahaan swasta asing bergerak di bidang consumer goods dengan total karyawan hampir 450 orang tersebut, dipimpin oleh seorang top manajemen dengan perilaku kepemimpinan yang cendenmg menimbulkan munculnya berbagai reaksi negatif seperti keluhan, aduan mau pun indikasi menurunnya produktifitas di bidang-bidang non sales. Bahkan yang cukup memerlukan perhatian adalah mundurnya sejumlah manajer dan assistant manajer dalam masa jabatan top manajemen tersebut. Padahal manager dalam perusahaan tersebut merupakan inti dari gerak organisasi. Manager menjadi jembatan komukasi antara Top manajemen yang notabenenya adalah wakil dari Kantor Pusat dengan karyawan. Melalui mereka visi, misi dan target disampaikan. Kondisi ini merupakan indikator adanya kekurangpuasan dari karyawan terhadap perilaku pimpinan. Ada perbedaan antara apa yang menjadi harapan dan kenyataan yang ditemui mereka. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk memahami bagaimana pejabat top manaiemen tersebut menampilkan perilaku kepemimpinannya dengan meninjau harapan dan kenyataan menurut manajer. Dimana masalah kepemimpinan ini akan didekati melalui pendekatan transaksional-transformasional. Ada pun pengumpulan data akan menggunakan wawancara mendalam, dimana dalam studi kasus ini data akan diolah melalui metode analisa kualitatif. Temuan diharapkan dapat menjadi umpan balik bagi top manajemen, agar ia bukan hanya dapat mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih cocok untuk menjalankan fungsi dan tanggung-jawabnya di PT P tapi Iebih jauh, transformatif untuk mendorong ?inner drive manajer agar mengaktuaIisasi diri" secara optimal. sekaligus mendorong manager menjadi agen-agen transformasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Novi Haryanti
"Sumber daya manusia merupakan ujung tombak perusahaan, sebab tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, teknologi dan fasilitas secanggih apapun tidak akan dapat digunakan dengan optimal. Menghadapi persaingan yang ketat di dunia industri, para pelaku industri dituntut untuk memperkuat elemen-elemen yang ada di dalamnya terutama sumber daya manusia (SDM) nya. Langkah awal untuk mendapatkan SDM yang berkualitas adalah dengan menggunakan pendekatan dar1 metode yang tepat dalam proses rekrutmen dan seleksi. Dalam suatu proses seleksi yang efektif terdapat definisi yang jelas mengenai atribut individu dan kinerja yang diharapkan dari calon karyawan. Sehubungan dengan kriteria seleksi yang efektif tersebut, Penulis menemukan indikasi adanya masalah pada proses seleksi di PT SBS, yang terlihat dari (1) struktur organisasi terutama untuk departemen marketing belum efektif dan efisien, (2) job description yang ada belum menggambarkan fungsi dan tugas dari jabatan, (3) belum adanya definisi yang jelas dan spesifik mengenai atribut individu dan kinerja yang diharapkan dari calon karyawan, (4) subjektivitas dalam proses seleksi, dan (5) tidak adanya jaminan keberhasilan calon karyawan pada pekerjaannya kelak. Pada Tugas Akhir ini diajukan usulan rancangan wawancara perilaku berdasarkan kompetensi dengan mempertimbangkan bahwa wawancara merupakan salah satu metode dalam seleksi yang cepat, valid dan lebih akurat dalam memprediksi potensi calon tenaga kerja untuk sukses dalam pekerjaannya. Rancangan ini ditujukan untuk jabatan marketing manager. Usulan rancangan seleksi yang dilakukan meliputi (1) Penyusunan model kompetensi, (2) Pemilihan wawancara perilaku sebagai Salah satu metode dalam seleksi yang akan digunakan, dengan menggunakan pendekatan kompetensi yang dikemukakan oleh Spencer & Spencer (1993) dan Loma (1998)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Lumita
"PT SBS merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang sedang berkembang. Perusahaan ini bermula dari sebuah bisnis keluarga dimana semua kebijakan serta keputusan yang diambil merupakan hak dari pemilik perusahaan. Dalam proses perkembangannya, pemilik PT SBS menyadari diperlukannya perubahan dalam pola kerja manajemen perusahaan, yaitu kebutuhan akan suatu organisasi yang lebih profesional dengan mulai membatasi perannya serta memberikan keleluasaan bagi pihak manajemen untuk melakukan tugasnya. Berdasarkan hal ini maka seorang manager sebagai pihak operasional manajemen dituntut untuk dapat menjalankan peran dan fungsi dengan sebaik-baiknya dalam rangka mencapai visi dan misi perusahaan. Untuk memastikan hal ini maka pihak perusahaan merasa perlu dilakukan suatu proses penilaian sebagai bentuk pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja para manager. Selama ini PT SBS telah memiliki suatu sistem penilaian kinerja dengan instrumen untuk level staf bagi jabatan manager. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak corporate planner dikatakan bahwa instrumen penilaian kinerja tidak memberi cukup informasi tentang kekuatan dan kelemahan para manager yang dapat memberikan masukan yang bermanfaat pada perusahaan dalam jangka panjang. Instrumen yang digunakan dianggap kurang dapat mengukur efektivitas atau tidaknya kinerja seorang manager. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pihak perusahaan, penulis mengajukan usulan pemecahan masalah berupa rancangan program penilaian kinerja yang berdasar pada kompetensi. Kompetensi dianggap sebagai prediksi yang paling baik dalam mengidentifikasikan kinerja yang superior bagi manager yang memiliki1 tugas-tugas komplek. Pertunusan model kompetensi menggunakan kriteria kompetensi dari LOMA's Competencies Dictionary. Berdasarkan hal itu diperoleh 4 kompetensi yang harus dimiliki dalam menjalankan peran manajerial, yang mencakup: goal orientation, motivating others, planning & organizing, decision making dan 5 kompetensi fungsional diperuntukkan bagi manager sesuai fungsinya masing-masing. Hal yang perlu diperhatikan adalah model kompetensi ini merupakan hasil studi awal yang masih memerlukan penelitian lanjutan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renata Anna Maria PS.
"This writing, as a final assignment will discuss about the emp1oyec’s
performance of Autocustom XYZ Ltd. The company had a unique characteristic
of employee. Their working principle is like an artist, as described in the job
description; they cannot be too restricted, but they are also need to be well
managed. The oompany’s characteristic is also not well structured, because they
still do not have any clear prospective which can create a standard for the
employees. This may leads to conflicts and work goals loss target.
One ofthe efforts to overcome this situation is to train the employee in
building an effective team. Team building training is expectably can lead to
emp1oyee’s awareness about the impoitance of an effective teamwork. The
awareness mentioned is to build eohesiveness, which is one of many criteria of an
effective team.
Thus, a specialized team building training is formed using Appreciative
Inquiry (Al) approaching. This training covers cognitive, affective, and
psychomotor area including the 4D model from AI (discovery, dreams, design,
and destiny) as a step to build a positive attitude so it may leads to the emp1oyee’s
awareness about the effective teamwork and can create optimum efforts.
An advantage for Autocustom XYZ Ltd. 'fiom this writing is well
expected, and for other fellow student who in practice, willing to create a team
building using appreciative inquiry approaching.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34109
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noviana Budiyanti
"Penelitian ini adalah mengenai tingkat organisasi pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk membuklikan bahwa ada hubungan antara orientasi pembelajaran individu, iklim psikologis dan dukungan konteks organisasi dengan tingkat organisasi pembelajaran. Organisasi pembelajaran adalah suatu bentuk organisasi ideal yang merupakan kemampuan organisasi untuk terus menerus dapat menyesuaikan diri dan bertahan dalam menghadapi perubahan di era globalisasi. Penelitian ini perlu dilakukan karena organisasi pembelajaran perlu dikembangkan di setiap perusahaan agar dapat berlahan dan memiliki keunggulan berkompetisi dalam persaingan bisnis yang begitu tinggi.
Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang dibutuhkan dalam mengembangkan organisasi pembelajaran berdasarkan teori Senge - the- Fitth Discipline yang terkenal dengan sebutan ‘ Mr Lerning Organization" Lima disiplin dalam organisasi pembelajaran tersebut adalah personal mastery dan mental models yang merupakan faktor individual; shared vision dan team teaming yang merupakan faktor interaksi sosial-lingkungan; serta system thinking yang merupakan faktor organisasional. Subyek penelitian adalah para kalyawan yang bekerja di beberapa perusahaan dan bidang industri pabrikasi dan jasa-layanan yang telah beroperasi minimal 5 tahun. Subyek penelitian ini diambil dengan Cara convenience sampiing dengan kriteria minimal pendidikan SMU dan telah bekerja minimal satu tahun. Total sampel berjumlah 276 karyawan dan level staf pelaksana sampai manajer. Pengukuran tingkat organisasi pembelajaran menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Rosengarten (1999); orientasi pembelajaran indlvidu (Martinez,1997); iklim psikologis (James & Sells,1981); Dukungan Konteks Organisasi (Chang & Lee, 2000; Edmondson ,1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa orienlasi pembelajaran individu, iklim psikologis dan dukungan konteks organisasi secara bersama memiiiki hubungan yang signihkan dengan tingkat organisasi pernbelajaran. Hal menarik yang ditemukan dalam pénelitian ini bahwa orientasi pembelajaran individu tidak
memiliki hubungan Iangsung dengan tingkat organisasi pembelajaran, tetapi melalui variabei Iain sebagai variabel moderator. Hal ini memperkuat teori Senge (1990) dan Pautzke (1989) bahwa pembelajaran individu secara tidak langsung mempengaruhi organisasi pembeiajaran. Sedangkan faktor yang paling dominan dalam organisasi pembetajaran adalah dukungan konteks organisasi dan iklim psikologis. Hal ini berarti dalam rnewujudkan organisasi pernbelaiaran pendekatan organisasional atau sistem Iebih berperan yaitu perlunya dukungan konteks organisasi yang mendorong individu-individu dalam organisasi unluk berpikir secara holistik dan sistemik, bukan parsial."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Sukhirman
"Tinjauan secara teoritik tentang hubungan kepemimpinan, dengan budaya organisasi telah diungkapkan Schein belasan tahun lalu. Demikian pula dengan teori dan kajian tentang kepemimpinan. Tetapi teori dan kajian Kepemimpinan Transformasional dari Bass dan Dimensi Nilai Budaya Organisasi Hofstede merupakan hal yang relatif baru untuk Indonesia.
Hal-hal inilah yang kemudian menjadi titik tolak dari dilakukannya pengkajian ini. Berdasarkan kedua pendekatan ini diharapkan dapat diperoleh gambaran profil Kepemimpinan dan Dimensi Nilai Budaya Organisasi di PT. ASTRA MOBIL.
Melalui pengukuran kepemipinan multifaktor dapat diketahui sejauh mana besaran yang ada pada Kepemimpinan Transformasional, Transaksional dan Non Transaksional yang ada di PT. ASTRA MOBIL, sedangkan dengan Modul survei Nilai Hofstede dapat dilihat sejauh mana besaran yang ada pada Dimensi Nilai jarak kekuasaan (PDI), Penghindaran terhadap ketidakpastian (UAI), Individualisme-Femininitas (MAS) yang ada di PT. ASTRA MOBIL.
Serta hubungan antara aspek-aspek Kepemimpinan Transformasional Bass dan Dimensi Nilai Budaya Organisasi Hofstede.
Berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis data ternyata di PT. ASTRA MOBIL Kepemimpinan Transformasional merupakan hal yang lebih menonjol dari pada Kepemimpinan Transaksional dan Non Transaksional, dimana aspek yang tertinggi adalah aspek Inspirational Leadership.
Sedangkan dalam Dimensi Nilai Budayanya, Dimensi Nilai Penghindaran kekuasaan (PDI) merupakan hal yang sangat penting, diikuti oleh Dimensi Nilai jarak kekuasaan (PDI) dan Individualisme (IDV). Sedangkan Maskulinitas berada pada kriteria cukup penting.
Uji statistik dilakukan untuk melihat sejauh mana ada perbedaan dan persamaan dalam Kepemimpinan Transformasional maupun Dimensi Nilai Budaya Organisasi pada Manajer Tingkat Menengah dan Manajer Tingkat Pertama.
Hal ini menghasilkan (1)adanya perbedaan dalam Kepemimpinan Transformasional dan Non Transaksional dan Manajer Pertama. (2) adanya perbedaan dalam Dimensi Nilai budaya organisasi pada Manajer Menengah dan Manajer Pertama.
Dengan menggunakan analisis korelasi kanonikal dicoba untuk diketahui sejauh mana keterkaitan hubungan antara Kepemimpinan Transformasional Bass dan Dimensi Nilai Budaya organisasi. Demikian pula dengan teknik korelasi Pearson terhadap kedua faktor tersebut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>