Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuraiman Febiansyah
"Gunung Endut merupakan salah satu gunung yang berada pada Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Daerah Gunung Endut didominasi oleh batuan vulkanik kuarter produk Gunung Endut, Sedimen tersier dari Formasi Bojongmanik dan batuan intrusi tersier. Formasi Bojongmanik tersusun atas batupasir tufan, batulempung, konglomerat, dan sisipan batubara muda. Sisipan batubara pada Formasi Bojongmanik memiliki ketebalan sekitar 2cm – 2m. Karakteristik batubara Formasi Bojongmanik pada daerah penelitian masih belum diketahui. Oleh karena itu, hal ini penting dilakukan untuk mengkarakterisasi batubara agar dapat mengetahui kualitas dari batubara tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi batubara dari Formasi Bojongmanik di daerah Gunung Endut menggunakan analisis batubara maseral, analisis proksimat, dan analisis ultimat. Lima sampel batubara dari darah penelitian telah dikumpulkan dan dianalisis. Analisis petrografi menunjukkan bahwa empat dari lima sampel menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan dari batubara tersebut merupakan rawa yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga kualitas batubara buruk. Tetapi ada satu sampel batubara yang memiliki kualitas cukup baik namun tetap memiliki kandungan abu yang cukup tinggi, yaitu sampel batubara yang berada cukup dekat dengan intrusi batuan beku. Selain itu, hasil analisis proksimat dan ultimat menunjukkan bahwa hampir seluruh sampel memiliki kandungan abu yang tinggi dan mineral pirit yang cukup banyak sehingga menyebabkan nilai kalori batubara pada daerah ini buruk. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas batubara pada daerah penelitian ini memiliki kualitas yang buruk namun terdapat satu sampel batubara yang memiliki kualitas yang cukup baik.

Gunung Endut is a mountain positioned in Lebak Regency, Banten Province. The region is consisted of Quarternary volcanic rocks of Gunung Endut and Tertiary Bojongmanik Formation. The Bojongmanik Formation consisted of tuf f aceous sandstone, mudstone, conglomerate, and intercalation of young coal, with thickness from 2cm to 2 m. The coal characteristic s of Bojongmanik formation in study area are still not well known. Therefore, its important to characterise the coal in order to understand its quality.
This study attempted to characterise the coal from the Bojongmanik Formation in the Endut Mountain Area using coal maceral analysis, proximate analysis, and ultimate analysis. Five coal samples from the study area have been collected and analysed. Petrographic analysis indicate that four of the five samples has swamp depositional environment that was still affected by tidal sea water, causing the poor coal quality. However, there is one sample of coal that has a fairly good quality althoughstill has a fairly high ash content, which is a coal sample that is quite close to igneous intrusion. In addition, the results of the proximate and ultimate analysis showed that almost all samples had high ash content and pyrite minerals which caused the calorific value of coal in this area is poor. From these results, it can be concluded that the quality of coal in this study area is poor but there is one sample of coal still has a fairly good quality.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Bambang Prasetio
"Porositas dan permeabilitas merupakan parameter penting kualitas batu pasir. Kualitas batupasir sangat dipengaruhi oleh proses pasca pengendapan yaitu prosesnya diagenesis batupasir seperti kompaksi, sementasi, dan disolusi. Area penelitian merupakan singkapan dari Formasi Jatiluhur yang berumur Miosen Tengah dan disimpan di lingkungan batial (lereng-rak). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui porositas dan permeabilitas serta perilaku mineral lempung terjadi dari singkapan analog formasi Jatiluhur berdasarkan data Pengukuran penampang stratigrafi menggunakan metode analisis data batuan inti rutinitas dan SEM. Hasil porositas batupasir formasi Jatiluhur berada dalam kisaran 9% - 16% sedangkan hasil permeabilitas berada pada range 0.1 mD - 0.7 mD. Hubungan porositas dan permeabilitas batupasir formasi Jatiluhur cenderung berbanding lurus. Mineral tanah liat ditemukan di batupasir Formasi Jatiluhur termasuk kaolinit yang berperan sebagai pengisi pori, smektit dengan sifat sebagai pengisi pori dan pelapis pori, serta illite dengan perilaku sebagai pelapis pori. Dari usia muda hingga tua, kandungan mineral illite semakin parah melimpah karena suhu yang lebih tinggi di lingkungan pengendapan lebih dalam. Hasil porositas dan permeabilitas batupasir formasi Jatiluhur sangat heterogen karena adanya mineral autigenik seperti mineral mineral kaolinit, smektit, ilit, dan detritus seperti kalsit dan kuarsa, serta mineral albite. Hubungan porositas dengan kelimpahan mineral sekunder dari usia muda hingga tua semakin membesar karena semakin banyaknya mineral tidak sehat dapat membentuk mikropori.

Porosity and permeability are important parameters of sandstone quality. The quality of the sandstones is greatly influenced by the post-deposition process, namely the diagenesis of the sandstones such as compaction, cementation, and dissolution. The research area is an outcrop of the Jatiluhur Formation which is Middle Miocene and stored in a batial environment (slopes). The purpose of this study is to know the porosity and permeability as well as the behavior of clay minerals occurs from the analog outcropping of the Jatiluhur formation based on the data Measurement of stratigraphic sections using routine core rock data analysis methods and SEM. The porosity results of the Jatiluhur formation sandstones are in the range of 9% - 16% while the permeability results are in the range 0.1 mD - 0.7 mD. The porosity and permeability relationship of the Jatiluhur formation tends to be directly proportional. Clay minerals found in the sandstones of the Jatiluhur Formation include kaolinite which acts as a pore filler, smectite with properties as a pore filler and pore coating, and illite which acts as a pore coating. From young to old age, the mineral content of illite is increasingly abundant due to higher temperatures in the deeper depositional environment. The porosity and permeability of the Jatiluhur formation sandstones are very heterogeneous due to the presence of autigenic minerals such as kaolinite, smectite, illite, and detritus such as calcite and quartz, and albite minerals. The relationship between porosity and secondary mineral abundance from young to old is getting bigger because more and more unhealthy minerals can form micropores."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Zidan Imtiyaz
"Endut merupakan gunung yang terletak di Provinsi Banten. Di beberapa daerah, Gunung Endut memiliki fasies batugamping yang umumnya mengendap di lingkungan laut. Berdasarkan Peta Geologi Lembaran Leuwidamar, fasies batugamping di daerah penelitian termasuk dalam Formasi Bojongmanik dan Formasi Badui serta berada di Zona Fisiografi Bogor. Di Gunung Endut, batugamping yang ada muncul pada masa pra vulkanik, padahal pada umumnya hampir semua batugamping yang ada di Jawa ditemukan dalam bentuk singkapan di Zona Pegunungan Selatan yang terbentuk pada masa pasca vulkanik. Penelitian ini menitikberatkan pada identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis batugamping dalam menentukan mikrofasi batugamping yang nantinya dapat lebih akurat menentukan sebaran fasies dan sejarah geologi batugamping di kawasan Gunung Endut. Fitur makroskopis dari setiap sampel batu kapur diklasifikasikan berdasarkan Klasifikasi Dunham yang dimodifikasi oleh Embry & Klovan, sedangkan fitur mikroskopis dari setiap sampel batu kapur diklasifikasikan menurut Standar Mikrofasies dan Model Sabuk Wajah yang dimodifikasi oleh Wilson. Hasil akhir analisis dapat menambah informasi terkait sebaran fasies dan sejarah geologi batugamping di daerah penelitian secara lebih detail dibandingkan penelitian sebelumnya.

Mount Endut is a mountain located in Banten Province. In some areas, Mount Endut has limestone facies which generally settle in the marine environment. Based on the Geological Map of the Leuwidamar Sheet, the limestone facies in the study area are included in the Bojongmanik Formation and the Badui Formation and are in the Bogor Physiographic Zone. At Mount Endut, existing limestones appeared in the pre-volcanic period, whereas in general almost all of the limestones in Java are found in the form of outcrops in the Southern Mountain Zone which were formed in the post-volcanic period. This research focuses on the macroscopic and microscopic identification of limestone in determining limestone microfation which later can more accurately determine the facies distribution and geological history of limestone in the Mount Endut area. The macroscopic features of each limestone sample were classified according to the Dunham Classification modified by Embry & Klovan, while the microscopic features of each limestone sample were classified according to the Microfacies Standard and Wilson-modified Face Belt Model. The final results of the analysis can add information related to the distribution of facies and the geological history of limestone in the study area in more detail than previous studies."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Ghifari Mahesa
"ABSTRAK
Pada kebutuhan industri, terutama di bidang eksplorasi migas dan hidrogeologi, nilai porositas pada batuan dianggap sangat penting. Porositas pada umumnya terdapat di batuan sedimen, khususnya batupasir yang terdapat Formasi Cipacar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik batupasir, nilai porositas, proses diagenesis, dan hubungan antar porositas dan diagenesis. Data penelitian ini didapat dari singkapan permukaan dan dilakukan analisis petrografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa batupasir Formasi Cipacar memiliki nilai porositas antara 8-14% dan telah mengalami proses diagenesis berupa kompaksi, sementasi, dan pelarutan yang termasuk dalam rezim mesogenesis.

ABSTRACT
On industrial needs, especially in oil & gas and hydrogeology exploration porosity in rock isconsidered valuable. Porosity in rock basically available in sedimentary rock, particulary sandstone in Cipacar Formation. The aims of this research are to examine sandstone characteristic, porosity value, diagenesis process, and implication between porosity and diagenesis. The data of this study were obtained from surface outcrops and petrographic analysis. Results of this research show that sandstones in Cipacar Formation have porosity value between 8-14%, and have undergone diagenesis process such as compaction, cementation, and dissolution which classified in mesogenesis regime."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library