Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitompul, Erawati
"Kecemasan adalah respon individu akibat adanya masalah atau ancaman yang berdampak pada fisik dan emosional. Pembedahan elektif mengakibatkan ancaman bagi individu sehingga timbul kecemasan yang dapat mempengaruhi keadaan fisiologis yang berakibat buruk pada proses pembedahan dan hasilnya.
Tujuan penelitian mengidentifikasi pengaruh hand massage terhadap penurunan kecemasan klien.
Desain penelitian quasi experimental one group pretest posttest dengan sampel 27 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Spielberg State-Trait Anxiety Inventory (STAI) for adult. Uji statistik menggunakan Uji Proporsi, Chi Square dan Uji ANOVA.
Hasil penelitian didapatkan pengaruh Hand Massage terhadap penurunan tingkat kecemasan klien dengan nilai p < 0,05.
Hasil penelitian ini merekomendasikan Hand Massage dijadikan sebagai intervensi mandiri keperawatan dalam penanganan kecemasan di tahap pre operasi pada pasien bedah elektif.

Anxiety is individual response caused by problems or threatening that give effect to physical and emotional. Elective surgery resulted in threat to the individual causing the anxiety that can affect the physiological state which adversely affects the surgical process and the results.
The aim of this study was to identify the effect of hand massage to decrease client's anxiety.
The method was quasi experimental one group pretest postest. Total samples was 27 clients. The instrument used Spielberg State Trait Anxiety Inventory (STAI) for adult questionairre. The data analize using proportion, chi square and Uji ANOVA.
This resert found out influence of hand massage with decrease of level client's anxiety pre elective surgery (p <0,05).
It was recomended that hand massage can use as independent nursing intervention to decrease level of client anxiety in pre elective surgey.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Tri Yuwono
"Remaja harus dapat mencapai tugas perkembangan
Remaja harus dapat mencapai tugas perkembangan identitas diri agar tidak terjadi kebingungan peran yang dapat memunculkan ide bunuh. Tujuan dari penelitian ini menerapakan Terapi Kelompok Terapeutik dan Family Psychoeducation Therapy (FPE) sebagai upaya pencegahan ide bunuh diri pada remaja dengan pendekatan model adaptasi stres Stuart. Penelitian ini menggunakan desain operational research dengan jumlah sampel 42 individu yang dibagi menjadi 20 remaja dalam kelompok kontrol dan 22 remaja dalam kelompok intervensi. Hasil analisis Mann-whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok kontrol yang diberikan TKT, pendampingan, dan latihan mandiri dengan kelompok intervensi yang diberikan TKT, FPE, pendampingan, dan latihan mandiri secara bermakna (p value < 0,05). Penerapan TKT dan FPE direkomendasikan karena dapat menurunkan ide bunuh diri, meningkatkan tugas dan aspek perkembangan, serta meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat remaja.

Adolescents must be able to achieve the task of developing self-identity so that role confusion does not occur which can give rise to suicidal ideation. The aim of this research is to apply Therapeutic Group Therapy and Family Psychoeducation Therapy (FPE) as an effort to prevent suicidal ideation in adolescents using the Stuart stress adaptation model approach. This research used an operational research design with a sample size of 42 individuals divided into 20 teenagers in the control group and 22 teenagers in the intervention group. The results of the Mann-Whitney analysis showed that there was a significant difference between the control group that was given TKT, mentoring, and independent training and the intervention group that was given TKT, FPE, mentoring, and independent training (p value < 0.05). The implementation of TKT and FPE is recommended because it can reduce suicidal ideation, improve tasks and developmental aspects, and increase the family's ability to care for adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrah Halim
"Dukungan keluarga dan stigmatisasi menjadi dua isu penting dalam usaha pemulihan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Dukungan keluarga menjadi penentu utama keberhasilan proses pemulihan, sedangkan stigmatisasi menjadi penghambat. Psikoedukasi dapat meningkatkan dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi psikoedukasi keluarga terhadap dukungan dan stigmatisasi dalam upaya pemulihan ODGJ. Metode riset kuantitatif dengan desain quasi experimental pre-post test with control group digunakan dalam penelitian ini. Kelompok kontrol dan kelompok intervensi masing-masing terdiri dari 31 pelaku rawat (caregiver) yang mewakili keluarga dengan total 72 pelaku rawat dipilih secara purposive karena memenuhi kriteria sebagai ODGJ yang tercatat di RSJD Abepura, klien termasuk dalam rentang usia 12-60 tahun, klien tinggal di rumah dan memiliki pelaku rawat. Sedangkan kriteria pelaku rawat sebagai responden adalah anggota keluarga inti dan tinggal satu rumah dengan anggota keluarga ODGJ. Analisis data menggunakan independent t-test untuk mengetahui kesetaraan karakteristik keluarga pada kelompok kontrol dan intervensi. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh psikoedukasi terhadap peningkatan dukungan dan penurunan stigmatisasi keluarga terhadap ODGJ (value 0.000) dalam upaya pemulihan mereka. Rekomendasi bagi perawat, psikoedukasi keluarga terdapat sesi pelaksanaan manajemen stress, manajemen pelaksanaan dapat dilakukan oleh perawat umum yang mendapat sertifikat; pelaku rawat harus berpartisipasi mencari informasi dan konsultasi kepada petugas kesehatan untuk mengikuti terapi psikoedukasi.

Family support and stigmatization are two opposites in relation to the recovery of ODGJ. Family support become the main determinant of the success of the recovery process, while stigmatization is a barrier. Knowledge and skills about healing ODGJ can be obtained one of them through family psychoeducation. This study aims to determine the effect of family psychoeducation therapy on support and stigmatization in ODGJ recovery efforts. The method used was a quasi experimental pre-post test with control group, 31 people for the intervention group and 31 people for the control group. The client criterion is ODGJ recorded in Abepura General Hospital, clients are in the age range of 12-60 years, the client lives at home and has a caregiver, while the respondent criteria are nuclear family members, living in one house with ODGJ family members. Data analysis used independent t-test to determine the equality of family characteristics in the control and intervention groups. The results showed that there was an effect of psychoeducation on increased support and decreased family stigmatization of ODGJ (p value 0.000) in their recovery efforts. Recommendations for nurses, family psychoeducation there are stress management implementation sessions, implementation management can be carried out by general nurses who are certified; caregivers must participate in seeking information and consulting health workers to participate in psycho-educational therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Setiawati
"Ruang Neonatus Intensive Care Unit (NICU) merupakan salah satu ruang perawatan kritis yang membutuhkan keterampilan khusus dari perawatnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres kerja perawat di ruang NICU RSAB Harapan Kita. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik total sampling, dengan jumlah responden 37 orang perawat dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tentang stres kerja. Analisa yang digunakan adalah analisis univariat.
Hasil penelitian ini menunjukkan 59,5% responden memiliki tingkat stres ringan, 32,4% responden memiliki tingkat stres sedang dan 8,1% responden memiliki tingkat stres berat. Saran bagi bidang keperawatan RSAB Harapan Kita dapat membuat sebuah wadah konseling sebagai tempat bertemunya perawat dan dilakukannya rotasi kerja secara berkala. Untuk institusi pendidikan perlu dikembangkan mata ajaran keperawatan jiwa melalui simulasi manajemen stres kerja perawat dan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya adalah melihat faktor-faktor apa saja yang menyebabkan stres kerja di ruang NICU.

Neonatus Intensive Care Unit (NICU) is one of the critical care room that need a special skills from the nurses. This research is a quantitative descriptive to know the level of nurses work?s stress in NICU RSAB Harapan Kita. The sampling population are 37 nurses of NICU of Harapan Kita, using the technique of total sampling, with univariat analysis and the data collected by using questionnaire.
The result of research shows that 59,5% respondents have low level stress, 32,4% respondents have middle level stress and 8,1% respondents have high level stress. The Advice for RSAB Harapan Kita that they can make a nurses consulting group as a place to express their feeling and do a work rotation temporary. Hopefully the nurse could know and also handle the work?s stress. For the education institution, they need to develop subject about psychiatric nursing and management of nursing that talk deeply nurses work?s stress management, and for the next research is by looking at what factors that make work?stress in NICU.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Widyastuti Rahayu
"Gangguan fisik merupakan terganggunya kondisi fisik seseorang karena adanya penyakit fisik baik kronis maupun akut. Gangguan fisik dapat menyebabkan klien menjadi ansietas. Dampak negatif ansietas dapat menurunkan produktifitas dan kualitas hidup. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah menggambarkan hasil manajemen kasus spesialis keperawatan jiwa pada klien ansietas dengan gangguan fisik menggunakan pendekatan teori self care Orem dan teori Adaptasi Stuart di RW 10 Kelurahan Ciwaringin Bogor Tengah. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan teori self care Orem dan teori Adaptasi Stuart. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah tindakan keperawatan generalis ansietas, dan tindakan keperawatan spesialis meliputi terapi individu; terapi relaksasi progresif, terapi pikiran dan terapi penghentian pikiran; terapi kelompok yaitu terapi suportif dan terapi keluarga yaitu psikoedukasi keluarga. Hasil pelaksanaan tindakan keperawatan tersebut dapat menurunkan tanda dan gejala ansietas pada aspek kogitif, afektif, fisiologis, perilaku, dan sosial serta meningkatkan kemampuan klien dalam mengatasi ansietas. Berdasarkan hasil karya ilmiah ini dapat direkomendasikan bahawa terapi relaksasi progresif, terapi pikiran, terapi penghentian pikiran, terapi suportif dan psikoedukasi keluarga dapat dijadikan standar terapi spesialis keperawatan jiwa khusunya ansietas.

Physical disorder is a disruption of the physical condition of a person because of their physical illnesses both chronic and acute. Physical disorder can caused client became anxiety. The negative impact of anxiety can reduce the productivity and quality of life. The purpose of this thesis is to describe the results of nursing case management specialist at the client's mental anxiety with physical disorders using approximation theory and the theory of Orem Self Care Adaptation Stuart in RW 10 village of Ciwaringin Central Bogor. The methods that used are generalist anxiety nursing actions and specialist nursing Action that covers; individual therapy, progressive relaxation therapy, cognitive therapy and thought stopping therapy; group theraphy, such as; supportive therapy and family therapy (family psychoeducation). The results of implementation of nursing actions is it can reduce the signs and symptoms of anxiety on cognitive, affective, physiological, behavioral, and social aspect and also improve the client?s ability to overcome anxiety. Based on the results of this thesis it can be recommended that progressive relaxation therapy, thought stopping therapy, supportive therapy and family psychoeducation to be used as standard therapy nursing specialists especially mental anxiety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Sukaesti
"Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami individu dan dipersepsikan disebabkan oleh orang lain.Ketidakmampuan mengungkapkan perasaan yang dirasakan oleh klien dapat membuat klien marah. Risiko perilaku kekerasan merupakan respon destruktif individu terhadap stressor. Tujuan penulisan karya Ilmiah ini menjelaskan manajemen asuhan keperawatan spesialis jiwa pada klien dengan isolasi sosial dan risiko perilaku kekerasan dengan menggunakan Hubungan Interpersonal Peplau dan Stuart. Intervensi diberikan pada 69 klien dengan isolasi sosial dan risiko perilaku kekerasan.denganmenggunakan terapi Social Skil training, Asertiveness Training, Cognitif Behovior Therapy. Hasil didapatkan penurunan tanda dan gejala secara kognitif afektif, fisiologis, perilaku, sosial dan peningkatan kemampuan klien dan keluarga. Rekomendasi penelitian ini adalah klien dengan isolasi sosial dilakukan terapi Social skill training, klien dengan risiko peilaku kekerasan dberikan terapi spesialis cognitive behavior therapy dan assertiveness training dengan mengguakan pendekatan hubungan Interpersonal Peplau dan Stuart.

Social isolation is the condition of being alone as experienced by individual and perceived as caused by others. Inability to express client's feeling can stimuli anger. Violent risk behavior is considered as a destructive response of individual towards stressor. The purpose of this scientific paper was to explain the mental health-psychiatric nursing care management to clients with social isolation and violent risk behavior using Peplau's Interpersonal Relationship and Stuart's Adaptation Theory. Nursing intervention was conducted to 69 social isolated and violent risk behaviors clients were social skill training, assertiveness training, and cognitive behavior therapy. The effect of therapies showed the decreased of sign and symptom at all aspects of cognitive, affective, physiological, behavior, social and improvement of client and family ability. It's recommended that social skill training applied to client with social isolation, while cognitive behavior therapy and assertiveness training provided to client with violent risk behavior utilizing Peplau's Interpersonal Relationship and Stuart's Adaptation Theory as an approach."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Puspitasari Sugiyanto
"ABSTRAK
Anggota keluarga yang sakit merupakan salah satu stressor yang dapat mempengaruhi keluarga. Koping keluarga adalah suatu upaya yang dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi stressor. Ketidak mampuan keluarga dalam mengatasi stressor yang ada menyebabkan beban keluarga. Upaya perlu dilakukan untuk membantu keluarga dalam mengatasi kondisi tersebut. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah memperoleh gambaran tentang “Manajemen Asuhan Keperawatan Spesialis Jiwa pada Keluarga dengan Koping Tidak Efektif menggunakan Modifikasi Model Adaptasi Roy dan Kebutuhan Dasar Manusia Virginia Henderson”. Model Adaptasi Roy dan Kebutuhan Dasar Manusia Virginia Henderson memberikan gambaran tentang proses terjadinya koping tidak efektif dan bentuk ketidakmampuan yang dialami oleh keluarga. Analisis dilakukan pada 24 keluarga. Hasil didapatkan tanda gejala koping keluarga tidak efektif menurun, kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dan kemampuan mengelola beban keluarga meningkat. Karya ilmiah akhir ini merekomendasikan manajemen asuhan keluarga dengan koping tidak efektif perlu dilakukan di rumah sakit, dengan meningkatkan kemampuan perawatan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dan meningkatkan kemampuan mengelola beban yang dialami oleh keluarga.

ABSTRACT
The health of the familly members is one of the stessor which effected the family. Family coping is the effort that we can take to solve this kind of problem. The unability of the family to solve the stressor, it would be familly burden. The effort that is needed to suport the familly in solving the problem. The porpuse of this essay is to get the explanation of “Psychiatric Specialist Nursing Care Management on The Family with Ineffective Coping by The Modification of Roy Adaptation Model and Henderson’s Basic Needs”. The Modification of Roy Adaptation Model and Henderson’s Basic Needs give us the explanation about the uneffective coping proccess and the unability of the family to take care of them. There are 24 family that have been analyzed. The result is signs and symptoms of uneffective famiy coping is decrease, the ability of the family to take care of the family member and the ability to manage the family’s burden are increse. This final work recomend to apply the nursing care management in hospitasl for the familly with ineffective coping, by increasing the ability of family nursing in take care of family member and increasing the ability to manage the burden of the family ."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
B Antonelda Marled Wawo
"Pasien ansietas dapat diikuti dengan gangguan fisik berupa hipertensi, diabetes melitus, hiperurisemia, gastritis, dan radang sendi. Penanganan ansietas pasien dengan gangguan fisik menggunakan pendekatan model adaptasi stres Stuart yang membantu perawat melakukan asuhan keperawatan melalui proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa, rencana, implementasi, dan evaluasi untuk menurunkan tanda gejala ansietas dan meningkatkan kemampuan mengatasi ansietas. Ansietas mulai dari tingkat ringan sampai berat memiliki prevalensi tinggi yang tidak diatasi sehingga dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup pasien yang dapat menjadi predisposisi dari gangguan jiwa. Pasien berjumlah 30 orang, berusia dewasa, berjenis kelamin perempuan, berstatus kawin, berlatar belakang pendidikan dasar, dan tidak bekerja; memiliki pikiran yang salah terhadap gangguan fisik yang berpengaruh pada seluruh sistem tubuh. Dengan demikian memerlukan terapi spesialis keperawatan jiwa berupa terapi penghentian pikiran dan relaksasi otot progresif. Kedua terapi ini terbukti efektif menurunkan tanda gejala dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi ansietas terutama pada pasien hiperglikesemia dan radang sendi. Kemampuan yang dimiliki menjadi kemampuan dalam melakukan perawatan diri pasien gangguan fisik untuk mengatasi ansietas.
Anxiety patients can be followed by physical disorders such as hypertension, diabetes mellitus, hyperuricemia, gastritis, and arthritis. Handling patient anxiety with a physical disorder using Stuart 39 s adaptation stress model approach that helps nurses conduct nursing care through nursing process from assessment, diagnosis, plan, implementation, and evaluation to reduce anxiety symptoms and improve anxiety skills. Anxiety ranging from mild to severe levels has a high prevalence that is not addressed so as to decrease the productivity and quality of life of patients who can predispose to mental disorders. Patients were 30, adults, female, married, elementary, and non working Have the wrong mind against the physical disorder that affects the entire system of the body. Thus requires the therapy of mental nursing specialist in the form of therapy thought stopping and progressive muscle relaxation. Both of these therapies have been shown to be effective in reducing symptoms and improving the ability to treat anxiety especially in hyperuricemia and arthritis patients. Ability possessed into the ability to perform self care patients with physical disorders to overcome anxiety."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Lestari Khoirunnisa
"Anak-anak dapat mengalami beberapa masalah kesehatan mentalemosional yang dapat mengarah pada gangguan jiwa. Kondisi sehat jiwa dapat tercapai jika melalui tahap pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Masa prasekolah merupakan masa kritis yang terjadi pada anak-anak sehingga memerlukan stimulasi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya. Tujuan laporan kasus ini memaparkan tentang penerapan terapi kelompok terapeutik pada anak usia prasekolah terhadap perkembangan inisiatif di RW 04 Kelurahan Ciparigi Bogor Utara. Laporan kasus ini menggunakan pendekatan model community as partner dalam manajemen CMHN Community Mental Health Nursing.
Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan menerapkan terapi kelompok terapeutik anak usia prasekolah pada empat kelompok untuk melihat hasil perubahan kemampuan klien yaitu anak prasekolah, keluarga, dan kader kesehatan jiwa KKJ.
Hasil yang didapatkan menunjukkan peningkatan kemampuan dan perkembangan inisiatif anak usia prasekolah dan kemampuan ibu, serta kemampuan kader kesehaan jiwa KKJ dalam melakukan stimulasi perkembangan anak prasekolah. Terapi kelompok terapeutik prasekolah direkomendasikan untuk dilakukan sebagai bentuk pelayanan keperawatan kesehatan jiwa di posyandu dengan melibatkan keluarga dan kader kesehatan di masyarakat guna mengoptimalkan perkembangan inisiatif anak.

Children may experience some emotional and mental health problems that can lead to mental disorders. The healthy mental condition can be achieved if through the stage of growth and optimal development. Preschool is a critical period for children to require stimulation to help their growth and development. The purpose of this case report is to get a picture of the effectiveness of therapeutic therapy in preschoolers in RW 04 Ciparigi Village, North Bogor. This case study uses a community based partnership approach in CMHN management Community Mental Health Nursing.
Used case study method that implemented into four groups of preschool for rehearse changing of development psychosocial skill in preschool, family, and mental health worker.
The results of a case study show improvement of ability and development of preschool child 39 s initiative and mother 39 s ability and social worker's ability in developing stimulation. Preschool therapeutic group therapy is recommended to be performed on health service arrangements in the community as a form of mental health nursing service in preschool children and families by involving a social worker in the community in order to optimize the development of child initiatives."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yefta Primasari
"Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadinya gagal tumbuh pada anak kanak-kanak akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting dapat terjadi sejak masih dalam kandungan dan baru dapat teridentifikasi pada usia 2 (dua) tahun. Faktor risiko stunting meliputi faktor biologis, psikologis, dan sosial. Dampak yang dapat tejadi pada kanak-kanak yang mengalami
stunting selain pada pertumbuhan, dapat berdampak pula pada perkembangan kanak-kanak stunting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap peningkatan perkembangan kanak-kanak stunting dan tidak stunting. Metode penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental pre post test with control group. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 102 responden yang terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok stunting intervensi I, tidak stunting intervensi I, dan tidak stunting intervensi II. Kelompok intervensi I diberikan tindakan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT), sedangkan kelompok intervensi II hanya diberikan tindakan pendidikan kesehatan. Pengambilan data dengan penyebaran kuesioner secara online. Hasil penelitian ini terjadi perubahan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, tugas perkembangan, dan kemampuan ibu pada kanak-kanak tidak stunting secara signifikan setelah diberikan tindakan pendidikan kesehatan (p value <0,005). Terjadi perubahan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, dan tugas perkembangan pada kanak-kanak tidak stunting lebih tinggi dibandingkan dengan kanak-kanak stunting setelah diberikan tindakan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) kanak-kanak (p value <0,005). Terdapat perbedaan aspek perkembangan, tugas perkembangan, dan kemampuan ibu antara kanak-kanak tidak stunting pada kelompok intervensi I dan kelompok intervensi II (p value < 0,005). Terdapat perbedaan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, dan kemampuan ibu dalam pola asuh nutrisi (perilaku) antara kelompok intervensi I stunting dan kelompok intevensi I tidak stunting (p value < 0,005). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) dapat meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, serta kemampuan ibu pada kanak-kanak stunting dan tidak stunting. Penyediaan perawat generalis yang kompeten dalam memberikan Pendidikan Kesehatan dan tersedianya perawat spesialis jiwa di Puskesmas untuk pelaksanaan terapi kelompok terapeutik (TKT) untuk meningkatkan perkembangan psikososial serta meningkatkan kemampuan ibu pada kanak-kanak stunting maupun tidak stunting

Stunting is a condition where the occurrence of failure to thrive in children as a result of chronic malnutrition so that the child is too short for his age. Stunting can occur since it is still in the womb and can only be identified at the age of 2 (two) years. The risk factors for stunting include biological, psychological, and social factors. The impact that can occur on stunted children in addition to growth, can also have an impact on the development of stunted children. The purpose of this study was to determine the effect of health education and therapeutic group therapy (TKT) on the improvement of stunting and non-stunting childhood development. This research method used a quasi experimental design pre post test with control group. The sample in this study amounted to 102 respondents who were divided into 3 groups, namely the intervention group stunting I, not stunting intervention I, and intervention stunting II. The intervention group I was given health education action and therapeutic group therapy (TKT), while the intervention group II was only given health education action. Collecting data by distributing questionnaires online. The results of this study were significant changes in height growth, developmental aspects, developmental tasks, and the ability of mothers to not stunt children after being given health education measures (p value <0.005). There was a change in height growth, developmental aspects, and developmental tasks in non-stunting children which was higher than in stunted children after being given health education measures and therapeutic group therapy (TKT) for children (p value <0.005). There were differences in aspects of development, developmental tasks, and maternal abilities between non-stunting children in the intervention group I and the intervention group II (p value <0.005). There were differences in height growth, developmental aspects, and the ability of mothers in nutritional care (behavior) between the intervention group I stunting and the intervention group I did not stunting (p value <0.005). The conclusion of this study is that health education and therapeutic group therapy (TKT) can improve growth, development, and the ability of mothers in stunted and non-stunting children. Provision of competent generalist nurses in providing Health Education and the availability of psychiatric nurses at the Puskesmas for the implementation of therapeutic group therapy (TKT) to improve psychosocial development and improve the ability of mothers in stunted and non-stunting children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>