Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Kumala Indrastiti
"Latar Belakang: Peningkatan radikal bebas dapat memicu kerusakan jaringan dan menyebabkan berbagai penyakit, oleh karena itu tubuh dapat mencegahnya dengan memproduksi antioksidan. Pada perokok, dapat terjadi peningkatan radikal bebas dari komponen kimia berbahaya tembakau, yang manifestasinya dapat terlihat dari berbagai kelainan di rongga mulut. Tujuan: Mengetahui perbedaaan profil kesehatan rongga mulut serta kapasitas antioksidan total saliva pada perokok dan bukan perokok, serta mengetahui apakah profil kesehatan rongga mulut mempengaruhi kapasitas antioksidan total saliva perokok. Metode: Desain penelitian adalah potong lintang dengan 95 orang subjek, yang terdiri dari 51 perokok dan 44 bukan perokok, yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek diminta untuk mengisi data demografis dan kuesioner, kemudian dilakukan pemeriksaan klinis dan pengambilan saliva. Profil kesehatan rongga mulut didapatkan dengan melakukan pengukuran menggunakan indeks OHI-S, DMF-T, PBI, nilai pH dan laju alir saliva, serta pemeriksaan jaringan lunak rongga mulut. Sampel saliva dianalisis di laboratorium untuk mengetahui kapasitas antioksidan total dan seluruh data dianalisis menggunakan SPSS. Hasil Penelitian: Profil rongga mulut pada perokok, khususnya pH dan DMF-T, berbeda secara statistik dengan bukan perokok (p< 0,05). Rerata kapasitas antioksidan total saliva perokok lebih rendah daripada bukan perokok, namun tidak bermakna secara statistik. Terdapat korelasi linier negatif sedang yang bermakna secara statistik pada nilai laju alir saliva (r-0,417) dan pH saliva (r-0,348) dengan kapasitas antioksidan total dalam saliva (p < 0,05). Kesimpulan : Perokok lebih rentan mengalami karies dan penurunan pH saliva dibandingkan bukan perokok. Kapasitas antioksidan total dalam saliva perokok lebih rendah daripada bukan perokok, namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik. Pada perokok, bila terjadi penurunan nilai laju alir saliva dan pH, maka akan terjadi peningkatan kapasitas antioksidan total dalam saliva dan demikian sebaliknya.
Background: Free radicals enhancement could lead to tissue damage and developed various illnesses, though the body prevents it by antioxidant production. Smokers may experience free radicals escalation caused by deleterious chemical compound of tobacco, which can manifest as various oral cavity abnormalities. Objectives: To compare the oral health profile and salivary total antioxidant capacity between smokers and nonsmokers, also to know whether oral health profiles affect the smokers’ salivary total antioxidant capacity. Methods: This was a cross sectional study with 95 subjects, consisted of 51 smokers and 44 non-smokers, who met the inclusion criteria. Subjects were asked to fill the demographic data and questionnaire, then clinical examination was performed, and saliva was taken, then laboratory analyzed to determine the total antioxidant capacity. Oral health profile were examined using OHI-S, DMF-T, and PBI indexes, pH count, salivary flow rate, and oral cavity examination. The total data then was analyzed using SPSS. Results: Smokers’ oral health profile, especially salivary pH and DMF-T values, were statistically significant different from non-smokers’ (p<0.05). The mean value of salivary total antioxidant capacity in smokers was lower than nonsmokers, but there was no statistically difference. There was a moderate negative linear correlation with statistically significant results between salivary flow rate (r-0.417) and salivary pH (r-0.348) on salivary total antioxidant capacity in saliva (p< 0.05). Conclusion: Smokers were more susceptible to caries and decreased salivary pH than nonsmokers. The total antioxidant capacity in smokers’ was lower than non-smokers, but there was no statistically difference. If smokers experience a decrease in salivary flow rate and pH, there will be an increase in salivary total antioxidant capacity and vice versa."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Fatzia Ossa
"Latar belakang: Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia semakin meningkat setiap tahun. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut. Stigma negatif yang dialami oleh penderita HIV/AIDS menyebabkan kesulitan untuk mencari akses perawatan. Mahasiswa kedokteran gigi harus memiliki pengetahuan terkait penyakit HIV/AIDS sehingga dapat mendorong mahasiswa untuk untuk bersikap profesional. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara sikap, pengetahuan, persiapan dengan kesediaan mahasiswa kedokteran gigi untuk merawat pasien HIV/AIDS.  Metode: Penelitian dengan melakukan uji adaptasi lintas budaya kuesioner, dan penelitian potong lintang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia dengan mengisi kuesioner.  Hasil: Penelitian dilakukan pada 1280 mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia. 63,04% responden memiliki pengetahuan baik mengenai penyakit HIV/AIDS. 51,17% responden memiliki sikap positif terhadap pasien HIV/AIDS, 53,28% memiliki persiapan yang baik mengenai persiapan kontrol infeksi. 49,7% responden bersedia merawat pasien HIV/AIDS tanpa ada keraguan. Secara statistik tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kesediaan merawat ODHA (p>0,05), tidak terdapat hubungan antara persiapan dengan kesediaan merawat ODHA (p>0,05). Secara statistik terdapat hubungan antara sikap terhadap ODHA dengan kesediaan merawat ODHA (p<0,05). Terdapat hubungan antara persiapan terkait kontrol infeksi dengan sikap mahasiswa terhadap ODHA (p<0,05), terdapat hubungan mengenai pengetahuan mengenai infeksi HIV/AIDS dengan persiapan kontrol infeksi (p<0,05). Kesimpulan: Pada penelitian ini pengetahuan responden sudah baik, tetapi kesediaan untuk merawat pasien HIV masih rendah. Pengetahuan mengenai HIV/AIDS berhubungan persiapan kontrol infeksi, persiapan mengenai kontrol infeksi berhubungan dengan sikap.

Background: The number of people living with HIV/AIDS in Indonesia continues to grow every year. Oral manifestation associated with HIV/AIDS leads to oral discomfort and pain. The negative stigma leads to barriers to finding access to care. Inadequate knowledge of HIV/AIDS among dental students influence their attitude toward PLHWA. Objective: To find out the relationship between attitudes, knowledge, preparation, and willingness of dental students to treat HIV/AIDS patients. Methods: Cross-cultural adaptation of a questionnaire and a cross-sectional survey of the dental student population in Indonesia. Results: Among 1280 respondents, 63.04% have good knowledge about HIV/AIDS, 51.17% of respondents have a positive attitude towards HIV/AIDS patients, 53.28% have good preparation regarding infection control preparation, and 49.7% of respondents are willing to treat PLWHA without any doubts. Statistically no significant association between knowledge and willingness (p>0.05), no significant association between preparation and willingness (p>0.05). The statistically significant association between attitudes towards PLWHA and willingness to treat PLWHA (p<0.05). The statically significant association between preparations related to infection control with student attitudes towards PLWHA (p<0.05), an association between knowledge about HIV / AIDS infection, and infection control preparation (p<0.05). Conclusion: Dental students’ knowledge was good, but the willingness to treat HIV patients still low. Knowledge was associated with infection control preparation and infection control preparation was associated with attitude."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Kusuma Astuti
"Latar Belakang: Human papillomavirus (HPV) tipe risiko tinggi diketahui dapat berperan dalam karsinogenesis kanker rongga mulut. Faktor risiko nonseksual maupun seksual dapat meningkatkan prevalensi HPV risiko tinggi di rongga mulut. Masih menjadi pertanyaan apakah merokok merupakan salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan prevalensi HPV risiko tinggi, karena beberapa studi memperlihatkan hasil yang belum konklusif.
Tujuan: Mengevaluasi prevalensi dan faktor risiko HPV16 dan 18 pada saliva laki-laki dengan kebiasaan merokok di RSGM FKG UI.
Metode: Pencatatan kebiasaan merokok dan faktor risiko lainnya dilakukan pada 200 subjek. DNA tipe 16 dan 18 dari saliva dideteksi menggunakan polymerase chain reaction.
Hasil: Prevalensi DNA HPV18 pada subjek perokok adalah 1,08% dan tidak ada DNA HPV yang ditemukan pada subjek bukan perokok. Riwayat pembedahan mulut, seks di usia dini dan memiliki banyak pasangan seksual merupakan beberapa faktor risiko yang ditemukan dan berhubungan dengan kebiasaan merokok.
Simpulan: Penelitian menemukan prevalensi HPV risiko tinggi yang rendah pada laki-laki perokok di RSGM FKGUI dan belum dapat mengklarifikasi peran rokok dengan meningkatnya prevalensi HPV rongga mulut.

Backround: High risk Human Papillomavirus (HPV) has a role in carcinogenesis of oral cancer. Some sexual and nonsexual habits are shown to increase the prevalence of high risk HPV in the oral cavity. The role of smoking as one of the risk factors is still inconclusive.
Objective: To evaluate the prevalence and risk factors of HPV 16 and 18 in oral cavity of male smokers in the Dental Hospital of the Faculty of Dentistry Universitas Indonesia (FoDUI).
Method: The smoking habit and other risk factors were recorded from 200 subjects. The DNA was extracted from the collected stimulated saliva samples. The DNA was subjected to the conventional polymerase chain reaction to detect HPV16 and 18.
Result: The prevalence of HPV18 DNA was 1.08% in smoker subjects, while no HPV DNA were found in nonsmokers. The history of previous oral surgery, early sexual debut and multiple sexual partners were some of risk factors revealed and related to the smoking habit.
Conclusion: This study found low prevalence of high risk HPV in the oral cavity of male smokers and the role of smoking in increasing the prevalence of high risk HPV in the oral cavity could not been clarified.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library