Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisfuddin
"Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas, sumberdaya yang paling penting adalah sumberdaya manusia, karena sumberdaya manusialah yang akan mengendalikan sumberdaya lainnya sehingga dapat berfungsi dengan baik. Salah satu komponen sumberdaya manusia tersebut adalah tenaga perawat. Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan Puskesmas yang baik diperlukan disiplin kerja dari setiap anggota. Masalah yang dianalisis pada penelitian ini adalah rendahnya disiplin waktu kerja perawat Puskesmas di wilayah Kecamatan Panti dan Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Karena kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan oleh perawat, maka seharusnya perawat memiliki kemampuan yang handal dan mempunyai disiplin sehingga pelayanan Puskesmas dapat diwujudkan dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk diperolehnya gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin waktu kerja perawat Puskesmas di wilayah Kecamatan Panti dan Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal apa saja yang berhubungan dengan rendahnya disiplin waktu kerja perawat Puskesmas di wilayah Kecamatan Panti dan Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Sampel penelitian ini adalah seluruh perawat Puskesmas Kecamatan Panti dan Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman sebanyak 30 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat yaitu t.test, korelasi dan regresi linear.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin waktu kerja perawat Puskesmas di wilayah Kecamatan Panti dan Kecamtan Rao Kabupaten Pasaman adalah faktor eksternal meliputi; kepemimpinan, supervisi, sumber daya, dan imbalan. Penelitian ini menyarankan kepada pimpinan Puskesmas perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas perawat dengan memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan secara lebih merata yang pada akhirnya meningkatkan disiplin waktu kerja.

In organizing health efforts in the Community Health Center, human resource is the most important resources, because people that will control other resources that all will run properly. One of the human resource component is nurse. In order to perform good health service in the Community Health Center, work discipline of each personnel is needed. The problem found out in this research is the low time discipline of the nurses of the Community Health Center in Sub-District of Panti and Sub-District of Rao, Regency of Pasaman. Because the major tasks of the Community Health Center is done by the nurses, it is necessary that the nurses have reliable skill and have good discipline that service of the Community Health Center can be realized properly.
The purpose of this research is to obtain description regarding factors related to working time discipline of nurses in the Community Health Center in Sub-District of Panti and Sub-District of Rao, Regency of Pasaman. This research done is analytic descriptive research with cross sectional design to identify internal and external factors related the low discipline of nurses of the Community Health Center in Sub-District of Panti and Sub-Distract of Rao, Regency of Pasaman. Sample of this research is all nurses of the Community Health Center in Sub-District of Panti and Sub-District of Rao, Regency of Pasaman amounted to 30 nurses. The analysis used is univariate and bivariate analysis with t.test, correlation and linear regretion.
The result of analysis indicates that the factors related to the working time discipline of nurses in the Community Health Center in Sub-District of Panti and Sub-District of Rao, Regency of Pasaman are external factors such as leadership, supervision, human resource, and reward. This research suggests that the head of the Community Health Center needs to consider the development and improvement of the nurses quality by giving education and training opportunity more proportionately that finally will improve the working time discipline."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Erri Astoeti Adrianingsih
"Klinik Gigi Pendidikan (KGP) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti didalam upaya pengembangannya, memerlukan suatu perencanaan strategik yang dapat sejalan dengan visi dan mini FKG Usakti yang tertuang pada Perencanaan Strategik FKG Usakti tahun 2000-2004. Untuk dapat menyusun perencanaan strategik dari KGP FKG Usakti, dilakukan penelitian operasional dengan analisis kualitatif dan kuantitatif dibantu dengan peramalan menggunakan Time Series Forecasting dan program QSB+. Penyusunan strategi ini melalui tahap I (input stage) terdiri dari analisis lingkungan eksternal dan internal dari KGP FKG Usakti, yang dilakukan oleh Consensus Decision Making Group(CDMG), yang terdiri dari pimpinan, guru besar, kepala KGP, dan kepala-kepala bagian kink FKG Usakti. Kemudian tahap II (matching stage), CDMG meaakukan analisis dengan matriks Internal-External (IE) dan SWOT. Selanjutnya tahap III (decision stage) menggunakan matriks QSPM untuk menentukan strategik terbaik. Dari hasil penelitian, pada pemilihan alternatif strategi dengan berdasarkan hasil dan matriks IE, memperlihatkan posisi KGP FKG Usakti pada kuadran II yang berarti pada posisi Grow and Build dengan strategi yang dianjurkan adalah strategi intensif (market penetration, market development, product development) dan strategi integratif (forward integration, backward integration, horizontal integration). Penelitian ini menyimpulkan bahwa KGP FKG Usakti memilild potensi pasar yang besar dengan dukungan internal yang kuat, walaupun dengan pesaing yang cukup kompetitif, sehingga masih diperlukan suatu tindakan untuk meningkatkan mutunya Sebagai saran untuk tindak lanjut, maka strategik yang terpilih perlu dioperasionalkan secara optimal dengan mengreorganisasi strategi-strategi terpilih menjadi tiga komponen yang menurut Hegel dan Singer (1999) adalah peningkatan penjualan dan pemasaran, peningkatan kemampuan dan kualitas operasi, serta peningkatan infrasiruktur pendukung.

The Educational Dental Clinic (KGP) Faculty of Dentistry Trisakti University (FKG Usakti) requires a strategic planning, in alignment to the vision and mission of FKG Usakti as described in its strategic planning for the year of 2000-2004. To develop an operational research with qualitative and quantitative analysis was performed with the aid of forecasting technique such as Time Series Forecasting from QSB+. The research was done in 3 (three) stages. Stage I (input stage) covers the external and internal analysis of KGP FKG Usakti through a Consensus Decision Making Group (CDMG). This group consisted of dean and staff, professors, KGP director, and department heads FKG Usakti. In stage II (matching stage), the result of stage I was analyzed using Internal-External (IE) matrix and SWOT matrix. The last stage (decision stage) was to determine best strategy priorities using the QSPM matrix. On the matching stage (stage II), CDMG agreed that KGP FKG Usakti is at Grow and Build position of IE matrix. Further, they decided to apply all strategies within Grow and Build, which are intensive strategies (market penetration, market development, product development), and integrative strategy (forward integration, backward integration, horizontal integration). It can be concluded than, that KGP FKG Usakti has a significant market potential and relatively strong internal capability, in a competitive atmosphere . The position of grow and build indicates that a quality improvement is still needed. The suggests that all selected strategies organized with the KGP FKG Usakti into three different structures following Hegel and Singer (1999), sales/marketing, operations and performances, and supporting bundle of structures."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Fahmi Khayati
"Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA Negeri 11 Jakarta tahun 2018. Penelitian dilakukan pada remaja sebab remaja cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur, padahal buah dan sayur sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan serta berperan dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional melalui pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27,5% responden memiliki konsumsi buah dan sayur yang baik yaitu ≥ 400 gram per hari. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara faktor individu (pengetahuan dan preferensi) dan perilaku (frekuensi sarapan dan makan siang) dengan konsumsi buah dan sayur.

This study discuss about factors related to fruit and vegetable consupmtion among students at SMA N 11 Jakarta. The study was conducted on adolescents because  adequate intake of fruit and vegetable is important for their growth and  development, it also has a role in reducing  the risk of cardiovascular diseases. This study used cross sectional design with self administered questionnaire as a mean to collect the data. Among the students at SMA N 11 Jakarta, 27,5% met the minimin recommendation of fruit and vegetable consumption; 400 gram per day. The data collected was analysed using statisccal method and revealed a significant relationship between individual factors (knowledge and preferences) and behavioural factors (breakfast and lunch frequency) with fruit and vegetable consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vergie Ryoto
"Skripsi ini meneliti hubungan karakteristik individu, status gizi, dan gaya hidup dengan tingkat kekuatan otot. Penelitian dilakukan dengan tes hand-grip dynamometer yang melibatkan 100 lansia wanita peserta klub geriatri RS Pantai Indah Kapuk dan Pluit Village. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai kekuatan otot pada tangan yang dominan ialah 24.017 kg. Pada analisis bivariat, variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan tingkat kekuatan otot pada penelitian ini adalah umur, tingkat kemandirian (BADL dan IADL), asupan energi dan lemak, serta aktivitas fisik. Disarankan kepada lansia untuk selalu melakukan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan guna menunda disabiliti.

The primary purpose of this study was to examine the relationship of individual characteristics, nutritional status,and life style to the level of muscle grip strength. The study was conducted with hand-grip dynamometer test which is involving 100 elderly women participants of geriatric club at Pantai Indah Kapuk Hospital and Pluit Village. The results showed average value of muscle strength in the dominant hand was 24.017 kg. By bivariate analysis, variables that have a significant relationship with the level of muscle strength in this study were age, level of independence (BADL and IADL), intake of energy and fat, and physical activity. The elderly are advised to always perform activity according to ability in order to suspend disability."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Patnela Mayasari
"ABSTRAK
Skripsi ini meneliti kekuatan genggam yang dapat menggambarkan kekuatan tubuh
secara keseluruhan pada karyawan kependidikan FKM UI dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yaitu asupan gizi makro, IMT, aktivitas fisik, merokok, dan
frekuensi konsumsi sarapan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
desain studi cross sectional. Data diambil menggunakan pengukuran antropometri,
kuesioner mandiri, wawancara recall, dan hand grip dynamometer pada 93
responden (31 orang perempuan dan 62 orang laki-laki) yang tidak sedang atau
pernah mengalami cedera pada lengan dan tangan. Variabel yang memiliki
hubungan signifikan dengan kekuatan genggam adalah aktivitas fisik (P=0,0001),
asupan karbohidrat (P=0,016), dan merokok (P=0,03).

ABSTRACT
This study examine the hand grip strength which represents body strength in staff
of Public Health Faculty of University of Indonesia with the possibly influenced
factors: macronutrients intake, BMI, physical activity, smoking, and breakfast
frequency. This quantitative study was undertaken with cross-sectional design.
Collecting data process began with anthropometric measure, selfreporting
questionnaire, food recall interview, and hand grip dynamometer on 93 respondents
(31 womens, 62 mens) without history of encounter arm deformities. The
significant variable with hand grip streng were physical activity (P=0,0001),
carbohydrate intake (P=0,016), and smoking (P=0,03)."
2016
S65226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Febrina
"Kebugaran kardiorespiratori yang rendah dapat mempengaruhi terjadinya penurunan performa kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kebugaran kardiorespiratori berdasarkan persen lemak tubuh, aktivitas fisik, status merokok, tingkat stres, asupan zat gizi makro, dan asupan zat gizi mikro pada Pamasis STHM Ditkumad tahun 2017. Desain studi yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel 70 responden. Nilai VO2max yang menentukan status kebugaran kardiorespiratori diukur dengan two-mile run test. Dengan menggunakan tes tersebut didapatkan sebanyak 60 Pamasis STHM memiliki status tidak bugar. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi square didapatkan adanya perbedaan status kebugaran kardiorespiratori berdasarkan persen lemak tubuh p-value < 0,05.

Low cardiorespiratory fitness related to decreased work performance. This study aims to examine the differences of cardiorespiratory fitness based on body fat percentage, physical activity, smoking status, stress level, macronutrients and micronutrients intake among military students of SHTM Ditkumad. This study used cross sectional design and participated in 70 samples. VO2max was used to determine cardiorespiratory fitness using two mile run test. The result of this study shows that 60 military students are unfit. Chi square result is showing that cardiorespiratory fitness statistically different based on body fat percentage p value 0,05.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Shabrina
"ABSTRAK
Komposisi tubuh yang tidak ideal memberikan masalah kesehatan pada manusia yakni terkait dengan obesitas maupun obesitas sentral. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh High-Intensity Interval Training Focus T25 Workout terhadap penurunan persen lemak tubuh. Penelitian ini menggunakan desain studi kuasi eksperimental pada 13 orang mahasiswa perempuan di FKM, FIK dan FMIPA UI pada bulan Mei 2017. Subjek diberikan intervensi berupa kegiatan HIIT dengan frekuensi 3 x perminggu untuk kelompok intervensi dan 2 x per minggu untuk kelompok kontrol. Data diperoleh denganpengukuran berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh dan pengisian formulir pencatatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan persen lemak tubuh setelah dilakukan intervensi pada kedua kelompok. Pada uji bivariat didapati perbedaan yang signifikan pada persen lemak sebelum dan sesudah intervensi. Namun tidak didapati perbedaan yang signifikan pada penurunan persen lemak tubuh jika dibandingkan pada kedua kelompok.

ABSTRACT
Unideal body composition can caused health problem such as obesity or viseral obesity. This study was conducted to assesseffect of HIIT Focus T25 Workout to body fat percentage loss. This study used quasi experimental design on 13 overfat ge 30 woman college students in FPH, FN and FMNS University of Indonesia in May 2017. HIIT was offered for 4 week,3 x per week for intervention group and 2 x week for control group 25 minute session . Body fat percentage of subject were compared before and after intervention. Data was collected weight, height, body fat percentage and macronutrient intake. Result of this study show that HIIT decreased body fat percentage on both of group. There is statistically significant on body fat percentage before and after intervention, but if it were compared both of grup were not statistically significant. There was correlation between carbohydrate and fat intake and body fat percentage loss. HIIT decreased body fat percentage loss effectively."
2017
S68015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denissa Indriana
"Prevalensi balita wasting di Jakarta Timur tahun 2017 merupakan prevalensi tertinggi kedua di DKI Jakarta yakni sebesar 11%. Prevalensi wasting di Jakarta Timur termasuk
masalah kesehatan masyarakat yang serius. Wasting merupakan masalah kesehatan yang serius karna dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas balita. Usia 24-30 bulan merupakan usia yang rentan mengalami wasting karena sudah tidak mendapatkan ASI sehingga diperlukannya asupan gizi yang adekuat. Wasting memiliki beberapa faktor
langsung dan tidak langsung sehingga tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan kejadian wasting pada anak usia 24-30 bulan di Kecamatan Cakung, Jakarta
Timur tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan sampel penelitian 221 anak usia 24-30 bulan. Hasil penelitian menunjukkan 14,9% anak usia
24-30 bulan di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur tahun 2019 mengalami wasting. Terdapat hubungan positif antara asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein,
asupan protein hewani, asupan lemak, frekuensi asupan susu, dan jumlah asupan susu dengan kejadian wasting. Risiko wasting lebih tinggi pada anak dengan asupan energi, karbohidrat, protein, protein hewani, dan lemak yang tidak adekuat serta frekuensi dan jumlah asupan susu yang kurang. Faktor dominan dari penelitian ini yakni asupan protein yang berarti asupan protein tidak adekuat mempunyai peluang 2,8 kali untuk menjadi wasting dibandingkan dengan anak dengan asupan protein adekuat setelah dikontrol oleh asupan energi, asupan asupan karbohidrat, asupan protein hewani, asupan lemak, riwayat ISPA, riwayat diare, usia minum susu, frekuensi asupan susu, jumlah asupan susu, IMD, dan pendidikan ibu. Maka dari itu diperlukannya asupan protein khususnya susu untuk mencegah kejadian wasting.

The prevalence of wasting toodlers in East Jakarta in 2017 is the second highest prevalance in DKI Jakarta is 11%. The prevalence of wasting in East Jakarta is a serious problem public health. Wasting is a serious problem because it can cause morbidity and mortality in children. Age 24-30 months is the age high risk of wasting because its not getting breast milk anymore, so adequate nutritional intake is needed. Wasting has several direct and indirect factors, the purpose of this study is to find out dominant factors of wasting in children aged 24-30 months in Cakung Sub District, East Jakarta in 2019. This study used a cross-sectional method with 221 children aged 24-30 month. The results showed 14,9% of children aged 24-30 months in Cakung District, East Jakarta in 2019 had wasting. There is a relationship between energy intake, carbohydrate intake, protein intake, animal source protein intake, fat intake, frequency of milk intake, amount of milk intake with wasting. The risk of wasting is higher in children with energy, carbohydrate, protein, animal protein, and inadequate fat intake and less frequency and amount of milk intake. The dominant factor of this study is
protein intake which means that inadequate protein intake has higher risk 2,8 times to be wasting compared to children with adequate protein intake after being controlled by energy intake, carbohydrate intake, animal source protein intake, fat intake, acute respiratory infection, diarrhea, age of drinking milk, frequency of milk intake, amount of milk intake, initiation of breast feeding, and mother education. Adequancy protein intake is needed especially milk intake to prevent wasting in children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Azwar
"Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk program pokok. Program kesehatan ibu dan anak (IQA) merupakan salah satu program pokok di puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil, menyusui , bayi dan anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian (Departemen Kesehatan, 1992). Dalam mengayomi kelompok rentan ini banyak kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian, salah satunya melalui kegiatan antenatal care (ANC) yang adekuat. ANC yang adekuat ditunjukkan dengan salah satu indikator yang terdapat dalam suatu sistem pemantauan wilayah setempat program KIA yaitu indikator K4 ibu hamil.
Diduga rendahnya cakupan K4 ibu hamil ini mungkin dipengaruhi oleh somber daya yang tersedia di puskesmas, peran lintas sektor, luas wilayah kerja, status puskesmas, jumlah penduduk, rencana kerja tahunan (POA) puskesmas, rencana kerja petugas pelaksana program, pemantauan dan penilaian. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran karakteristik puskesmas yang berhubungan dengan cakupan K4 ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Besar tahun 1999 dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap pimpinan puskesmas dan bidan pengelola KIA di 6 (enam) puskesmas terpilih dalam Kabupaten Aceh Besar. Selain itu informasi dari bidan di desa sebagai pengelola MA di pedesaan diperoleh melalui diskusi kelompok terarah. Dengan demikian, untuk meningkatkan validitas data peneliti telah melakukan triangulasi sumber data, triangulasi metode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik puskesmas ternyata mempunyai peran terhadap pencapaian cakupan K4 ibu hamil antara lain tenaga pelaksana ANC, baik jumlah maupun mutunya masih kurang, ketersediaan sarana pelayanan yang belum memadai, dukungan/peran lintas sektor belum berjalan, serta rencana kerja petugas pelaksana program puskesmas yang belum dibuat (tidak ada). Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian ini, maka disimpulkan bahwa puskesmas dengan karakteristik sumber daya dan dukungan lintas sektoral yang memadai mempunyai cakupan K4=60%. Berdasarkan simpulan tersebut pula, peneliti menyarankan antara lain diperlukan upaya peningkatan mutu tenaga pelaksana program melalui pelatihan teknis fungsional, pemanfaatan sumber daya yang tersedia di puskesmas secara optimal, membuat rencana kerja puskesmas secara menyeluruh serta pimpinan puskesmas harus lebih bersifat proaktif untuk mendapatkan dukungan peran lintas sektor. Sebagai alat manajerial program MA, pemantauan wilayah setempat-kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA) hendaknya terus dapat, digunakan dalam upaya melakukan pemantauan dan evaluasi program.

Health center is a functional health organization designed as a development center for public health, aimed to build community participation in addition to delivering comprehensive and integrated community services in its region in the form of basic health services. Maternal and child health is one of basic services in health center, with a high priority. It is to say that pregnant and lactating mothers, babies and children are high-risk groups of morbidity and mortality (MOH, 1992). In order to protect these mothers and their coming babies, mothers should adequately do antenatal care. Adequate antenatal care is pointed out by an indicator, in a local visit area monitoring system of maternal and child health program (MCH), namely K4. K4 is the fourth ANC visit with a certain criteria.
By hypothesis, a low coverage of K4 of pregnant mothers maybe influenced by the available power resources of health center, participation of inter-sector, working area, health center status, public population, plan of action of health center, plan of action officer program, monitoring and evaluation. Therefore, the researcher want to know how health center characteristics influence K4 coverage of pregnant mothers. This study was conducted in Aceh Besar District in 1999 using qualitative approach. The data was collected through in depth interviews to the chief of health center and senior midwives of 6 (six) selected health centers in Aceh Besar District. While information from midwives in village was obtained through focus group discussions (FGDs). In order to get valid data, the researcher applied triangulation on data resources and data collection method. Through the method the data were rechecked not only once.
The results of this study show that the health center characteristics actually have roles toward K4 coverage of pregnant mothers, ANC staff lack off in number and quality, the availability of service facility is not sufficient, the role of inter-sector is not well run yet, and the plan of action of health center program of officer is not produced. Thus it can be concluded that health centers with sufficient resources and inter-sector support have K4 coverage more than 60 %. Based on the conclusion, the author suggests some improvement effort of through a functional technique training, the available optimal utilization of resource of the health center, production and improvement of the plan of action of health center more proactive action of and the chief of health center to have inter-sector support. As managerial tools of maternal and child health program, local area monitoring-maternal and child health (LAM-MCH) should be permanently used in monitoring and evaluating the program."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmadi
"Pada saat ini penyakit tbc masih meupakan masalah kesehatan masyarakat oleh karena angka kesakitan meningkat terus setiap tahun dan salah satu penyebab penyakit ini adalah ketidakteraturan berobat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa secara kualitatif perilaku kepatuhan menelan obat penderita tuberkulosis paru di 4 puskesmas wilayah Kabupaten Ketapang tahun 2000. Lokasi penelitian dilakukan di 4 puskesmas yaitu Puskesmas Sei Awan, Puskesmas Suka Bangun (yang penderitanya aktif berobat), Puskesmas Kedondong dan Puskesmas Mulia Baru (yang penderitanya tidak aktif berobat), Kabupaten Ketapang.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan sebagai informan adalah penderita Tb paru yang sedang mengikuti program Tb paru di bawah 5 bulan pengobatan, petugas pemegang program Tb paru, pimpinan puskesmas, petugas laboratorium dan PMO. Pengumpulan data dengan metode diskusi kelompok terarah terhadap penderita Tb paru serta PMO, sedangkan petugas program Tb paru, petugas laboratorium, kepala puskesmas dilakukan wawancara mendalam. Karakteristik informan untuk penderita Tb paru yang dilihat adalah pengetahuan, persepsi, sikap, motivasi, niat. Persepsi disini adalah terhadap petugas pemegang program Tb paru, Petugas laboratorium dan PMO. Untuk PMO yang_ dilihat adalah pengawasannya terhadap penderita Tb paru. Untuk petugas pemegang program dan petugas laboratorium yang dilihat adalah pelayanannya, dan untuk pimpinan puskesmas yang dilihat adalah pengawasannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penderita Tb paru yang aktif dan tidak aktif berobat sebagian besar penderita mempunyai pengetahuan yang baik, dan sebagian kecil mempunyai pengetahuan rendah. Persepsi penderita terhadap petugas program Tb paru, petugas laboratorium, PMO pada yang aktif berobat umumnya baik sedangkan yang tidak aktif berobat mempunyai persepsi yang buruk. Sikap penderita yang aktif berobat terhadap lamanya dan keteraturan menelan berobat menunjukkan sikap yang baik sedangkan pada yang tidak aktif berobat menunjukkkan sikap yang buruk. Semua penderita yang aktif berobat mempunyai motivasi yang positif, sedangkan pada yang tidak aktif berobat mempunyai motivasi yang buruk. Hampir seluruh penderita yang aktif berobat maupun yang tidak aktif berobat menunjukkan adanya niat untuk kesembuhan bagi dirinya dan hanya sebagian kecil saja yang tidak ada niat atau pasrah dengan keadaan sakitya.
Sebagian besar PMO yang penderitanya yang aktif berobat mempunyai pengawasan yang baik dan pada yang tidak aktif berobat pengawasannya buruk. Sebagian besar kepala puskesmas yang penderitanya aktif berobat pengawasannya baik sedangkan sebagian besar pada penderitanya yang tidak aktif berobat pengawasannya buruk. Sebagian besar petugas pemegang program Tb paru yang penderitanya aktif berobat mempunyai pelayanan yang baik sedangkan sebagian besar pada yang tidak aktif berobat pelayanannya buruk. Sebagian besar petugas laboratorium yang penderitanya aktif berobat pelayanannya baik sedangkan sebagian besar pada penderitanya yang tidak aktif berobat pelayanannya buruk. Ada beberapa saran yang dapat kami sampaikan. Kepada para Kepala Puskesmas supaya mengadakan pelatihan kepada petugas, agar kinerja petugas dapat ditingkatkan. Kepada pemerintah agar mendukung dan menyediakan dana untuk meningkatkan program Tb paru.

Now the tuberculosis disease in public health problem the cases improve every year an one of the couses of this disease to swallow the pillsirregulary. This research purposed is to qualitative analyze obedience behavior to swallow pills among the lung tuberculoses patients at four health centres in Ketapang District in the year 2000. the 4 public health centre, named Puskesmas Sei Awan, Puskesmas Suka Bangun (which patients are active in medication), Puskesmas Kedondong and Puskesmas Mulia Baru (which patients are not active in medication), in Ketapang District.
This research is a qualitative research and the informants are the lung tuberculoses patients who participated in lung tuberculoses program within 5 months medication, the officials for the lung tuberculoses program, public health centre head, laboratory staffs and the PMO. The data is collected by applying focus group discussion method of the lung tuberculoses patients together with the PMO, and by applying deep interview with the lung tuberculoses program officials, the laboratory staffs, and the head official of public health centre. The observed inforrnen characteristics of the lung tuberculoses patients are the knowledge, perception, attitude, motivation, and eagerness. Perception is due to the services which are given by the lung tuberculoses program officials and the laboratory staffs, and the monitoring by the PMO to the lung tuberculoses patients, and the process monitoring by the head official public health centre.
The research result showed that the active and non-active patient's have good knowledge and some a few of non-actve patient's have minor knowledge. There are generally good perceptions among the active medication patients about the program officials, laboratory staffs, and the PMO, as well as the non-active patients have bad perceptions about these officials. Active medication patient's attitude towards the period and the regularity in swallowing the pills are good, as well as the non-active medication patients didn't show bad attitude. All the active medication patients have positive motivation, while the non-active medication patients have poor motivation. Almost all of the patients, either the active or the non-active medication patients show good intention for their own disease remedy. Only few of them didn't show the motivation to get cured from the disease or relinquish for their own condition.
Most of the PMO, program officials, laboratory staffs, and the head official of public health centre with active medication patients have showed good attitude in their own tasks, while the PMO, program officials, laboraty staffs and head official of public health centre with non-active patients have showed poor attitude in doing their own tasks. I would like to suggest few things regarding the above conditions. The head official of public health centre should provide good training for his officials, as well as motivate his officials to provide better attitude in doing their own tasks. The government should provide enough support and fund for the implementation of the lung tuberculoses medication program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T1409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>