Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Qamara Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Kota Mataram Provinsi NTB tahun 2021. Implementasi kebijakan dianalisis dengan melihat aspek struktur birokrasi, sumber daya, komunikasi, kondisi ekonomi, sosial, dan politik, dan partisipasi masyarakat. Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan telaah data. Triangulasi data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dinas Kesehatan Kota Mataram, Puskesmas Dasan Agung, dan Puskesmas Karang Pule di Kota Mataram. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi kebijakan PIS-PK masih perlu dioptimalkan kembali. Struktur birokrasi berdasarkan SOP dan fragmentasi masih perlu diperbaiki agar lebih teratur dan menyentuh segala lini. Disposisi atau penerimaan dan motivasi pelaksana sebenarnya di awal sudah baik, tetapi karena banyak kendala yang terjadi menyebabkan semangat pelaksana menurun. Sumber daya dari aspek staf, biaya, dan fasilitas masih belum sepenuhnya menunjang pelaksanaan PIS-PK khususnya permasalahan aplikasi yang menyebabkan data PIS-PK di salah satu puskesmas yang tidak dapat diinput ke dalam aplikasi. Komunikasi belum berjalan efektif, kejelasan informasi yang diberikan oleh dinas kesehatan kepada puskesmas masih perlu diperbaiki. Untuk dukungan lintas sektor dan organisasi profesi masih perlu ditingkatkan kembali. Partisipasi masyarakat sudah terlibat dalam PIS-PK, tetapi belum mengetahui secara jelas terkait PIS-PK.

This study aims to analyze the implementation of the Healthy Indonesia Program with a Family Approach (PIS-PK) policy in Mataram City, NTB Province in 2021. Policy implementation is analyzed by looking at aspects of bureaucratic structure, resources, communication, economic, social, and political conditions, and public participation. This research design is qualitative research with in-depth interviews and data analysis. Triangulation of data is done by triangulation of sources and metode. This research was conducted at the NTB Provincial Health Office, Mataram City Health Office, Puskesmas Dasan Agung, and Puskesmas Karang Pule in Mataram City. The results of this study indicate that the implementation of the PIS-PK policy still needs to be re-optimized. The bureaucratic structure based on SOPs and fragmentation still needs to be improved so that it is more organized and touches all lines. The disposition or acceptance and motivation of the implementers were actually good at the beginning, but because of many obstacles that occurred, the enthusiasm of the implementers decreased. Resources from the aspect of staff, costs, and facilities still do not fully support the implementation of PIS-PK, especially application problems that cause PIS-PK data in one of the puskesmas that cannot be input into the application. Communication has not been effective, the clarity of information provided by the health office to the puskesmas still needs to be improved. Cross-sectoral support and professional organizations still need to be improved again. Community participation has been involved in PIS-PK, but is not yet clear about PIS-PK.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alphin Nilam Sari
"Berdasarkan laporan pemantauan global WHO pada tahun 2023 mengenai pelacakan cakupan kesehatan universal yang diluncurkan pada tanggal 18 September 2023 oleh WHO dan Bank Dunia, menunjukkan bahwa 400 juta orang tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan dasar, dan 40% penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap jaminan sosial serta 4,5 miliar orang tidak sepenuhnya tercakup dalam layanan kesehatan penting pada tahun 2021, dan 2 miliar orang mengalami bencana belanja kesehatan akibat pengeluaran yang dikeluarkan sendiri untuk kesehatan atau out of pocket. Universal Health Coverage (UHC) berarti bahwa semua orang menerima layanan kesehatan berkualitas yang mereka perlukan tanpa mengalami kesulitan keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi kebijakan Universal Health Coverage (UHC) dalam meningkatkan kesehatan di berbagai negara dengan metode Literature review yang menganalisis 8 artikel terinklusi dari 350 artikel pada empat online database (PubMed, ScienceDirect, Scopus, Springer Link). Penelitian ini menekankan kerangka kerja sistem kesehatan WHO yang dikenal dengan Six Building Blocks yang terdiri dari enam pilar meliputi aspekaspek pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, sistem informasi kesehatan, akses terhadap layanan kesehatan, obat-obatan, pembiayaan kesehatan, dan kepemimpinan atau tata Kelola. Implementasi Universal Health Coverage (UHC) di dunia saat ini menunjukkan perkembangan yang signifikan, meskipun masih menghadapi sejumlah tantangan yang bervariasi dari setiap negara yang disebabkan perbedaan karakteristik penduduk, pemasukan negara, ekonomi dan geografis.

According to WHO's 2023 global monitoring report on tracking universal health coverage launched on September 18, 2023 by WHO and the World Bank, 400 million people do not have access to basic health services, 40% of the world's population does not have access to social security, 4.5 billion people are not fully covered by essential health services by 2021, and 2 billion people experience health spending disasters due to out of pocket health expenditures. Universal Health Coverage (UHC) means that all people receive the quality health services they need without experiencing financial hardship. This study aims to describe the implementation of Universal Health Coverage (UHC) policies in improving health in various countries using the Literature review method which analyzed 8 articles included from 350 articles in four online databases (PubMed, ScienceDirect, Scopus, Springer Link). This study emphasizes the WHO health system framework known as the Six Building Blocks which consists of six pillars including aspects of health services, health workers, health information systems, access to health services, medicines, health financing, and leadership or governance. The implementation of Universal Health Coverage (UHC) in the world is currently showing significant progress, although it still faces a number of challenges."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indinesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiditya Ayu Verdina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jarak, waktu tempuh, alat transportasi, penolong persalinan, dan kabupaten dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Sintang tahun 2007. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional yang menggunakan data sekunder yaitu data Riskesdas tahun 2007.
Hasil analisis faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Sintang adalah faktor pendidikan ibu dan jarak ke fasilitas UKBM maupun non UKBM. Berdasarkan hasil analisis multivariat, faktor yang paling berpengaruh adalah alat transportasi.
Saran dari penelitian ini adalah agar dinas kesehatan perlu kerjasama lintas sektor dengan dinas perhubungan. Ketersediaan alat transportasi umum sebagai faktor pendukung akan mempermudah akses bagi masyarakat ke fasilitas kesehatan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan imunisasi dasar. Peningkatan pengetahuan ibu pentingnya imunisasi melalui media komunikasi seperti siaran radio daerah, poster dan lain-lainnya. Selain itu mobilisasi petugas kesehatan ke lokasi yang sulit dijangkau perlu diaktifkan.

This study is aim to determine the relation factors of maternal age, maternal education, maternal employment status, the range to health facility (UKBM and non UKBM), travel time, availability of transportation, maternity helper, and municipal with utilization of health services for the basic immunization in Ketapang, Sanggau, and Sintang district in 2007. This study is a quantitative research with cross sectional design using secondary data from Riskesdas 2007.
The results of related factors to the utilization of health services for the basic immunization in 3 districts are maternal education and the range to health facility (UKBM and non UKBM). The result of multivariate analysis, the most influential factor is the availability of transportation.
Suggestions from this study are the health authorities need to cooperate with other sectors, such as local transportation department. The availability of public transportation as an enabling factor to access health facilities for utilizes the health services of basic immunization. Improving knowledge for mother regarding the benefit of basic immunization through radio broadcasts, posters and others. In addition to the mobilization of health workers is difficult to reach locations that need to be activated.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31313
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mardikani Nugraha
"ABSTRAK
Akses/pemanfaaatan pelayanan nifas di Indonesia masih rendah. Tesis ini
menganalisis determinan akses pelayanan nifas (KF1) di Indonesia. Penelitian
menggunakan metode cross sectional dengan data sekunder Riskesdas 2010.
Populasi dan sampel penelitian adalah wanita pernah kawin umur 10-59 tahun
yang pernah melahirkan dalam 5 tahun terakhir dengan status anak terakhir hidup
dan lahir di rumah. Analisis dilakukan dengan uji regresi logistik ganda. Hasil
penelitian didapatkan faktor yang paling dominan dalam akses pelayanan nifas
adalah penolong persalinan (OR=8,05 CI 95% 5,1-12,6). Penelitian menyarankan
untuk meningkatkan cakupan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan
(Linakes) dengan pemerataan/penempatan bidan di desa, kemitraan bidan-paraji,
kualitas ANC yang baik, dan kesinambungan program Jampersal/ Jamkesmas.

ABSTRACT
Access/utilization of postpartum care in Indonesia is still low. This thesis analyzes
determinants of postpartum care access (KF1) in Indonesia. This study uses crosssectional
method with secondary data of Riskesdas 2010. Population and sample
study was ever married women aged 10-59 years who had given birth in the last 5
years with the status of the last child was born alive and at home. Analysis was
performed by binary logistic regression. The results showed that the most
dominant factor in postpartum care access is birth attendants (OR = 8.1 95% CI:
5.1-12.6). This research recommended to improve the coverage of skilled birth
attendants (Linakes) with distribution/placement of midwives in village,
partnership of midwives and traditional birth attendants, good quality of ANC,
and sustainability of Jampersal/Jamkesmas program’s."
2013
T35730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Laelasari, translator
"[ABSTRAK
Stres kerja merupakan salah satu masalah kesehatan dan kesalamatan kerja yang dapat dialami oleh pekerja di semua sektor dan berpotensi menimbulkan gangguan psikosomatik. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres kerja adalah kondisi pekerjaan berupa konten dan konteks pekerjaan, karakteristik individu, dan kondisi situasional. Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan stres kerja pegawai di lingkungan Unit ‘X’ Badan Litbang Kesehatan. Populasi pegawai dibedakan berdasarkan perbedaan jabatan, yaitu fungsional umum dan fungsional peneliti yang memiliki tugas, tanggung jawab, dan tekanan pekerjaan yang berbeda. Disain penelitian adalah cross sectional. Metode yang digunakan adalah sequential explanatory, yaitu pengumpulan data kuantitatif melalui kuesioner terstuktur dan pengumpulan data kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menemukan perbedaan prevalensi tingkat stres yang signifikan antara pegawai fungsional umum dan fungsional peneliti. Dari pegawai yang mengalami stres, lebih banyak 3,7 kali fungsional umum dibandingkan fungsional peneliti. Faktor karakteristik individu yang berhubungan dengan stres kerja adalah usia dan jabatan. Faktor karakteristik pekerjaan dan situasional yang berhubungan dengan stres kerja pegawai fungsional umum adalah beban kerja, jam kerja, gaya manajemen, hubungan interpersonal, ergonomi, dan perjalanan, sedangkan pada pegawai fungsional peneliti adalah beban kerja, rutinitas, gaya manajemen, aturan kerja, ergonomi, interaksi antara keluarga dan pekerjaan, dan perjalanan. Hal yang berkaitan dengan konteks pekerjaan juga dapat menyebabkan stres kerja pegawai. Diperlukan penanggulangan stres yang komprehensif untuk pegawai dan instansi untuk mengurangi tingkat stres pegawai.

ABSTRACT
Work stress is one of occupational problems that can be experienced in any sector of job and potensially cause psychosomatic disorder to employees. Factors that related to work stress are job conditions, individual characteristics, and situational conditions. The aim of this study is to analyze risk factors related to work stress of employee in Unit ‘X’ National Institute of Health Research and Development. Population of this study is divided into two different work functions with different tasks, responsibilities, and work pressures, i.e. administrative and research. The design of this study is cross sectional. The method of data collection is sequential explanatory. Quantitative data was collected using structured questionnaire and qualitative data was obtained through in depth interview. The result found significant difference of stress level prevalence between administrative staff and researcher. Adinistrative staff has 3.7 higher ratio of work stress. Individual factors related to work stress are age and function. Situational and job factors related to work stress of administrative staff are work load, work hour, management style, interpersonal relationship, ergonomy, and trip to office while in researchers are work load, rutinity, management style, work rules, ergonomy, work-family interaction , and trip to office. Job contexts were also indicated and give contribution to stress of employee. Comprehensive stress coping is needed for worker and organization in order to reduce stress problem., Work stress is one of occupational problems that can be experienced in any sector of job and potensially cause psychosomatic disorder to employees. Factors that related to work stress are job conditions, individual characteristics, and situational conditions. The aim of this study is to analyze risk factors related to work stress of employee in Unit ‘X’ National Institute of Health Research and Development. Population of this study is divided into two different work functions with different tasks, responsibilities, and work pressures, i.e. administrative and research. The design of this study is cross sectional. The method of data collection is sequential explanatory. Quantitative data was collected using structured questionnaire and qualitative data was obtained through in depth interview. The result found significant difference of stress level prevalence between administrative staff and researcher. Adinistrative staff has 3.7 higher ratio of work stress. Individual factors related to work stress are age and function. Situational and job factors related to work stress of administrative staff are work load, work hour, management style, interpersonal relationship, ergonomy, and trip to office while in researchers are work load, rutinity, management style, work rules, ergonomy, work-family interaction , and trip to office. Job contexts were also indicated and give contribution to stress of employee. Comprehensive stress coping is needed for worker and organization in order to reduce stress problem.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Dwi Ardianti
"Evaluasi terhadap program pelayanan kesehatan di era Jaminan Kesehatan Nasional sangat penting dengan tujuan peningkatan kualitas pelayanan dengan menilai tingkat kepuasan pasien. Tujuan penelitian adalah diketahuinya analisis perbedaan kepuasaan antara pasien BPJS Kesehatan PBI dan Non PBI yang berobat ke Poli Kebidanan dan Non Kebidanan terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di Puskesmas Ngawi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan design penelitian cross sectional. Sampel penelitian adalah 160 orang. Analisis menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pasien BPJS PBI dan Non PBI yang berobat ke Poli Kebidanan dan Non Kebidanan di Puskesmas Ngawi menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna.

Evaluation of health care programs in the era of National Health Insurance is very important with the purpose of improving service quality by assessing the level of patient satisfaction. The purpose of this study is known that comparative analysis of satisfaction among BPJS PBI patient and non PBI who went to the Poly Midwifery and Non Midwifery based on the quality of outpatient services in Puskesmas Ngawi. This study is a descriptive analitic with quantitative approach and used study design was cross sectional. The sample was 160 patients. Analysis using Chi Square test. Research results that satisfaction among BPJS PBI patient and Non PBI who went to Poly Midwifery and Non Midwifery in Puskesmas Ngawi showed no significant difference."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mieska Despitasari
"Peningkatan kinerja pelayanan KIA tidak disertai dengan penurunan AKI dan AKB di Indonesia. Terjadi peningkatan AKI dan AKB di Kota Bogor pada tahun tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor manajerial kinerja pelayanan KIA Puskesmas Cipaku dan Pasir Mulya, menggunakan metode studi kasus dengan kerangka berpikir EFQM. Lima belas orang bidan diwawancarai sebagai informan kunci. Informan pelengkap berjumlah 30 orang (pimpinan, petugas promkes, kader dan pasien). Observasi dan telaah dokumen juga dilakukan sebagai triangulasi. Pola kepemimpinan yang berbeda memberikan
nuansa manajerial yang berbeda bagi kedua puskesmas. Faktor kontekstual yang menjadi pembeda adalah budaya masyarakat.
Improvement in MCH service performance was not followed by a reduction in MMR and IMR in Indonesia. In 2013, MMR and IMR at Bogor City were increased. The objective of this study was to determine the managerial performance of MCH services at Cipaku and Pasir Mulya Public Health Centre, implementing the case study method in EFQM framework. Fifteen midwives were interviewed as key informants. The complementary informants were 30 people (leaders, Promkes officers, cadres and the patient). Observation and document analysis were also conducted as triangulation. Differences in leadership style also provide a different managerial nuances for each Public Health Centre. Contextual factor that distinguished both of Public Health Centre is the culture of the community."
Universitas Indonesia, 2015
T43596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Suryatma
"ABSTRAK
Pendahuluan. Indonesia menerapkan program internship dokter Indonesia sejak
tahun 2010 dengan tujuan pemahiran kompetensi dokter umum yang baru lulus.
Salah satu permasalahan dalam program internship adalah kelayakan wahana.
Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh kelayakan wahana terhadap kompetensi
dokter Indonesia.
Metode. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data penelitian Assesmen
Program Internship Dokter Indonesia 2015 yang dilakukan oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan
menggunakan desain potong lintang. Data diambil dari peserta internship dan data
wahana yang berada di 9 Kabupaten yang terpilih berdasarkan metode sampling
proportional probability to size (PPS). Analisis yang digunakan adalah analisis
jalur dimana ingin dilihat pengaruh langsung maupun tidak langsung dari wahana
terhadap peningkatan kompetensi yang terdiri dari pengetahuan upaya kesehatan
masyarakat, upaya kesehatan perorangan, kemampuan diagnosa dan kemampuan
tindakan dokter internship.
Hasil. Dari 9 kabupaten tersebut, wahana terbagi menjadi empat kategori yaitu: rs
tidak layak pkm tidak layak (3 wahana), rs tidak layak pkm layak (1 wahana), rs
layak pkm tidak layak (2 wahana) dan rs layak pkm layak (3 wahana). Untuk
pengaruh wahana terhadap pengetahuan upaya kesehatan masyarakat secara
statistik bernilai signifikan dengan kategori wahana yang memiliki puskesmas
layak menghasilkan peningkatan nilai ukm lebih baik dibandingkan kategori
lainnya. Untuk pengaruh wahana terhadap pengetahuan upaya kesehatan
perorangan, diagnosa dan tindakan secara statistik tidak bernilai signifikan.
Kesimpulan. Tempat penempatan / wahana merupakan salah satu komponen
penting dalam program internship dokter indonesia, hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan kompetensi pengetahuan dan tindakan pada peserta internship
di masing-masing kategori wahana. Peningkatan pengetahuan upaya kesehatan
masyarakat karena pengaruh wahana lebih besar terjadi pada wahana dengan
kategori puskesmas layak, sedangkan peningkatan pengetahuan upaya kesehatan
perorangan karena pengaruh wahana hampir merata pada semua kategori wahana.
Untuk peningkatan kemampuan diagnosa karena pengaruh wahana dapat dilihat
dari jalur langsung ataupun jalur tidak langsung melalui pengaruh pengetahuan
upaya kesehatan perorangan dan walaupun tidak signifikan secara statistik,
peningkatannya juga terjadi pada seluruh wahana. Dan peningkatan kemampuan
tindakan karena pengatuh wahana dapat dilihat dari jalur langsung ataupun jalur
tidak langsung melalui pengaruh pengetahuan upaya perorangan dan jalur tidak
langsung melalui pengaruh kemampuan diagnosa.

ABSTRACT
Introduction. Indonesian medical internship program has been adopted in
Indonesia since 2010 with aim to exercise medical competency of the newly
graduated general practitioner. One of the critical problems in internship program
is the feasibility of medical internship training facilities. Thus, this study was to
reveal the influence of medical internship training facilities feasibility on
Indonesian doctor competency.
Method. This study was a further analysis of research data Asesmen Program
Internship Dokter Indonesia 2015 previously done by National Institute of Health
Research Development Indonesian Ministry of Health using cross sectional study
design. The data was taken from internship participants and training facilities in 9
chosen districts based on sampling method proportional probability to size (PPS).
Analysis was using pathway analysis to see both direct and indirect influence of
training facilities on competence improvement, consisted of public health
knowledge, personal health care, diagnosis and intervention skills.
Results. Of all 9 districts, training facilities were divided into 4 categories:
improper hospital- improper public health center (3 facilities), improper hospitalproper
public health center (1 facility), proper hospital-improper public health
center (2 facilities), and proper hospital-proper public health center (3 facilities).
The influence of training facility on intern knowledge showed significant results, in
which facilities with proper public health center improved public health knowledge
score better than other categories. On the other hand, the influence of training
facility on personal health care, diagnosis, and intervention skills was not
significant.
Conclusion. Training facility is one of important components in Indonesian
medical internship program, as it was proven by improvement of intern knowledge
and intervention skills in each training facility categories. Improvement of public
health knowledge contributed by training facility is higher in facilities with proper
public health center, while improvement of personal health care knowledge is
similar in almost all facilities. Improvement of diagnosis skill contributed by
training facility can be seen in both direct and indirect pathways through increased
personal health care knowledge, despite statistically not significant, improvement
was found in all facilities. Improvement of intervention skill contributed by training
facility can be seen in both direct and indirect pathways through increased personal
health care knowledge and in indirect pathway through increased diagnosis skill."
2017
T47709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sundari Wirasmi
"Kepatuhan petugas terhadap standard operating procedure pelayanan dapat membantu mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Sejak akreditasi tahun 2017 di Puskesmas Kalijaga Permai belum pernah dilakukan evaluasi kepatuhan petugas terhadap standard operating procedure pelayanan rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepatuhan petugas terhadap standard operating procedure pelayanan rawat jalan di Puskesmas Kalijaga Permai dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus dengan kerangka teori kepatuhan diadaptasi dari theory of planned behavior, theory of knowledge, attitude dan practice serta theory of compliance. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan petugas terhadap Standar Operating Procedure pelayanan rawat jalan di Puskesmas Kalijaga Permai walaupun secara umum sudah baik namun masih terdapat beberapa ketidakpatuhan oleh petugas di bagian kesehatan ibu dan anak, pendaftaran dan balai pengobatan umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan petugas terhadap standard operating procedure rawat jalan yaitu pengetahuan, sikap, dan sarana. Upaya perbaikan kepatuhan petugas terhadap standard operating procedure pelayanan rawat jalan diperlukan dengan cara peningkatan kepatuhan petugas antara lain pengawasan oleh pimpinan puskesmas, audit internal terkait kepatuhan, serta penguatan komitmen pada jam buka dan tutup pelayanan.

Compliance of personnel with standard operating procedures (SOP in healthcare services can help reduce the risk of errors and improve patient safety. Since the accreditation in 2017 at Kalijaga Permai Community Health Center (Puskesmas), there has been no evaluation of the compliance of personnel with the SOPfor outpatient care. This research aims to analyze the compliance of personnel with the SOP for outpatient care at Kalijaga Permai Puskesmas and the influencing factors. The research adopts a qualitative approach with a case study design, using a theoretical framework of compliance adapted from the theory of planned behavior, theory of knowledge, attitude, and practice, as well as the theory of compliance. The results of this research indicate that although the overall compliance of personnel with the SOP for outpatient care at Kalijaga Permai Puskesmas is good, there are still some non-compliance issues among personnel in the Maternal and Child Health, registration, and General Health Clinic departments. The factors influencing the compliance of personnel with the SOP for outpatient care include knowledge, attitude, and facilities. Efforts to improve the compliance of personnel with the SOP for outpatient care are needed, including increased supervision by the Puskesmas management, internal audits related to compliance, and strengthening commitment to the opening and closing hours of service."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>