Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Windy Warna Irawan
"Skripsi ini membahas mengenai kelompok minoritas seksual LGBTIQ schagai subjek hak dan hubungannya dengan negara schagai institusi penjamin hak asasi manusia. Penelitian ini menggunakan metodc analisis deskriptif dan studi kepustakaan. Hasil dari pcnclilian ini menyatakan bahwa ada keperluan untuk menguhah konsep 11AM schagai sesuatu yang terkonstruksi secant social agar kelompok minoritas seksual LG13'I IQ dapat diakui sebagai subjek hak dan mendapatkan penghormatan, pemenuhan, serta perlindungan atas hak dan kepentingan mereka dari negara. Sislem negara demokrasi menjadi wadah politik yang sesuai untuk memherikan emansipasi kepada kelompok minoritas seksual LGBTIQ.

This thesis discussed about sexual minority group LGBTIQ as the subject of rights and its relation with the state as the human rights guarantor institution. This research used analitical descriptive and bibliography study methods. The result of this research declares that there is a need to change the conception of human rights into something that construct socially so that the sexual minority group LGBTIQ can he recognized as the subject of rights and get hold of respect, fulfillment, along with protection for their rights and interests that come from the state. The democracy state system became an appropriate political institution to give the sexual minority group I.GBTIQ emancipations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16072
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rayi Putra
"Kerusakan lingkungan adalah masalah besar yang kini dihadapi manusia. Deep ecology adalah jenis etika environmentalisme yang bereaksi terhadap kerusakan lingkungan dengan berusaha membuktikan alam memiliki nilai intrinsik. Gagasan deep ecology menjadi kontraposisi dari antroposentrisme. Padahal, antroposentrisme yang digagas oleh Stephen K White telah memperkenalkan dimensi tanngung jawab terhadap lingkungan dengan mengajukan konsep subject centred responsibility. Dengan demikian, dalam usaha menjaga lingkungan, konsep subject centred responsibility milik White dapat digunakan untuk mengkritik pandangan-pandangan etika deep ecology.

Abstract
Environmental destruction is a mass problem that mankind now faces. Deep ecology is a type of environmental ethic that reacts to environmental destruction by trying to emphasize that nature does have intrinsic value. The idea of deep ecology has become a contra of anthropocentrism. Meanwhile, anthropocentrism that was formulated and presented by Stephen K White introduced a dimension of responsibility towards the environment through the concept of subject centered responsibility. Thus in an effort to protect the environment, the concept of subject centered responsibility by White can be used to criticize ethical views on deep ecology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S225
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Marcellina Sandiata
"Cinta merupakan suatu hal yang mendasar dalam kehidupan manusia yang tidak dapat diabaikan keberadaannya. Keberagaman sudut pandang dalam mengartikan cinta juga menjadi suatu hal yang wajar terjadi dalam kehidupan. Cinta yang filosofis dan cinta yang religius seringkali dilihat sebagai dua hal yang bertentangan dan tidak dapat bersatu. Bagaimana filsafat dan agama Kristen melihat cinta dan hubungan di antara keduanya menjadi kajian utama penulisan skripsi ini yang berusaha membuktikan bahwa cinta yang dilihat dari sudut pandang filosofis ataupun religius dapat saling melengkapi satu sama lain, sekaligus membuktikan adanya relasi yang tidak selalu berlawanan antara filsafat dan agama.

Love is an unavoidable basic thing on human life. The varying point of views that human have to acknowledge the word 'love' is also a common thing existed. The 'philosophical love' and the sacred love are often seen as two different things which will never be kept together. Therefore, the primary focus of this writing is how philosophy and Christianity concepts are employed to analyze the concept of love so that people can see the relation between two. Moreover, this writing will show that those concepts are completing each other rather than opposing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42149
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Niagara Dinata
"ABSTRAK
Conscience merupakan masalah yang tersamarkan pada pembahasan moralitas. Conscience dalam pendangan religi dan budaya sehari-hari disebut sebagai bentuk kesadaran yang memiliki kuasa untuk memberikan penilaian pada pilihan moral yang diambil dengan penilaian benar atau salah, atau sebagai suara hati atau cahaya yang menuntun tindakan manusia agar manusia melakukan tindakan sesuai dengan tindakan yang dianggap benar. Sejalan dengan pemahaman tersebut Conscience dipercaya sebagai otoritas yang ada dalam diri manusia untuk menentukan nilai dari tindakan sendiri. Afirmasi ini menyebabkan kelengahan terhadap pemahaman keberadaan Conscience. Melalui skripsi ini, Conscience dicoba untuk dijelaskan kembali dengan melihat bagaimana genealogi moralitas sehingga Conscience tersebut dapat terbentuk serta mempertimbangkan modalitas kebertubuhan manusia. Modalitas kebertubuhan yang dimiliki manusia memberikan perbedaan (bukan hierarki) bentuk moralitas manusia (human style morality) dengan makhluk nonmanusia. Conscience merupakan meme. Berbagai replikasi dan rekombinasi meme moralitas dalam budaya turut mengkonstitusi Conscience pada manusia, dan disebar melalui bahasa. Dalam pembahasan moralitas, modalitas kebertubuhan juga perlu diikutkan. Modalitas kebertubuhan tersebut salah satunya meliputi kemampuan otak manusia, yang dijelaskan dalam neurosains. Bentuk meme tertentu merupakan konstalasi tertentu dari jaringan neuron di dalam otak, dan pada otak manusia memungkinkan manusia untuk dapat merasakan sensasi moralitas. Tulisan ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa moralitas dan Conscience adalah sesuatu yang sifatnya relatif dan berpeluang memiliki perbedaan, bahkan di antara sesama manusia dikarenakan perbedaan kesejarahan, genetik, dan pengalaman kebertubuhannya

Abstract
Conscience is a vague issue in the morality studies. Conscience, in the perspective of religion and daily culture, is called as consciousness which has authority to give value or appraisal to moral choices taken by the judgment of true or false, or as the inner voice or light which guides human?s action in order that human take action according to the assumed true action. Referring to this understanding, Conscience is trusted as the authority inside a human to decide the value of self-action. This affirmation causes the negligence of the understanding of the Conscience being. Through this thesis, Conscience will be re-explained by seeing how is the genealogy of morality that Conscience can be formed, and considering human?s physical modality. Physical modality owned by human gives the difference of (not hierarchical) human style morality to nonhuman creature. Conscience is meme. Various replications and recombination of cultural morality meme participate in constituting Conscience in human, and is spread / distributed through language. In morality studies, physical modality is necessarily needed to be included. One of the physical modality includes the ability of human brain, which is specifically explained in neuroscience. Certain meme forms are a constellation of neuron networks inside the brain, and human brain makes it possible for human to sense the sensation of morality. The purpose of this writing is to remind that morality and Conscience is relative and has the possibilities of differences, even among humans, because of the differences of historical, genetic physics and physical experiences.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43486
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Dwi Savitri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang dialog reflektif dan pembenaran terhadap tindak
implementasi Corporate Social Responsibility sebagai solusi mengatasi mitos
bisnis amoral. Isu sentral dibuka dengan diskursus prinsip moral universal, etika
yang rasional, dan tanggung jawab kolektif di bawah legalisasi. Penulis
menggunakan kerangka utilitarianisme R.M. Hare dengan prinsip perspektivisme
universalisabilitas sebagai pertimbangan kasus ini. Pada akhirnya pemberlakuan
CSR sebagai keputusan moral universal, diperkuat dengan pertukaran posisi yang
memberikan ruang dan reflektisitas terhadap interest masing-masing individu,
serta sense of common good untuk mampu melebur serta menyamakan persepsi
tentang konsekuensi-konsekuensi dari setiap tindakan

Abstract
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43171
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erin Septiani
"ABSTRAK
Skripsi ini merupakan kajian etis terhadap makanan organik dan makanan transgenik berdasarkan teori etika lingkungan hidup dari Aldo Leopold yang bernama Land Ethic. Dalam Land Ethic Leopold mengatakan bahwa suatu tindakan itu etis jika memiliki kecenderungan untuk menjaga integritas, stabilitas, dan keindahan biokomunitas, dan tidak etis jika memiliki kecenderungan yang sebaliknya. Berdasarkan sudut pandang tersebut, penulis menjelaskan bahwa kegiatan mengonsumsi makanan transgenik bukanlah tindakan yang tidak etis terhadap lingkungan hidup. Sebagai solusi etis untuk mengatasi masalah ini penulis menyarankan pelaku moral agar segera beralih mengonsumsi makanan organik.

ABSTRACT
This is an ethical analysis about organic and transgenic food which is based on living environment theory from Aldo Leopold named Land Ethic. In Land Ethic, Leopold said that a thing is right when it tends to preserve the integrity, stability, and beauty of biotic community, it is wrong when it tends otherwise. From that point of view, writer tries to demonstrate that consuming transgenic food it is not an ethical act toward living being. As an ethical solution for this, writer promotes moral agent to consume organic food immediately.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Edelia Lisdiyati
"Eliminasi hewan dengan cara yang membuat hewan merasakan sakit berkepanjangan merupakan suatu tindakan yang salah. Cara eliminasi tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman manusia bahwa hewan juga merupakan makhluk sentient, sama seperti manusia. Makhluk sentient adalah makhluk yang dapat merasakan sakit. Skripsi ini menolak cara eliminasi anjing di Bali menggunakan prinsip moral utilitarianisme menurut Peter Singer. Prinsip utilitarianisme Singer membasiskan kesetaraan antara manusia dengan hewan berdasarkan kepentingan (interest). Singer mengatakan bahwa tolok ukur paling mendasar untuk kesataraan antara manusia dan hewan adalah kemampuan rasa sakit. Sesuatu yang benar bagi kaum utilitarian adalah yang dapat memaksimalkan kebahagiaan (pleasure) dan meminimalkan rasa sakit (pain). Jika anjing-anjing di Bali dieliminasi dengan cara yang dapat menyebabkan rasa sakit yang berkepanjangan, berarti tindakan tersebut dapat digolongkan ke dalam tindakan speciesist.

Animal elimination by making animals painful endlessly is a bad action. That way of elimination occurs because people do not fully understand that animals are also sentient creatures, just like people. Sentient creatures are creatures which can feel pain. This script rejects dogs elimination in Bali by using principle of utilitarianism morality according to Peter Singer. The principle of utilitarianism basically discusses equal consideration between human being and animals based on interest. Singer said that the most basic benchmark for equal consideration between human being and animals is capability of feeling pain. Something right to do for utilitarians is maximize happiness (pleasure) and minimize pain. If dogs elimination in Bali is done by painful ways, the ways can be categorized into sppeciesist acts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Sopiana
"Problem epistemologi selalu berkaitan dengan perkembangan pengetahuan. Perkembangan pengetahuan dapat dilacak melalui perkembangan ilmu yang telah berkembang pesat sejak revolusi di abad ke-17. Perkembangannya tidak hanya ditandai dengan kemunculan teori-teori yang mempunyai kapasitas eksplanatoris yang luas. Akan tetapi, perkembangan ilmu pengetahuan juga dikarakterisasi oleh standar operasi yang digunakan tanpa disadari, yaitu konfirmasionisme. Penelitian ini berusaha menunjukkan bahwa konfirmasionisme sebagai metodologi gagal dalam memberikan fondasi bagi pengetahuan kita.

The problem of epistemology always concerning about the growth of knowledge. The growth of knowledge can be traced by studying the growth of scientific knowledge which already undergone a terrific development since its revolution in the 17th century. Its development not only visible by the emerging of numerous theories that has a far-ranging explanatory action but also characterized by an insensibly standard operation named confirmationism. This undergraduate thesis is an effort to remark the failure of confirmationism as a methodology in giving a solid ground to our knowledge.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Gema Kumara
"[ABSTRAK
Tari Jaipong merupakan fenomena menarik dalam perkembangan seni pertunjukan tari Sunda. Tidak hanya sebagai hiburan atau pertunjukan semata, melainkan juga gagasan estetis yang diusungnya. Bagi Susanne K. Langer, karya seni adalah bentuk ekspresi yang diciptakan bagi persepsi kita lewat indera dan pencitraan, dan yang diekspresikan adalah perasaan manusia. Dalam tari-tarian pokok utama yang diciptakan adalah gesture. Seni sebagai penciptaan bentuk yang menyimbolkan perasaan manusia. Simbol mengekpresikan perasaan, serta ide-ide melalui abstraksi. Dengan kata lain dalam tarian yang diabstraksikan adalah gerak dengan maksud tertentu yang menjadi sebuah ‘gerak virtual’. Dengan demikian, Jaipong hadir sebagai simbol seni yang utuh menghadirkan abstraksi atas konsep perempuan sunda kekinian.

ABSTRACT
Jaipong dance is an interesting phenomena in the development of Sundanese dance performances. Jaipong is not only an entertainment, in fact Jaipong is also intriguing for the aesthetic idea within it. Susanne K. Langer defines a work of art as a form of expression that is created for our perception through sense and imagery with human feelings as expressed object. In the dance, the main point is the gesture created. Art as a form that symbolizes the creation of human feelings. Symbols that express feelings and ideas through abstraction. In other words, what is abstracted in dance is purposeful movement that becomes a ‘virtual gesture’. Thus, Jaipong is present as a whole symbol of art presenting an abstraction of the contemporary Sundanese women concept., Jaipong dance is an interesting phenomena in the development of Sundanese
dance performances. Jaipong is not only an entertainment, in fact Jaipong is also
intriguing for the aesthetic idea within it. Susanne K. Langer defines a work of art
as a form of expression that is created for our perception through sense and
imagery with human feelings as expressed object. In the dance, the main point is
the gesture created. Art as a form that symbolizes the creation of human feelings.
Symbols that express feelings and ideas through abstraction. In other words, what
is abstracted in dance is purposeful movement that becomes a ‘virtual gesture’.
Thus, Jaipong is present as a whole symbol of art presenting an abstraction of the
contemporary Sundanese women concept.]"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S58886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Marindra Putri
"[Salah satu cara untuk mendapatkan keturunan dengan memanfaatkan Teknologi Reproduksi Buatan ialah menggunakan teknik surrogate mother, yakni benih (embrio) pasangan suami istri ditanamkan pada rahim wanita lain. Secara khusus Surrogate mother belum diatur dalam hukum positif Indonesia. Sedangkan sebagian negara telah melegalkan surrogate mother seperti di India yang diatur dalam pedoman nasional. Dengan ketidakpastian pengaturan hukum tentang surrogate mother memunculkan permasalahan terutama terhadap kedudukan anak yang dilahirkan. Skripsi ini menjelaskan tentang kedudukan anak yang dilahirkan melalui rahim ibu pengganti berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku, baik di Indonesia maupun di India.

One of the ways to acquire an offspring is by using Assisted Reproductive Technology called surrogate mother. Surrogate mother is a technique to implanted an embryo of married couple into another woman uterus. Surrogate mother in Indonesia has not been regulated in Indonesian positive law while some countries have legalized surrogate mother like India which regulates it in national guidelines. The uncertainty the legal regulation of surrogate mother bring up problems, especially on the status of the birth children. This mini thesis trying to explain the legal status of birth children from surrogate mother in Indonesia and India. , “Pamali” is a tradition that is still used today. The interpretation always changed all the time. Through language that implicitly allows that interpretation be grown, along with the times and society. Meanings are currently considered to have the final may, in fact not completely final. Because through the Theory of Lie owned Umberto Eco, disclosed that the sign is not final if assessed through cultural and semantic field units contained in semiotics.
]
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>