Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sophie Andira Cindani Gardian
"Dalam era digital yang semakin berkembang, khususnya setelah pandemi, penggunaan platform e-commerce untuk berbelanja online meningkat pesat di Indonesia, dengan tren live streaming shopping menjadi salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian konsumen. Namun, meskipun popularitasnya meningkat, kegiatan berbelanja melalui live streaming di e-commerce Indonesia sering menghadapi berbagai masalah yang mengganggu kepercayaan konsumen yang merupakan salah satu elemen kunci dalam membentuk niat pembelian dan keterlibatan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual di live streaming ecommerce. Teori socio-technical dan teori trust transfer digunakan untuk mengidentifikasi hubungan faktor social enabler dan technical enabler terhadap kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual. Penelitian ini dilakukan dengan 785 responden yang dianalisis menggunakan PLS-SEM, dan dilanjutkan dengan wawancara kualitatif dengan 30 responden yang dianalisis melalui content analysis untuk mendukung hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor social enabler, yaitu active control, two-way communication, dan synchronicity, serta faktor technical enabler seperti visibility affordance dan guidance shopping affordance, terbukti meningkatkan kepercayaan terhadap platform, streamer, dan produk. Aspek technical enabler lainnya, yaitu metavoicing affordance, tidak berpengaruh signifikan terhadap trust in streamer. Kepercayaan pada streamer juga terbukti mempengaruhi kepercayaan pada produk, sesuai dengan teori trust transfer. Niat pembelian dalam live streaming juga terbukti dipengaruhi oleh consumer trust dan kemudian berpengaruh terhadap actual purchase. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyedia layanan live streaming, terkhusus pihak pengembangnya, mengenai aspek live streaming apa saja yang berpengaruh dalam meningkatkan kepercayaan dan perilaku pembelian konsumen.

In the rapidly evolving digital era, particularly following the pandemic, the use of ecommerce
platforms for online shopping has increased in Indonesia, with the trend of live
streaming shopping emerging as one of the latest innovations capturing consumer attention.
However, despite its growing popularity, live streaming shopping in Indonesian e-commerce
frequently encounters various issues that undermine consumer trust—one of the key elements
in shaping purchase intentions and consumer engagement. This study aims to identify the
factors influencing consumer trust and actual purchasing behavior in live streaming ecommerce.
Socio-technical theory and trust transfer theory are employed to identify the
relationships between social enablers and technical enablers and their impact on consumer
trust and actual purchasing behavior. The research involved 785 respondents analyzed using
PLS-SEM, followed by qualitative interviews with 30 respondents analyzed through content
analysis to support the findings. The results indicate that social enablers, such as active
control, two-way communication, and synchronicity, as well as technical enablers like
visibility affordance and guidance shopping affordance, significantly enhance trust in the
platform, streamer, and product. Another technical enabler aspect, metavoicing affordance,
does not have a significant effect on trust in streamer. Trust in the streamer also influences
trust in the product, in line with trust transfer theory. Purchase intentions in live streaming
are shown to be affected by consumer trust, which subsequently impacts actual purchases.
These findings are expected to provide valuable insights for live streaming service providers
and developers regarding the aspects of live streaming that influence consumer trust and
purchasing behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yadhit Prasetya
"TikTok merupakan salah satu aplikasi media sosial dengan pertumbuhan pengguna yang sangat pesat di Indonesia, terutama pada kelompok usia 14 hingga 30 tahun. Pada paruh akhir tahun 2021, TikTok mengimplementasikan fungsi e-commerce pada aplikasi yang menjadikan aplikasi TikTok sebagai salah satu platform social commerce. TikTok Shop memanfaatkan media video singkat, rangkaian gambar dan livestreaming yang dapat digunakan seller untuk berjualan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana pengaruh dari trust in seller dan privacy concern pengguna terhadap perilaku pembelian sebenarnya di TikTok Shop. Penelitian ini dibangun menggunakan kerangka dari Trust-Transfer Theory dan Theory of Security Assurance yang telah digunakan pada penelitian lain tentang social media dan social commerce. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode mixed-method yang menggunakan analisis PLS-SEM dan Content Analysis. Pendekatan kuantitatif ini diikuti oleh 717 responden. Hasil pengolahan kuantitatif yang dilaksanakan pengujian kembali dengan pendekatan kualitatif, dengan melakukan wawancara kualitatif yang diikuti oleh 30 responden. Penelitian ini menemukan bahwa tidak semua source of trust building (perceived familiarity, situational normality, trust in platform dan social interactivity) memiliki pengaruh yang sama dan mendukung trust in seller, baik secara kognitif atau emosional. Penelitian ini juga menemukan faktor-faktor dari security assurance signal (privacy/security policy. assurance seal, dan disposition to third-party certification) memiliki pengaruh terhadap privacy concern konsumen. Kemudian trust in seller dan privacy concern terbukti mempengaruhi intensi belanja konsumen, yang juga memiliki pengaruh terhadap perilaku belanja sebenarnya dari konsumen. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan dan seller di social commerce untuk dapat meningkatkan perilaku belanja sebenarnya dari konsumen. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang akan datang terkait tentang topik ini.

TikTok is a social media application with very rapid user growth in Indonesia, especially in the 14 to 30 year old age group. In the latter half of 2021, TikTok will implement an e-commerce function in the application, which will make the TikTok application a social commerce platform. The TikTok Shop utilizes short videos, picture sequels, and live streaming that sellers can use to sell. This study aims to study how the influence of trust on seller and user privacy concerns actual buying behavior at the TikTok Shop. This research was built using the framework of Trust-Transfer Theory and Theory of Security Assurance which have been used in other research on social media and social commerce. This research was carried out using a mixed-method method using PLS-SEM analysis and content analysis. This quantitative approach was followed by 717 respondents. The results of the quantitative processing carried out were tested again with a qualitative approach, by conducting qualitative interviews which were attended by 30 respondents. This study found that not all sources of trust-building (perceived familiarity, situational normality, trust in platforms, and social interactivity) have the same effect and support trust in sellers, both cognitively and emotionally. This study also found that the factors of the security assurance signal (privacy/security policy, assurance seal, and disposition to third-party certification) influence consumer privacy concerns. Then trust in sellers and privacy concerns are proven to affect consumer shopping intentions, which also influence the actual shopping behavior of consumers. This research is expected to be able to contribute to the development and sellers in social commerce to be able to improve the actual shopping behavior of consumers. In addition, the results of this study are expected to be used as a reference for future research related to this topic."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinil Haq
"Era digitalisasi mengubah pola konsumen masyarakat ke arah digital yang mendorong pertumbuhan ekosistem digital antara bank digital dan platform e-commerce. Kolaborasi ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi secara seamless, meningkatkan kenyamanan dan efisiensi dalam bertransaksi. Meskipun penggunaannya semakin meningkat, memastikan pengguna terus menggunakan layanan ini (reuse intention) tetap menjadi tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengalaman dan kepuasan pengguna terhadap niat untuk menggunakan kembali (reuse intention) layanan bank digital yang terintegrasi dengan e-commerce. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui survei terhadap 616 responden dan wawancara terhadap 30 narasumber. Pengolahan data kuantitatif menggunakan metode covariance-based structural equation modeling (CB-SEM), sedangkan pengolahan data kualitatif menggunakan metode content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived ease of use, perceived usefulness, perceived reliability, perceived value, dan perceived risk berpengaruh signifikan terhadap pengalaman pengguna, sedangkan perceived security tidak memengaruhi pengalaman pengguna. Selanjutnya pengalaman pengguna berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna, yang pada gilirannya memengaruhi niat untuk menggunakan kembali layanan bank digital. Temuan ini diharapkan dapat membantu bank digital dan platform e-commerce dalam merancang strategi yang efektif untuk meningkatkan kepuasan pengguna yang akhirnya dapat memengaruhi niat pengguna untuk menggunakan kembali layanan integrasi bank digital dan e-commerce sebagai metode pembayaran.

The digital era is transforming consumer behavior towards digital platforms, driving the growth of the digital ecosystem between digital banks and e-commerce platforms. This collaboration allows users to conduct transactions seamlessly, enhancing convenience and efficiency. Despite the increasing usage, ensuring continuous use (reuse intention) remains a challenge. This study aims to analyze the influence of user experience and satisfaction on the reuse intention of integrated digital bank and e-commerce services. Data collection was conducted through surveys of 616 respondents and interviews with 30 participants. Quantitative data was processed using the covariance-based structural equation modeling (CB-SEM) method, while qualitative data was analyzed using content analysis. The results of the study show that perceived ease of use, perceived usefulness, perceived reliability, perceived value, and perceived risk significantly affect user experience, while perceived security does not influence user experience. Furthermore, user experience significantly impacts user satisfaction, which in turn affects the intention to reuse digital banking services. These findings are expected to assist digital banks and e-commerce platforms in designing effective strategies to enhance user satisfaction, ultimately influencing the intention to reuse the integrated digital bank and e-commerce services as a payment method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venska Aurell Dominica
"Perkembangan pesat aplikasi mobile telah menjadi bagian penting dalam mendukung berbagai aktivitas, termasuk di industri telekomunikasi. Perusahaan pada industri telekomunikasi di Indonesia sendiri memiliki tantangan dalam menjaga tingkat customer churn yang tinggi. Faktor utama penyebab tingginya customer churn pada industri telekomunikasi adalah rendahnya tingkat customer experience dan loyalitas pelanggan yang rendah. Meskipun berbagai fitur telah dihadirkan oleh aplikasi mobile telekomunikasi seperti MyTelkomsel sebagai upaya peningkatan customer experience dan loyalitas pelanggan, tingkat kehilangan pelanggan di industri ini masih tinggi, sehingga diperlukan pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor kualitas layanan mobile. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh mobile service quality terhadap continuance intention pengguna aplikasi MyTelkomsel, yaitu aplikasi mobile telekomunikasi dari provider seluler dengan jumlah pengguna terbanyak di Indonesia. Dalam meneliti hal tersebut, tim peneliti menggunakan SERVQUAL theory, konstruk inertia, dan continuance intention yang diadaptasi dari berbagai penelitian terdahulu. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui kuesioner yang diisi oleh 487 responden dan data kualitatif melalui wawancara dengan 30 narasumber. Data kuantitatif dianalisis menggunakan metode Partial Least Square structural Equation Modelling (PLS-SEM) melalui perangkat lunak SmartPLS 4, sementara data kualitatif menggunakan metode content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mobile service quality yang terdiri dari dua dimensi, yaitu application quality dan outcome quality berpengaruh terhadap continuance intention. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyedia layanan telekomunikasi, terkhusus pihak pengembang, mengenai aspek mobile service quality pada aplikasi mobile telekomunikasi apa saja yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan niat keberlanjutan penggunaanya.

The rapid development of mobile applications has become an essential part of supporting various activities, including in the telecommunications industry. Companies in the Indonesian telecommunications industry face the challenge of maintaining high customer churn rates. The main factors causing high customer churn in the telecommunications industry are the low level of customer experience and low customer loyalty. Although various features have been introduced by mobile telecommunication applications like MyTelkomsel in an effort to improve customer experience and loyalty, the rate of customer loss in this industry remains high. Therefore, a deep understanding of the factors influencing the quality of mobile services is necessary. This study aims to analyze the impact of mobile service quality on the continuance intention of MyTelkomsel users, which is the mobile application of the largest cellular provider in Indonesia. To investigate this, the research team employs the SERVQUAL theory. constructs inertia, and continuance intention adapted from previous studies. Quantitative data was collected through a questionnaire completed by 487 respondents and qualitative data through interviews with 30 informants. The quantitative data was analyzed using the Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) method through the SmartPLS 4 software, while the qualitative data was analyzed using content analysis. The results of this study indicate that mobile service quality, comprising two dimensions: application quality and outcome quality, affects continuance intention. These findings are expected to provide insights for telecommunications service providers, especially developers, on which aspects of mobile service quality in mobile applications can be enhanced to increase users' continuance intention."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Aqila Hansa
"Dalam era digital yang semakin berkembang, khususnya setelah pandemi, penggunaan platform e-commerce untuk berbelanja online meningkat pesat di Indonesia, dengan tren live streaming shopping menjadi salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian konsumen. Namun, meskipun popularitasnya meningkat, kegiatan berbelanja melalui live streaming di e-commerce Indonesia sering menghadapi berbagai masalah yang mengganggu kepercayaan konsumen yang merupakan salah satu elemen kunci dalam membentuk niat pembelian dan keterlibatan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual di live streaming ecommerce. Teori socio-technical dan teori trust transfer digunakan untuk mengidentifikasi hubungan faktor social enabler dan technical enabler terhadap kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual. Penelitian ini dilakukan dengan 785 responden yang dianalisis menggunakan PLS-SEM, dan dilanjutkan dengan wawancara kualitatif dengan 30 responden yang dianalisis melalui content analysis untuk mendukung hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor social enabler, yaitu active control, two-way communication, dan synchronicity, serta faktor technical enabler seperti visibility affordance dan guidance shopping affordance, terbukti meningkatkan kepercayaan terhadap platform, streamer, dan produk. Aspek technical enabler lainnya, yaitu metavoicing affordance, tidak berpengaruh signifikan terhadap trust in streamer. Kepercayaan pada streamer juga terbukti mempengaruhi kepercayaan pada produk, sesuai dengan teori trust transfer. Niat pembelian dalam live streaming juga terbukti dipengaruhi oleh consumer trust dan kemudian berpengaruh terhadap actual purchase. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyedia layanan live streaming, terkhusus pihak pengembangnya, mengenai aspek live streaming apa saja yang berpengaruh dalam meningkatkan kepercayaan dan perilaku pembelian konsumen.

In the rapidly evolving digital era, particularly following the pandemic, the use of ecommerce platforms for online shopping has increased in Indonesia, with the trend of live streaming shopping emerging as one of the latest innovations capturing consumer attention. However, despite its growing popularity, live streaming shopping in Indonesian e-commerce frequently encounters various issues that undermine consumer trust—one of the key elements in shaping purchase intentions and consumer engagement. This study aims to identify the factors influencing consumer trust and actual purchasing behavior in live streaming ecommerce. Socio-technical theory and trust transfer theory are employed to identify the relationships between social enablers and technical enablers and their impact on consumer trust and actual purchasing behavior. The research involved 785 respondents analyzed using PLS-SEM, followed by qualitative interviews with 30 respondents analyzed through content analysis to support the findings. The results indicate that social enablers, such as active control, two-way communication, and synchronicity, as well as technical enablers like visibility affordance and guidance shopping affordance, significantly enhance trust in the platform, streamer, and product. Another technical enabler aspect, metavoicing affordance, does not have a significant effect on trust in streamer. Trust in the streamer also influences trust in the product, in line with trust transfer theory. Purchase intentions in live streaming are shown to be affected by consumer trust, which subsequently impacts actual purchases. These findings are expected to provide valuable insights for live streaming service providers and developers regarding the aspects of live streaming that influence consumer trust and purchasing behavior"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aiko Sulaiman
"Dalam era digital yang semakin berkembang, khususnya setelah pandemi, penggunaan platform e-commerce untuk berbelanja online meningkat pesat di Indonesia, dengan tren live streaming shopping menjadi salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian konsumen. Namun, meskipun popularitasnya meningkat, kegiatan berbelanja melalui live streaming di e-commerce Indonesia sering menghadapi berbagai masalah yang mengganggu kepercayaan konsumen yang merupakan salah satu elemen kunci dalam membentuk niat pembelian dan keterlibatan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual di live streaming ecommerce. Teori socio-technical dan teori trust transfer digunakan untuk mengidentifikasi hubungan faktor social enabler dan technical enabler terhadap kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual. Penelitian ini dilakukan dengan 785 responden yang dianalisis menggunakan PLS-SEM, dan dilanjutkan dengan wawancara kualitatif dengan 30 responden yang dianalisis melalui content analysis untuk mendukung hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor social enabler, yaitu active control, two-way communication, dan synchronicity, serta faktor technical enabler seperti visibility affordance dan guidance shopping affordance, terbukti meningkatkan kepercayaan terhadap platform, streamer, dan produk. Aspek technical enabler lainnya, yaitu metavoicing affordance, tidak berpengaruh signifikan terhadap trust in streamer. Kepercayaan pada streamer juga terbukti mempengaruhi kepercayaan pada produk, sesuai dengan teori trust transfer. Niat pembelian dalam live streaming juga terbukti dipengaruhi oleh consumer trust dan kemudian berpengaruh terhadap actual purchase. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyedia layanan live streaming, terkhusus pihak pengembangnya, mengenai aspek live streaming apa saja yang berpengaruh dalam meningkatkan kepercayaan dan perilaku pembelian konsumen.

In the rapidly evolving digital era, particularly following the pandemic, the use of ecommerce platforms for online shopping has increased in Indonesia, with the trend of live streaming shopping emerging as one of the latest innovations capturing consumer attention. However, despite its growing popularity, live streaming shopping in Indonesian e-commerce frequently encounters various issues that undermine consumer trust—one of the key elements in shaping purchase intentions and consumer engagement. This study aims to identify the factors influencing consumer trust and actual purchasing behavior in live streaming ecommerce. Socio-technical theory and trust transfer theory are employed to identify the relationships between social enablers and technical enablers and their impact on consumer trust and actual purchasing behavior. The research involved 785 respondents analyzed using PLS-SEM, followed by qualitative interviews with 30 respondents analyzed through content analysis to support the findings. The results indicate that social enablers, such as active control, two-way communication, and synchronicity, as well as technical enablers like visibility affordance and guidance shopping affordance, significantly enhance trust in the platform, streamer, and product. Another technical enabler aspect, metavoicing affordance, does not have a significant effect on trust in streamer. Trust in the streamer also influences trust in the product, in line with trust transfer theory. Purchase intentions in live streaming are shown to be affected by consumer trust, which subsequently impacts actual purchases. These findings are expected to provide valuable insights for live streaming service providers and developers regarding the aspects of live streaming that influence consumer trust and purchasing behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiana Putri
"TikTok merupakan salah satu aplikasi media sosial dengan pertumbuhan pengguna yang sangat pesat di Indonesia, terutama pada kelompok usia 14 hingga 30 tahun. Pada paruh akhir tahun 2021, TikTok mengimplementasikan fungsi e-commerce pada aplikasi yang menjadikan aplikasi TikTok sebagai salah satu platform social commerce. TikTok Shop memanfaatkan media video singkat, rangkaian gambar dan livestreaming yang dapat digunakan seller untuk berjualan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana pengaruh dari trust in seller dan privacy concern pengguna terhadap perilaku pembelian sebenarnya di TikTok Shop. Penelitian ini dibangun menggunakan kerangka dari TrustTransfer Theory dan Theory of Security Assurance yang telah digunakan pada penelitian lain tentang social media dan social commerce. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode mixed-method yang menggunakan analisis PLS-SEM dan Content Analysis. Pendekatan kuantitatif ini diikuti oleh 717 responden. Hasil pengolahan kuantitatif yang dilaksanakan pengujian kembali dengan pendekatan kualitatif, dengan melakukan wawancara kualitatif yang diikuti oleh 30 responden. Penelitian ini menemukan bahwa tidak semua source of trust building (perceived familiarity, situational normality, trust in platform dan social interactivity) memiliki pengaruh yang sama dan mendukung trust in seller, baik secara kognitif atau emosional. Penelitian ini juga menemukan faktor-faktor dari security assurance signal (privacy/security policy. assurance seal, dan disposition to third-party certification) memiliki pengaruh terhadap privacy concern konsumen. Kemudian trust in seller dan privacy concern terbukti mempengaruhi intensi belanja konsumen, yang juga memiliki pengaruh terhadap perilaku belanja sebenarnya dari konsumen. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan dan seller di social commerce untuk dapat meningkatkan perilaku belanja sebenarnya dari konsumen. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang akan datang terkait tentang topik ini.

TikTok is a social media application with very rapid user growth in Indonesia, especially in the 14 to 30 year old age group. In the latter half of 2021, TikTok will implement an ecommerce function in the application, which will make the TikTok application a social commerce platform. The TikTok Shop utilizes short videos, picture sequels, and live streaming that sellers can use to sell. This study aims to study how the influence of trust on seller and user privacy concerns actual buying behavior at the TikTok Shop. This research was built using the framework of Trust-Transfer Theory and Theory of Security Assurance which have been used in other research on social media and social commerce. This research was carried out using a mixed-method method using PLS-SEM analysis and content analysis. This quantitative approach was followed by 717 respondents. The results of the quantitative processing carried out were tested again with a qualitative approach, by conducting qualitative interviews which were attended by 30 respondents. This study found that not all sources of trust-building (perceived familiarity, situational normality, trust in platforms, and social interactivity) have the same effect and support trust in sellers, both cognitively and emotionally. This study also found that the factors of the security assurance signal (privacy/security policy, assurance seal, and disposition to third-party certification) influence consumer privacy concerns. Then trust in sellers and privacy concerns are proven to affect consumer shopping intentions, which also influence the actual shopping behavior of consumers. This research is expected to be able to contribute to the development and sellers in social commerce to be able to improve the actual shopping behavior of consumers. In addition, the results of this study are expected to be used as a reference for future research related to this topic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charles Pramudana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media sosial dan faktor psikologi sosial terhadap perilaku dan gerakan boikot produk pro-Israel pada masyarakat Indonesia. Latar belakang penelitian ini adalah meningkatnya penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyuarakan gerakan sosial, tetapi sedikit penelitian yang berfokus pada konteks boikot produk pro-Israel di Indonesia, terlebih yang membedakan aktivitas pembagian informasi dan penerimaan informasi di media sosial. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana aktivitas di media sosial serta faktor psikologi sosial seperti norma pribadi, sikap terhadap boikot, tekanan sosial yang dirasakan mengenai boikot, kesadaran akan konsekuensi dari tidak melakukan boikot, dan persepsi kontrol yang dimiliki dari suatu perilaku dapat memengaruhi perilaku dan gerakan boikot. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode PLS-SEM dan pendekatan kualitatif dengan metode content analysis. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner daring kepada masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan media sosial dan berpartisipasi dalam gerakan boikot yang diisi oleh 645 responden secara valid. Sementara itu, pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas membagikan informasi di media sosial memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku boikot, sementara aktivitas menerima informasi memerlukan mediasi dari faktor psikologi sosial untuk memengaruhi perilaku boikot. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa media sosial dan faktor psikologi sosial dapat memengaruhi gerakan boikot di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi perusahaan dalam menyusun konten media sosial yang bijak, pengembang aplikasi untuk mengembangkan fitur yang mendukung aksi kolektif, dan aktivis untuk menyusun strategi kampanye aksi kolektif yang lebih efektif.

This study aims to analyze the influence of social media usage and social psychological factors on the behavior and movement of boycotting pro-Israel products among Indonesian society. The background of this research is the increasing use of social media as a tool for voicing social movements, but there is limited research focusing on the context of boycotting pro-Israel products in Indonesia, especially distinguishing between information sharing and information receiving activities on social media. This study explores how activities on social media and social psychological factors such as personal norms, attitudes towards boycotts, subjective norms, awareness of the consequences, and perceived behavioral control can influence boycott behavior and movement. The methodology of this study employs a quantitative approach using PLS-SEM and a qualitative approach using content analysis. Quantitative data collection was conducted by distributing online questionnaires to Indonesians actively using social media and participating in the boycott movement, with 645 valid responses collected. Meanwhile, qualitative data collection was carried out through interviews with 30 respondents. The results show that information sharing activities on social media have a direct impact on boycott behavior, while information receiving activities require mediation from social psychological factors to influence boycott behavior. Additionally, this study indicates that social media and social psychological factors can influence boycott movements in Indonesia. This research is expected to provide practical guidance for companies in creating sensible social media content, application developers in creating features that support collective action, and activists in devising more effective collective action campaign strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Debora Narulita
"Layanan e-wallet telah mengalami pertumbuhan yang signifikan di Indonesia selama sembilan tahun terakhir dan menjadi tren yang berkembang pesat. E-Wallet memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi online tanpa perlu menggunakan uang tunai atau kartu fisik dengan hanya melakukan autentikasi pembayaran menggunakan PIN. Sebagai sistem yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini untuk memenuhi kebutuhan transaksi dan pembayaran secara digital, e-wallet menghadapi isu keamanan dan privasi data dari PIN dengan membuat metode autentikasi biometrik. Meskipun begitu, belum banyak pengguna yang beralih menggunakan biometrik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang menjadi pengaruh atas niat pengguna dalam beralih menggunakan biometrik (switching intention) di dalam autentikasi pembayaran e-wallet. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara terhadap 15 narasumber dan survei terhadap 441 responden. Pengolahan data kualitatif menggunakan metode grounded theory. Sementara itu, pengolahan data kuantitatif menggunakan metode partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa system reliability, secure comfortability dari faktor pull berpengaruh signifikan terhadap persepsi pengguna terkait manfaat biometrik (perceived usefulness). Sementara itu, perceived inconvenience dan perceived vulnerability dari faktor push tidak berpengaruh. Selanjutnya, variabel facilitating conditions, habit, social influence, dan perceived usefulness berpengaruh signifikan terhadap switching intention sementara personal innovativeness tidak. Terakhir, niat beralih pengguna berpengaruh terhadap sikap berpindah pengguna. Temuan ini diharapkan dapat membantu platform e-wallet dalam merancang strategi yang efektif untuk meningkatkan fitur biometrik dalam autentikasi pembayaran e-wallet.

E-Wallet services have experienced significant growth in Indonesia over the past nine years, becoming a rapidly growing trend. E-Wallets allow users to perform online transactions without the need for cash or physical cards by simply authenticating payments using a PIN. As the most widely used system by the public today for fulfilling digital transaction and payment needs, e-wallets face data security and privacy issues related to pins by implementing biometric authentication methods. However, not many users have switched to using biometrics. This study aims to analyze the factors influencing users' intentions to switch to biometric authentication (switching intention) in e-wallet payment authentication. Data collection was conducted through interviews with 15 informants and surveys of 441 respondents. Qualitative data analysis was performed using grounded theory, while quantitative data analysis utilized partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM). The results of the study indicate that system reliability and secure comfortability, from the pull factors, significantly affect users' perceptions of the usefulness of biometrics (perceived usefulness). Meanwhile, perceived inconvenience and perceived vulnerability, from the push factors, have no significant effect. Furthermore, the variables facilitating conditions, habit, social influence, and perceived usefulness significantly influence switching intention, while personal innovativeness does not. Finally, users' switching intention influences their switching behavior. These findings are expected to assist e-wallet platforms in designing effective strategies to enhance biometric features in e-wallet payment authentication."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marvel Krent
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media sosial dan faktor psikologi sosial terhadap perilaku dan gerakan boikot produk pro-Israel pada masyarakat Indonesia. Latar belakang penelitian ini adalah meningkatnya penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyuarakan gerakan sosial, tetapi sedikit penelitian yang berfokus pada konteks boikot produk pro-Israel di Indonesia, terlebih yang membedakan aktivitas pembagian informasi dan penerimaan informasi di media sosial. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana aktivitas di media sosial serta faktor psikologi sosial seperti norma pribadi, sikap terhadap boikot, tekanan sosial yang dirasakan mengenai boikot, kesadaran akan konsekuensi dari tidak melakukan boikot, dan persepsi kontrol yang dimiliki dari suatu perilaku dapat memengaruhi perilaku dan gerakan boikot. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode PLS-SEM dan pendekatan kualitatif dengan metode content analysis. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner daring kepada masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan media sosial dan berpartisipasi dalam gerakan boikot yang diisi oleh 645 responden secara valid. Sementara itu, pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas membagikan informasi di media sosial memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku boikot, sementara aktivitas menerima informasi memerlukan mediasi dari faktor psikologi sosial untuk memengaruhi perilaku boikot. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa media sosial dan faktor psikologi sosial dapat memengaruhi gerakan boikot di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi perusahaan dalam menyusun konten media sosial yang bijak, pengembang aplikasi untuk mengembangkan fitur yang mendukung aksi kolektif, dan aktivis untuk menyusun strategi kampanye aksi kolektif yang lebih efektif.

This study aims to analyze the influence of social media usage and social psychological factors on the behavior and movement of boycotting pro-Israel products among Indonesian society. The background of this research is the increasing use of social media as a tool for voicing social movements, but there is limited research focusing on the context of boycotting pro-Israel products in Indonesia, especially distinguishing between information sharing and information receiving activities on social media. This study explores how activities on social media and social psychological factors such as personal norms, attitudes towards boycotts, subjective norms, awareness of the consequences, and perceived behavioral control can influence boycott behavior and movement. The methodology of this study employs a quantitative approach using PLS-SEM and a qualitative approach using content analysis. Quantitative data collection was conducted by distributing online questionnaires to Indonesians actively using social media and participating in the boycott movement, with 645 valid responses collected. Meanwhile, qualitative data collection was carried out through interviews with 30 respondents. The results show that information sharing activities on social media have a direct impact on boycott behavior, while information receiving activities require mediation from social psychological factors to influence boycott behavior. Additionally, this study indicates that social media and social psychological factors can influence boycott movements in Indonesia. This research is expected to provide practical guidance for companies in creating sensible social media content, application developers in creating features that support collective action, and activists in devising more effective collective action campaign strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>