Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Husni
"
ABSTRAK
Geomorfologi mempelajari tentang bentuk muka bumi, proses terjadinya dan perkembangannya. Proses yang dimaksud merupakan tahapan perubahan bentuk muka bumi, faktor penyebab dan cara keijanya. Perubahan bentuk muka bumi disebabkan oleh tenaga endogen (dalam) dan eksogen (luar). Proses eksogen disebabkan oleh aktivitas air, angin dan ombak serta es, memperlihatkan adanya kenampakan pelapukan, pengikisan, pengangkutan dan pengendapan.
Pengendapan dapat berlangsung di sekitar perairan sungai, danau (tepi sungai dan danau), panti, laut atau samudera. Proses pengendapan (sedimentasi) di pantai (laut) menghasilkan bentuk-bentuk endapan (sedimen) dengan kenampakan (morfologi) yang bervariasi. Salah satu bentuk endapan (morfologi) tersebut adalah tombolo. Unit geomorfologi tombolo, dengan dicirikan pada bagian dalaninya terdapat laguna. Tombolo di Teluk Ujungpulau Baai terbentuk sejak tahun 1926 berdasarkan interpretasi peta topografi. Masalabnya, bagaimanapembentukan morfologi dan stratigrafi tombolo, berapa Was dan laju rata-rata pertambahan volume sedimen,
setiap tahun, mulai dari tahun 1926 sampai 1996.
Tombolo adalah, tumpukan endapan karena ombak, dibantu oleh arus laut dan angin. Gundukan (tumpukan) endapan morfologi tombolo, berkembang melalui proses tahapan (stadia) nya pada tahun tertentu beserta ukuran luas. Sedimentasi tombolo disebabkan gelombang (ombak), arus laut dan angin. Di lokasi penelitian, gelombang tinggi rata-rata 0,6 - 0,9 m dengan periode waktu rata-rata 6 detik, arahnya dari Barat. Arus laut, kecepatan rata-rata 0.50 knot, arahnya antara Barat dan Barat Daya. Dan angin. kecepatan rata-rata 10 knot, arahnya dari Barat.
Endapan (sedimen) morfologi tombolo berada di atas permukaan laut, dengan ketinggian antara 0-3 m. Morfologi tombolo (tahun 1926-1996) terbentuk dari arah Tenggara ke Barat Laut. Sifat utama sedimen berlapis, perlapisan sedimen dinamai Stratigrafi. Perlapisan sedimen tombolo dan ukuran butirannya adalah sedimen pasir ukuran butiran 2 - 0,02 mm, geluh 0.02-- 6.002 mm, dan lempung kuráng dari 0.002 mm. Dari pengeboran sampel sedimen berdasarkan ukuran butiran lapisannya bervaniasi.
Luas morfologi tombolo, dari tahun 1926 - 1996 (selama 70 tahun) adalah seluas : 204 Ha dengan rata-rata pertambahan luas setiap tahun: 2,9 Ha. Dan laju rata-rata pertambahan volume sedimentasi pembentukan sedimen tombolo dari tahun 1926 - 1996 adalah sebesar 22,63 m3 setiap tahunnya.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumanto
"ABSTRAK
Kota merupakan jaringan kehidupan yanq tumbuh dan berkembang, tumbuh dah berkembangnya karena banyak hal, ada yang tumnuh karena perdagangan, ataupun industri ditambah adanya kegiatan sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk perkotaan karena adanya beberapa factor yang memberikan peluang memperoleh sumber kehidupan.

"
1995
S33534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugijarto
"Dengan tujuan ingin mengetahui perubahan penggunaan tanah alang-alang sehubungan dengan adanya pertambahan penduduk dan status tanahnya di Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah pada tahun 1971 - 1980. Tulisan ini akan mencoba menjawab masalah : - Wilayah-wilayah mana saja yahg tanah alang—alangnya mengalami perubahan ( berkurang ) ? - Apakah dengan adanya pertambahan penduduk mengakibatkan berkurangnya tanah alang-alang di daerah tersebut ? - Dan bagaimana pula hubungannya dengan keadaan status tanahnya ?. Secara hipotesis dapat di kemukakan bahwa di Daerah daerah di mana terjadi pertambahan penduduk, kemungkinan meluasnya tanah alang-alang tidak ada. Begitu pula pada status tanah hak ( milik ), kemungkinan meluasnya tanah alang-alang juga tidak ada. - Dalam tulisan ini, untuk penganalisaannya di lakukan dengan teknik korelasi peta dan korelasi statistik Rumus statistik yang di gunakan adalah koeflsien kontlngensi. Dari hasil penganalisaan di dapat hal-hal sebagai berlkut : - Tanah alang-alang di Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah baik pada tahun 1971 maupun tahun 1980, terutama pada ketlnggian 25 - 100 m dari permukaan laut dengan kemiringan tanahnya 3 - 12 %. - Perubahan tanah alang-alang di Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah untuk masing-masing kecamatan berbeda beda. - Ada hubungan yang erat antara perubahan tanah alang dengan pertambahan penduduk. Perubahan ( berkurang ) nya tanah alang-alang yang banyak di tandai dengan pertambahan penduduk yang banyak pula, dan perubahan tanah alang-alang yang sedikit di tandai dengan pertambahan penduduk yang sedikit pula. Dan juga ada hubungan yang erat antara perubahan tanah alang-alang dengan status tanahnya. Tanah alang-alang yang mengalami perubahan ( berkurang ) kebanyakan terdapat pada status tanah hak."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S33371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Permata
1989
S33400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarisman
1991
S33402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Jelani
"ABSTRAK
Kota hakekatnya adalah pemukiman yang terdiri dari
unsut unsur penduduk, tempat tinggal dan sarana. Karens adanya
suatu persaingan, unsur-unsur tersebut menjadi suatu susunan
yang kemudian memberikan ciri tertentu bsgi suatu kota
(Nellissen di dalam Nas, 1984).
Sebagai salah satu unsur kota, penduduk terus bertambah
jumlahnya, sehingga mengakibatkan pula bertambahnya kebutuhan
akan tempat (tsnah) dan sarana kota (fasilitas kota), namun
tanah di kota luasnya relatif tetap. Hal ini mengakibstkan
tingginya persaingan dalam memperoleh dsn memanfaatkan tanah
yang kemudian mendorong pemanfaatan tanah ke arah yang lebih
infensif. Tingginya persaingan ini mengakibatkan pula nilai
i-anah menjadi tinggi, dimana tanah mempunyai nilai dalam arti
ekonomi yang terwujud dalam ukuran harga. Selain tingginya
nilai tanah kota, seringkali dijumpai pula harga tanah berbeda
antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Sehubungan dengan itu, dengan mengambil daerah
penel'itian di sebagian DKI Jakarta yang meliputi daerah dari
tengah kota ke arah barat hingga ke pinggir kota akan dijawab
masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana distribusi harga tanah di sebagian DKI Jakarta ?
2. Bagaimana kaitan harga tanah dengan penggunaan tanah,
aksesibi1itas dan pelayanan fasilitas kotanya ?
BATASAN.
Harga tanah adalah nilai tanah dalam arti ekonomi yang
mempunyai daya tukar terhadap nilai uang.
- Aksesibi1itas adalah kemudahan untuk mencapai bagian tengah
kota dari tiap-tiap daerah di wilayah penelitian yang diukur
berdasarkan keadaan sarana dan prasarana transportasinya.
~ Fasilitas kota yang dimaksud adalah fasilitas listrik
telepon, air minum dan saluran pembuangan air kotor.
Untuk menjawab masalah tersebut di atas digunakan metode
deskriptif dengan mengandalkan data dan peta dari instansi yanq
terkait dengan prosedur sebagai berikut : pejl^ama, membagi
seluruh daerah penelitian ke dalam grid. Kemudian diukur nilai
tiap-tiap variabel yang diteliti pada setiap grid. Berdasarkan
hasil pengukuran tersebut dianalisis kaitan masing-masing
variabel terhadap variabel lainnya dengan menggunakan metode
perbandingan peta, grafik dan statistik. Hasil yang diperoleh
dapat diringkas sebagai berikut : Pada daerah dengan harga tanah tinggi umumnya mempunyai
aksesibi1itas tinggi dan fasilitas kota yang baik,
sebaliknya daerah dengan harga tanah rendah umumnya juga
mempunyai aksesibi1itaa rendah dan fasilitas kota yang
buruk.
- Pada daerah dengan harga tanah tinggi, merupakan konsentrasi
penggunaan tanah jasa dan usaha, dimana pada region-region
harga tanah yang semakin rendah, prosentase luas pnggunaan
tanah jasa dan usaha juga semakin rendah.
Pada daerah dengan harga tanah agak tinggi, merupakan
konsentrasi penggunaan tanah perumahan, dimana prosentase
luas penggunaan tanah perumahan menurun berturut-turut pada
region harga tanah sedang, tinggi dan rendah.
- Pada daerah dengan harga tanah sedang, merupakan konsentrasi
penggunaan tanah industri, dimana prosentase luas penggunaan
tanah industri menurun berturut-turut pada region harga
tanah agak tinggi, rendah dan tinggi.
Pada daerah dengan harga tanah rendah, merupakan konsentrasi
penggunaan tanah pertanian, dimana pada region-region harga
tanah yang semakin rendah, prosentase luas penggunaan tanah
pertanian semakin tinggi.
Dengan demikian distribusi harga tanah berkaitan dengan
pola penggunaan tanahnya yang mencerminkan adanya persaingan
dari berbagai kegiatan penduduk terhadap suatu tempat."
1991
S33407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buceu Akhmad
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S33465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uke Mohammad Hussein
"ABSTRAK
Jakarta adalah sebuah kota metropolitan yang
terus berkembang baik fisik kota maupun penduduknya
dimana perkembangan tersebut diikuti oleh
berkembangnya berbagai masalah yang kompleks,
diantaranya adalah masalah pelacuran. Terlepas dari
konsepsi umum tentang pelacuran sebagai tindakan
promiskuitas dan a-susila, penelitian ini dibatasi
pada kajian deskripstif yang bersifat Geografi pada
masalah pelacuran di Jakarta sehingga masalah yang
diajukan adalah : Bagaimana Komposisi Distribusi
Wanita Tuna Susila yang terdapat pada daereahdaerah
lokalisasi di Jakarta ? Bagaimana Pola
Kontribusi Daerah Asal WTS. bagi Jakarta ? Apakah
ada hubungan antara pola kontribusi dengan
Penggunaan Tanah, PDRB dan Komposisi Penduduk pada
daerah asal WTS. bagi Jakarta ? Untuk menjawab
masalah tersebut, dilakukan analisa deskriptif
komparatif melalui pengolahan data sekunder, yaitu
dengan mendapatkan Komposisi Distribusi WTS. pada
daerah-daerah lokalisasi di Jakarta sehingga
Pola Kontribusi Daerah Asal WTS bagi
di lakukan pengambilan sample
asal dengan cara stratified cluster untuk
diamati hubungan pola kontribusi daerah asal dengan
Penggunaan Tanah, PDRB, dan Komposisi Penduduk.
Dari analisa yang dilakukan didapat kesimpulan
bahwa 2.541 orang WTS. dengan Komposisi Daerah Asal
didominasi oleh Kabupaten Indramayu sebanyak 840
orang dan berturut-turut kemudian 67 kabupaten
lainnya. Jumlah tersebut terdistribusi di 4 daerah
lokalisasi yaitu Kramattunggak 1.862 orang, Boker
358 orang, Pejompongan Indah 197 orang, dan
Kalijodoh sebanyak 124 orang. Komposisi Daerah Asal
tersebut memperlihatkan bentuk Pola Kontribusi
Daerah Asal yang semakin bertambah atau berkurang
mengikuti arah Utara-Selatan pada daerah penelitian
dan dari pola tersebut terlihat bahwa daerah
penelitian dapat dibagi menjadi 3 wilayah
kontribusi, yaitu Wilayah Kontribusi Timur, Wilayah
Kontribusi Tengah dan Wilayah Kontribusi Barat.
Dari pengamatan pada sample daerah asal diketahui
ada hubungan yang khusus baik bentuk, positif atau
negatif, maupun jenis, Penggunaan Tanah, PDRB
maupun Komposisi Penduduk pada masing-masing
wilayah Kontribusi yang pada dasarnya merupakan
karakteristik dari masing-masing wilayah kontribusi"
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Farid
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S33537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunasri
1995
S33538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>