Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shania Octaviani Salim
"Latar Belakang: Keterbatasan obat antidiabetes menjadi salah satu rintangan dalam upaya mengatasi masalah diabetes di Indonesia. Kekayaan tumbuhan medikasi Indonesia dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah tersebut, termasuk pengembangan Tithonia diversifoliasebagai antidiabetes.
Tujuan: Mengetahui efek ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia terhadap kadar glukosa darah dan perubahan histologis pankreas pada tikus Sprague dawleyyang diinduksi aloksan.
Metode: Sebanyak 24 tikus Sprague dawley, yang bergula darah normal, dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok normal tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif yang diberikan Metformin, kelompok kontrol negatif yang diberikan aquades, serta tiga kelompok perlakuan lainnya yang diberikan ekstrak daun Paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Aloksan dengan dosis 120mg/kgBB disuntikan secara intraperitoneal kepada semua tikus kecuali kelompok normal. Setelah 4 hari, kadar gula darah puasa GDP tikus diperiksa. Tikus dengan kadar GDP >200mg/dL akan diberikan perlakuan sesuai dengan kelompoknya selama 16 hari. Pemeriksaan kadar GDP dilaksanakan pada hari ke 4, 8, 12, dan 16. Selanjutnya, pankreas tikus akan diambil untuk pemeriksaan histologi secara kualitatif dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Data kadar GDP yang diperoleh dianalisis dengan one way ANOVA.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dapat menurunkan kadar GDP dari tikus yang diabetes. Dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar GDP tikus adalah 200mg/kgBB. Sedangkan, ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia dengan dosis 600mg/kgBB mampu memperbaiki struktur histologi pankreas dari tikus.
Kesimpulan: Ekstrak daun paitan Tithonia diversifolia mampu menurunkan kadar GDP tikus dan memperbaiki struktur histologi pankreas pada tikus.

Background: The limitation of antidiabetic medication is one of the obstacles to overcome diabetes problem in Indonesia. The wealth of Indonesian medical plants can be a solution to solve that problem, including the development of Tithonia diversifolia as an antidiabetic agent.
Objective: Determining the effect of Paitan Tithonia diversifolia leaf extract on blood glucose levels and histological changes in alloxan induced Sprague dawley rats pancreas.
Methods: There were 24 Sprague dawley rats, with normal blood glucose levels, divided into 6 groups, namely normal group without any intervention, positive control group was treated with Metformin, negative control group was treated with aquades, and other three groups were treated with Paitan extract at dose of 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, 600mg/kgBB. Alloxan with a dose 120mg/kgBB injected via intraperiotenal to all rats, except the normal group. After 4 days, the rats blood glucose level were checked. Rats with fasting blood glucose FBG level>200mg/dL treated according to their groups for 16 days. FBG checked on day 4, 8, 12, and 16. Then, pancreas of the rats will be taken for qualitative histological examination with Hematoxilin Eosin staining. The FBG level were analyzed with one way ANOVA test.
Results: This research showed Paitan Tithonia diversifolia leaf extract could decrease FBG level of diabetic rats. The most effective dose to reduce rats FBG level was 200mg/kgBB. Extract of paitan (ithonia diversifolia leaf at 600mg/kgBB was able to improve histological structure of rats pancreas.
Conclusion: Extract of paitan Tithonia diversifolia leaf was able to decrease diabetic rats FBG level and improve the histological structure of rats pancreas.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusia Mega Relita
"Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan merupakan penyakit endemis di daerah tropis termasuk Indonesia. Semakin banyaknya strain Plasmodium yang resisten terhadap obat antimalaria membutuhkan penemuan obat baru yang lebih poten untuk mengatasi permasalahan ini. Delonix regia mengandung zat kimia alkaloid dan terpenoid yang memiliki potensi sebagai antiplasmodium. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak kulit buah dan daun Delonix regia mampu menurunkan densitas Plasmodium berghei. Kelompok perlakuan mendapatkan ekstrak kulit buah dan daun yang diberikan dengan tiga dosis, yaitu 2,8 mg/20g mencit, 8,4 mg/20g mencit, dan 14 mg/20g mencit selama tiga hari berturut-turut dimulai tujuh hari setelah inokulasi parasit pada Mencit Swiss-webster. Pemeriksaan parasitemia dilakukan pada hari ke-0 sebelum perlakuan dan hari ke-3 setelah perlakuan dengan cara dibuat sediaan apusan darah tipis yang diwarnai dengan Giemsa.
Hasil analisis statistik menunjukkan pada dosis ekstrak kulit buah Delonix regia dosis 2,8 mg/20g mencit dan dosis 8,4 mg/20g mencit menunjukkan perbedaan jumlah parasit yang signifikan terhadap jumlah parasit kelompok kontrol negatif, sedangkan pada ekstrak kulit buah Delonix regia dosis 14 mg/20g mencit menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Hasil analisis statistik pada ekstrak daun Delonix regia dosis 2,8 mg/20g mencit, 8,4 mg/20g mencit dan 14 mg/20g mencit menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak kulit buah Delonix regia dosis 2,8 mg/20g mencit paling baik dalam menurunkan densitas Plasmodium berghei.

Malaria remains a public health problem and endemic in tropical country, including Indonesia. Increasing number of strains of drug-resistant Plasmodium malaria needs to find a new, more potent drugs to overcome this problem. Delonix regia contains alkaloid and terpenoid chemicals that have potential as antiplasmodium. The purpose of this study is to prove that the rind and leaf extracts of Delonix regia can reduce the density of Plasmodium berghei in Swiss-webster mice. The treatment group get rind and leaf extracts given in three doses, ie 2,8 mg/20g mice, 8,4 mg/20g mice, and 14 mg/20g mice for three consecutive days starting seven days after inoculation of parasites. Parasitemia examination performed on H0 before and day 3 after treatment made by blood smear preparations stained with Giemsa thin.
The results of the statistical analysis showed a dose Delonix regia rind extract dose 2,8 mg/20g mice and 8,4 mg/20g mice showed a significant difference in the number of parasites on the number of parasites negative control group, while in the rind extracts Delonix regia dose 14 mg/20g mice showed no significant difference to the negative control group. The results of statistical analysis on Delonix regia leaf extracts dose 2,8 mg/20g mice, 8,4 mg/20g mice and 14 mg/20g mice no significant difference to the negative control group. Based on these results it can be concluded that administration of Delonix regia rind extract at a dose of 2,8 mg/20g mice body weight is the best dose which can reduce the density of Plasmodium.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Permatasari
"Malaria masih merupakan masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia dengan angka kejadian setiap tahun mencapai 500 juta jiwa dan lebih dari satu juta diantaranya meninggal dunia. Munculya, strain Plasmodium yang resisten menjadikan pengobatan kurang efektif sehingga dibutuhkan bahan alami sebagai alternatif antiplasmodium. Flamboyan diketahui telah digunakan untuk pengobatan malaria, namun masih sedikit penelitian mengenai aktivitas antiplasmodium tanaman ini. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan ekstrak kulit batang dan ekstrak bunga Delonix regia yang dilakukan uji penapisan fitokimia dan uji aktivitas antiplasmodium secara in vivo pada mencit Swiss-webster yang diinfeksi Plasmodium berghei. Dari 24 sampel dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan yang terdiri atas 3 kelompok ekstrak kulit batang dan bunga masing-masing dengan dosis 2,8 mg, 8,4 mg, dan 14 mg, serta 1 kelompok kontrol positif dan 1 kelompok kontrol negatif. Setiap kelompok perlakuan diamati densitas parasit dan dihitung persentase pertumbuhan dan persentase penghambatan yang terjadi. Data kemudian dilakukan uji normalitas dengan Shapiro-wilk dan uji hipotesis menggunakan One Way Anova dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Hasil penelitian menunjukan kulit batang dosis 2,8 mg dan 8,4 mg menunjukan aktivitas antiplasmodium. Aktivitas antiplasmodium terbesar terjadi pada kulit batang dosis 8,4 mg sebesar 66,25% (p=0,314) diikuti kulit batang dosis 2,8 mg sebesar 38,88% (p=0,550).

Malaria is still a worldwide health problem, including Indonesia. Each year there are 500 million cases and more than one million people died. Resistant Plasmodium's strains makes the treatment less effective, therefore, discovery of natural substance as an alternative antiplasmodium treatment is necessary. Flamboyan is used to treat malaria, but only few research were done about it. This study is an experimental research using extract from Delonix regia's flower and bark. This study conducted phytochemical and antiplasmodium activity test using Swiss-Webster mice infected with Plasmodium berghei in vivo. From 24 samples, they were divided into 8 groups that consists of 3 groups of bark extracts and flowers, each with a dose of 2.8 mg, 8.4 mg, and 14 mg, 1 positive control and 1 negative control group. Each group were counted the percentage of growth and inhibition parasite density. The normality data is tested with Shapiro-Wilk and the hypothesis test using One Way ANOVA followed by Post Hoc test. The results showed extract of bark dose 2.8 mg and 8.4 mg have antiplasmodium activity. The greatest effect occured at dose of 8,4 mg with 66.25% (p=0,314) growth inhibition percentage, followed by bark dose's extract of 2,8 mg with 38,88% (p=0,550)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratika Dewi
"Resistensi Plasmodium terhadap obat antimalaria merupakan masalah yang harus diatasi. Salah satu caranya dengan mencari obat baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak bunga dan ekstrak kulit buah Delonix regia dalam menurunkan densitas Plasmodium. Penelitian menggunakan desain uji eksperimental. Berdasarkan hasil uji fitokimia diketahui kadar alkaloid dalam esktrak kulit buah lebih tinggi dibandingkan kadar alkaloid dalam ekstrak bunga. Hal ini sesuai dengan hasil uji in vivo pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei. Mencit yang mendapatkan ekstrak kulit buah dengan dosis 2,8 mg/mencit, 8,4 mg/mencit dan 14 mg/mencit mengalami penurunan densitas Plasmodium sedangkan pada mencit yang mendapatkan ekstrak bunga terjadi kenaikan densitas Plasmodium.
Berdasarkan uji Post Hoc LSD didapatkan adanya perbedaan perubahan densitas Plasmodium yang signifikan pada mencit yang mendapatkan kontrol negatif dibandingkan dengan mencit yang mendapatkan ekstrak kulit buah dosis kecil, sedang maupun besar dengan nilai p 0,00; 0,03 dan 0,022. Sedangkan perbedaan yang tidak signifikan di dapatkan saat perubahan densitas Plasmodium pada mencit yang mendapatkan kontrol negatif dibandingkan dengan mencit yang mendapatkan ekstrak bunga dengan nilai p 0,156; 0,064 dan 0,923. Dapat disimpulkan ekstrak kulit buah dapat menurunkan densitas Plasmodium.

Resistance of Plasmodium to anti-malaria drugs is a problem that necessary to be solved. One of the way is create new drugs. The purpose of this study to determine the effect of flowers extracts and rinds extracts of Delonix regia to decrease density of Plasmodium. This study use experimental design. Based on the results of phytochemical test known that alkaloid levels in rind's extract is higher than flower's extract. This is consistent with the results of in vivo test in mice infected by Plasmodium berghei. The mice whom get rind's extract dose ie 2,8 mg/mice, 8,4 mg/mice dan 14 mg/mice shown decrease of parasitemia, mean while mice whom get flowers shown increase of parasitemia.
Based on Post Hoc LCD test, there is significantly difference in density change of plasmodium in mice whom get negative control compare with mice whom get small dose, medium dose and high dose of rinds extracts with the value of p 0,00; 0,03 and 0,022. While there is no significantly difference when mice whom get negative control compare with mice whom get small dose, medium dose and high dose of flowers extracts with the value of p 0,156; 0,064 and 0,923. It can be concluded that rind's extract of Delonix regia can decrease parasitemia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qam Qam Qurratul Aini
"Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan infeksi Plasmodium sp. Malaria adalah penyakit yang tersebar di dunia serta memiliki tingkat mortalitas yang tinggi. Penurunan efikasi obat pilihan utama disebabkan resistensi parasit terhadap obat malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami efek ekstrak daun dan ekstrak biji Delonix regia terhadap densitas parasit pada binatang percobaan mencit Swiss Webster yang terinfeksi Plasmodium berghei dan untuk mengetahui kandungan fitokimia ekstrak daun Delonix regia dan ekstrak biji Delonix regia sebagai antiplasmodium. Penelitian ini dibagi menjadi delapan kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif dengan air, kontrol positif dengan klorokuin dosis 0.52 mg/20 gr mencit, ekstrak daun Delonix regia dosis 2.8 mg/20 gr mencit, 8.4 mg/20 gr mencit, dan 14 mg/20 gr mencit, ekstrak biji Delonix regia dosis 2.8 mg/20 gr mencit, 8.4 mg/20 gr mencit, dan 14 mg/20 gr mencit. Perlakuan dimulai pada hari ke-0 pada mencit terinfeksi Plasmodium berghei dan observasi parasitemia dilakukan pada hari ke-0 sebelum pemberian perlakuan dan hari ke-3. Uji Statistik One Way Anova menunjukkan bahwa ekstrak daun Delonix regia dan ekstrak biji Delonix regia tidak memiliki aktivitas yang berbeda jika dibandingkan kontrol negatif (p=0.139). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun Delonix regia dan ekstrak biji Delonix regia tidak bisa menghambat pertumbuhan Plasmodium berghei.

Malaria is an infectious disease caused by infection of Plasmodium sp. Malaria is world wide disease which a high mortality rate. The decreasing of efficacy of its firstline drugs is caused by the parasite?s resistance to malaria drugs. The aims of the research were to understand the effect of Delonix regia leaf extract and seed extract against the parasite density on experimental animal Swiss Webster mice infected by Plasmodium berghei and to know the content of phytochemystry of Delonix regia leaf extract and Delonix regia seed extract as antiplasmodium. This research was divided into eight treatment groups, namely negative control by water, positif control by cloroquin of dose 0.52 mg/20 gr mice, Delonix regia leaf extract of dose 2.8 mg/20 gr mice, 8.4 mg/20 gr mice, and 14 mg/20 gr mice, Delonix regia seed extract of dose 2.8 mg/20 gr mice, 8.4 mg/20 gr mice, and 14 mg/20 gr mice. The treatments were started on day 0 on where the mices were infected by Plasmodium berghei and the observation of parasitemia carried out on day 0 before giving the treatments and day 3. One Way Anova statistical test showed that Delonix regia leaf extract and Delonix regia seed extract did not have different activity against negative control (p=0.139). The results showed Delonix regia leaf and Delonix regia seed extract could not inhibit the growth of Plasmodium berghei."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Setyo Nugroho
"Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi mematikan yang disebabkan oleh parasit darah, Plasmodium sp. Setiap tahunnya lebih dari satu juta orang meninggal akibat malaria. Kematian akibat malaria terutama disebabkan oleh resistensi parasit terhadap obat antimalaria. Flamboyan (Delonix regia) telah digunakan sebagai obat tradisional terhadap malaria di Zambia, beberapa negara Afrika lain dan, Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas antimalaria pada tikus yang diinfeksi Plasmodium berghei dan kandungan fitokima kulit batang dan biji Delonix regia. Desain penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental.
Penelitian ini menggunakan ekstrak kulit batang dan biji Delonix regia dalam tiga dosis, yaitu 2,8 mg/20 g mencit; 8,4 mg/20 g mencit; dan 14 mg/20 g mencit. Kloroquin dosis 0,52 mg/20 g mencit digunakan sebagai kontrol positif, sedangkan air digunakan sebagai kontrol negatif. Perlakuan diberikan pada hari ke-0 saat mencit dinyatakan terinfeksi Plasmodium berghei. Parasitemia diamati sebelum pemberian perlakuan (hari ke-0) dan hari ke-3. Selisih densitas parasit pada Hasil penelitian dan uji statistik dengan One Way ANOVA menunjukkan ekstrak kulit batang dan biji Delonix regia tidak memiliki efek penghambat pertumbuhan Plasmodium berghei yang bermakna jika dibandingkan dengan kontrol negatif (p>0,05).

Malaria is one of deadly infectious disease caused by blood parasite; Plasmodium sp. Malaria caused more than one million deaths every year. Deaths caused by malaria were particularly due to the parasite's resistance to malarial drugs. Delonix regia has been used as a traditional medicine against malaria in Zambia, some of African countries, and in Nusa Tenggara Timur. This research was done to understand antimalarial effect of Delonix regia bark and seed in mice infected with Plasmodium berghei and to know their phytochemical substances.
This research used three doses of Delonix regia bark and seed, which were 2,8 mg/20 g mouse; 8,4 mg/20 g mouse; and 14 mg/20 g mouse. Chloroquine 0,52 mg/20 g mouse was used as positive control, whereas water as negative control. The treatments were given at day 0 when the mice have been proven infected by Plasmodium berghei. The observation of parasitemia conducted at day 0 before giving the treatments and day 3. The results and statistical analysis using One Way ANOVA showed Delonix regia bark and seed extract didn't show growth inhibitory effect of Plasmodium berghei compared with negative control.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah Syafitri
"Saat ini telah terjadi resistensi parasit terhadap obat-obat antimalaria sehingga diperlukan alternatif pengobatan baru. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak kulit batang Delonix regia dengan daun Carica papaya L memiliki aktivitas antiplasmodium pada mencit Swiss Webster yang diinfeksi Plasmodium berghei dan mengetahui perbandingan dosis kombinasi yang paling efektif sebagai antiplasmodium. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental yang dilakukan secara in vivo. Terdapat 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan 3 kelompok perlakuan yang terdiri dari dosis kombinasi 1:1, 3:1, dan 1:3. Perlakuan diberikan selama lima hari berturut-turut. Setiap kelompok diamati densitas parasitnya dari hari ke-0 hingga hari ke-5 serta dihitung persentase peningkatan dan penghambatan parasitemia yang terjadi pada hari ke-4. Data persentase peningkatan parasitemia hari ke-4 dianalisis dengan menggunakan uji hipotesis Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukan dosis kombinasi 1:1 memiliki perbedaan bermakna dengan kontrol negatif (p<0,05) dan menunjukan aktivitas antiplasmodium paling baik dengan persentase penghambatan parasitemia sebesar 99%. Sedangkan dosis kombinasi 3:1 dan 1:3 tidak menunjukan aktivitas antiplasmodium.

Nowadays, the resistance toward malaria medicine has developed and required a new alternative medicine. This study is proposed to prove that the combination of Delonix regia's stem bark and Carica papaya L.’s leaves has an antiplasmodium activity on Swiss Webster mice infected by Plasmodium berghei, and also to compare each ratio combination to find the most effective one. The design used is an inv vivo experimental design. There were 5 group of mice tested, consisted of the positive control, negative control, and three combination ratio of 1:1, 3:1, and 1:3. This treatment were given daily for 5 day and on each day, the parasite density were evaluated. On day 4, the percentage of inhibition was measured. Also, on day 4, the increase in percentage of parasitemia was calculated. The data was then analyzed with Kruskal-Wallis test and the result is that combination 1:1 had a significant difference compared to negative control (p<0.05). It also shows the most effective antiplasmodium activity with a 99% of inhibition. In other hand, the combination of 3:1 and 1:3 shows no antiplasmodium activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Gusti Made Anggreni
"ABSTRAK
Aktivitas oksidan dan radikal bebas di dalam tubuh yang tidak diimbangi oleh antioksidan dapat menimbulkan penyakit kronik dan degeneratif. Oksidan dan radikal bebas adalah molekul yang reaktif dan tidak stabil karena adanya elektron tidak berpasangan, sedangkan antioksidan adalah senyawa pemberi elektron yang dapat menetralisir oksidan dan radikal bebas. Antioksidan dapat diklasifikasikan menjadi endogen dan eksogen, serta antioksidan eksogen buatan dan alami. Salah satu sumber antioksidan alami yang belum diteliti adalah daun alpukat. Untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan di dalam ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vitro dengan DPPH 2,2-difenil-1-pikril hidrazil sebagai radikal buatan yang larut di dalam pelarut polar dan pengukuran nilai IC50. Untuk mengetahui dosis efektif dari aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vivo dengan lima kelompok uji tikus putih galur Wistar dan pengukuran kadar MDA Malondialdehid plasma sebagai hasil peroksidasi lipid pada sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian vitamin C pada kelompok tikus kontrol positif, air pada kelompok tikus kontrol negatif, ekstrak daun alpukat sebanyak 4 mg/200 gram BB, 8 mg/200 gram BB, dan 16 mg/200 gram BB pada kelompok uji tikus pertama, kedua, dan ketiga, serta aktivitas fisik berupa berenang selama 15 menit untuk meningkatkan peroksidasi lipid yang terjadi di dalam tubuh tikus. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun alpukat yang dilarutkan di dalam air dan etanol memiliki nilai IC50 yang dikategorikan sebagai aktivitas antioksidan sangat kuat, dan dosis yang dapat menurunkan kadar MDA paling baik adalah sekitar 8 mg per 200 gram BB, walaupun nilai penurunan tersebut tidak bermakna secara statistik.

ABSTRAK
The inequality of the activity of oxidants and free radicals in body with the activity of antioxidants can result in degenerative and chronic diseases. Oxidants and free radicals are reactive molecules with one or more unpaired electrons, meanwhile antioxidants are molecules that can give electrons to make the oxidants and free radicals stable. Antioxidants can be classified into endogenous and exogenous, and also the synthetic and natural of exogenous antioxidants. One of the sources of natural exogenous antioxidants is the avocado leaves. In Vitro test with DPPH as the polar soluble synthetic radical and the measurement of IC50 was done to know the activity of antioxidants in avocado leaves extract. Effective dose of antioxidant activity in avocado leaves extract was known through the In Vivo test using five groups of Wistar albino rats and the measurement of MDA plasm as the result of lipid peroxidation in before and after experiments. The first group of Wistar albino rats was given vitamin C as positive control, the second one was given water as negative control, the third one was given 4 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, the fourth one was given 8 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and the fifth one was given 16 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and in the last day of experiments, all of rats had to swim in 15 minutes to increase the lipid peroxidation in their bodies. The result shows that Avocado leaves extracts in water and ethanol have the highest IC50. The best dose of Avocado leaves extract in reducing the MDA plasm is approximately 8 mg per 200 gram weight, though the reduced value is not statistically significant. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library