Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daniel Nomora Trilecky
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
TA1318
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endrika Andini
"ABSTRAK
Gas bumi merupakan campuran senyawa hidrokarbon dan senyawa non
hidrokarbon dalam fasa gas, dengan komposisi utamanya adalah metana (CH4),
etana (C2H6) dan sejumlah kecil gas hidrokarbon lain. Di samping alkana,
komponen-komponen yang terkandung dalam gas bumi, antara lain adalah air
(H2O), H2, CO2, N2 dan lainnya. Dengan demikian, komposisi gas bumi adalah
sangat bervariasi, tergantung dari sumber dan tempat dari gas bumi tersebut
diperoleh.
Sebagai upaya meningkatkan nilai dan potensi gas bumi sebagai sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui, diperlukan untuk melakukan
inventarisasi dan pembaharuan data gas bumi Indonesia melalui kegiatan Evaluasi
Mutu Gas Bumi (EMGB). Evaluasi mutu gas bumi merupakan suatu evaluasi terhadap karakteristik gas bumi di Indonesia, dengan cara melakukan analisis di
laboratorium dan di lapangan menggunakan standar analisis yang telah ditetapkan.
Secara teknis, evaluasi mutu gas bumi dilakukan dengan tahapan yang meliputi
kegiatan penentuan titik sampling, pengambilan sampel, analisis di lapangan dan
di laboratorium.
Praktik kerja lapangan ini bertujuan untuk mempelajari mengenai
penetapan komposisi gas bumi menggunakan alat kromatografi gas dengan
metoda GPA Standard 2261 dan perhitungan sifat-sifat fisika gas bumi
berdasarkan komposisinya dengan menggunakan metoda GPA Standard 2172.
Melalui analisis komposisi, berbagai sifat-sifat fisika dan kimia gas bumi dapat
diketahui atau ditentukan nilainya seperti komposisi hidrokarbon, kontaminan,
relative density, faktor kompresibilitas, nilai kalor, dan lainnya.
Berdasarkan hasil analisis komposisi serta perhitungan beberapa sifat
fisika gas bumi, diperoleh data bahwa sampel-sampel yang dianalisis tersebut
mengandung senyawa hidrokarbon C1-C5, kecuali sampel ADT yang hanya
mengandung metana serta DCV yang hanya mengandung metana dan propana.
Data analisis juga menunjukkan terdapat kandungan dari kondensat hidrokarbon
dalam gas bumi, dimana menurut spesifikasi GPA, kondensat hidrokarbon harus
dikendalikan dan dibatasi hanya 0.003% mol. Melalui hasil analisis terlihat bahwa
hampir semua sampel memiliki kondensat dengan kandungan isopentana plus
diatas 0.003% mol, kecuali untuk sampel DCV yang tidak memiliki kandungan
isopentana plus sama sekali. Kandungan isopentana plus yang tinggi dapat
mengidentifikasikan tidak efisiennya sistem pemisahan yang digunakan oleh perusahaan produsen gas bumi. Di samping itu, hampir semua sampel
mengandung kontaminan, yaitu: O2, N2, dan CO2 yang dapat menurunkan mutu
gas bumi.
Sampel-sampel yang dianalisis memiliki gross heating value, relative
density, dan compressibility factor yang beragam, dimana sampel PMD memiliki
gross heating value tertinggi dengan nilai 1084.79666 Btu/ft3, sedangkan sampel
PNC memiliki gross heating value terendah dengan nilai 897.46496 Btu/ft3. Pada
perhitungan relative density , sampel PNC memiliki kerapatan relatif yang paling
tinggi yaitu sebesar 0.73787 lb/ft3, sedangkan sampel DCV memiliki kerapatan
relatif yang paling rendah yaitu sebesar 0.58686 lb/ft3. Berdasarkan perhitungan
pula, diketahui bahwa semua sampel yang dianalisis memiliki compressibility
factor atau faktor kompresibilitas yang mendekati sempurna, dengan Z < 1."
2007
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rofa Falachudin
"Fenol merupakan pencemar yang sangat berbahaya di lingkungan karena bersifat racun dan sangat sulit didegradasi oleh organisme pengurai. Fenol adalah senyawa kimia yang dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh makhluk hidup, karsinogenik, dan termasuk golongan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Pada saat melaksanakan praktik kerja lapangan di PT. Core Lab Indonesia dilakukan analisis kadar total fenol dengan metode spektrofotometri yang mengacu pada US EPA 420.1 (United States Environmental Protection Agency). Sampel berupa air (water) telebih dahulu di destilasi kemudian di uji secara kualitatif apakah kadar fenol nya kecil atau besar. Jika kadar fenol kecil maka harus di ekstrak terlebih dahulu dengan menggunakan pereaksi yaitu larutan penyangga ammonia, larutan 4-aminoantipirin, larutan kalium ferisianida, dan kloroform. Kemudian diukur dengan spektrofotometer visible pada panjang gelombang 460 nm. Jika kadar fenol besar langsung ditambahkan pereaksi yaitu larutan penyangga ammonia, larutan 4-aminoantipirin, larutan kalium ferisianida dan langsung diukur dengan spektrofotometer visible pada panjang gelombang 510 nm. Hasil yang di dapat yaitu sampel A mengandung total fenol sebesar 0.1421mg/L (ppm), sample B sebesar 0.1888 mg/L (ppm), sample C sebesar 1.2638 mg/L (ppm), dan sample D sebesar 1.9421 mg/L (ppm), ternyata kadar total fenol dalam sampel air (water) yang dianalisis tidak melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan oleh Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2007 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas Bumi yaitu sebesar 2 mg/L (ppm)."
2009
TA1457
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Zulham S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
TA1251
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astria Sari Dewi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
TA1357
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Nopa
Depok: Universitas Indonesia, 2009
TA1375
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dian Nindita
"ABSTRAK
Trass merupakan salah satu bahan aditif yang digunakan dalam pembuatan semen. Trass adalah jenis bahan galian yang berasal dari pelapukan mineral endapan vulkanik yang sebagian besar mengandung silika, besi dan alumina dengan ikatan gugusan oksida. Trass dalam keadaan sendiri tidak mempunyai sifat mengeras, tetapi apabila direaksikan dengan kapur padam dan air dengan perbandingan tertentu akan menghasilkan suatu massa yang memiliki sifat semen dan tidak larut dalam air.
Sebagai bahan aditif pada semen, trass hendaknya dianalisa untuk mengetahui mutunya, apakah layak digunakan atau tidak. Parameter yang diujikan secara fisika kimia, antara lain uji kehalusan, uji kuat tekan, uji hilang pijar, uji bagian tak larut dan uji komposisi kimia menggunakan alat XRF.
Pengujian sifat fisika dan sifat kimia trass dilakukan terhadap 11 sampel trass yang diperoleh dari tempat yang berbeda. Berdasarkan hasil pengujian, hasil uji untuk kehalusan mempunyai nilai antara 4.000 cm2/g sampai 6.300 cm2/g. Untuk uji kuat tekan mempunyai nilai hasil pengujian antara 42 kg/cm2 sampai 131 kg/cm2 . Pada hasil uji hilang pijar mempunyai nilai antar 2,75 % sampai 5.9 %. Pada uji bagian tak larut diperoleh nilai antara 77,61 % sampai 90,76 %."
2008
TA1698
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library