Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Sutjiati
"Kepres.No.361 tahun 1992 tentang Rumah Sakit sebagai Unit Swadana, merupakan Dasar Hukum RSCM untuk mengikut sertakan dana masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Paviliun Mawar merupakan salah satu bukti upaya realisasi Kepres. tersebut, namun masih belum diikuti dengan pemanfaatan yang optimal oleh masyarakat sebagai pengguna jasa, baik pasien maupun dokter-dokter spesialis RSCM. sebagai pemberi jasa pelayanan kepada masyarakat. Melihat kenyataan tersebut diatas, maka diadakan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien yang sudah memanfaatkan jasa Paviliun Mawar, dan mengetahui bagairnana pendapat mereka terhadap pelayanan yang ada. Selain itu juga perlu mengetahui bagaimana pendapat para dokter serta menejer dalam menilai kualitas pelayanan Paviliun Mawar saat ini, menuju- ke pengembangan pelayanan Paviliun Mawar ke arah pelayanan yang lebih profesional dalam mengantisipasi era globalisasi perumah sakitan di tahun 2000.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan disain penelitian deskriptif eksploratif. Metoda pengumpulan data vaitu wawancara biasa dan wawancara mendalam, serta dilengkapi data kuantitatif yang diperoleh meialui pengisisan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis persentase dilanjutkan dengan analisis kualitatif untuk seluruh hasil penelitian. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran karakteristik pasien yang mempunyai peluang baik bila ditilik dari sudut segmentasi pemasaran rurnah sakit,yaitu sebagian terbesar adalah usia produktif, pria, kepala keluarga dan dengan latar pendidikan Akademi dan Perguruan Tinggi. Tingkat kepuasan terhadap pelayanan cukup memadai,penilaian terhadap, tarif yang berlaku tidak menjadi niasalah bagi pasien, kecuali peserta PHB. Oleh karena itu apabila dikelola dengan baik , Paviliun Mawar akan menjadi asset yang baik bagi RSCM di kemudian hari. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa temyata belum semua dokter spesialis di RSCM mengetahui dan memperoleh informasi mengenai adanya fasilitas pelayanan rawat inap kelas VIP Paviliun Mawar yang dapat digunakan sebagai lahan praktek pribadi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sekaligus memperoleh dana sesuai yang diharapkan (tarif swasta).
Paviliun Mawar RSUP Nasional Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dapat meningkatkan peranannya sebagai salah satu Unit Swadana RSCM dengan lebih baik apabila dapat mengoperasionalkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Hal ini dapat diwujudkan apabila faktor penghambat yang ada pada saat ini dapat dikurangi dan informasi yang rnasih minim ditingkatkan secara lebih proporsional dan profesional. Dalam hal ini keterlibatan Pimpinan Puncak RSCM bersama-sama para pengelola Unit Swadana, dalam penysunan Strategi dan kebijakan Rumah Sakit adalah merupakan kunci sukses keberhasilan dalam meningkatkan Pemanfaatan Paviliun Mawar RSCM. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soepardi Soedibyo
"ABSTRAK
Telah diteliti 39 bayi baru lahir dengan tindakan ekstraksi vakum, terdiri dari 25 bayi laki-laki dan 14 bayi perempuan yang dirawat gabung selama periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 1995, dibandingkan dengan 39 bayi lahir normal.
Parameter yang dinilai adalah angka kesakitan dan kematian dan lama rawat. Iliperbilirubinemia merupakan morbiditas terbanyak (7,69%) pada bayi EV, tetapi bila dibandingkan dengan persalinan lain tidak lebih tinggi. Diare akut ditemui pada 1 bayi, rendahnya morbiditas ini mungkin oleh karena pengaruh dari RG. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok penelitian. Rata-rata lama rawat kelompok studi 3,2 + 0,35 hari, tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok penelitian ini. Paling lama perawatan adalah 7 hari pada 1 orang dari kelompok studi, 6 hari pada 1 orang kelompok kontrol (sebelum ada rawat gabung LOS 8,2 Bari). Perubahan berat badan rata-rata kelompok studi menunjukkan kenaikan pada waktu pulang. Tidak ada perbedaan bermakna antara dua kelompok penelitian pada saat pulang, selama penelitian tidak ditemukan pasien yang meninggal baik kasus maupun kontrol. Secara singkat dapat dikatakan bahwa walaupun terdapat perbedaan dalam hal penyakit ibu dan trauma lahir, ternyata bayi yang lahir dengan cara ekstraksi vakum yang memenuhi kriteria rawat gabung dan dirawat dengan metode rawat gabung berbeda tidak bermakna dengan bayi normal dalam hal morbiditas/mortalitas, dan lama rawat yang menunjukkan mutu yang memadai walaupun di kelas III Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakit rujukan terlihat juga pada penelitian ini yaitu yang dirujuk dari luar sebanyak 74,36%, sedangkan yang datang sendiri sebanyak 25,64% yang pada umumnya adalah karyawan atau istri karyawan.
Dengan BOR rawat gabung sebesar 65% maka masih terdapat peluang untuk peningkatan pemanfaatan oleh pasien, artinya peningkatan dengan cara menurunkan standar indikasi RG.
Pemanfaatan perawat dirawat gabung lebih tinggi dari pada di kamar bayi, bila dilihat dari ratio jumlah perawat dibanding dengan tempat tidur.

ABSTRACT
A prospective study on 39 newborn infants delivered by vacuum extraction and nursed in a rooming-in care, Cipto Mangunkusumo Hospital, during the period of January 1 and June 30, 1995, was carried out. The study subjects consisted of 25 male and 14 female infants. A group of 39 newborn infants delivered normally served as control.
The main parameters evaluated were morbidity and mortality rates during hospitalization. Hyperbilirubinemia was the most common morbidity (7.69%) in infants delivered by vacuum extraction; this was not different when compared to control babies. Diarrhea was found in only 1 baby; the low incidence of diarrhea was probably related to the rooming-in care. The mean length of hospital stay in the study group was 3.2 (SD 0.35) days, which was not significantly different with that of the control group.' The longest hospital stay was 7 days in the study subjects and 6 days in the control subjects. Before rooming-in was applied, the mean length of hospital stay was 8.2 days. The change of body weight on discharged was also not significantly difference between the 2 groups. There was no mortality in both groups.
To summarize, it can be stated that in spite of differences in mothers illness and birth trauma, babies delivered by vacuum extraction who meet the criteria for rooming-in care were not significantly difference in terms of morbidity, mortality, and length of hospital stay when compared to normally delivered babies, even if they are nursed in the 3rd class.
In addition, some general views of Cipto Mangunkusumo Hospital as a referral hospital could also be seen in this study. Most patients (74.36%) were referred by medical personnel, while the rest 25.64% were non-referral patients, most of them were hospital staffs or their relatives. With the bed occupancy rate of 65%, there still room to alter the indications for rooming-in care, so that more babies can be nursed in a rooming-in setting. It could also be seen that rooming-in care system was more efficient than newborn room, as far as nurse bed ratio was concerned.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library