Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurshesari Budiasriati B.
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana manajemen perusahaan di Indonesia mengambil keputusannya terkait dengan pembagian dividen, berdasarkan profitabilitas, dividend yield, likuiditas, dan perubahan harga saham perusahaannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dalam indeks LQ 45 dalam kurun waktu tahun 2004-2006.
Dari 74 perusahaan yang memenuhi persyaratan dalam penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa besarnya dividen per lembar saham pada suatu periode dipengaruhi secara signifikan oleh profitabilitas, dividend yield, dan return saham pada periode sebelumnya. Profitabilitas dan dividend yield memiliki pengaruh yang positif, sedangkan return saham berpengaruh secara negatif terhadap dividen per lembar saham pada periode setelahnya. Likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen per lembar saham.

The purpose of this study is to examine how Indonesian firms? managements make their decisions regarding dividend payout, based on companies? profitability, dividend yield, liquidity, and stock price change. This study is conducted using OLS (Ordinary Least Square) method. Sample used in this study is the companies listed in LQ 45 index between years 2004-2006.
From 74 companies which fulfill the requirements for this study, the conclusion is that the amount of dividend per share in one period is significantly affected by last period?s profitability, dividend yield and stock return. Profitability and dividend yield have positive effect, while stock return has negative effect on the next period?s dividend per share. Liquidity has no significant effect on dividend per share."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurmilawaty Adam
"ABSTRAK
Program Keluarga Harapan merupakan program bantuan tunai bersyarat yang
telah berlangsung mulai tahun 2007 dan masih berlangsung hingga saat ini.
Program Keluarga harapan diharapkan untuk membangun sistem jaminan sosial kepada masyarakat miskin dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat miskin. Evaluasi dampak PKH dengan estimasi difference in difference menunjukkan bahwa pengaruh PKH terhadap kelengkapan rata-rata cakupan imunisasi di desa signifikan baik tahun 2007 maupun tahun 2013 dimana kelompok intervensi ratarata kelengkapan cakupan imunisasinya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat perubahan rata-rata kelengkapan cakupan imunisasi di kelompok intervensi dan kontrol dari tahun 2007 ke 2013 namun perubahan tersebut tidak berbeda signifikan. Evaluasi dampak PKH dengan estimasi difference in difference menunjukkan bahwa pengaruh PKH terhadap kelengkapan pemeriksaan kehamilan di desa signifikan baik tahun 2007 maupun tahun 2013 dimana kelompok intervensi ratarata kelengkapan pemeriksaan kehamilannya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat perubahan rata-rata kelengkapan pemeriksaan kehamilan di kelompok intervensi dan kontrol dari tahun 2007 ke 2013 namun perubahan tersebut tidak berbeda signifikan

ABSTRACT
Program Keluarga Harapan is a conditional cash transfer program that was
initiated in 2007 and has continued until now. Program Keluarga Harapan
expectations are expected to establish a social security system to the poor in order to improve the social welfare of the poor. Impact evaluation PKH on immunization Coverage with Difference in differencestimation showes that PKH influence on of the average immunization coverage in the village significantly both in 2007 and 2013 in which the intervention group on average completeness of immunization coverage is higher than the control group The estimation results also show there are changes in the average completeness of immunization coverage in the intervention and control from 2007 to 2013 but those changes did not differ significantly. Impact evaluation PKH on antenatal care with Difference in differencestimation showes that PKH influence on of the average antenatal care in the village significantly both in 2007 and 2013 in which the intervention group on average completeness of antenatal is higher than the control group The estimation results also show there are changes in the average completeness of immunization coverage in the intervention and control from 2007 to 2013 but those changes did not differ significantly.
"
2016
T43424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusharyono
"Keputusan partisipasi perempuan dalam angkatan ke1ja merupakan hasil dari suatu proses pembuatan keputusan yang dilakukan bersama-sama dalam rumah tangga. Keputusan mereka untuk masuk dalam angkatan kerja dihadapkan pada pilihan antara waktu untuk santai (leisure), bckerja di rumah (unpaid work) atau bekenja untuk mendapatkan upah di pasar ke1ja (paid work). Tujuan dari penclitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mcmpengaruhi pcnawaran tenaga kexja bagi perempuan di Jawa Tengah, termasuk pengaruh keberadaan anak 0-6 tahun dan anggoua rumahtangga lain terhadap penawaran tenaga kcxja perempuan kawin.
Estimasi dilakukan dengan menggunakan data hasil Susenas KOR 2006 di Jawa Tengah. Metode estimasi yangdigunakan mengacu pada prosedur yang disarankan oleh Schultz. Langkah pertama, dilakukan estimasi terhadap besamya upah perempuan kawin dengan mcnggunakan metode OLS. Selanjutnya dilakukan estimasi terhadap peluang perempuan kawin untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja dengan menggunakan metode Iogistik biner. Dan Iangkah terakhir adalah melakukan estimasi terhadap jam kenjia dengan menggunakan metode OLS.
Hasil estimasi timgsi panisipasi angkatan kcrja perempuan kawin di Jawa Tengah menunjukkan bahwa variabel upah dan keberadaan anak 0-6 tahun merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan perempuan untuk berpartisipasi dalam angkatan kelja atau tidak. Semakin tinggi upah semakin besar peluang perempuan kawin untuk masuk dalam angkatan kC1j8. Adanyananak 0-6 tahun menyebabkan peluang perempuan kawin untuk masuk dalam angkatan kemja Iebih kecil dibanding jika tidal: ada anak 0-6 tahun. Variabel upah suami secara substansi tidak bisa digunakan untuk menjelaskan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, karena pada saat dimasukkan ke dalam persamaan secara bcrsama-sama koeiisiennya berubah tanda.
Dari estimasi terhadap jam kerja, tempat tinggal adalah variabel yang paling menentukan bcsar kecilnya jam kC1j3 yang dialokasikan pcrempuan kawin jika ia memutuskan untuk beke1ja. Perempuan kawin yang tinggal di desa mempunyai jam kemja yang lebih rendah dibanding yang tinggal di kota. Variabel umur berpengaruh terhadap jam kexja dengan pola U terbalik atau kuadratik, sedangkan perempuan kawin dengan pendidikan SMP ke bawah mempunyai jam kezja lebih rendah dibanding yang berpendidikan SMA ke atas. Upah suami tidak berpengaruh signifikan terhadap jam kerja.

Women participation decision in labor force is a results from decision making process which do together in household. Their decision to enter into labor force faced with choice between time to leisure, unpaid work or paid work. The purpose of this study is to analyze all factors that influence labor supply of married women in Jawa Tengah, included influence of the existence of children age 0-6 and other family members on married w0men’s labor supply.
The estimation is base on data that collected iiom National Social Economic Survey KOR 2006 in Jawa Tengah. The estimation is refer to procedure that suggested by Schultz. At first, estimation done on wage of married women with Ordinary Least Square method. Then, estimated probabilities of married women to participate into labor force with logit biner model. And iinally, estimated work hours by Ordinary Least Square.
The result of estimation of labor force participation of married women showed that women wages and existent of children age 0-6 are the main factor that affected women’s decision to participate in labor force or no. Rise of wage enlarge probability of married women to involve into labor force. The existent of children age 0-6 get a rise out of married women’s probabilities to enter into labor force more lower then women without children in the household. Husband's wages in this study insufficient to explain the participation of married women in the labor force, because when this variable is included into regression model by overall the sign of coe&icient was changed.
From the estimation of work hours, residence is the main factor that detemiined of work hours which is allocated by married women if she decided to work. Married women who stayed in the country have hours of work more lower then stayed in the city. Age variable having an affect on work hour by inverse U shaped or quadratic, whereas married women with education under lower secondary school or same, have work hours more lower then upper secondary school or more. Husband's wage there is no significant influence for work hours.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34235
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Maulana Ibrahim
"Pandemi COVID-19 dapat menjadi guncangan ekonomi (economic shocks) bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pekerja anak adalah strategi yang digunakan oleh rumah tangga untuk mengatasi guncangan ekonomi Guncangan ini akan memperkeruh fenomena pekerja anak. Perlindungan sosial hadir sebagai salah satu bentuk mitigasi dampak pandemi COVID-19 yang dinilai mampu menekan angka pekerja anak. Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu program perlindungan sosial di Indonesia. Penelitian ini menginvestigasi dampak Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap fenomena pekerja anak di masa pandemi COVID-19. Untuk mengatasi masalah self-selection, penelitian ini memberlakukan variable of interest sebagai variabel endogen (endogenous). Dengan menggunakan metode recursive bivariate probit, penelitian ini menyimpulkan bahwa PKH tidak berdampak pada penurunan kemungkinan seorang anak menjadi pekerja anak pada masa pandemi COVID-19. Untuk memperkaya penelitian, kami juga menginvestigasi pengaruh PKH terhadap fenomena pekerja anak di masa sebelum pandemi COVID-19 dan menemukan bahwa PKH berdampak pada penurunan kemungkinan seorang anak menjadi pekerja anak pada masa sebelum pandemi COVID-19. Beberapa faktor yang memengaruhi fenomena pekerja anak seperti karakteristik anak, karakteristik kepala rumah tangga, karakteristik rumah tangga, dan karakteristik lingkungan, terbukti memengaruhi kecenderungan seorang anak untuk menjadi pekerja anak baik pada kedua periode (sebelum pandemi atau saat pandemi COVID-19) maupun pada salah satu periode saja.

The COVID-19 pandemic can be an economic shock for low-income households. Several studies have shown that child labor is a strategy used by households to cope with economic shocks. This shock will exacerbate the phenomenon of child labor. Social protection is a form of mitigating the impact of the COVID-19 pandemic which is considered able to reduce the number of child labor. Program Keluarga Harapan (PKH) is one of the social protection programs in Indonesia. This study investigates the impact of Program Keluarga Harapan (PKH) on the phenomenon of child labor during the COVID-19 pandemic. To overcome the problem of self-selection, this study applies the variable of interest as an endogenous variable. By using the recursive bivariate probit method, this study concludes that PKH has no impact on reducing the likelihood of a child becoming child labor during the COVID-19 pandemic. To enrich the research, we also investigated the influence of PKH on the phenomenon of child labor in the period before the COVID-19 pandemic and found that PKH had an impact on reducing the likelihood of a child becoming child labor in the period before the COVID-19 pandemic. Several factors that influence the phenomenon of child labor, such as the characteristics of children, the characteristics of the head of the household, household characteristics, and environmental characteristics, have been shown to influence a child's tendency to become child labor, both in both periods (before the pandemic or during the COVID-19 pandemic) and in only one period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semitta Bungamega
"Populasi yang menua diperkirakan memiliki dampak yang besar di Indonesia. Pada sensus populasi 2010, Indonesia menjadi masyarakat yang menua dan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2050 dengan lansia perempuan sebagai bagian terbesar dari kelompok usia termiskin di Indonesia. Studi ini menganalisis konsep kehadiran balas-jasa dalam rumah tangga Indonesia yang dianalisis dengan melihat kecenderungan tinggal bersama dengan anak mereka untuk membantu ibu mereka keluar dari kemiskinan relatif usia tua. Dengan data dari IFLS 5 menggunakan model regresi "ordered logit". Dengan menggunakan proksi pengeluaran untuk menghitung kemiskinan relatif sebagai variable dependent makan menyimpulkan bahwa ada hubungan positif jika lansia tinggal dengan orang lain, lokasi hidup, lama bersekolah mereka sendiri dan anak mereka, dan aset rumah tangga, untuk membatu mereka keluar dari yang kuintil kemiskinan yang paling rendah ke kuintil tengah. Didapati juga hubungan negatif dengan status perkawinan anak mereka, usia anak mereka. Implikasi dari penelitian ini akan membantu pemerintah dalam meningkatkan peraturan tentang bantuan sosial hari tua atau pensiun yang layak di usia senja.

An aging population is expected to have a considerable impact on life of Indonesian. On the 2010 population census, Indonesia becomes an aging society and predicted to keep increasing by 2050 with female elderly as the biggest part of the poorest age group in Indonesia. This study analyses the whether the concept of "balas-jasa" presence in Indonesian household which analysed by seeing the tendency of co-reside with their children in order to help their elderly mother escaping from old-age relative poverty. With data from IFLS 5 using ordered logit regression model. The dependent variable uses the proxy of expenditure to calculate the relative poverty concludes that there is a positive relationship if elderly lives with other, location of living, years of schooling of their own and their child, and household assets, to make them escaping from the lowest quintile to the middle quintile. Also a negative relationship with marital status of their child, age of their child. The implication of this study would help the government in improving the regulations on old age social aids or pension decent life during aging."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Fitri Ariani
"ABSTRAK
Pindah kerja merupakan berpindahnya seseorang dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Pindah kerja mempunyai dampak positif dan negatif namun dalam kasus Indonesia pindah kerja dapat menyebabkan peningkatan persaingan di pasar tenaga kerja sehingga memicu meningkatnya pengangguran. Teori modal manusia memberikan hipotesis bahwa pelatihan dapat mengurangi pindah kerja. Di Indonesia dalam 5 tahun terakhir jumlah peserta pelatihan secara rata rata mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari pelatihan terhadap keputusan untuk pindah kerja pada tenaga kerja Indonesia, dengan menggunakan metode difference in difference dan data panel IFLS tahun 2007 dan 2014. Penelitian ini belum menemukan bukti yang cukup mengenai teori modal manusia bahwa pelatihan dapat mengurangi pindah kerja. Namun, penelitian ini juga memberikan hasil yang signifikan dan berbeda dengan teori model manusia tentang dampak pelatihan khusus di mana jenis pelatihan ini justru meningkatkan pindah kerja pada pekerja di Indonesia. Faktor sosial demografi yang ditemukan mempunyai dampak terhadap pindah kerja diantaranya kohor, gender, dan tempat tinggal. Kemudian faktor karakteristik pekerjaan yang mempunyai dampak signifikan adalah keanggotaan serikat kerja. Individu yang mengikuti serikat pekerja lebih cenderung untuk menetap pada pekerjaan lamanya.

ABSTRACT
Job mobility is the transfer of workers from one job to another. Job mobility has both positive and negative impacts, but in the case of Indonesia, it can cause increased competition in the labor market, thereby triggering increased unemployment. The human capital theory provides the hypothesis that training can reduce job mobility. In Indonesia, in the last five years, the number of trainees has, on average increased. This study aims to determine the impact of training on the decision to move to Indonesian workers, using the difference in difference method and IFLS panel data in 2007 and 2014. This study does not find sufficient evidence regarding the theory of human capital that training can reduce job mobility. However, this study also provides significant results and differs from the human capital theory of the impact of specific training where specific training increases work shifts for workers in Indonesia. Socio demographic factors that found to affect work shifts included cohorts, gender, cities. And the occupational characteristics factor that has a significant impact is the union. Individuals who join a labor union are more likely to stay in their old jobs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartato
"Optimalisasi penggunaan teknologi berperan dalam industri manufaktur agar mampu mencapai potensi produktifitas yang penuh di era ekonomi digital. Adanya transformasi teknologi digital ini dapat memberikan kontribusi besar pada struktur pendapatan pekerja industri manufaktur. Sementara itu, industri manufaktur yang merupakan leading sector perekonomian nasional dalam kurun waktu 2014 hingga 2018. Namun didominasi dengan pekerja berkarakteristik vertical mismatch (ketidaksesuaian antara tingkat pendidikan dengan jenis pekerjaan) yakni diatas 90 persen dan Indonesia menempati posisi tertinggi diantara negara Asia Pasifik lainnya untuk proporsi pekerja vertical mismatch. Resiko tenaga kerja yang berkarakteristik vertical mismatch, khususnya bagi pekerja overqualified adalah upah di bawah standar yang dikarenakan investasi mereka pada tingkat pendidikan tidak dipakai secara optimal. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh teknologi digital dan vertical mismatch terhadap pendapatan pekerja industri manufaktur di Indoensia menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2019. Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa teknologi digital dan vertical mismatch berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Pekerja underqualified cenderung memperoleh pendapatan lebih besar dibandingkan mereka yang tergolong well-matched sedangkan pekerja overqualified akan dihadapkan dengan wage penalthy atau upah yang rendah. Adanya kemampuan menguasai teknologi digital seperti komputer, smartphone, dan teknologi digital lainnya mampu menambah pendapatan pekerja vertical mismatch dengan kecenderungan lebih tinggi.

Optimizing the use of technology has a role in the manufacturing industry in order to be able to reach its full productivity potential at this digital economy era. The existence of this digital technology transformation impacts on a major contribution toward income structure of manufacturing industry labors. Meanwhile, the manufacturing industry was the leading sector of the national economy from 2014 to 2018. However, it is dominated by workers with vertical mismatch characteristics (the mismatch between the level of education and the type of work) which is above 90 percent. Furthermore, Indonesia occupied the highest position among other Asia Pacific countries in terms of vertical mismatch worker proportion. The risk of labor which is characterized by a vertical mismatch, especially for overqualified workers, is wages that are below standard because their investment in education level is not used optimally. This research aims to study the effect of digital technology and vertical mismatch on the income of manufacturing industry labors in Indonesia using data from the National Labor Force Survey (Sakernas) August 2019. The results of multiple linear regression indicate that digital technology and vertical mismatch have a significant effect on income. Underqualified labors tend to earn more than those who are classified as well-matched, while overqualified labors will be faced with wage penalthy or low wages. The ability to master digital technology such as computers, smartphones and other digital technologies is able to increase the income of vertical mismatch labors with a higher tendency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yeyen Fidyani
"Status gizi yang buruk terutama selama masa anak-anak berdampak negatif pada kehidupan awal, serta sepanjang siklus hidup manusia. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan status gizi anak-anak adalah bargaining power ibu. Penelitian-penelitian sebelumnya masih memiliki keterbatasan: (1) penggunaan data cross-sectional, padahal status gizi (stunting) merupakan akumulasi periode sebelumnya dan bargaining power merupakan suatu proses, sehingga untuk melihat hubungan kausalitas kurang tepat jika menggunakan data cross-sectional; (2) pengukuran bargaining power masih menggunakan pendekatan tidak langsung yang umumnya berkisar pada kepemilikan ekonomi, sementara ada indikator yang lebih baik yaitu dengan pendekatan langsung melalui pertanyaan tentang pengambilan keputusan dalam rumah tangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh bargaining power ibu terhadap status gizi anak di Indonesia. Unit analisisnya adalah anak berusia 7-19 tahun (IFLS5) yang masih memiliki dan tinggal bersama orang tua (IFLS4). Dengan menggunakan metode estimasi OLS, hasilnya menunjukan bahwa bargaining power ibu signifikan dan positif memengaruhi status gizi anak yang diukur dengan z-score TB/U. Demikian juga dengan status bekerja ayah, pendidikan dan tinggi badan orang tua, jenis kelamin anak, pendapatan dan kepemilikan aset rumah tangga, serta status kota-desa. Sedangkan bargaining power ayah dan status bekerja ibu tidak signifikan, bahkan umur dan jumlah saudara kandung anak memiliki dampak negatif.

Poor nutritional status, especially during childhood, has a negative impact on early life as well as throughout the human life cycle. One of the factors that influence the improvement of children's nutritional status is the bargaining power of mothers. Previous studies still have limitations: (1) the use of cross-sectional data, whereas nutritional status (stunting) is the accumulation of previous periods and bargaining power is a process, so to see causality is less appropriate when using cross-sectional data; (2) the measurement of bargaining power still uses an indirect approach which generally revolves around economic ownership, while there are better indicators, namely a direct approach through questions about decision making in the household.
This study aims to see the effect of bargaining power of mothers on children's nutritional status in Indonesia. The unit of analysis is children aged 7-19 years (IFLS5) who still have and live with parents (IFLS4). Using the OLS estimation method, the results show that maternal bargaining power is significant and positively influences the child's nutritional status as measured by the z-score TB/U. Likewise with the working status of the father, education and height of the parents, the sex of the child, income and ownership of household assets, as well as the status of the urban-rural. While the father's bargaining power and mother's working status are not significant, even the age and number of siblings have a negative impact.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhifani Lutya Azzahra
"Skripsi ini ingin melihat pengaruh dari pendidikan orang tua yang berhenti sekolah yang dilihat melalui lama sekolah ayah dan ibu terhadap pendidikan anak. Penelitian ini menggunakan data cross-section dengan analisis data sekunder menggunakan regresi logistik (firthlogit) dari Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga (SAKERTI) gelombang 4 (2007) dan gelombang 5 (2014). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa lama sekolah dari ayah dan ibu tidak memengaruhi pendidikan anak di setiap jenjang pendidikan. Selain itu, terdapat faktor lain yang juga memengaruhi pendidikan anak seperti faktor dari anak itu sendiri dan faktor lain dari orang tua.

This thesis wants to see the effect of the education of parents who quit school seen through the years of schooling, father and mother on children's education. This study uses cross-section data with secondary data analysis using logistic regression (firthlogit) of wave 4 (2007) and wave 5 (2014) of the Indonesian Family Life Survey (IFLS). The study found that the years of schooling of fathers and mothers did not affect the education of children at every level of education. Also, other factors influence children's education, such as factors from the child itself and the other factors from parents.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Gede Bhismananda
"Investasi sumber daya manusia memiliki peran penting dalam meningkatkan upah seseorang, karena akan meningkatkan keahlian dan pengetahuan yang dapat meningkatkan produktivitas seseorang. Maka dari itu, seseorang akan bersekolah setinggi mungkin agar upahnya menjadi lebih tinggi lagi. Namun, karena pendidikan membutuhkan biaya, tidak semua orang mampu bersekolah lebih dari tingkat sekunder. Mengasumsikan bahwa seseorang ingin memaksimalkan upahnya pun pendidikannya kurang tinggi, seseorang harus memilih jenis sekolah apa yang ditempuh – SMU atau SMK. Ternyata dalam penelitian ini ditemukan bahwa bersekolah di SMK memberikan upah yang lebih tinggi saat seseorang sudah lulus dan berpartisipasi di pasar tenaga kerja dibandingkan lulusan SMU.

Human capital investment plays the most important role in increasing the wage of an individual, since it develops the skills and knowledge that may increase productivity. Therefore, people tend to school as high as possible to increase their wage. However, as education consists costs, some of them are not able to go to school higher than secondary level education. Assuming that people want to maximize their monthly earnings in spite of their quite low education achievement, they need to choose which school they must attend – SMU or SMK. It turns out that in this research, attending in SMK provides more wage when they graduated and then participating in the labor market compared to SMU graduates."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>