Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Larasati
"ABSTRAK
Pengamen jalanan lekat dengan pandangan negatif dari warga sekitar dan aturan hukum yang membatasi praktik mengamen mereka. Dalam kasus Indonesia, di Depok, Jawa Barat, sebuah kelompok pengamen jalanan bernama Institut Musik Jalanan IMJ menemukan jalan keluar dengan membuat album musik sendiri. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pengamen jalanan IMJ berupaya menegaskan identitas dengan menunjukkan kemampuan dan kompetensi mereka bermain musik di jalur komersial. Menerapkan logika struktur dan agensi Margaret Archer 1996 mdash;siklus morfogenesis mdash;penelitian ini menemukan bahwa identitas personal dan kelompok pengamen jalanan IMJ tidak terbentuk dalam satu waktu. Lebih mendalam lagi, pengamen jalanan IMJ melawan kondisi struktur dengan membentuk struktur baru dan senantiasa bertindak refleksif. Proses tersebut menunjukkan bahwa pembentukan identitas pengamen jalanan IMJ terjadi melalui pengulangan struktur dan agensi.

ABSTRAK
Street buskers are attached with negative views from people around and laws that limit their busking practice. In Indonesia case, located in Depok, West Java, a street buskers group named Institut Musik Jalanan IMJ finds a way out by making their own music album. This research focuses on how IMJ street buskers define identity by showing their capability and competency of playing music in commercial way. Using Margaret Archer rsquo s logic of structure and agency 1996 mdash the morphogenetic cycle mdash this research finds that IMJ street buskers rsquo personal and group identity are not formed in one time. Furthermore, IMJ street buskers resist the structural condition with elaborate a new one and always act reflexively. The process shows their identity is formed through the recursiveness of structure and agency."
2017
S68046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Ayu Dita Suci Pramesti
"Chavvoskin adalah sebuah brand lokal dengan produk perawatan kulit wajah berupa masker wajah bubuk yang hadir dalam dua varian, yaitu Acne Care Mask dan Bright Me Mask. Chavvoskin hadir pertama kali di Samarinda pada akhir 2020, lalu melakukan perubahan formula yang awalnya merupakan masker organik, kini produknya mengandung bahan-bahan aktif juga. Adanya perubahan formula dan tampilan Chavvoskin cukup membuat awareness dari Chavvoskin menurun bahkan hampir tidak ada penjualan dan interaksi di media sosial yang sangat minim. Padahal, sebelum melakukan perubahan besar, Chavvoskin punya basis konsumen setia yang cukup setia di Samarinda. Namun begitu, perkembangan industri kecantikan yang cukup pesat dapat menjadi peluang baik bagi Chavvoskin untuk tetap mengembangkan produknya. Tingginya pertumbuhan industri ini dibarengi dengan ketatnya pasar masker wajah bubuk di Indonesia. Masalah yang dihadapi Chaavosikin adalah kurangnya interaksi yang dilakukan Chavvoskin kepada khalayaknya sehingga individu yang seharusnya menjadi khalayak mereka tidak menyadari kehadiran Chavvoskin sebagai brand yang menyediakan masker wajah bubuk. Tujuan dari program ini ada dua yaitu, tujuan komunikasi yang memberi validasi bagi khalayak sasaran untuk menggunakan Chavvoskin dan tujuan bisnis yang meningkatkan jumlah pengikut dan engagement rate Chavvoskin di kanal media sosial Instagram. Khalayak sasaran Chavvoskin ditentukan berdasar demografis dari kelas menengah ke bawah; siswa SMP sampai dengan mahasiswa; mereka yang berada di kelas ini tetapi perlu untuk tampil cantik dan sehat setiap hari, seperti pramuniaga, kasir, dan sejenisnya. Berdasarkan psikografis adalah mereka yang terbuka untuk mempelajari atau mencoba hal baru, memiliki kesenangan atau kegemaran dalam bidang kecantikan dan perawatan kulit, menggunakan produk perawatan kulit sebagai suatu bentuk kebiasaan yang menyenangkan, menikmati proses atau tahapan dalam setiap aktivitas yang dilakukan, suka mengikuti hal-hal yang sedang tren di media sosial, mudah merasa dekat dengan influencer yang diikuti di media sosial. Serta perilakunya menggunakan produk perawatan kulit wajah secara rutin setiap hari, termasuk menggunakan masker wajah secara berkala, senang melakukan eksperimen dengan mencoba varian baru dari produk-produk perawatan kulit, terbuka untuk mencoba brand baru demi pengalaman, serta aktif melakukan pencarian dan penyebaran konten di internet atau media sosial. Dan menyasar wilayah geografis Samarinda, Malang, dan kota-kota di sekitarnya. Pesan kunci yang akan dibawa adalah Chavvoskin sebagai brand lokal dengan produksi masker wajah bubuk yang dapat menjadi teman baik yang menyenangkan di segala situasi dan kondisi kulitmu. Aktivitas yang akan dilakukan adalah optimalisasi media sosial dengan content marketing salah satunya dengan melakukan tantangan digital, pemasangan iklan di media sosial, serta implementasi influencer marketing. Kegiatan ini akan berlangsung dari bulan Juli hingga Desember 2022 dengan rancangan anggaran sebesar Rp75.990.000 untuk enam bulan. Sebagai evaluasi, inputnya adalah memastikan setiap program yang telah dirancang dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan dan linimasa., outputnya adalah membuat evaluasi terhadap setiap pelaksanaan kegiatan, dan outcomenya adalah melakukan pengukuran dampak dan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan
Chavvoskin is a local brand with facial skin care products in the form of a powder face mask that comes in two variants, namely Acne Care Mask and Bright Me Mask. Chavvoskin was first present in Samarinda at the end of 2020, then changed the formula, which was originally an organic mask, now the product contains active ingredients as well. The change in Chavvoskin's formula and appearance is enough to make Chavvoskin's awareness decrease and there are almost no sales and very minimal interaction on social media. In fact, before making major changes, Chavvoskin had a loyal customer base that was quite loyal in Samarinda. However, the rapid development of the beauty industry can be a good opportunity for Chavvoskin to continue developing its products. The high growth of this industry is accompanied by a tight powder face mask market in Indonesia. The problem faced by Chaavosikin is the lack of interaction that Chavvoskin does with its audience so that individuals who should be their audience are not aware of Chavvoskin's presence as a brand that provides powdered face masks. The purpose of this program is twofold, namely, communication goals that provide validation for the target audience to use Chavvoskin and business goals that increase the number of followers and engagement rates of Chavvoskin on Instagram social media channels. Chavvoskin's target audience is determined based on the demographics of the lower middle class; junior high school students up to university students; those who are in this class but need to look beautiful and healthy every day, such as sales clerks, cashiers, and the like. Based on psychographics, they are those who are open to learning or trying new things, have fun or hobbies in the field of beauty and skin care, use skin care products as a form of fun habit, enjoy the process or stages in every activity they do, like to follow things. trending on social media, it's easy to feel close to the influencers you follow on social media. As well as his behavior in using facial skin care products regularly every day, including using face masks regularly, likes to experiment by trying new variants of skin care products, is open to trying new brands for experience, and actively searches and disseminates content on the internet. or social media. And targeting the geographical area of ​​Samarinda, Malang, and the surrounding cities. The key message that will be brought is Chavvoskin as a local brand with the production of powder face masks that can be a good friend who is fun in all situations and conditions of your skin. Activities that will be carried out are optimizing social media with content marketing, one of which is by doing digital challenges, placing advertisements on social media, and implementing influencer marketing. This activity will take place from July to December 2022 with a draft budget of IDR 75,990,000 for six months. As an evaluation, the input is to ensure that every program that has been designed can be implemented according to the plan and timeline. The output is to evaluate each activity implementation, and the outcome is to measure the impact and evaluate the implementation of the activity. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Shifa Azzahra
"Studi ini mendeskripsikan pembingkaian kejahatan perang pada konflik militer antarnegara dalam penerapan prinsip-prinsip jurnalisme damai pada pemberitaan di Kompas.com. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif dengan metode analisis pembingkaian Entman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembingkaian yang digunakan pada pemberitaan tentang kejahatan perang sebagai isu kemanusiaan ataupun merugikan bagi warga sipil. Namun, artikel berita masih lekat dengan pembingkaian berita sumber rujukan dan prinsip jurnalisme damai masih kurang diterapkan pada beberapa artikel berita, sehingga organisasi media harus lebih memperhatikan aspek-aspek pembingkaian agar dapat merefleksikan nilai-nilai kemanusiaan, terutama perdamaian.

This study describes the framing of war crimes in interstate military conflicts in the application of the principles of peace journalism in news reporting on Kompas.com. This research is a descriptive, qualitative research conducted with the Entman framing analysis method. The results of the study indicate that the war crimes are framed as a humanitarian issue or detrimental to civilians. However, news articles are still framed similarly to its reference sources and the principles of peace journalism are not as thoroughly applied in several news articles, so media organizations must pay more attention to aspects of framing in order to reflect humanitarian values, especially peace."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Meirizka Syahfi
"
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan interaksi antara orang tua dan remaja pada percakapan mengenai perilaku seks dalam hubungan pacaran. Tujuan tersebut dilatarbelakangi oleh tantangan yang dihadapi orang tua dalam memberikan pendidikan seks kepada anaknya dari berbagai level faktor seperti perasaan malu, kurangnya pengetahuan, persepsi tabu, mispersepsi menganjurkan hubungan seksual, dan pengalaman yang minim terkait pendidikan seks dari orang tua terdahulu. Tantangan-tantangan tersebut memengaruhi keterampilan dan keterbukaan komunikasi orang tua dalam memberikan pendidikan seks. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi studi kasus. Peneliti mewawancarai 12 informan dari enam kasus pasangan orang tua dan remaja yang terlibat dalam percakapan mengenai perilaku seks dalam hubungan pacaran berdasarkan kombinasi gender. Hasil dari penelitian ini menyajikan lima jenis gaya percakapan dan enam jenis strategi percakapan yang dilatarbelakangi oleh parent-child connectedness, pola komunikasi keluarga, serta pengetahuan, sikap, tindakan, dan keyakinan mengenai seksualitas.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Atisaumya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memahami serta menjelaskan bagaimana sebuah partai politik, khususnya Partai Solidaritas Indonesia, dalam membangun citra dari partainya melalui media sosial khususnya Facebook. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretivisime dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode penelitian analisis teks semiotika Greimas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa citra yang ingin dibangun oleh Partai Solidaritas Indonesia adalah progresif dan kerakyatan. Citra ini disampaikan melalui Facebooknya dengan menampilkan atribut, ide, gagasan, nilai, ekpektasi, sikap, keanggotaan, serta fokus kerja partai dalam melayani masyarakat. Ditemukan dalam penelitian ini bahwa citra tersebut telah tersampaikan melalui konten yang diunggah oleh partai melalui Facebooknya. Pada konten yang diunggah, ditemukan bahwa sikap partai serta fokus kerja partai menjadi sorotan utamanya. Konten ini juga menunjukkan ideologi yang melekat pada partai, yaitu kebangsaan. Melalui Facebook, posisi partai terbentuk menjadi partai yang progresif. Facebook menjadi media sosial utama bagi Partai Solidaritas Indonesia dalam menyampaikan serta berkomunikasi mengenai citra yang ingin dibangun oleh partai.

ABSTRACT
This study aims to explained and understand how a political party, specifically Partai Solidaritas Indonesia, builds the image of their party through social media, especially Facebook. This study uses the interpretivism paradigm with a qualitative approach and uses the Greimas semiotic text analysis research method. The results of this study indicate that the image that Partai Solidaritas Indonesia wants to build is progressive and populist. This image is conveyed through Facebook by displaying attributes, ideas, values, expectations, attitudes, membership, and the focus of the party's work in serving the community. It was found in this study that the image had been conveyed through content uploaded by the party through its Facebook. In the uploaded content, it was found that the party's attitude and the focus of the party's work were the main highlights of the content. This content also shows the ideology inherent in the party, which is nationality. Through Facebook, the party's position is formed into a progressive party. Facebook has become the main social media for the Partai Solidaritas Indonesia in communicating and communicating the image that the party wants to build."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Macherie Rizky Ramadhania
"Latar belakang dan Situasi Perusahaan Freebees Indonesia (@freebes.id) adalah unit bisnis B2B berbasis komunitas yang memiliki beragam produk layanan bagi klien atau perusahaan merek serta program bagi anggota komunitasnya. Produk Freebees untuk klien, yaitu 1) Coba Review Produk, 2) Ramaikan Event, 3) Ramaikan Toko, dan 4) Bantu Riset Kamu. Sementara, Freebees memiliki program giveaway bulanan yang dilaksanakan di Instagram bagi anggota komunitas. Freebees beroperasi di platform digital, utamanya di Instagram (38.100 followers), berdasarkan jumlah followers yang dimiliki. Program giveaway bulanan adalah salah satu strategi Freebees dalam menggaet audiens secara masif di Instagram dan menarik mereka bergabung ke dalam komunitasnya. Program giveaway bulanan menyebabkan audiens Freebees di Instagram hanya berfokus pada konten insentif dan acuh pada pilar konten lainnya. Hal ini ditandai dengan rendahnya performa interaksi (engagement) pada pilar konten di luar dari konten giveaway, sehingga mempersulit Freebees dalam mengevaluasi dan menyajikan pilar konten yang relevan dengan karakteristik audiensnya. Sementara, Freebees belum memiliki basis data deskriptif terkait audiensnya di Instagram di luar dari kategori demografis.
Permasalahan Freebees belum mengidentifikasi dan memahami karakteristik audiensnya dari sisi personal, seperti perilaku dan preferensi dalam menggunakan media sosial. Tujuan Penelitian Terapan Program segmentasi audiens untuk mengidentifikasi dan memahami karakteristik psikografis (perilaku, preferensi, d.s.b.) audiens dalam menggunakan Instagram sebagai acuan untuk menentukan target potensial dan mengelola kegiatan komunikasi dan pemasaran Freebees di Instagram. Metode Penelitian Analisis kluster (Cluster Analysis) menggunakan metode non-hierarkis, yaitu K-Means dengan nilai k kluster optimal k=2. Hasil Penelitian Didapatkan dua segmen utama pada audiens akun Instagram @freebees.id berdasarkan variabel psikografis, yaitu: 1. Cluster 1 atau Casual Social Scrollers, yaitu kluster dengan audiens yang memiliki perilaku cenderung pasif di media sosial, minim potensi untuk menjadi influencers, dan menggunakan media sosial atas motivasi personal dan sosial. 2. Cluster 2 atau Active Social Entrepreneurs, yaitu kluster dengan audiens yang memiliki perilaku cenderung aktif di media sosial, menyukai konten informatif dan relasional, potensial menjadi influencers, serta menggunakan media sosial tidak hanya untuk kebutuhan personal, namun juga komersial. Rancangan Strategi Pemasaran di Instagram Strategi yang dipilih ditujukkan (targeting) untuk menjangkau dan menarik keterlibatan segmen audiens potensial, yaitu Cluster 2 atau Active Social Entrepreneurs. Strategi pemasaran media sosial yang (Social Media Marketing Strategic Actions atau SMMA) digunakan di antaranya:
1.Promotion Process (Instagram Ads)
2.Key Influencers/Social Media Influencers
3.Promotion Process (Optimalisasi Pilar Konten Instagram)
4.Participatory Promotion (Giveaway atau Kontes)
5.Customer Support (Umpan Balik atau Testimoni Audiens)
6.Market Intelligence (Evaluasi/Laporan Media Sosial)

Background and Company Situation Freebees Indonesia (@freebes.id) is a B2B community-based business unit that offers various service products for clients and brand companies, as well as programs for its community members. Freebees’ services for clients include: 1) Coba Review Produk (Product Reviews), 2) Ramaikan Event (Event Engagement), 3) Ramaikan Toko (Store Activation), and 4) Bantu Riset Kamu (Support Your Research). Additionally, Freebees conducts a monthly giveaway program on Instagram for its community members. Freebees operates primarily on digital platforms, especially Instagram, where it has 38.100 followers. The monthly giveaway program is one of Freebees’ strategies to massively attract audiences on Instagram and encourage them to join its community. The monthly giveaway program has led Freebees’ Instagram audience to focus solely on incentive content, neglecting other content pillars. This is shown by the low engagement performance on content pillars outside of giveaways, making it difficult for Freebees to evaluate and present content in Instagram. Problem/Issue Freebees has not yet identified and comprehends the personal characteristics of its audience, such as behaviors and preferences in using social media. Applied Research Goal To segment the audience in order to identify and understand psychographic characteristics (behaviors, preferences, etc.) of Instagram users, as a basis for determining potential targets and managing communication and marketing activities for Freebees on Instagram. Research Method Cluster analysis using non-hierarchical K-Means method with an optimal cluster value of k=2. Research Findings Two main segment were identified among @freebees.id Instagram followers based on psychographic variables used:
1. Cluster 1 (Casual Social Scrollers), audience segment characterized by passive social media usage, minimal potential for becoming influencers, and use social media for personal and social needs (motivations 2. Cluster 2 (Active Social Entrepreneurs), audience segment characterized by active social media usage, preference for informative and relational content, potential for becoming influencers, and use social media for both personal and commercial purposes. Instagram Marketing Strategy Design The chosen strategy focuses on targeting and engaging potential audience segment, Cluster 2 (Active Social Entrepreneurs). Social Media Marketing Strategic Actions (SMMA) include:
1.Promotion Process (Instagram Ads)
2.Key Influencers/Social Media Influencers
3.Promotion Process (Optimizing Instagram Content Pillars)
4.Participatory Promotion (Giveaway or Contest)
5.Customer Support (Audience Feedback)
6.Market Intelligence (Social Media Report)
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elgine Harits
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan antar empat dimensi yang ada pada kerangka konsep customer-based brand equity (CBBE) dalam konteks acara edukasi dan juga untuk mengetahui jenis hubungan yang ada diantara dimensi event brand value (EBV) dan event brand loyalty (EBL). Analisis jalur digunakan dalam penelitian ini untuk menguji ke-6 pernyataan hipotesis. Setelah melakukan pengolahan data kuisioner dengan bantuan perangkat lunak IBM SPSS Statistics 21 (N = 298), hasil penelitian mengindikasikan bahwa seluruh konstruk dapat dinyatakan valid dan reliabel. Dimensi event brand loyalty (EBL), dipengaruhi secara langsung oleh dimensi event brand image (EBI), event brand value (EBV), dan terlebih secara kuat oleh event brand quality (EBQ). Penelitian ini berguna bagi pihak-pihak penyelenggara acara edukasi (seperti seminar) yang ingin meningkatkan event brand equity serta penelitian ini turut memperkaya literatur ilmiah untuk pengembangan profesi humas.

This research aimed to understand relationship between dimensions that exist on customer-based brand equity (CBBE) concept in the context of educational event and to examine the relationship between event brand value and event brand loyalty. Path analysis technique was used to test the 6 hypothetical statements. Questionnaires were analyzed (N = 298), results indicated that all questions on the questionnaire was valid and reliable to test the 4 constructs. Event brand loyalty (EBL) was proven directly affected by event brand image (EBI), event brand value (EBV), and moreover, proven highly influenced by event brand quality (EBQ). This research is useful for educational events organizers that care about event brand equity and also contributes to the development of public relations profession.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicentius Hino Saputra
"Penelitian ini membahas mengenai kreativitas iklan dari sisi subjektivitas khalayak, secara spesifik di bidang periklanan daring yang sedang berkembang pesat. Peneliti menggunakan riset Smith dan Yang (2004) sebagai acuan untuk memahami konsep kreativitas iklan dalam periklanan. Kreativitas iklan dalam penelitian ini juga dikaitkan dengan model Hierarchy of Effects (HOE). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis dan strategi penelitian fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dan informan cenderung mengingat iklan yang mereka lihat di media sosial dengan bentuk video. Sesuai dengan konsep kreativitas iklan, mereka memaknai kreativitas iklan mengacu pada aspek divergensi dan atau relevansi. Pada iklan berbentuk video, aspek divergensi harus tampil pada bagian awal supaya dapat menarik perhatian khalayak. Sedangkan aspek relevansi berkaitan dengan efektivitas penyampaian pesan promosi dari sebuah iklan. Pengalaman informan ketika berinteraksi dengan iklan daring didominasi pengalaman negatif. Internet merupakan medium dengan orientasi tujuan sehingga informan menganggap iklan daring merupakan pengganggu.

This study discusses advertising creativity from audience subjectivity in online advertising which is the growing market of advertising. The concept of advertising creativity used in this research is taken from Smith and Yangs research (2004). Advertising creativity in this research will be associated with Hierarchy of Effects model (HOE). This is a qualitative research with constructivist paradigm. This study shows that respondent and informant tend to recall online ads that appeared in social media in form of video. In accordance with the concept of advertising creativity, they interpret creativity in an advertisement refer to divergence and relevance aspect. On video based ad, divergence aspect must shown in the beginning of the ad in order to grip attention. Meanwhile, relevance aspect is related to effectiveness of promotion message delivery to audience. Informants experience when interacting with online advertisements is dominated by negative experiences. They believe online advertisements are distraction. That is because internet is a goal-oriented medium."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Subagja
"

Studi mengenai media massa, khususnya teori penentuan agenda, menjadi lebih dinamis dan menarik sejak kemunculan internet. Perubahan ini memprediksi bahwa era penentuan agenda mungkin akan segera berakhir karena setiap individu memiliki agenda media eksternal masing-masing yang lebih terfragmentasi. Fenomena ini melahirkan teori penentuan agenda terbalik yang mengatakan bahwa isu atau agenda publik yang muncul dalam media sosial bisa memengaruhi agenda media massa tradisional dalam waktu yang singkat. penelitian ini bertujuan untuk melihat proses yang terjadi di Indonesia dalam konteks pemilihan umum 2019. Studi kasus digunakan dalam penelitian ini, dan teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi dan studi literatur. Sedangkan teknik analisis yang dipakai ialah teknik pembangunan penjelasan. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi terhadap dua aktor politik dalam akun twitternya. Hasil penelitian menunjukan proses penentuan agenda terbalik yang terjadi melewati tiga tahapan penentuan agenda terbalik. Namun, terdapat beberapa temuan berbeda dengan studi-studi sebelumnya.


The study of mass media, especially agenda-setting theory, has become more dynamic and interesting since the advent of the internet. This change predicts that the agenda-setting era will probably end because everyone now has their own more fragmented external media agenda. This phenomenon evokes the emergence of reversed agenda-setting theory, which states that public issues or agendas that appear on social media can affect the agenda of traditional mass media in a short time. This research aims to look at the reversed agenda-setting process that occurs in Indonesia in the context of the 2019 general election. Case studies are used in this study, and the data collection techniques used are observation and literature studies. Moreover, the analytical technique used is explanation building technique. This research was conducted by observing two political actors in their twitter accounts. The results of the study show that the process of reversed agenda-setting occurred throught three stages of reversed agenda-setting. However, there are several different findings from previous studies.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>