Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Amellia Putri
"Geopark Ciletuh merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang diakui oleh UNESCO sebagai Global Geopark karena keindahannya dan perannya sebagai sarana perkembangan ilmu pengetahuan. Hal itu menyebabkan kawasan wisata Geopark Ciletuh semakin berkembang baik dari aspek fasilitas dan aksesibilitas yang memicu terjadinya perubahan tutupan lahan yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan laju erosi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan tutupan lahan dan memprediksi tutupan lahan tahun 2032 di kawasan wisata Geopark Ciletuh untuk identifikasi bahaya erosi. Untuk mengetahui wilayah bahaya erosi, digunakan variabel curah hujan, jenis tanah, lereng, tutupan lahan, dan pengelolaan lahan yang diolah dengan metode USLE. Untuk mengetahui perubahan tutupan lahan, model yang digunakan adalah Cellular Automata-Markov Chain untuk memprediksi tutupan lahan tahun 2032, yang dibangun berdasarkan tutupan lahan tahun 2010, 2015, dan 2020. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari tahun 2010 – 2032 Geopark Ciletuh terus mengalami perubahan tutupan lahan. Sawah, pertanian lahan kering, dan hutan mengalami penurunan luas, sedangkan lahan terbangun dan perkebunan mengalami peningkatan luas. Semak belukar dan lahan terbuka mengalami dinamika yang tidak menentu. Prediksi tutupan lahan Geopark Ciletuh tahun 2032 didominasi oleh pertanian lahan kering. Pada tahun 2032, bahaya erosi di Geopark Ciletuh didominasi oleh tingkat bahaya sedang.

Ciletuh Geopark is one of the tourist objects in Sukabumi Regency, West Java, which is recognized by UNESCO as a Global Geopark because of its beauty and its role as a means of developing science. This causes the Ciletuh Geopark tourist area to develop both in terms of facilities and accessibility, which triggers changes in land cover, which can cause an increase in the rate of erosion. This study aimed to analyze changes in land cover and predict land cover in 2032 in the Ciletuh Geopark tourist area to identify erosion hazards. To determine the area of erosion hazard, used variables of rainfall, soil type, slope, land cover, and land management processed using the USLE method. To determine land cover changes, the model used is the Cellular Automata-Markov Chain to predict land cover in 2032, which was built based on land cover in 2010, 2015, and 2020. This study shows that from 2010 - 2032 the Ciletuh Geopark continues to change the land cover. Rice fields, dryland agriculture, and forests experienced a decrease, while built-up land and plantations increased. Shrubs and open land are experiencing erratic dynamics. The predicted land cover of the Ciletuh Geopark in 2032 is dominated by dryland agriculture. In 2032, the danger of erosion in the Ciletuh Geopark is dominated by a moderate hazard level."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prangin Angin, Fadhil Waficandra
"Tanaman adalah makhluk hidup yang dapat menyerap karbon pada suatu daerah melalui proses fotosintesis, sehingga keberadaannya diperlukan untuk menyerap emisi karbon. Mengestimasi nilai biomassa merupakan indikator penting karena memberikan prasyarat dasar mengenai estimasi kepadatan dan penyimpanan karbon dalam wilayah tersebut. Ketidak seimbangan antara emisi karbon dengan stok karbon akan terjadi apabila kegiatan manusia yang menghasilkan emisi karbon lebih tinggi dibandingkan dengan stok karbon pada daerah tersebut. Faktor yang memengaruhi tingkat emisi karbon pada daerah tersebut adalah tingkat kepadatan populasi, persentase wilayah urban, dan kepadatan jalan. Nilai karbon didapatkan dari model dengan perhitungan model menggunakan regresi linear. Sementara untuk mengetahui nilai biomassa diperlukan data diameter setinggi dada pada jenis jenis pohon perkotaan. Citra satelit untuk kemudian diolah menjadi data NDVI serta citra yang digunakan adalah Sentinel 2-A. Nilai Estimasi stok karbon dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan persamaan allometrik yang dapat menentukan nilai biomassa permukaan, setelah mendapatkan nilai biomassa permukaan dilakukan persamaan regresi terhadap nilai NDVI. Perhitungan antara nilai emisi karbon dengan nilai stok karbon kemudian dihitung selisihnya untuk mendapatkan wilayah yang kelebihan penyimpanan karbon atau kekurangan penyimpanan karbon. Hasil dari penelitian ini adalah komposisi antara karbon yang mampu disimpan oleh tanaman pada wilayah Kecamatan Kuta, Kuta Utara dan Kuta Selatan dengan emisi karbon yang terdapat di Kecamatan Kuta, Kuta Utara dan Kuta Selatan.

The Plant is an living creatures that can absorbs carbons on open air with their capability to photosynthesis, therefore its existence are surely needed to absorbs carbon emissions. Estimating biomass was one of the important indicator because it is an basic requirements about estimating the density of carbons storage on that region. The imbalance between carbon emissions and carbon stocks will happen if the human activity that produce carbon emissions were higher than carbon stocks on that region. Driving factors that interfere the size of carbon emissions on some regions are populations density, road density, and urban percentages. Carbons value were collected by model with calculations using linear regressions. In the other hand to determine biomass value required diameter breast height on tree species on the city. Satellite imagery is also required to produce NDVI data, satellite imagery that were used on this study was Sentinel 2-A. Estimations value of carbon stocks can be obtained by using allometric equation which can determine aboveground biomass, after obtaining the aboveground biomass the next step is making linear regressions against NDVI value. Calculations between carbon emissions value and carbon stocks value were calculated the difference for obtaining which region that had more carbon stocks and which region that hasn’t. the result of this study were composisions between carbons that can be absorbs by the plant in Kuta,North Kuta, and South Kuta District with the carbon emissions that happened on Kuta, North Kuta and South Kuta District."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rafki Firdaus
"Kota Padang Panjang merupakan salah satu Kota di Provinsi Sumatera Barat yang memiliki lokasi strategis. Oleh karena itu Kota Padang Panjang mengalami perkembangan wilayah yang cukup pesat. Hal tersebut mengakibatkan perubahan tutupan lahan yang luas dari vegetasi menjadi non-vegetasi, yang memicu pengingkatan suhu permukaan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan kerapatan vegetasi dan suhu permukaan pada tutupan lahan dan mengkaji hubungan antar keduanya. Metode yang digunakan adalah metode pengindraan jauh yang terdiri dari NDVI, LST, dan Raster Correlation. Kemudian dilakukan uji akurasi dengan metode Khat Kappa dan diperkuat dengan survei lapang untuk validasi tutupan lahan dan suhu. Hasil dari penelitian ini adalah kerapatan vegetasi dan suhu permukaan tahun 2011-2021 mengalami perubahan seiring berubahnya tutupan lahan. Terjadi penurunan luas lahan bervegetasi sejak tahun 2011 – 2021 yang berubah menjadi lahan terbangun. Hal ini berkaitan dengan suhu permukaan yang terus mengalami kenaikan. Nilai korelasi kerapatan vegetasi dengan suhu permukaan berbanding terbalik, artinya apabila kerapatan vegetasi menurun maka suhu permukaan akan meningkat, begitupun sebaliknya.

Padang Panjang City is one of the cities in West Sumatra Province which has a strategic location. Therefore, the city of Padang Panjang has experienced a fairly rapid regional development. This results in extensive land cover changes from vegetation to non-vegetation, which triggers an increase in land surface temperature. The purpose of this study was to analyze changes in vegetation density and surface temperature on land cover and examine the relationship between them. The method used is remote sensing method which consists of NDVI, LST, and Raster Correlation. Then the accuracy test was carried out using the Khat Kappa method and strengthened by a field survey to validate land cover and temperature. The result of this research is that the vegetation density and surface temperature in 2011-2021 have changed along with the change in land cover. There has been a decrease in the area of vegetated land since 2011 – 2021 which has turned into built-up land. This is related to the surface temperature that continues to increase. The correlation value of vegetation density with surface temperature is inversely proportional, meaning that if the vegetation density decreases, the surface temperature will increase, and vice versa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kandi Siwi Saraswati
"Wilayah Jakarta Selatan dengan jumlah pemirsa televisi yang tinggi merupakan salah satu wilayah uji coba siaran digital di Indonesia. Namun, kualitas siaran digital masih perlu di evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran sebaran spasial dan menganalisis pola spasial layanan sinyal televisi digital di wilayah penelitian berdasarkan karakteristik kerapatan bangunan dan ketinggian bangunan untuk dapat ditingkatkan secara optimal. Metode penelitian ini adalah kuantitatif berdasarkan hasil uji analisis regresi linier sederhana dengan cluster sampling menggunakan alat ukur Sat-link WS-6980. Metode analisis yang digunakan adalah analisis link-budget, spasial interpolasi, dan spasial deskriptif. Unit analisis yang digunakan adalah grid 0,5 km x 0,5 km dengan satuan unit penelitian berupa ketinggian dan jarak dari stasiun pemancar. Hasil dari penelitian ini adalah layanan sinyal dengan klasifikasi baik cenderung berada di wilayah bangunan rendah dengan kerapatan jarang pada ketinggian < 60 mdpl dan jangkauan < 15 km, sedangkan klasifikasi buruk cenderung berada di wilayah bangunan rendah dengan kerapatan padat pada ketinggian > 60 mdpl dan jangkauan > 15 km. Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier, variabel kerapatan bangunan memiliki persentase pengaruh 18,6% dan variabel ketinggian bangunan memiliki persentase pengaruh 6,2%terhadap layanan sinyal televisi digital di wilayah Jakarta Selatan.

The South Jakarta area has a high number of television viewers so that the area has become one of the trial areas for digital broadcasting in Indonesia. However, the quality of digital broadcasts still needs to be evaluated. This study aims to provide a spatial distribution picture and analyze the spatial pattern of digital television signal services in the study area based on the characteristics of building density and building height to be optimally increased. This research used quantitative methods based on the results of the linear regression analysis test. This research used cluster sampling and using an instrument measurement Sat-link WS-6980. The analytical method used is link-budget analysis, interpolation spatial analysis, and descriptive spatial analysis. The analysis unit is a 0,5 km x 0,5 km grid with the research unit in the topography and distance from the transmitter station. This study's results are signal services with good quality classification found in low-density areas with sparse density in an altitude of < 60 masl and a range of < 15 km. Then, signal services with awful quality classifications are in low-density regions with height buildings areas in an altitude of > 60 masl and a range of > 15 km. Based on the test results of linear regression analysis, the building density variable has an influence percentage of 18.6%; and the building height variable has a 6.2% percentage of influence on digital television signal services in the South Jakarta area"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Alfa Christian
"Kekeringan metorologis merupakan salah satu jenis kekeringan yang sulit diprediksi. Hal ini dikarenakan salah satu factor yang mempengaruhinya adalah perubahan intensitas curah hujan yang berhubungan langsung dengan perubahan iklim. Kekeringan di DAS Citarum Hulu merupakan suatu fenomena yang sering terjadi. Terdapat banyak factor yang mempengaruhi potensi bencana kekeringan meteorologis di DAS Citarum Hulu. Dalam Penelitian ini factor yang digunakan dalam menentukan potensi bencana kekeringan meteorologis di DAS Citarum Hulu antara lain, intensitas kekeringan, durasi kekeringan dan frekuensi kekeringan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan bulanan periode 1990-2020, penggunaan lahan tahun 2019, ketinggian, dan kelerengan. Metode yang digunakan dalam menentukan nilai kekeringan dalam penelitian ini adalah Standardized Precipitation Index (SPI) dan overlay. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis spasial dan temporal. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa persebaran potensi bencana yang dihasilkan dari tiga factor yang digunakan dalam penelitian ini tidak menunjukkan pola yang teratur. Di sisi lain wilayah potensi bencana dengan kelas sedang sampai dengan tinggi mendominasi dengan luas wilayah yang cukup besar nilainya. Keterkaitan antara potensi bencana kekeringan meteorologis dengan ketinggian, kelerengan, dan penggunaan lahan juga dapat dilihat. Dimana hasil yang dihasilkan adalah semakin tinggi suatu wilayah maka akan semakin tinggi juga nilai SPI nya dikarenakan nilai CH yang semakin meningkat, disisi lain kelerengan menunnjukkan keterkaitan dengan pola yang acak, dan penggunaan lahan yang paling berpotensi mengalami bencana kekeringan meteorologis di DAS Citarum Hulu adalah Pertanian.

Meteorological drought is one type of drought that is difficult to predict. This drought because one of the influencing factors is the change in rainfall intensity directly related to climate change. Drought in the Upper Citarum watershed is a phenomenon that often occurs. Many factors influence the potential for meteorological drought in the Upper Citarum watershed. In this study, the factors used in determining the potential for meteorological drought in the Upper Citarum watershed include drought intensity, drought duration and drought frequency. The data used in this study are monthly rainfall for the period 1990 – 2020, land use in 2019, elevation, and slope. The method used to determine the dryness value in this study is the Standardized Precipitation Index (SPI) and overlay. The analysis carried out in this study uses spatial and temporal analysis. Based on the analysis results, it was found that the distribution of potential disasters resulting from the three factors used in this study did not show a regular pattern.

On the other hand, the potential disaster areas with moderate to high class dominate with considerable value. The relationship between the potential for meteorological drought with altitude, slope, and land use. The result is that the higher an area is, the higher the SPI value will be due to the increasing CH value. On the other hand, slope shows a relationship with a random pattern, and the land use with the most potential to experience meteorological drought in the Upper Citarum Watershed is Agriculture. "

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library