Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reyna Ananda Harsono
"Kajian ini mengangkat perancangan arsitektur logistik alternatif berbasis pemahaman akan mekanisme sistem biologis. Studi ini berargumen bahwa dalam sistem logistik pada masyarakat saat ini, kontainer-kontainer yang diproduksi untuk menyimpan dan mentransportasikan barang-barang yang bersirkulasi di dalam skema besar logistik berkontribusi terhadap kehadiran waste yang menjadi masalah berkelanjutan bagi umat manusia. Gagasan logistik tanpa waste menjadi vital, sehingga saya melakukan penelusuran lebih lanjut untuk membangun situasi dimana proses mensirkulasikan sumber daya tanpa kontainer menjadi sebuah posibilitas. Kajian ini bertujuan membangun skenario logistik tanpa waste yang dimungkinkan oleh (1) sifat-sifat fisik dari perbedaan densitas dalam medium fluida yang memungkinkan terjadinya gerakan vertikal yang melawan vektor gravitasi; (2) sifat adaptif-regeneratif yang dimiliki oleh entitas biologis; dan (3) mode komunikasi nirkabel yang ditawarkan oleh virtualitas. Pembuatan skenario yang memperhitungkan virtualitas sebagai media memberikan proposisi baru yang provokatif dalam interaksi antar manusia dan antara manusia dengan machine dan keterkaitannya dengan sistem logistik. Temuan kajian ini mendemonstrasikan arsitektur yang tidak lagi dinilai berdasarkan sejauh mana ia dapat mempertahankan bentuknya secara permanen. Namun, arsitektur perlu bermanuver untuk dapat meniadakan dirinya sendiri ketika sedang tidak digunakan, serta mampu beradaptasi secara organik sesuai kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam proses-proses mensirkulasikan sumber daya.

This study explores alternative logistical architecture based on understanding of biological system mechanisms. It argues that in the current logistic system of the society, the containers manufactured to store and transport goods circulating within the grand scheme of logistics contributes to the existence of waste, which has been an ongoing issue humanity has made many attempts to resolve. The need for the existence of a wasteless logistic system becomes urgent, and therefore the study aims to create further investigation to construct a situation in which the process of circulating resources without containers becomes a possibility. Therefore, this study aims to build a scenario of wasteless logistics that are made possible through (1) the physical properties of different densities in layered fluids that allow vertical motion against the gravity vector, (2) the adaptive-regenerative properties of living biological entities, and (3) the wireless-wasteless mode of communicating in virtuality. The programming scenario which utilises the notion of virtuality as a new medium enables new and provocative propositions in terms of man-to-man and man-to-machine interactions. The study results in an architecture that is no longer valued by its permanence, but by its manoeuvre capability to delete itself when not in use, as well as its organic adaptability for emerging needs in resource-transporting processes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdullah Bajri
"ABSTRAK
Trotoar atau yang dikenal juga sebagai ruang pejalan kaki merupakan sebuah ruang interaksi sosial bagi masyarakat sebuah kota. Banyaknnya kegiatan manusia pada trotoar menyebabkan munculnya perlakuan khusus pada trotoar. Perlakuan khusus ini diterapkan sebagai bentuk penjagaan trotoar agar tetap menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi masyarakat kota. Perlakuan khusus ini diterapkan lewat arsitektur defensif pada trotoar. Arsitektur defensif merupakan elemen ruang yang berfungsi sebagai pengontrol kegiatan masyarakat dalam sebuah lingkungan. Pada trotoar, asritektur defensif bekerja dengan memunculkan anti-affordances yang mampu memberikan persepsi pada manusia akan lingkungan tersebut. Persepsi yang dimunculkan akan diproses oleh manusia dalam beraktivitas pada lingkungan trotoar. Kemunculan persepsi inilah yang secara tidak langsung mengontrol aktivitas manusia dalam berkegiatan di lingkungan. 

ABSTRACT
Sidewalks or also known as pedestrian path are a space of social interaction for the people of a city. A lot of human activities on the sidewalk cause special treatment on the sidewalk. This special treatment is applied as a form of safeguarding the sidewalk so that it remains a comfortable and safe place for the city community. This special treatment is applied through defensive architecture on the sidewalk. Defensive architecture is an element of space that functions as a controller of community activities in an environment. On the sidewalk, defensive architecture work by generating anti-affordances that are able to give people a perception of the environment. The perception that raised will be processed by humans in their activities on the sidewalk. This emergence of perception indirectly controls human activities when doing activities in the environment."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliana Silvia Onggani Winata
"Skripsi ini membahas ambiguitas diagram dalam arsitektur dan mengembangkan teori
diagram sebagai kontinuum. Studi ini mengeksplorasi konsep ini dengan
mengembangkan sistem kontinuum Dortdivanlioglu dengan mengajukan kontinua
tambahan untuk kemudian dirancang sebagai sistem kontinuum. Sistem ini kemudian
diterapkan dalam diagram Zaha Hadid melalui pendekatan analisa gambar. Hasil
penelitian menunjukkan kecenderungan sifat fungsional/form-finding/inskriptif dalam
diagram Zaha Hadid, dan potensi untuk sistem kontinuum yang lebih luas dan kompleks
untuk identifikasi diagram lebih lanjut

This undergraduate thesis discusses the ambiguity of architectural diagrams and
attempts to conceptualize the diagram as a continuum. This study approaches this
concept by improving Dortdivanlioglu's continuum system via the proposal of
additional continua to form a continuum system. This continuum system is then applied
to Zaha Hadid's diagram via image analysis. The result of this research shows the
tendency to functional/ form-finding/ inscriptive traits in Zaha Hadid's diagrams and the
potential for a broader and more complex continuum system for further identification
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqyana Inan Fadhilah
"Dalam konteks ruang dan waktu, sebuah ruang memiliki masa penggunaan. Jika masa penggunaan suatu ruang telah habis, maka ruang akan dihancurkan. Namun, ruang dapat dihancurkan untuk digantikan dengan penambahan baru meskipun masa penggunaan ruang tersebut belum habis. Hal ini menyebabkan penggunaan ruang menjadi kurang efisien. Menanggapi hal tersebut, skripsi ini akan membahas lebih jauh tentang penggabungan antara jejak pada elemen asal (origin) dan jejak pada elemen baru (alter) yang menghasilkan ruang gabungan. Tujuan dilakukan penggabungan tersebut agar dapat memperpanjang masa penggunaan ruang asal dan dapat menyatu dengan penambahan barunya melalui alterasi jejak. Lebih jauh, hal tersebut akan dipelajari melalui studi literatur dan studi kasus pada preseden. Hasilnya, ditemukan bahwa terdapat suatu titik keseimbangan pada alterasi jejak yang perlu dicapai dalam melakukan alterasi agar jejak asal dan jejak baru dapat menyatu. Selain itu, proses ini perlu melihat kondisi asal dari materialitas dan karakternya.

In confronting the space and time contexts, a space has the usage period. When its usage period is over, the space can be destroyed and replaced with the alter  even its usage period has not over yet. This condition causes the usage period is not efficient. Arguing that issue, this thesis will elaborate the composition between traces in elements of origin and trace in elements of alter, its result is called as composite space. This composition were done for extending the usage period of origin space and merging both the traces of origin and the traces of alter through trace alteration. Furthermore, this thing will be learned through literature review and case studies in several adaptive – reuse precedents. As the results, it was found a balancing point in trace alteration which was needed to be reached in alteration, and create a unity. Then, this process is needed to look over the origin conditions through its materiality and characteristics."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Devina Zharfan
"ABSTRACT
Humans are social beings, meaning that they need to always interact with each other. Interactions can be done physically by involving direct contact of one person to another person. This also can be done indirectly as people communicate using intermediaries, which are increasingly found in line with the development of technologies. Interactions seem to be fading with the presence of communication technologies, resulting in the feeling that having a conversation with someone on the other side of the world feels like having a direct interaction. Although there are still lots of differences between these two, benefits of having direct interactions are plenty. People can directly show affections by hugging, for example. Direct interactions allow people to interact with another persons personal space. For thousands of years, people tried to create dwellings as places to settle and also to have their own privacy. While personal space is being claimed every time a person moves, dwellings are permanently located and claimed as possessions. It is a space that can be used for residents to live in separated from the public where they feel safe and secure. Besides building dwellings, people also mark the rest of their space to establish their territory. It is a boundary made to exclude the public from interfering. As time goes by, development has been seen in marking territory to claim certain space. Territorial markings are seen as a process of declaring and maintaining what people think of as being as theirs. However, territorial marks do not necessarily apply because people have different needs. Occasionally, territorial marks can also be eliminated if the needs of security and privacy are already fulfilled. For example, unlike typical residential communities, houses within gated communities are commonly found without territorial marks since the gated community already established privacy and security. However, there is still a chance of finding territorial marks within gated communities. This undergraduate thesis is aiming to study the presence of territorial markings inside the gated community. Related theories about territory, personal spaces, and also proxemics are being analyzed to understand human perception of spaces.

ABSTRAK
Manusia adalah makhluk sosial, yang berarti bahwa mereka harus selalu berinteraksi satu sama lain. Interaksi dapat dilakukan secara fisik dengan melibatkan kontak langsung dari satu orang ke orang lain. Ini juga dapat dilakukan secara tidak langsung ketika orang berkomunikasi menggunakan perantara, yang semakin sering ditemukan sejalan dengan perkembangan teknologi. Interaksi tampak berkurang dengan hadirnya teknologi komunikasi, sehingga melakukan percakapan dengan seseorang di sisi lain dunia terasa seperti memiliki interaksi langsung. Meskipun masih ada banyak perbedaan di antara keduanya, manfaat melakukan interaksi langsung tergolong cukup banyak. Orang dapat langsung menunjukkan kasih sayang dengan berpelukan, misalnya. Interaksi langsung memungkinkan orang berinteraksi dengan ruang pribadi orang lain. Selama ribuan tahun, orang mencoba membangun tempat tinggal sebagai tempat untuk menetap dan juga memiliki privasi mereka sendiri. Jika ruang pribadi selalu diklaim setiap kali seseorang bergerak, tempat tinggalnya berlokasi secara permanen dan diklaim sebagai hak milik. Ini adalah ruang yang dapat digunakan penghuninya untuk hidup terpisah dari masyarakat di mana mereka merasa aman. Selain membangun tempat tinggal, orang-orang juga menandai sisa dari lahan mereka untuk membangun teritori. Ini adalah batas yang dibuat untuk menjauhkan intervensi publik. Seiring berjalannya waktu, perkembangan telah terlihat dalam penandaan teritori untuk mengklaim ruang tertentu. Penandaan teritori dilihat sebagai proses menyatakan dan mempertahankan apa yang orang anggap sebagai milik mereka. Namun, tanda teritori tidak selalu berlaku karena setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Kadang-kadang, tanda teritori juga dapat dihilangkan jika kebutuhan keamanan dan privasi sudah terpenuhi. Misalnya, tidak seperti komunitas tempat tinggal biasa, rumah-rumah di dalam gated community biasanya ditemukan tanpa tanda teritori karena gated community sudah menyediakan privasi dan keamanan. Namun, masih ada peluang untuk menemukan tanda-tanda teritori dalam gated community. Skripsi ini bertujuan untuk mempelajari keberadaan tanda-tanda teritori di dalam gated community. Teori terkait tentang wilayah, ruang pribadi, dan juga proksemik akan dipelajari untuk memahami persepsi manusia tentang ruang."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Widiawati
"Persepsi hadir sebagai pemberi makna atas ruang yang dapat diproses secara Piecemeal. Namun, persepsi akan ruang yang pemrosesannya terjadi secara Piecemeal tidak banyak dibahas. Persepsi akan suatu ruang yang diproses secara Piecemeal, dapat hadir dari pengaplikasian warna di ruang interior tersebut. Pemrosesan persepsi warna secara Piecemeal dapat dilihat menggunakan teori gestalt yang dikaitkan dengan beberapa faktor berupa elemen interior ruang. Studi pada skripsi ini dilakukan untuk melihat lebih jauh mengenai pemrosesan persepsi ruang secara Piecemeal dan seberapa jauh hal tersebut berperan dalam proses merancang. Studi yang diakukan pada akhirnya menunjukkan bahwa persepsi secara Piecemeal berguna untuk mendalami sebuah ruang interior secara lebih detail serta dapat membantu perancang untuk menata penempatan elemen secara baik, pada sebuah ruang interior.

Perception comes as a giver of meaning for a space that can be processed Piecemeal. However, the perception of space that can be processed with Piecemeal is not widely discussed. Perception of a space that is processed Piecemeal can come from the application of color in the interior space. Piecemeal processing of color perception can be seen by using gestalt theory which is associated with several factors in the form of interior elements of space. This current study has been carried out to look further at the perception of space processing in a Piecemeal and how it plays a role in the design process. This study finds that the perception of Piecemeal is useful to explore an interior space more detail and can help designers to arrange placement of elements properly, in an interior space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athasya Kandhiya
"Kehadiran aroma telah menjadi bagian dari keseharian manusia. Namun, belum banyak manusia yang memaknai kehadiran aroma dalam ruang. Hal ini diakibatkan karena wujudnya yang tidak kasat mata dan sifatnya yang perseptif. Aroma dapat dihadirkan secara sengaja dan tidak disengaja dengan strategi separation, deodorisation, scenting dan masking. Aroma memiliki peran dalam menentukan perilaku manusia seperti pikiran dan gerakan. Pull-in, push-out, dan netral, adalah tiga gerakan dari respon manusia terhadap kehadiran aroma dalam ruang. Studi pada skripsi ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui seberapa jauh indera penciuman berperan dalam mengalami ruang urban. Pengamatan yang dilakukan pada akhirnya menunjukkan bahwa adanya kaitan antara strategi kehadiran aroma, respon gerak dari strategi tersebut, yang kemudian akan dikaitkan dengan teori pembentukan wilayah secara acak.

The presence of aroma has becoming a part of human daily life. However, there are still many people who have not interpreted the presence of aroma in space. This is due to its invisible form and perceptive characteristic. Aroma can be presented intentionally and unintentionally with the separation, deodorisation, scenting and masking strategies. Aroma has a role in determining human behavior such as thoughts and movements. Pull-in, push-out, and neutral, are three movements of human response toward the presence of aroma in space. The study in this thesis was conducted in an effort to find out how far the sense of smell plays a role in experiencing urban space. The observations showed that there was a link between the strategy of the presence of aroma, the movement responses due to the strategy, which would then be linked to the theory of random territorial walk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Vandhya Bachtiar
"Dalam mengalami ruang, manusia bergerak secara spontan dan selama pergerakannya ini akan ada kondisi berhenti sejenak yang disebut sebagai pause moment. Pause moment merupakan sebuah konsekuensi dari proses datang dan pergi manusia di dalam ruang yang terjadi karena kehadiran objek. Karena pergerakan ini, narasi yang ingin disampaikan di sebuah ruang tidak sama dengan yang dipersepsikan oleh manusia. Sementara, penyamaan pemahaman ini diperlukan untuk menegaskan makna kehadiran ruang. Skripsi ini selanjutnya akan membahas kehadiran pause moment dalam membentuk narasi dari berbagai ruang dengan melihat peran tubuh manusia dan objek di dalam ruang. Hal ini bertujuan untuk melihat relasi antara objek dan pause moment dalam membentuk narasi ruang. Sehingga, penyusunan objek untuk menciptakan pause moment di dalam ruang dapat terlihat. Studi kasus yang dilakukan melihat bagaimana tiap pause moment ini tersusun di dalam ruang pamer yang menempatkan posisi manusia sebagai traveler.

In experiencing space, human moves spontaneously where during this movement there will be a condition where human stops for a while which it referred as pause moment. A pause moment is a consequence of human arriving and leaving process which caused by the existence of objects. This spontaneous movement caused the narration to be conveyed in space is not the same as what human perceived. While this perception should be equal in order to understands the meaning of the presence of space. Furthermore, this thesis will discuss about the presence of pause moment in forming a narratives of various spaces by looking at the role of human body and object in space. The aim is to see a relation between object and pause moment in forming a narrative space. Thus, the arrangement of objects to create pause moments in space can be seen. Case studies conducted to investigate at how each pause moment is arranged in a exhibition space with human as a traveler.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Assyifa Fauzia Refianti
"Relasi both-and merupakan titik peleburan peran fragmen atau penyusun ruang yang didasari oleh sebuah kontradiksi. Peleburan ini diperlukan untuk mendapatkan efek tertentu pada suatu bentuk arsitektur yang tampak biasa menjadi tidak biasa, sehingga relasi both-and dinilai memiliki potensi untuk dipelajari lebih lanjut. Secara khusus, tulisan ini akan mempelajari bagaimana relasi both-and dalam proses pembentukan paradoks ruang tertentu. Melalui pembentukan paradoks dalam ruang inilah kemudian akan tercipta keterlibatan antara ruang dengan penggunanya hingga pada taraf tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan studi literatur dan studi kasus berupa ruang sinematik film yang relevan. Studi kemudian menemukan bahwa relasi both-and hadir ketika fragmen penyusunnya mengalami peleburan pada karakter kontradiktifnya. Selain itu, untuk mencapai relasi both-and, fragmen tidak hanya dilihat dari perannya saja, melainkan dilihat dari bentuk kehadiran fragmen.

Both-and relation is a fusion point of fragments role as space composer’s based on its contradicting character. This fusion is needed to get a certain effect for an architectural form that seems ordinary to be unusual. Specifically, this paper will focus on how the both-and relation forms certain space paradoxes. Through the formation of space paradox, there will be an involvement between space and its users to a certain degree. To achieve this goal, a literature study and case study in the form of cinematic film space is relevant. Later studies found that both-and relations existed when the constituent fragments fused into their contradictory characters. In addition, to achieve a both-and relationship, fragments are not only seen from their role, but also seen from fragments’ form of presence."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danita Austin Halim
"Studi ini mengangkat arsitektur yang menyeimbangkan berbagai kondisi alam melalui transformasi elemen mikro. Alam semesta dipersepsikan melalui pemahaman terkait dimensi dan skala elemen-elemen yang ada di dalamnya. Performa alam hadir dan dibatasi dalam dimensi ruang dan waktu yang dialami manusia. Melalui tugas akhir ini, penulis mencoba untuk menggali secara mikro mekanisme deformasi bio-chemical-physical yang terjadi secara natural di alam. Studi ini memfokuskan pada mekanisme mikro dari fenomena amorf di alam, secara spesifik, yakni deformasi alam yang terjadi karena lumut, korosi, dan erosi. Pemahaman akan mekanisme mikro tersebut dimanfaatkan sebagai landasan perancangan arsitektur generatif yang merespon isu kontaminasi substansi dalam konteks alam. Temuan kajian ini memungkinkan terjadinya persilangan elemen mikro yang dimanfaatkan untuk menyeimbangkan berbagai kondisi alam melalui proses deformasi.

This study explores architecture that balances different natural conditions through micro transformation of natural elements. Nature is perceived through understanding regarding dimension and scale of its elements. Nature performance exists and is limited by space and time dimension. Through this final project, the author tries to explore micro-mechanisms of bio-chemical-physical deformation that occurs naturally in nature and tries to transform and translate these micro-mechanisms in response to issues and macro contexts through bio-chemical engineering. This study focuses on the micro mechanism of natural amorphic phenomenon, specifically regarding natural deformation that exists due to moss, corrosion, and erosion. Understanding of such micro mechanisms is used as the basis of generative architecture that responds to substantive contamination in nature. Findings of this study enable crossover of micro elements that are utilised to balance different natural conditions through the deformation process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>