Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Atsari Nurshabrina Prasetianingsih
"
ABSTRAKPenurunan kemampuan motorik akibat stroke menyebabkan keterbatasan gerak bagi individu sehingga mobilitas fisiknya terganggu. Stimulasi gerak diperlukan untuk mengatasi keterbatasan gerak yang timbul akibat pasca stroke. Lansia D pasca stroke diobati dengan kondisi hemiparese dan dilakukan berbagai latihan gerak (RPS). Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien pasca stroke dengan menerapkan berbagai latihan gerak untuk mengatasi masalah tersebut
gangguan mobilitas di tempat tidur. Intervensi pelatihan berbagai gerakan dilakukan 2 kali sehari selama 3 hari pengobatan dengan durasi kurang lebih 15 menit. Hasil intervensi tidak menunjukkan penurunan kekuatan otot dan peningkatan kemampuan gerakan sendi. Ini menunjukkan bahwa latihan rentang gerak bisa Direkomendasikan untuk menjadi intervensi dalam mengatasi masalah gangguan mobilitas di tempat tidur pada pasien pasca stroke.
ABSTRACTThe decrease in motor skills due to stroke causes limited motion for individuals so that their physical mobility is impaired. Motion stimulation is needed to overcome the limitations of motion that arise from post-stroke. Elderly D after stroke was treated with hemiparese conditions and performed various motion exercises (RPS). This case study aims to determine nursing care in post-stroke patients by applying various motion exercises to overcome this problem impaired mobility in bed. Various movement training interventions were carried out 2 times a day for 3 days of treatment with a duration of approximately 15 minutes. The results of the intervention did not show a decrease in muscle strength and an increase in the ability to move joints. This suggests that range of motion exercises can be recommended as an intervention in addressing the problem of mobility problems in bed in post-stroke patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Yarra Fadenia Benning
"Insomnia merupakan masalah tidur yang sering terjadi pada lansia. Sebanyak 67% lansia di Indonesia mengalami insomnia. Faktor risiko terjadinya insomnia antara lain faktor penyakit, lingkungan, penggunaan obat, dan gejala mental. Insomnia yang tidak ditangani dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup lansia. Terdapat beberapa penatalaksanaan non farmakologi dalam mengatasi insomnia, salah satunya dengan terapi musik. Terapi musik merupakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia. Tujuan dari intervensi ini untuk mengetahui efektivitas terapi musik dalam mengatasi masalah insomnia pada pasien lansia. Intervensi dilakukan selama 2 kali dengan durasi 30 menit. Hasil intervensi yang dilakukan menunjukkan peningkatan jumlah jam tidur dari 5 jam menjadi 7 jam, kualitas tidur semula skor PSQI 15 menjadi 9, tidak kesulitan memulai tidur, dan segar saat bangun. Berdasarkan hasil tersebut, terapi musik dapat menjadi pilihan dalam mengatasi insomnia pada pasien lansia. Saran penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah jadwal latihan dan melibatkan keluarga saat melakukan intervensi.
Insomnia is a sleep problem that often occurs in the elderly. As much as 67% of elderly people in Indonesia experience insomnia. Risk factors for insomnia include disease, environment, drug use, and mental symptoms. Untreated insomnia can have an impact on decreasing the quality of life of the elderly. There are several non-pharmacological treatments for insomnia, one of which is music therapy. Music therapy is a nursing intervention that can be done to treat insomnia. The purpose of this intervention is to determine the effectiveness of music therapy in overcoming insomnia in elderly patients. The intervention was carried out for 2 times with a duration of 30 minutes. The results of the intervention show an increase in the number of hours of sleep from 5 hours to 7 hours, the quality of sleep from the original PSQI score 15 to 9, had no difficulty starting sleep, and was refreshed when waking up. Based on these results, music therapy can be an option in dealing with insomnia in elderly patients. Further research are expected to increase the number of exercise schedules and involve the family when intervening."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Ade Putra
"Konstipasi merupakan gangguan pada sistem gastrointestinal lansia yang paling sering terjadi. Faktor risiko terjadinya konstipasi pada lansia antara lain faktor usia, diet dan asupan cairan, aktivitas fisik, psikologis, serta konsumsi obat-obatan. Konstipasi yang tidak ditangani segera dapat menyebabkan beberapa komplikasi dan mempengaruhi proses penyembuhan. Terdapat beberapa penatalaksanaan nonfarmakologi dalam mengatasi masalah konstipasi salah satunya dengan abdominal massage. Abdominal massage dengan teknik effleurage merupakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi. Tujuan dari intervensi ini untuk mengetahui efektivitas abdominal massage dengan teknik effleurage dalam mengatasi masalah konstipasi pada pasien lansia yang mengalami imobilisasi fisik dan konsumsi obat terapi suportif COVID-19. Intervensi dilakukan sebanyak 2 kali dalam 2 hari berturut-turut dengan durasi ± 15 menit. Hasil intervensi yang dilakukan menunjukan peningkatan bising usus sebesar 2.67 kali pada intervensi pertama dan 3.33 kali pada intervensi kedua. Berdasarkan hasil tersebut abdominal massage teknik effleurage dapat menjadi pilihan dalam mengatasi konstipasi pada lansia khususnya yang sedang dalam perawatan ketat. Saran penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti seluruh indikator keberhasilan intervensi dalam mengatasi konstipasi pada lansia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library