Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nababan, Korry Tetty Juita
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemikiran akan situasi dan kondisi instruktur bidang ketenagakerjaan yang cukup memperhatinkan di Indonesia. Penelitian ini hanya berfokus pada lulusan PTU Jepang angkatan 1992 sampai dengan angkatan 2004 yang diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil yang ditempatkan di lingkungan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Depnakertrans RI, dan Balai Latihan Kerja sebagai Unit Pelaksana Teknis Pusat di beberapa daerah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan sekunder akademis maupun praksis bagi pimpinan Ditjen Binalattas Depnakertrans RI, dalam menentukan arah dan kebijakan untuk pengembangan kapasitas sumber daya instrukttur melalui pembinaan, penghargaan profesi, dan pengembangan karier tenaga instruktur ketenagakerjaan. This research was based on a view about the poor situation and condition of manpower instructors in Indonesia

This research was focused only to alumny of PTU Jepang batch 1992 until 2004, mainly those who are working as government service at Directorate General for Productivities and Training at Depnakertrans RI as well as at VTC in the regions. Realising the lack of this research, the researcher hopes that another research will be carried out by others in the future on the same topic with quantitative approach by narrowing those intrumentas mentioned before."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Leonardo Alexius
"Kesenjangan upah antar gender telah menjadi polemik di seluruh negara di dunia, terutama negara berkembang. Upah minimum hadir sebagai kebijakan tentang sistem pengupahan yang bertujuan untuk menjadi safety net bagi para pekerja. Meskipun kebijakan ini bukannlah kebijakan yang berorientasi pada gender, namun jika jumlah wanita dan jarak upah aktual terhadap upah minimum yang diterima oleh wanita lebih rendah dibandingkan pria, maka upah minimum dapat memperbaki gender wage gap.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari kenaikan upah minimum terhadap kesenjangan upah antar gender di seluruh provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode kontrafaktual pada distribusi upah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak upah minimum di Indonesia justru memperlebar gap upah antar gender terutama pada pekerja di distribusi upah rendah. Dampak upah minium di level regional bervariasi antar provinsi.

Wage gap disparities have become polemic in almost all countries in the world, especially in developing countries. Minimum wage is present as a policy on wage system that aims to be a safety net for workers. Although this policy is not a gender oriented policy, if the number of women and the actual wage distance of women 39 s minimum wage is lower than that of men, then the minimum wage may raise the wage gap.
This study aims to examine the impact of minimum wage increases on wage gap across all provinces in Indonesia by using counterfactual methods on wage distribution. The results of this study indicate that the impact of minimum wages in Indonesia actually widen the wage gap between the gender especially on workers in the distribution of low wages. The impact of regional minium wages varies across provinces.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Nanditha Pribadi
"Di tengah persaingan pasar kerja yang ketat, kesempatan bekerja seorang pekerja lulusan sarjana tidak hanya dipengaruhi oleh gelar yang dimiliki, melainkan ada faktor lainnya yang dapat meningkatkan peluang bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jurusan dan jenis perguruan tinggi sebagai dua modal utama terhadap sektor pekerjaan pekerja lulusan sarjana. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode logistik biner dengan data yang bersumber SAKERNAS Agustus 2021. Adapun unit analisis penelitian ini merupakan responden pekerja lulusan sarjana yang berusia 23-64 tahun dengan variabel terikat yaitu sektor pekerjaan pekerja sarjana dan asosiasinya dengan variabel bebas yaitu jurusan dan perguruan tinggi setelah dikontrol terhadap faktor lainnya.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa persentase bekerja di sektor formal lebih tinggi pada pekerja sarjana yang berasal dari jurusan Non-Saintek, berasal dari PTN, memiliki pengalaman pelatihan, menggunakan internet, memiliki kendaraaan, berusia 30-54 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan bertempat tinggal di daerah pedesaan. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas bekerja di sektor formal dipengaruhi oleh jurusan dan jenis perguruan tinggi setelah dikontrol terhadap pengalaman pelatihan, penggunaan internet, kepemilikan kendaraan, usia, jenis kelamin, dan tempat tinggal.

In the midst of job market competition, job opportunities of a graduate worker are not only influenced by their degree, but there are capital factors that can increase someone’s chance. This study aims to analyze the relation between the majors and the type of higher education’s r as the two main investments with worker opportunity to work in formal sector. This quantitative research uses the binary logistic method with data sourced from SAKERNAS August 2021. The unit of analysis is 23-64 years old graduates workers with the dependent variable namely the employment sector of undergraduate workers and its association with independent variables namely major and type of higher education after being controlled with other factors.
This study found that the percentage of working in the formal sector was higher for undergraduate workers who came from Non-Science majors, came from government universities, had training experience, using internet, owned vehicles, age 30-54 years old, female, and lived in rural area.In addition, this study shows that the probability of working in the formal sector is influenced by major and type of higher education after being controlled with training experience, internet usage, vehicle ownership, age, gender, and place of residence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Azkya
"Saat ini kasus perceraian di Indonesia mengalami peningkatan, begitu juga dengan angka kemiskinan yang masih cukup tinggi. Dalam penelitian ini ingin membahas mengenai pengaruh kemiskinan terhadap perceraian. Kemiskinan yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan kemiskinan multidimensi yang diantaranya menggunakan indikator seperti pendidikan, kesehatan, dan standar hidup. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2014. Untuk menjelaskan hasil penelitian ini, digunakan metodologi Instrumental Variable (IV) atau dikenal juga sebagai Two Stage Least Square (2SLS) dengan tahap pertama menggunakan Ordinary Least Square (OLS) dan tahap kedua menggunakan Logit. Pada tahap pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel instrumen Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan dengan hubungan negatif. Selain itu, pada tahap kedua hasilnya menunjukkan bahwa kemiskinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perceraian dengan hubungan positif.

Currently, divorce cases in Indonesia have increased, as well as the poverty rate which is still quite high. In this study, we want to discuss the effect of poverty on divorce. Poverty used in this study uses multidimensional poverty which includes indicators such as education, health, and living standards. The data used in this study are Indonesian Family Life Survey (IFLS) data in 2014. To explain the results of this study, the Instrumental Variable (IV) methodology or also known as Two Stage Least Square (2SLS) is used with the first stage using Ordinary Least Square (OLS) and the second stage uses Logit. In the first stage, the results showed that the Certificate of Disability (CoD) instrument variable had a significant effect on poverty with a negative relationship. In addition, in the second stage the results show that poverty has a significant effect on divorce with a positive relationship."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Shaliha
"Pekerja anak tetap menjadi masalah yang terus-menerus di negara berkembang seperti Indonesia, yang diperparah oleh pandemi COVID-19 karena gangguan ekonomi dan kehilangan sumber pendapatan. Akses rumah tangga terhadap kredit adalah faktor penting yang memengaruhi keputusan untuk mempekerjakan anak, karena hal ini memengaruhi kemampuan untuk berinvestasi dalam modal manusia dan mengurangi dampak ekonomi. Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara akses rumah tangga terhadap kredit dan insiden pekerja anak di Indonesia selama gangguan ekonomi, menggunakan analisis kuantitatif dari data Susenas 2021. Penelitian ini menemukan bahwa probabilitas pekerja anak dalam rumah tangga adalah 6,34% selama tahun yang sama, dan akses kredit mengurangi probabilitas pekerja anak, yang menunjukkan pentingnya stabilitas keuangan. Penelitian ini juga menemukan bahwa rumah tangga yang lebih besar, rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan, tempat tinggal di pedesaan, dan tahun pendidikan kepala rumah tangga yang lebih rendah berkorelasi dengan tingkat pekerja anak yang lebih tinggi. Secara khusus, kemiskinan memediasi efek akses kredit terhadap pekerja anak. Penelitian ini memberikan wawasan untuk menginformasikan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan strategi efektif untuk memerangi pekerja anak, terutama selama krisis ekonomi.

Child labor remains a persistent issue in developing countries like Indonesia, exacerbated by the COVID-19 pandemic due to economic disruptions and income losses. Household access to credit is a crucial factor influencing the decision to engage in child labor, as it affects the ability to invest in human capital and mitigate economic shocks. This study explores the relationship between household access to credit and the incidence of child labor in Indonesia during an economic disruption, using quantitative analysis from Susenas 2021 data. The study found that the probability of household child labor is 6.34% during this same year, and credit access reduced the probability of child labor, suggesting the importance of financial stability. The study also found that larger households, female-headed households, rural residences, and lower years of schooling of household heads correlated with higher rates of child labor. Notably, poverty mediates the effect of credit access on child labor. This research provides insights to inform policymakers and stakeholders in developing effective strategies to combat child labor, especially during economic crises.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hening Indreswari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) terhadap Angka Putus Sekolah (APTS) di Indonesia pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). PIP merupakan salah satu bentuk Conditional Cash Transfer (CCT) yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada siswa usia 6 - 21 tahun yang berasal dari keluarga miskin dan rentan dan diharapkan dapat membantu meringankan biaya sekolah yang harus ditanggung oleh siswa. Meskipun kewenangan pengelolaan SMA di Indonesia telah dilimpahkan kepada pemerintah provinsi sejak tahun 2017, namun penting untuk menganalisis pengaruh PIP pada level kabupaten/kota mengingat pelaksanaan PIP dikelola melalui kerjasama pemeritah pusat, pemerintah daerah dan satuan pendidikan. Analisis dilakukan menggunakan metode Fixed Effect pada data panel 514 kabupaten/kota di Indonesia dari tahun 2020 sampai 2022. Hasil estimasi menunjukkan bahwa bantuan PIP tidak signifikan berpengaruh terhadap APTS jenjang SMA di Indonesia.

This research aims to analyze the effect of the Program Indonesia Pintar (PIP) assistance on the dropout rate in Indonesia at the Senior High School (SMA) level. PIP is one of Conditional Cash Transfer (CCT) provided by the central government to students aged 6 to 21 years who come from poor and vulnerable families and is expected to help reduce the school costs that students must bear. Even though since 2017 the authority to manage SMA in Indonesia has been delegated to the provincial government, it is important to analyze the impact of PIP at the district level considering that the implementation of PIP is managed through collaboration between the central government, regional government and education units. The analysis was carried out using the Fixed Effect method on panel data from 514 districts in Indonesia from 2020 to 2022. The estimation results show that PIP assistance has no significant effect on dropout rate at the high school level in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thrisya Marcelina Gulla
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melsasyavia Nurfitriana Ramadhany Syam
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2018 untuk menguraikan kesenjangan upah penyandang disabilitas menjadi bagian yang dapat dijelaskan dan tidak dapat dijelaskan pada tingkat rata-rata. Dengan menggunakan dekomposisi Blinder-Oaxaca, bagian yang dapat dijelaskan berkontribusi sebesar 75,04% dalam kesenjangan upah penyandang disabilitas. Pencapaian tingkat pendidikan merupakan faktor penjelas terbesar yang memperlebar kesenjangan upah ini. Sementara itu, potensi diskriminasi menjadi kontributor utama kesenjangan upah gender antara penyandang disabilitas, bahkan bagian yang dapat dijelaskan tidak signifikan setelah dilakukan kontrol terhadap produktivitas penyandang disabilitas. Terlepas dari status disabilitasnya, perempuan mengalami diskriminasi upah terhadap laki-laki di Indonesia.

ABSTRACT
This study analyzes the data from Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) year of 2018, to outline the disability wage gap into the explained and unexplained parts at an average level. Using Blinder-Oaxaca decomposition, the explained part contributes up to 75.04% in the disability wage gap. Achievement in the education level is the highest explanatory factor in widening the gap. Furthermore, the potential for discrimination is a major contributor to the gender wage gap among people with disabilities, even the unexplained part becomes insignificant after the productivity of people with disabilities is being controlled. Regardless of their disability status, women experience wage discrimination in Indonesia in terms of gender."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aby Dwi Prasetya
"Research related to the diversity and conflict in Indonesia to date concludes that ethnic fractionalization, as an indicator of diversity, is positively related to the level of conflict. However, this research has not included other indicators of diversity, namely ethnic polarization, which is considered better than ethnic fractionalization in explaining conflicts, especially identity conflicts. Using the National Violence Monitoring System (NVMS) data along with 2000 and 2010 Indonesia Census data, this study found that ethnic polarization and religious fractionalization contribute to the increase of identity conflict in Indonesia. Otherwise, there is no statistical proof that validates the positive relationship between ethnic fractionalization and the identity conflict in general. Furthermore, this study also shows that the degree of heterogeneity at district level significantly reduces some aspects of social outcomes, such as trust to non co ethnics, solidarity, participation in community, and perceived safety which act as a channel through which diversity affect identity conflict.

Penelitian terkait dengan keberagaman dan konflik di Indonesia hingga saat ini menyimpulkan apabila fraksionalisasi etnik, sebagai indikator dari keberagaman, berhubungan positif dengan tingkat konflik. Namun, penelitian tersebut belum memasukkan indikator lain dari keberagaman, yaitu polarisasi etnik, yang dianggap lebih baik daripada fraksionalisasi etnik di dalam menjelaskan konflik, khususnya konflik identitas. Dengan menggunakan data dari Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan dan data keberagaman dari Sensus Penduduk tahun 2000 dan 2010, ditemukan apabila polarisasi etnik dan fraksionalisasi agama, berkontribusi terhadap peningkatan konflik identitas. Sebaliknya, tidak ditemukan bukti statistik yang dapat menjelaskan hubungan antara fraksionalisasi etnik dan konflik identitas secara umum. Selain itu, studi ini juga menemukan apabila tingkat keberagaman di suatu wilayah, berpengaruh negatif terhadap beberapa keluaran modal sosial seperti kepercayaan antar-etnis, solidaritas, partisipasi di komunitas, dan perasaan aman, yang berperan sebagai saluran yang menghubungkan keberagaman dengan konflik identitas.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alliya Bianca Rizano
"ABSTRAK
This study investigates the impact of gender diversification and CSR on finance the performance of Indonesian public companies. Several previous studies in developed countries have found that gender diversification and CSR will have a positive impact on company performance. Using data in Indonesia from 2013 to 2017, this study found that companies with good CSR practices tend to have better performance. These results are in contrast compared to previous studies conducted in developed countries. This reason is due to the fact that companies that create CSR practices are satisfied stakeholders who will improve company performance through various media by bringing efficiency and cost reduction. Also, this study found that the woman's presentation on the board had positives but not significant impact for Indonesian public companies. The number of women sitting on the board of directors is very limited due to economic and social aspects. In Indonesia, women not placed in the position where decision making was made. Educational and gender barriers Bias still exists for the female population in Indonesia. Especially socially, Indonesian women are
It is expected to take care of the household and family that directs them to make the decision not to work.

ABSTRACT
Studi ini menyelidiki dampak diversifikasi gender dan CSR pada pembiayaan kinerja perusahaan publik Indonesia. Beberapa penelitian sebelumnya di negara-negara maju telah menemukan bahwa diversifikasi gender dan CSR akan berdampak positif pada kinerja perusahaan. Menggunakan data di Indonesia dari 2013 hingga 2017, penelitian ini menemukan bahwa perusahaan dengan praktik CSR yang baik cenderung memiliki kinerja yang lebih baik. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di negara maju. Alasan ini disebabkan oleh kenyataan bahwa perusahaan yang menciptakan praktik CSR adalah pemangku kepentingan yang puas yang akan meningkatkan kinerja perusahaan melalui berbagai media dengan membawa efisiensi dan pengurangan biaya. Juga, penelitian ini menemukan bahwa presentasi wanita di papan tulis memiliki dampak positif tetapi tidak signifikan bagi perusahaan publik Indonesia. Jumlah perempuan yang duduk di dewan direksi sangat terbatas karena aspek ekonomi dan sosial. Di Indonesia, perempuan tidak ditempatkan pada posisi pengambilan keputusan. Hambatan pendidikan dan gender Bias masih ada untuk populasi perempuan di Indonesia. Terutama secara sosial, wanita Indonesia adalah
Diharapkan untuk mengurus rumah tangga dan keluarga yang mengarahkan mereka untuk membuat keputusan untuk tidak bekerja.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>