Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Puspita Grace
"Salah satu Folklor yang cukup dikenal di Indonesia, Folklor Sigale Gale dari Samosir merupakan suatu folklor yang sangat melekat dengan kehidupan masyarakatnya. Sigale Gale menjadi bagian yang penting karena selain kegunaannya menjadi atraksi wisata, Sigale Gale juga merupakan warisan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Folklor bisa menjadi bagian dari identitas bagi mayarakat yang hidupnya memiliki keterikatan terhadap folklor tersebut. Identitas tempat dapat dibangun dari persepsi masyarakat tentang suatu hal yang terlekat pada tempat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi Masyarakat Batak Toba terhadap Sigale Gale dan apa makna Sigale Gale bagi Masyarakat Toba di Samosir sebagai bagian dari identitas tempat mereka. Sigale Gale yang terdapat di Samosir berada di kecamatan Simanindo, Pulau Samosir, terdapat empat lokasi Sigale Gale yang tersebar dalam empat desa, lokasi ini didapatkan dari hasil wawancara dengan informan kunci dan pengambilan sampel dilakukan dengan snowball sampling. Pada masing- masing lokasi dilakukan observasi, dokumentasi, dan wawancara yang hasilnya dianalisis untuk menggunakan metode analisis deskriptif dan juga triangulasi sehingga terlihat bagaimana persepsi masyarakat terhadap Sigale Gale dan Identitas Tempat masyarakat yang dipengaruhi oleh Sigale Gale pada di setiap lokasi. Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini, tiga lokasi diantara kempat lokasi menggunakan Sigale Gale sebagai objek wisata yaitu Desa Ambarita, Desa Tomok, dan Desa Simanindo, sedangkan, satu desa yaitu Desa Garoga tidak menggunakan Sigale Gale sebagai objek wisata. Selain itu, dari keempat desa, dua diantaranya melestarikan Sigale Gale dengan alasan untuk menjaga warisan keluarga karena Sigale Gale yang dimiliki desa mereka merupakan harta benda yang penting bagi keluarga mereka, Desa ini adalah Desa Garoga dan Desa Simanindo. Hasil dari penelitian ini nantinya akan dihubungkan dengan prinsip hidup Batak yang merupakan bagian dari identitas Masyarakat Batak Toba yaitu Hamoraon (kekayaan), Hagabeon (Keturunan), dan Hasangapon(Kehormatan). Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa identitas Sigale Gale Desa Ambarita dan Tomok memiliki arti hamoraon, Desa Simanindo memiliki arti hamoraon dan hagabeon, sedangkan Desa Garoga memiliki arti hagabeon dan hasangapon.

One of the well-known folklore in Indonesia, Sigale Gale Folklore from Samosir is a folklore that is very attached to the lives of its people. Sigale Gale is an important part because apart from its use as a tourist attraction, Sigale Gale is also a cultural heritage that has been passed down from generation to generation. Folklore can become part of the identity of people whose lives are connected to that folklore. Place identity can be built from people's perceptions about something attached to that place. This research aims to determine the Toba Batak Community's perception of Sigale Gale and what Sigale Gale means to the Toba Community in Samosir as part of their place identity. Sigale Gale in Samosir is in Simanindo sub-district, Samosir Island. There are four Sigale Gale locations spread across four villages. These locations were obtained from interviews with key informants and sampling was carried out using snowball sampling. At each location, observations, documentation and interviews were carried out, the results of which were analyzed using descriptive analysis methods and also triangulation so that it could be seen how people's perceptions of Sigale Gale and the community's place identity were influenced by Sigale Gale at each location. Based on the results of the analysis from this research, three locations among the four locations use Sigale Gale as a tourist attraction, namely Ambarita Village, Tomok Village, and Simanindo Village, meanwhile, one village, namely Garoga Village, does not use Sigale Gale as a tourist attraction. Apart from that, of the four villages, two of them preserve Sigale Gale for the reason of preserving family heritage because the Sigale Gale owned by their village is an important asset for their family. These villages are Garoga Village and Simanindo Village. The results of this research will later be connected to the Batak principles of life which are part of the identity of the Toba Batak Community, namely Hamoraon (wealth), Hagabeon (Descent), and Hasangapon (Honor). Based on the analysis, it can be concluded that the identity of Sigale Gale in Ambarita and Tomok Villages has the meaning of hamoraon, Simanindo Village has the meaning of hamoraon and hagabeon, while Garoga Village has the meaning of hagabeon and hasangapon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naurah Kamilah
"ABSTRAK
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah salah satu kawasan prioritas pembangunan pariwisata di Indonesia (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional). Adanya peningkatan dalam sektor pariwisata ini memicu terjadinya peningkatan kebutuhan energi listrik sebagai salah satu kebutuhan primer kegiatan berwisata. Sementara itu, potensi energi terbarukan dapat menjadi sumber energi yang dimanfaatkan di Kepulauan Seribu. Penelitian ini membuat proyeksi kebutuhan energi untuk sektor wisata di setiap pulau yang dibandingkan dengan rencana pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energinya. Pulau yang memiliki proyeksi konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan rencana pemenuhannya diangap sebagai wilayah defisit energi yang kemudian dikaji wilayah kesesuaian sistem energi terbarukan menggunakan Spatial Multicriteria Analysis. Hasil menunjukan wilayah defisit energi untuk kebutuhan sektor pariwisata terdiri dari Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Ayer, dan Pulau Putri. Berdasarkan hasil analisis spasial multicriteria untuk menentukan wilayah kesesuaian Turbin Angin dan Sistem Photovoltaic, sistem energi terbarukan yang berpotensi dikembangkan di wilayah defisit tersebut adalah Sistem PV, sementara sistem turbin angin tidak sesuai untuk dikembangkan di wilayah defisit tersebut. Hasil pemetaan wilayah menunjukan besar potensi energi yang dapat dihasilkan oleh sistem photovoltaic berdasarkan luasan wilayah yang sangat sesuai untuk sistem PV mampu memenuhi kurangnya supply energi yang dibutuhkan di wilayah defisit energi pada tahun 2022.

ABSTRACT
Kepulauan Seribu Regency is one of the priority tourism development areas in Indonesia (National Tourism Strategic Area). An increase in tourism sector will increase energy needs as one of the primary needs of tourism activities. Meanwhile, the potential of renewable energy can be an energy source used to be utilized in Kepulauan Seribu. The purpose of this study is to know the projection of energy demand for the tourism sector on each island that will be compared with the government's plan of the energy supply for each tourist destination island. Those islands that have a higher consumption projection compared to their planned fulfillment are considered as energy deficit areas which are then assessed for the suitability of renewable energy systems using Spatial Multicriteria Analysis method. The results show that the energy deficit region for the needs of the tourism sector consists of Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Ayer and Pulau Putri. Based on the results of the spatial multicriteria analysis to determine the suitability of Wind Turbines and Photovoltaic Systems, Photovoltaic system has the potential to be developed in the deficit area, while the wind turbine system is not suitable to be developed in those deficit region. The results of regional mapping show that the potential of energy that can be generated by photovoltaic systems based on the area that is very suitable are able to fulfill the insufficiency of energy supply needed in 2022."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wilda Nuryanti
"Perdagangan menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Minangkabau khususnya di Kota Pariaman dan sekitarnya, sehingga perdagangan membentuk sebuah kearifan lokal. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini mengangkat Kearifan lokal pedagang dan karakteristik pasar tradisional dilihat dari sistem kekerabatan dan pola kearifan lokal yang terbentuk dengan hubungan karakteristik pedagang dan karakteristik pasar tradisional. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukan Tradisi kuat ditandai dengan masih berlakunya hari balai yang membuka kesempatan bagi pedagang pendatang untuk berdagang dan menjual komoditas khas setempat yang terdapat di Balai Kurai Taji dan Pauh Kambar. Kearifan lokal yang kuat berada pada balai Kurai Taji dan pasar Pauh Kambar. Pasar-pasar tradisional dengan tradisi kuat memiliki kearifan lokal lebih kuat terutama dalam aspek warisan, utang piutang, dan kompetisi.

Trade is a source of life for the Minangkabau people, especially in the Pariaman City and surroundings area, so that trade forms a local wisdom. In this study the method used is a qualitative method with a descriptive approach. This research raises the local wisdom of traders and traditional market characteristics seen from the kinship system and the pattern of local wisdom that is formed with the relation of the characteristics of traders and traditional market characteristics. The analysis results of this study show that a strong tradition is characterized by the still validity of market days which opens opportunities for migrant traders to trade and sell local specialty commodities that found in Kurai Taji and Pauh Kambar. Strong local wisdom is at the Kurai Taji market and Pauh Kambar market. Traditional markets with strong traditions have stronger local wisdom, especially in aspects of inheritance, debt, and competition."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flavia Hansa
"Dalam melakukan suatu perjalanan, seseorang membutuhkan beberapa pertimbangan, seperti halnya jarak dan kemampuan manusia dalam segi finansial serta berbagai pertimbangan lainnya agar dapat memilih suatu moda tranportasi untuk mencapai tujuan, termasuk juga perjalanan menuju tempat kerja. Penelitian ini dilakukan di Desa Cikupa di Kecamatan Cikupa yang merupakan kecamatan dengan jumlah pekerja terbanyak di Kabupaten Tangerang, dan juga merupakan daerah sentral industri yang dikelilingi oleh permukiman baik teratur mau pun tidak teratur yang memiliki perbedaan kualitas permukiman, dilihat dari pola permukiman, aksesibilitas, dan fasilitas yang ada yang akan menyebabkan perbedaan dalam pemilihan moda transportasi untuk bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan moda oleh pekerja di Desa Cikupa dan berdasarkan variabel-variabel yang mempengaruhinya. Variabel yang diteliti adalah karakteristik perjalanan, yaitu biaya perjalanan, waktu tempuh, dan jarak tempuh, serta karakteristik pelaku perjalanan (sosial-ekonomi), yaitu usia, jenis kelamin, penghasilan, dan kepemilikan kendaraan pribadi. Variabel diolah dan dianalisis dengan metode analisis spasial yang diperkuat dengan analisis statistik chi-square dan contingency coefficient. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas di Kecamatan Cikupa menggunakan kendaraan pribadi, terutama motor. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh besar terhadap pemilihan moda transportasi hanyalah biaya perjalanan dan waktu tempuh pekerja.

In carrying out a travel plan, people will have to consider a lot of things such as distance and their financial abilities as well as various other considerations so that they can choose the most suitable mode of transportation to reach their destination. This includes making a trip to one’s workplace. This research was conducted in Cikupa Subdistrict, which is a sub-district with the highest number of workers in Tangerang Regency, as well as an industrial central area surrounded by regular and irregular settlements with differences in settlement quality, derived from settlement patterns, accessibility, and existing facilities, resulting in differences in the choice of transportation modes for work. This study aimed to analyze the transportation mode choice by workers in Cikupa Village and the variables that influence it. The variables studied were the travel-based characteristics including travel costs, travel time, and distance traveled, while the characteristics of the traveler (socio-economic) include age, gender, income, and private vehicles ownerhsip. Variables were processed and analyzed with spatial analysis methods supported by statistical methods of chi-square and contingency coefficient. The results showed that the majority of workers in Cikupa Subdistrict use private vehicles, mainly motorcycle. The results of the statistical test indicated that the only variables that greatly influenced the choice of transportation modes are travel costs and travel time."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghesa Meilinda Rachmawati
"ABSTRAK
Sektor industri merupakan salah satu pendapatan daerah utama dan merupakan sektor unggulan Kabupaten Sragen khususnya Kecamatan Sidoharjo yang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pengembangan wilayah diperlukan memperhatikan sektor unggulannya berdasarkan potensinya untuk mendatangkan keuntungan bagi wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola pengembangan industri secara spasial melalui arah perkembangan wilayah industri di Kecamatan Sidoharjo berdasarkan orientasi pasarnya dan dampak perkembangan industri terhadap penyerapan tenaga kerja serta peningkatan pendapatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan metode deskriptif keruangan. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan wilayah industri di Kecamatan Sidoharjo berdasarkan pada orientasi wilayah pasarnya dimana dampak perkembangan industri menyerap tenaga kerja dari sekitar wilayah industri. Industri tekstil berorientasi pada pasar lokal dan pasar internasional memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Industri pakaian jadi yang berorientasi pada pasar internasional memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja yang sedang. Industri makanan yang berorientasi pada pasar regional memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja yang rendah. Industri pengolahan yang berorientasi pada pasar nasional memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja yang rendah.

ABSTRACT
The industrial sector is one of the main regional income and is the pre eminent sector of Sragen regency especially Sidoharjo Sub district which has increased in recent years. Regional development is required to pay attention to its leading sectors based on its potential to bring benefits to the region. The purpose of this research is to understand the pattern of spatial industrial development through the direction of industrial area development in Sidoharjo Sub district based on its market orientation and the impact of industrial development on employment and income generation. The method used in this research is quantitative method and descriptive method of spatial. The result of research shows the development of industrial area in Sidoharjo Sub district based on the orientation of its market area where the impact of industrial development absorbs the workforce from around industrial area. Textile industry oriented to local market and international market which have high level of employment. The international market oriented apparel industry has a moderate rate of employment. The regional oriented food industry has a low rate of employment. The national market oriented processing industry has a low rate of employment.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mareta Putri Listiandini
"ABSTRAK
Era yang semakin terbuka dengan informasi memunculkan berbagai tren fashion yang menggeser fungsi utama fashion yang semula hanya sebagai penutup dan pelindung tubuh berubah menjadi lambang status maupun identitas dalam kehidupan sosial bagi sebagian orang, khususnya bagi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik lokasi belanja pakaian mahasiswa UI yang terdiri dari image pusat perbelanjaan, klasifikasi fungsi jalan, jumlah trayek angkutan umum, dan jarak dari stasiun KRL berdasarkan motivasi belanja yang diterdiri dari utilitarian dan hedonis. Dalam mencapai tujuan penelitian, digunakan metode analisis deskriptif dengan Microsoft Excel dan analisis kuantitatif dengan uji chi square SPSS dari hasil penyebaran kuisioner dengan teknik purposive sampling. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah motivasi belanja mahasiswa dipengaruhi oleh karakteristik lokasi belanjanya, sehingga ada kecenderungan perbedaan karakteristik lokasi belanja pakaian menurut motivasi belanjanya. Motivasi utilitarian yang didominasi oleh mahasiswa laki-laki dengan pendapatan sedang yang memilih pusat perbelanjaan dengan image, murah, jumlah trayek angkutan umum yang sedang, dan dekat dari stasiun KRL. Sedangkan pada motivasi hedonis didominasi oleh mahasiswa perempuan dengan pendapatan tinggi yang memilih pusat perbelanjaan dengan image, elite, jumlah trayek angkutan umum yang rendah dan berjarak jauh dari stasiun KRL.

ABSTRACT
The ever expanding era with information spawned a variety of fashion trends that shifted the ultimate fashion functionality that was merely a cover and a body protector transformed into a symbol of status and identity in social life for some, especially for students. This study aims to determine how the characteristics of clothing shopping location UI students consisting of the type of shopping center, the classification of road functions, the number of public transport routes, and distance from KRL stations based on spending motivation from utilitarian and hedonis. In achieving the purpose of research, used descriptive analysis method with Microsoft Excel and quantitative analysis with chi square SPSS test of the results of questionnaire distribution by purposive sampling technique. The results obtained from this study is the motivation of student spending is influenced by the characteristics of shopping location, so there is a tendency of differences in the characteristics of clothing shopping location according to the motivation of shopping. A utilitarian motivation dominated by male students with medium income who choose shopping centers with cheap rdquo image, medium number of public transport route, and near from KRL station. While the hedonic motivation is dominated by female students with high income who choose shopping center with ldquo elite rdquo image, the number of public transport route is low and far from KRL station.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Gendis Setyorini
"ABSTRAK
Taman Kota 1 BSD dan Masjid Al-Azhar Asy-Syarif yang berada di komplek Yayasan Al-Azhar BSD merupakan bagian dari BSD City yang terletak di Kelurahan Lengkong Gudang Timur, Kecamatan Serpong. Bekerja sebagai pusat kegiatan karena berbagai kegiatan dapat dilakukan di dalamnya sehingga daerah disekitarnya dapat dikatakan sebagai ruang publik. Meskipun Masjid Al-Azhar tidak setiap saat dibuka untuk umum karena pada hari-hari biasa hanya para siswa dan guru yang berada di dalam yayasan komplek yang dapat beraktivitas di dalam masjid. Kedua tempat ini menarik para pedagang pada hari libur. Hal ini dikarenakan pengunjung pada kedua pusat kegiatan tersebut meningkat. Serupa pasar kaget, para pedagang telah mulai 39;menggelar 39; dagangannya dari pagi sampai siang hari. Para pedagang ini diberikan akses menggunakan lahan dan fasilitas yang tersedia sesuai kebutuhannya. Para pedagang menunjukkan keunikan yang dapat ditemui sehari-hari, berdagang pada lokasi yang tidak diperuntukan berdagang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola aktivitas dan persepsi pada lokasi tempat berdagang. Pola aktivitas yang muncul melihat dari waktu ia berdagang mencakup historis, frekuensi dan durasi berdagang serta jenis barang dagangan. Hal ini mempengaruhi persepsi yang sudah ada sebelumnya dan ditunjukan dalam perilakunya dalam beradaptasi. Metode dalam penelitian ini menggunakan coding dan analisis menggunakan pendekatan storytelling untuk menganalisis pola aktivitas perdagangan dan persepsi pedagang terhadap lingkungan disekitarnya. Pola aktivitas perdagangan yang muncul cenderung mengelompok. Sedangkan persepsi pedagang terhadap lingkungan sekitarnya ditunjukan dalam perilaku adaptasi yang dilakukan.

ABSTRACT
City Park 1 BSD and Mosque of Al Azhar Al Sharif located in the complex of Al Azhar BSD Foundation is part of the BSD City is located in the village of East Cellar of Lengkong, Serpong. Working as a center of activity for a variety of activities can be carried out in the surrounding area so that it can be said as a public space. Although the Al Azhar mosque was not opened to the public at any time because on weekdays only students and teachers who were in the complex that could be the Foundation of activity inside the mosque. Both attract traders on holiday. This is because the visitor on both of these events is increased. Similar market shock, traders have begun to 39 roll out 39 the companionship from the morning until the afternoon. These merchants are given access to use the land and facilities which are available on his needs. Traders showed a uniqueness that can be seen daily, trade on the site which are not intended to trade. This research aims to analyze the patterns of activity and perceptions on the location where the trade. The pattern of activity that appears see from the time he traded include historical, the frequency and the duration of the trade as well as the type of merchandise. This affects the perception of pre existing and indicated in his behaviour in adapting. Methods in this study using coding and analysis using storytelling approach to analyze the patterns of commercial activity and the perception of the environment surrounding merchants. The pattern of trading activity that appears likely to be clumped. While the perception of the environment surrounding the merchant indicated in the behavioral adaptation is done."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andang Sirajudin Haqi
"Harga tanah semakin hari semakin meningkat. Harga tanah di setiap lokasi berbeda antara satu sama lain. Perbedaan harga tanah ini membentuk pola harga tanah. Pola harga tanah dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya penggunaan tanah, aksesibilitas, jarak dari pusat kota dan jarak dari lokasi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola harga tanah dan mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam harga tanah di Pulau Belitung bagian barat. Penelitian ini menggunakan unit analisis zona nilai tanah yang digunakan oleh Badan Pertanahan Nasional pada penelitian terdahulu dan dilakukan pemodelan skoring serta pengalian angka indeks sebagai model untuk mendapatkan harga tanah tahun 2018. Untuk menentukan faktor yang mempengaruhi harga tanah dengan menarik garis grafik menggunakan jaringan jalan yaitu jalan arteri dan jalan lokal. Data yang digunakan berupa data sekunder penggunaan tanah, data zona nilai tanah terdahulu dan data jaringan jalan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin jauh dari pusat kota dan lokasi wisata, harga tanah semakin rendah. Harga tanah yang berada di jalan arteri lebih tinggi dibandingkan harga tanah yang berada di jalan lokal. Pusat kota dan lokasi wisata memengaruhi harga tanah namun harga tanah yang dekat dengan pusat kota lebih tinggi dibandingkan harga tanah yang dekat dengan lokasi wisata karena tingkat ekonomi di lokasi tersebut lebih tinggi dibandingkan di lokasi lain.

The land price is getting higher day by day. Land price in every location is different between another. Land price difference create land price pattern. Land price pattern is effected by some variable such as land use, accessibility, distance from city center and distance from tourist sites. This study aims to know land price pattern and to know which most influential factor in land price pattern in West of Belitung Island. This study use land price zonation from Badan Pertanahan Nasional from the previous study as analytical unit as scoring model and excavation index number to create model to get 2018 land prices. Defining factors that affect land price by drawing a graph line using road network which are arterial road and local road. Data used in the form of secondary data are land use, previous land price zonation and road network data. The results of this study indicate the further away from city center and tourist sites, land price is decreasing. Land price in arterial road is higher than land price in local road. City center and tourism areas affect the land price. Land prices that are closer to the city center are higher than land prices that are close to tourist sites because economic activity in that location higher than other location."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widni Nispu Pratiwi
"Pengembangan sistem kelistrikan di Kepulauan Seribu, direncanakan terinterkoneksi antar pulau melalui kabel laut 20 kV atau 150 kV. Pengembangan tersebut cenderung mempertimbangkan pasokan (dan tidak memperhitungkan pemakai akhir rumah tangga secara individu . Di sisi lain, pemanfaatan pulau yang ada di Kepulauan Seribu memiliki fungsi yang beragam. Adanya perbedaan fungsi pulau diharapkan dapat memperhatikan pola kebutuhan yang tercermin dari pola konsumsi serta karakteristik rumah tangga dalam rencana penambahan transmisi listrik kedepan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola konsumsi listrik rumah tangga berdasarkan perbedaan fungsi pulau, serta mengetahui hubungan antara karakteristik rumah tangga terhadap pola konsumsi listrik rumah tangga di Kepulauan Seribu. Karakteristik rumah tangga meliputi pendapatan, luas bangunan, jumlah anggota rumah tangga, dan fungsi bangunan. Variabel pada penelitian ini dianalisis menggunakan analisis spasial deskriptif dan analisis asosiasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola konsumsi listrik pada pulau permukiman penduduk yang memiliki fungsi wisata lebih tinggi daripada pulau permukiman penduduk yang tidak memiliki fungsi wisata. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada pulau permukiman yang memiliki fungsi wisata, variabel pendapatan dan fungsi bangunan merupakan karakteristik rumah tangga yang memiliki hubungan dengan konsumsi listrik. Sedangkan pada pulau permukiman yang tidak memiliki fungsi wisata, hanya variabel fungsi bangunan yang memiliki hubungan dengan konsumsi listrik.

Development of the electricity system in the Seribu Islands is planned to interconnect among islands for 20 kV or 150 kV through sea cable. These developments tend to consider supply and not calculate the total consumption (demand) of each household. On the other hand, the utilization of islands in the Seribu Islands has various functions.  The difference in functions of island is expected that in the future, planning to increase electricity transmission can be more focused on the pattern of needs as reflected in consumption patterns and household characteristics. Therefore this study was aimed to determine the pattern of household electricity consumption based on differences in island function, and also to find out the relationship between household characteristics and household electricity consumption patterns in the Seribu Islands. The characteristics include household income, building area, number of household members, and building functions. The variables in this study were analyzed using the descriptive spatial analysis and spatial association analysis. The results of the study showed that the electricity consumption pattern on the function of the island a residential area in the tourism category was higher than the one in the non-tourism category. The results of statistical tests showed that on residential island tourism categories income variables and building functions represent households that have a relationship with electricity consumption. While on the island of a residential non-tourism category the function of the household building has a relationship with electricity consumption."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fakhruddin
"ABSTRAK
Pembangunan jalan tol atau jalan bebas hambatan telah dilakukan dan memberikan dampak ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti jalan Tol Cipali. Pembangunan Tol Cipali secara langsung telah menumbuhkan pusat kegiatan ekonomi baru. Hal ini menjadi tanda adanya pusat kegiatan ekonomi baru. Tumbuhnya pusat kegiatan ekonomi baru membuat harga tanah di sekitar Tol Cipali menjadi meningkat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pola keruangan perubahan harga tanah di sekitar Tol Cipali beserta faktor yang mempengaruhinya yaitu pusat kegiatan ekonomi, jarak dari pintu tol, status tanah dan penggunaan tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya pengumpulan data sekunder melalui instansi, wawancara sekaligus validasi di lapangan. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dengan menggunakan overlay sebagai media penyampaian dan juga analisis kuantitatif dengan rumus pearson product moment, One Way Annova, dan Regresi Linier. Penelitian menunjukkan bahwa tidak semua wilayah di sekitar jalan tol mengalami perubahan harga tanah. Perubahan harga tanahnyapun bervariasi. Pada tanah yang mengalami perubahan harga, jarak terhadap pintu tol sangat berpengaruh. Perubahan harga tanah terutama terjadi pada wilayah dengan dominasi penggunaan tanah terbangun atau di dominasi dengan pusat kegiatan ekonomi. Status tanah tidak berpengaruh pada perubahan harga tanah. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan perubahan harga tanah di pengaruhi oleh jarak dan pusat kegiatan ekonomi.

ABSTRACT
Toll road construction has been carried out and has had an economic impact directly and indirectly, as well as Cipali Toll Road. The high economic activities, the growth of new facilities, and the land use changes around this toll road are signs of new economic ativities. The new economic activity centers has increased the land price in the surrounding area. The objective of this study is to determine the land use price changes at the Cipali Toll Road and understand the factors that influence it, namely the economic activity, distance from toll road gate, land status and land use. Data were colllected by interviewing key informants from the formal agencies and the communities as well. Using overlay technic between land price changes and factors that influence it, the result shows that land price changes did not happen in all areas around the toll road in the same way. Changes in land price also vary. The dominant factor that influence land price changes is distance from the toll road gate. Land price changes mainly occur in areas dominated by built up areas or areas that been dominated by economic facilities. Land status has no effect on land price changes. This result were support by Pearson Product Moment analysis, one way annova, and linier regression. The conclusion of this study showed that land price changes influence by distance from the toll road gate and economic activity center."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>