Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Benny M.T.
"Perkembangan teknologi modulasi dan transmisi gelombang merupakan tulang punggung bidang komunikasi modern. Didalam perkembangannya, teknologi komunikasi berevolusi dari teknologi komunikasi generasi awal yang sederhana dan pemanfaatannya dibatasi oleh jarak diantara pemakai jasa komunikasi, menjadi teknologi komunikasi modern yang menuntut pertukaran informasi yang semakin cepat dan tidak terpengaruh oleh adanya jarak yang terbentang diantara pemakai jasa komunikasi. Selain kualitas data yang dikirim, komunikasi modern juga menuntut adanya sistem keamanan pada proses pengiriman data, agar data yang bersifat sangat rahasia tidak boleh diketahui oleh pihak yang tidak berwenang, analoginya adalah jika keamanan data tidak terjamin, maka sistem yang kita buat dapat menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat lagi.
Modulasi Spread Spectrum adalah salah satu metode keamanan pada proses transmisi data. Keunggulan teknik modulasi spread spectrum adalah dapat menolak interferensi pada gelombang transmisi dan dapat mereduksi densitas energi gelombang transmisi dan dapat digunakan pada modulasi digital berbasis FSK, ASK dan PSK.
Tujuan skripsi ini adalah merancang dan menganalisa sistem Direct Sequence Spread Spectrum Koheren BPSK dengna menggunakan simulink Matlab 7.6 untuk menghasilkan suatu simulasi sistem komunikasi yang memiliki performa sebaik modulasi Koheren BPSK dengan kualitas dan keamanan data yang terjaga dari manfaat implementasi sistem spread spectrum.
Hasil analisis dari simulasi sistem Direct Sequence Spread Spectrum Koheren BPSK menunjukkan bahwa dengan semakin memperpanjang rangkaian urutan shift register pada generator polynomial dari PN Sequence Generator yang digunakan pada sistem DSSS Koheren BPSK akan semakin meningkatkan keamanan sistem.

The development of modulation and transmission technology are the backbone of modern communication technology. Communication technology evolve from simple and short range user application from early generation of communication technology to modern communication technology that have very high speed and very vast range user application. Furthermore, in modern technology, besides the quality and speed of data transfer process, the security system is also becoming one of the major issues and highly demanded in modern communication technology. Furthermore, if there is no security system which can secure every valuable data from transmitter to receiver, it means the communication system is becoming much less useable.
Spread Spectrum modulation is one of many method that can be used to build a secure transmission data process system. The advantage of spread spectrum is this method prevent the transmission wave from interference, reduce the spectral power density and can be implemented in every digital modulation base on FSK, ASK and PSK.
The purpose of this final assigment is to design and to analyze Direct Sequence Spread Spectrum Koheren BPSK system by using simulink Matlab 7.6 in order to design a simulation of communication system which have BER as good as Koheren BPSK modulation and good security in transmission data process as an advantage of spread spectrum implementation in digital modulation.
The result from Direct Sequence Spread Spectrum Koheren BPSK communication system simulation is a high value of total binary digit from shift register circuit in generator polynomial in PN Sequence Generator used in Direct Sequence Spread Spectrum Koheren BPSK communication system will increase the security of every valuable data from transmitter to receiver in Direct Sequence Spread Spectrum Koheren BPSK communication system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40486
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Astomo
"Keinginan dari para pemegang hak cipta dalam penyiaran program-program premium, telah memicu perusahaan TV kabel untuk membuat suatu sistem keamanan dalam penyiaran program tersebut. Salah satu sistem keamanan yang dibuat adalah dengan memanipulasi sinyal video yang akan disiarkan atau yang dikenal dengan istilah scrambling video.
Saat ini telah terdapat berbagai macam metode scrambling video, diantaranya adalah traps, video inversion, interfering carrier, horizontal sync suppression dan digital audio encryption. Akan tetapi, metode-metode tersebut sistem keamanannya hanya memanfaatkan kelemahan proses detuning dari TV. Sehingga dengan menghilangkan kelemahan tersebut, para pembajak video dapat dengan mudah memperoleh siaran program-program premium.
Pada skripsi ini, akan dirancang suatu simulasi sistem scrambling video dengan menggunakan teknik pengacakan pixel yang digabungkan dengan suatu address code melalui sistem operasi matriks. Selanjutnya hasil scrambling video akan divariasikan dengan besar sample time mulai dari 1/15 hingga 1/60, serta jumlah delay dari tiap sample frame video yang disiarkan. Proses analisis akan dilihat pada tampilan video display dan vector scope.
Hasil analisis simulasi menunjukkan bahwa tingginya tingkat keamanan dari scrambling video ditentukan oleh banyaknya pixel video yang terbagi, penggunaan manipulator-manipulator matriks dan acaknya nilai pembangkitan matriks oleh address code. Variasi sample time 1/15 akan memberikan hasil distorsi yang terbesar, sedangkan sample time 1/60 akan memberikan pengurangan kedipan video dan hasil distorsi yang terkecil.

The demand from the rights holder in broadcasting their premium programs has triggered TV cable company to make a security system for those programs. One of the security system that has been made is by manipulating the video signals or been known by the word of video scrambling.
Until now, there are so many method of video scrambling, like traps, video inversion, interfering carrier, horizontal sync suppression dan digital audio encryption. However, those security system methods are only using the weaknesses of detuning process by the television set. So that, by eliminating these weaknesses, the hijacker can get those premium programs easily.
In this semi thesis, will be designed a simulation video scrambling system with random pixel technique that has been combined with a unique address code based on matrix operation system. Furthermore, the result of scrambling video will be varied with adjusting the sample time from 1/15 to 1/60 and varying the number of delay of each sample video frame that will be broadcasted. The analysis process will be showed in the video display and vector scope.
The simulation analysis result shows that security of scrambling video is depends on the number of video pixel divided, the use of matrix manipulators and randomize the value of matrix generator by address code. The sample time 1/15 will gives the largest distortion, whereas sample time 1/60 will gives reduction in video flicker and smallest distortion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40456
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Taufik
"Komunikasi tanpa kabel (wireless communication) yang ada saat ini adalah WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) . WiMAX merupakan teknologi wireless yang menawarkan jasa telekomunikasi dengan bandwidth yang lebar dan bit rate yang besar sehingga mampu menyediakan berbagai aplikasi meliputi suara, video dan data dengan kecepatan yang tinggi. Kelebihan lain adalah mampu digunakan pada LOS atau NLOS sehingga dapat digunakan pada mobile service. Salah satu perangkat pendukung dari wireless communication adalah antena. Antena dengan dimensi yang kecil, ringan, dan mudah untuk dipbrikasi dengan harga yang murah dengan performansi yang cukup baik sangat diperlukan untuk mendukung teknologi WiMAX. Pada Tugas Akhir ini dirancang bangun antena biquad mikrostrip dengan bahan FR4 (evoksi). Antena mikrostrip biquad tersebut dirancang untuk berkerja pada frekuensi 2.3 ? 2.4 GHz sesuai dengan frekuensi WiMAX. Hasil pengukuran antena biquad mikrostrip yang telah dibuat memiliki lebar pita frekuensi 2.283 GHz ? 2.396 GHz (4.84 % atau 113 MHz) dengan nilai VSWR minimum 1,045 atau return loss minimum -33.314 dB, Impedansi 51.715 + j1.37 Ω. Hasil pengukuran ini menunjukkan antena biquad mikrostrip yang dibuat dapat direalisasikan dan dapat digunakan pada aplikasi WiMAX yang menggunakan frekuensi 2.3 GHz ? 2.4 GHz.

Wireless communication in this time is WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access). WiMAX represents the technology of wireless communication with wide bandwidth and high bit rate, so it?s able to provide various application which covers voice, video and high speed data. Another advantage is WiMAX can be used for LOS or NLOS condition so it can be used for mobile service. One important equipment for wireless communication is antenna. Antenna which have small dimension, light, and easy to manufactur with low price and good enough performance is very needed to support WiMAX technology. Therefore this research is to design biquad mikrostrip antenna with FR4 substance. The Biquad Mikrostrip Antenna is designed to work at frequency 2.3 - 2.4 GHZ as according to frequency WiMAX. The result of biquad mikrostrip antenna which have been made show a wide impedance bandwidth of 2.283 GHZ - 2.396 GHz (4.84 % or 113 MHz). with the minimum VSWR value of 1,045, return loss - 33.314 dB, Impedance 51.715 + j1.37 Ω. This Result shows that the biquad mikrostrip antenna can be used for WiMAX application for the frequency 2.3 GHZ - 2.4 GHZ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52313
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
T. Maulana Habibi
"Perkembangan telepon selular setiap tahun semakin meningkat, baik dari segi kuantitas yaitu pertambahan jumlah pengguna maupun segi kualitas yaitu peningkatan fitur yang disediakan oleh operator. Di lain sisi berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2003 menunjukkan 850 juta telepon selular mengalami penyadapan (eavesdrop) pada saat terjadi panggilan.
Untuk menjamin aspek keamanan, sistem jaringan GSM (Global System for Mobile) menawarkan tiga macam keamanan, salah satunya yaitu autentikasi. Kebutuhan autentikasi dilakukan dengan penggunaan smart card yang lebih dikenal dengan nama SIM card.
Autentikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk memeriksa keabsahan identitas pelanggan GSM yang mengakses jaringan GSM dan akan menggunakan semua fasilitas layanan (features) yang ditawarkan oleh jaringan GSM.
Autentikasi GSM dilakukan menggunakan algoritma tertentu yaitu algoritma A3, Algoritma A3 adalah algoritma autentikasi dalam keamanan GSM yang berfungsi untuk membangkitkan response yang lebih dikenal dengan Sres sebagai jawaban dari random challenge yang dikenal dengan RAND.
Tugas Akhir ini berupa rancang bangun simulasi yang mensimulasikan proses autentikasi GSM khususnya pada sisi pelanggan dengan cara mensimulasikan triplettriplet autentikasi sehingga menghasilkan nilai Sres (Signal Response) sebesar 32 bit sesuai dengan spesifikasi ETSI (European Telecommunication Standarts Institute), dengan menggunakan alat bantu simulasi Mikrokontroller AT89S52.
Tugas Akhir ini berhasil mensimulasikan proses autentikasi GSM dengan algoritma A3 dengan memanfaatkan kemampuan mikrokontroller AT 89S52 sebagai komputasi data dari triplet-triplet autentikasi GSM, yang ditampilkan dalam penampil LCD (Liquid Crystal Display) dan Hyper terminal.

A Cellular communication technology has been improved recently, not only in quantity aspect where the amount of user growth increased rapidly, but also in quality aspect which indicated by the ability of operator /vendor providing many new features. In the other side, Security issues became more and more concerned. Based on a research held in 2003, more than 850 million cellular communication users had been tapped (eavesdrop) during their call session.
For security issues, the GSM network (Global System for Mobile) offered three kind of security system. One of its security systems is authentication system. This authentication system is implemented by the use of smart card which more popular known as SIM card system.
Authentication is a procedure which is used to check validity identity of GSM subscribers which access GSM network and use all of the facility offered by GSM networks.
GSM Authentication is done to use certain algorithm; The Algorithm A3 is authentication algorithm in security and safety of GSM functioning to generate response which is known well with Sres as answer from random challenge recognized as Rand.
This final project is to design and construct the simulation and process of GSM authentication appropriate with mobile station, the construct uses triplet?s authentication to generate Sres (Signal Response) using Microcontroller AT 89S52.
This final project successfully simulate, the process of GSM Authentication with Algorithm A3 using capability of microcontroller AT 89S52 as computation data processor, displayed by LCD (Liquid Crystal Display) and HyperTerminal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52314
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herli Firdaus
"Kondisi dasar samudera di Indonesia memerlukan perhatian karena kontur dasar lautnya senantiasa berubah, salah satunya akibat bencana alam maupun perubahan kontur secara alami. Bentuk kontur yang berubah-ubah ini perlu diketahui untuk keamanan dalam pelayaran.
Echo sounder merupakan salah satu alat yang umum digunakan para pelaut untuk mengetahui kondisi dasar laut (kedalaman dan kontur). Peralatan ini menggunakan prinsip kerja sonar.
GARMIN Fishfinder 160 Blue adalah sebuah echo sounder yang mempunyai kemampuan pengukuran kedalaman air. Alat ini memancarkan gelombang akustik (pinging) dan menerima kembali pantulan gelombang tersebut (echo) dari dasar laut dengan memanfaatkan karakteristik gelombang akustik dalam air.
Pada Tugas akhir ini dirancang proses visulisasi profil dasar perairan pada layer komputer dengan mengambil data keluaran dari GARMIN Fishfinder 160 Blue. Data keluaran tersebut menggunakan format NMEA 0183 Protokol yang dihubungkan lewat Port RS 232 sebuah komputer. Kemudian, data ini divisualisasikan pada layar dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu.
Hasil dari uji coba alat pengirim data GARMIN FishFinder 160 Blue memperlihatkan antara pengukuran secara manual dan menggunakan alat masih dalam toleransi kesalahan yang sangat kecil. Hasil dari pengujian Perangkat lunak yang dibangun memperlihatkan hasil yang diharapkan seperti melakukan plot kedalaman laut sehingga membentuk profil dasar laut dengan skala yang dapat diatur.

Indonesian ocean floor profile is important to be identified since its contour seldom changes, because of nature catastrophic or natural contour change. These changes of contour shapes need to be identified particularly for maritime.
Echo sounder is one of the equipment that is commonly used by sailors to determine sea floor condition (water depth and contour). This equipment works based on the principle of sonar.
GARMIN Fishfinder 160 Blue is an echo sounder which has the ability to measure water depth. This gadget can transmit an acoustic wave (pinging) and receipt back its reflection (echo) from the sea floor based on acoustic wave characteristic in the water.
This final project describes the process design of underwater profile visualization displayed on computer screen by using output data from GARMIN Fishfinder 160 Blue. The output data using NMEA 0183 protocol format is interfaced with personal computer?s RS 232 port. This data is then visualized on computer screen by using particular programming language.
The result from the equipment testing of GARMIN FishFinder 160 Blue shows that between manual measurement and equipment measurement only a relative small difference occured. The result from the Software test shows result as expected, like showing the depth of the sea floor and the sea floor profile with organizable scale.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52311
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Amirullah
"Antena mikrostrip banyak diaplikasikan dalam dunia telekomunikasi. Hal ini karena antena mikrostrip memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan dengan antena jenis lain, yaitu bentuknya yang tipis dan kecil, memiliki bobot yang ringan, mudah untuk difabrikasi, dan harga yang relatif murah. Akan tetapi antena mikrostrip ini juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu gain rendah, bandwidth rendah, efisiensi rendah, dan timbulnya gelombang permukaan.
Gelombang permukaan terjadi pada saat antena mikrostrip meradiasikan gelombang ke udara, namun ada gelombang yang terjebak di dalam substrat dan membentuk gelombang permukaan. Gelombang permukaan dapat mengurangi efisiensi dan gain, dan membatasi bandwidth. Salah satu cara untuk menekan gelombang permukaan adalah dengan menggunakan teknik Defected Ground Structure (DGS) dengan cara mencacatkan bidang ground dari antena.
Pada skripsi ini dilakukan perancangan antena mikrostrip dengan menggunakan teknik DGS berbentuk dumbbell square-head pada patch segitiga array linier untuk menekan gelombang permukaan pada antena mikrostrip sehingga performa antena dapat meningkat.
Pada hasil pengukuran antena referensi dengan penambahan slot DGS diperoleh nilai return loss optimum sebesar -40.081 dB pada frekuensi 2.66 GHz atau terjadi perbaikan return loss sebesar 32.12%, perbaikan gain sebesar 2.36005 dB dan penekanan mutual coupling sebesar 19.125 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40488
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Darwis
"Pada transmisi data, untuk mencegah hilangnya informasi karena kesalahan yang tidak terdeteksi, seperti interferensi dan noise, digunakan sistem error correction codes untuk mengatasi kesulitan tersebut dan juga untuk meningkatkan performansi pada jaringan VSAT. Jenis ? jenis error correction codes yang sering digunakan pada jaringan VSAT antara lain seperti reed-solomon, viterbi dan turbo.
Dengan penggunaan error correction codes diharapkan performansi BER dapat ditingkatkan. Performansi BER yang bagus sangat diharapkan untuk mengurangi waktu tidak berhasilnya komunikasi antara dua stasiun bumi, atau dikenal dengan istilah down time. Down time yang sering terjadi pada jaringan VSAT mengakibatkan terjadinya potongan dari harga sewa sehingga mengurangi pendapatan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan pengamatan dan pengukuran yang difokuskan pada teknik pengkodean turbo dan concatenated viterbi/reedsolomon pada jaringan VSAT dengan sistem SCPC dan modulasi yang digunakan 8-PSK dan 16-QAM. Dengan menganalisis performasi BER yang digunakan untuk hubungan antar BTS dan BSC diharapkan down time yang terjadi bisa dikurangi.
Dari data performansi BER, untuk modulasi 8-PSK performansi pengkodean turbo lebih baik 0,4 dB dari pengkodean concatenated viterbi/reed-solomon. Sedangkan untuk modulasi 16-QAM performansi pengkodean turbo lebih baik 0.4 dB dari pengkodeaan concatenated viterbi/ reed-solomon. Dari data tersebut, pengkodean turbo lebih baik untuk diimplementasikan pada jaringan VSAT untuk hubungan antar BTS dan BSC.

To prevent loss of information at data transmission caused by error that is not detected like interference and noise, error correction codes system is applied to overcome this problem as well as to increase the performance for VSAT network. The types of errors correction codes which is often applied for VSAT network is reed-solomon, viterbi and turbo.
With the usage of error correction codes, it is expected that the BER performance can be improved. The improved BER performance is expected to decrease the down time. Down time which often happened at VSAT network decrease of revenue from the rental price of VSAT network.
To overcome this problem, observation is focused by applying turbo and concatenated viterbi/reed-solomon encoding technique for VSAT network with SCPC system and with modulation 8-PSK and 16-QAM. The BER performance will be analyzed and an decreasement of down time is expected.
Analyze of BER performance data shows for modulation 8-PSK, performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. For modulation 16-QAM, the performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. From analyze result, turbo encoding is better to be implemented for connectivity between BTS and BSC VSAT network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.120 Dar a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Sanjaya Sombe
"Mengelola proyek dengan investasi triliunan rupiah bukanlah perkara yang mudah. Berbagai kendala bisa saja ditemui, baik yang sudah diidentifikasi dalam kajian risiko maupun yang tak terduga sebelumnya. Butuh perencanaan dan pertimbangan yang matang. Secara umum tahapan pengembangan proyek terdiri dari konseptual desain, kelayakan, FEED (Front End Engineering Design), DED (Detail Engineering Design), Pengadaan, Konstruksi, Komisioning, Start Up dan Operasi. Tahapan konseptual desain dan kelayakan dilakukan oleh internal Perusahaan. Tahapan FEED dilakukan oleh konsultan teknik. Tahapan DED, Pengadaan, Konstruksi, dan Komisioning dilakukan oleh Kontraktor EPC (Engineering Procurement and Construction). Sedangkan Start Up, Operasi dan Pemeliharaan dilakukan oleh Perusahaan. Tahapan FEED dan DED merupakan tahapan dimana praktik keinsinyuran mendominasi keseluruhan pekerjaan dari berbagai bidang kejuruan. Keluaran FEED dititik beratkan ke estimasi biaya dan lingkup pekerjaan karena akan dipergunakan untuk keperluan tender EPC. Sedangkan DED merupakan pekerjaan yang dilakukan ditahapan awal EPC dan keluarannya dipakai untuk dokumen konstruksi dan pengadaan. DED merupakan tahapan yang sangat krusial. Pada proyek ini, Mobil Cepu Ltd sebagai pemilik proyek (sekarang Exxon Mobil Cepu Ltd) menggandeng pihak konsorsium PT. Rekayasa Industri dan Likpin LLC sebagai kontraktor EPC-3 untuk pekerjaan Mooring Tower. Sedangkan konsorsium PT. Scorpa Pranedya dan Sembawang Shipyard sebagai kontraktor EPC-4 untuk pekerjaan Floating Storage and Offloading. Pekerjaan ini telah diselesaikan secara professional dan tepat waktu dengan menjalankan prinsip dasar kode etik keinsinyuran dan senantiasa memperhatikan Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup. Kepatuhan terhadap spesifikasi teknis, standard, biro klasifikasi dan peraturan peraturan yang terkait telah diperiksa dan sudah mendapatkan sertifikat sertifikat terkati. Tidak ada kecelakaan kerja selama proyek EPC-3 dan EPC-4 berlangsung. Sistem kelistrikan yang telah di desain dan dibangun dengan cara professional serta menjalankan dasar kode etik keinsinyuran memberikan hasil yang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan kehandalan sistem yang masih berfungsi dengan baik sampai saat ini setelah sembilan (9) tahun beroperasi.

Managing a project with billion dollars in investment is not an easy matter. Various obstacles can be encountered, both those already identified in risk studies and those unforeseen beforehand. It requires thorough planning and consideration. Generally, the stages of project development consist of conceptual design, feasibility, FEED (Front End Engineering Design), DED (Detail Engineering Design), Procurement, Construction, Commissioning, Start-Up, and Operation. The conceptual design and feasibility stages are carried out internally by the Company. The FEED stage is conducted by an engineering consultant. The DED, Procurement, Construction, and Commissioning stages are carried out by EPC Contractors (Engineering Procurement and Construction). Meanwhile, Start-Up, Operation, and Maintenance are carried out by the Company. The FEED and DED stages are where engineering practices dominate the entire work of various disciplines. The output of FEED focuses on cost estimates and scope of work as it will be used for EPC tender purposes. DED, on the other hand, is the work carried out at the early stage of EPC, and its output is used for construction and procurement activity. DED is a very crucial stage. In this project, Mobil Cepu Ltd as the project owner (now Exxon Mobil Cepu Ltd) has partnered with the consortium of PT. Rekayasa Industri and Likpin LLC as the EPC-3 contractor for the Mooring Tower work. Meanwhile, the consortium of PT. Scorpa Pranedya and Sembawang Shipyard as the EPC-4 contractor for the Floating Storage and Offloading work. This work has been completed professionally and on time by adhering to the basic principles of engineering ethics and always paying attention to Safety, Health, and Environmental aspects (K3L). Compliance with technical specifications, standards, classification bureaus, and related regulations has been checked and has obtained the relevant certificates. There were no work accidents during the EPC-3 and EPC-4 projects. The electrical system, which has been designed and built professionally and adhering to engineering ethics, has yielded maximum results. This is evidenced by the reliability of the system, which is still functioning well to this day after nine (9) years of operation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Ferdian
"Komunikasi tanpa kabel (wireless communication) saat ini berkembang sangat pesat. Perkembangan ini tak lepas dari perkembangan teknologi antena sebagai salah satu perangkat komunikkasi untuk wireless, di mana antena ini dituntuk memiliki dimensi yang lebih kecil dengan kemampuan meradiasikan dan menerima sinyal secara baik. Salah satu antena yang cocok untuk komunikasi wireless adalah antena mikrostrip. Hal ini dikarenakan antena mikrostrip yang low profile, mudah dalam fabrikasi, dapat diintegrasikan dengan rangkaian, cocok untuk mobile communication dan relatif lebih murah.
Pada skripsi ini dirancang antena mikrostrip frekuensi ganda yang dapat digunakan pada frekuensi 2,4 GHz dengan menggunakan slot berbentuk U. Antena yang akan dirancang menggunakan teknik pencatuan electromagnetically coupled agar menghasilkan bandwidth yang lebih besar dari penelitian sebelumnya [7] yang hanya sebesar 0,5% untuk frekuensi 2,4 GHz. Selain itu akan diamati pula karakteristik lainnya seperti pola radiasi dan gain.
Dari hasil fabrikasi dan pengukuran antena segiempat yang menggunakan slot berbentuk U diperoleh bahwa antena ini bekerja pada frekuensi 2,43 GHz dan 5,15 GHz. untuk frekuensi 2,43 GHz diperoleh nilai VSWR 1,239 dan untuk frekuensi 5,15 GHz, 2,43 GHz dan 92% untuk frekuensi yang 5,15 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S39953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Adiwinata
"Masalah utama yang dihadapi layanan Voice over IP adalah besarnya delay dan packet loss yang dihasilkan. Kontribusi delay terbesar adalah pada saat paket-paket VoIP mengantri pada router. Sistem antrian FIFO tidak memiliki pengaturan terhadap trafik yang melewatinya. Semua paket dianggap sama, tidak ada prioritas dan alokasi bandwidth khusus untuk kelas tertentu. Sehingga apabila paket VoIP ikut diantrikan pada sistem ini maka delay yang dihailkan akan sangat besar. Diperlukan suatu metode yang dapat mengatur penjadwalan paket-paket pada router sesuai dengan kelas dan prioritasnya.
CBQ merupakan mekanisme penjadwalan yang menyediakan link-sharing diantara kelas-kelas yang menggunakan link fisik yang sama. Metode ini memungkinkan pembagian alokasi bandwidth dari output port router sesuai dengan class atau jenis trafficnya. Apabila terjadi kongesti, maka class-class tersebut akan menerima alokasi bandwidth minimum sebagaimana yang telah direservasi sebelumnya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penerapan metode CBQ menghasilkan nilai delay yang mampu memenuhi standar rekomendasi ITU-T G.114 mengenai one way delay maksimum 150 ms.
Pada kapasitas link yang kecil (512 Kbps), CBQ mampu memberikan karakteristik loss yang jauh lebih baik dari pada FIFO. Sedangkan pada kapasitas link yang relatif besar (1Mbps dan 2 Mbps), metode CBQ berhasil menghilangkan efek paket loss sebagaimana yang diihasilkan metode FIFO. Melihat nilai MOS yang dihasilkan metode CBQ yaitu sebesar 4.13, secara umum metode CBQ layak digunakan dalammm mengaplikasikan layanan VoIP pada jaringan IP walaupun kualitas suara yang dihasilkan masih dibawah kualitas jaringan PSTN yang dapat menghasilkan nilai MOS antara 4.5 s.d 4.7. Sedangkan metode FIFO hanya menghasilkan nilai MOS sekitas 3.5 yang berarti kualitas suara yang dihasilkan rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>