Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmi Fitri
"Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hulu merupakan peringkat ke-3 tertinggi jumlah kasus penderita TBC Paru dari 12 kab/kota yang ada di Provinsi Riau. Puskesmas Ujung Batu merupakan salah satu puskesmas yang memiliki kasus penderita TBC terbanyak se-Kabupaten Rokan Hulu. Faktor penyebab dari tingginya angka penderita TBC Paru dapat disebabkan oleh praktik perilaku pencegahan penularan penyakit TBC Paru yang rendah sehingga mempercepat penyebaran TBC Paru. Faktor- faktor yang mempengaruhi pencegahan penularan TBC Paru adalah faktor pengetahuan, sikap dan tindakan dari individu. Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi penderita TBC Paru dalam berperilaku untuk mencegah penularan TBC Paru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru di wilayah kerja Puskesmas Ujung Batu. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus melalui wawancara mendalam terhadap lima orang informan utama dan lima orang informan kunci. Hasil dari penelitian ini diperoleh mayoritas penderita TBC Paru berjenis kelamin laki-laki yang berusia 30-60 tahun,status sosial ekonomi keluarga berada di level menengah kebawah dengan tingkat pendidikan mayoritas tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), praktik dalam keluarga sebagian besar sudah menerapkan perilaku pencegahan penularan TBC Paru, budaya dalam batuk/bersin sebagian penderita sudah berperilaku menutup mulut dengan tangan/masker namun budaya meludah masih disembarang tempat. Penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga berpengaruh kuat terhadap perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru. Bagi puskesmas sebaiknya mengoptimalkan sosialisasi terkait peran dukungan keluarga bagi penderita TBC Paru, sehingga masyarakat khususnya keluarga dapat berperan aktif dalam memberikan dukungan untuk meningkatkan perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru.

Based on health profile data for Riau Province, Rokan Hulu Regency is ranked 3rd with the highest number of cases of pulmonary TB sufferers from 12 districts/cities in Riau Province. Ujung Batu Health Center is one of the health centers that has the most TB cases in Rokan Hulu Regency. The causal factor for the high number of patients with pulmonary tuberculosis can be caused by the low level of practice of prevention of transmission of pulmonary tuberculosis, thereby accelerating the spread of pulmonary tuberculosis. The factors that influence the prevention of transmission of pulmonary tuberculosis are the factors of knowledge, attitudes and actions of individuals. Support from the family is the most important element in increasing the self-confidence and motivation of people with pulmonary tuberculosis in behavior to prevent transmission of pulmonary tuberculosis. The purpose of this study was to determine the description of family support for the behavior of preventing disease transmission in patients with pulmonary tuberculosis in the working area of the Ujung Batu Health Center. Methods This research uses qualitative methods with case studies through in-depth interviews with five key informants and five key informants. The results of this study obtained that the majority of pulmonary TB sufferers were male aged 30-60 years, the socioeconomic status of the family was at the lower middle level with the education level of the majority graduating from junior high school (SMP), most of the practices in the family had implemented behavioral prevention of pulmonary TB transmission, culture in coughing/sneezing, some sufferers have the behavior of covering their mouths with their hands/masks, but the culture of spitting is still everywhere. This study shows that family support has a strong effect on disease prevention behavior in patients with pulmonary tuberculosis. It is better for puskesmas to optimize socialization related to the role of family support for pulmonary tuberculosis sufferers, so that the community, especially families, can play an active role in providing support to improve disease transmission prevention behavior in pulmonary tuberculosis sufferers. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqih Mutiara
"ABSTRAK
Provinsi DKI Jakarta merupakan wilayah episentrum penyebaran COVID-19 dengan kasus tertinggi di Indonesia, untuk itu diperlukan upaya perilaku pencegahan pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku pencegahan penularan COVID-19 masyarakat DKI Jakarta ditinjau dari variabel yang ada di dalam teori Health Belief Model. Penelitian dengan pendekatan metode kuantitatif, desain cross sectional, dilakukan pada 320 orang yang berusia 15-64 tahun dan diambil secara quota sampling dari 5 wilayah DKI Jakarta. Data dikumpulkan dengan metode responden mengisi kuesioner secara mandiri yang dilakukan secara online dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat telah melakukan sebagian besar perilaku pencegahan penularan COVID-19 dengan baik seperti pada penggunaan masker setiap keluar rumah, menerapkan etika batuk, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir saat sebelum makan, setelah makan, setelah menggunakan kamar mandi, setelah beraktivitas dan menyentuh benda, serta mencuci tangan minimal 20 detik, menggunakan hand sanitizer, tetap di rumah ketika sakit, menghindari berjabat tangan, memberi jarak 1-2 meter dengan orang lain, menghindari kegiatan yang melibatkan banyak orang, menghindari tempat dan kendaraan umum, dan menghindari berpergian ke zona merah. Hal ini karena pengetahuan masyarakat tentang upaya pencegahan COVID-19 sudah tinggi, namun masih rendah mengenai penggunaan tisu alkohol dan waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertular COVID-19. Masyarakat pada umumnya mempersepsikan COVID-19 penyakit yang serius bagi dirinya dan merasa dirinya rentan untuk tertular COVID-19. Umumnya masyarakat tidak merasa ada hambatan untuk melakukan perilaku pencegahan, dan mayoritas menganggap tindakan pencegahan COVID-19 bermanfaat bagi dirinya serta mereka merasa mampu untuk melakukan tindakan pencegahan. Perlu meningkatkan edukasi atau sosialisasi yang efektif dan konsisten melalui berbagai media untuk pengetahuan dan perilaku yang masih kurang baik, melakukan penyuluhan tentang cara pakai masker yang benar, serta meningkatkan penerapan kebijakan dan kedislipinan di semua sektor.

ABSTRACT
The DKI Jakarta Province is the epicenter of the spread of COVID-19 with the highest cases in Indonesia, for this reason prevention efforts are needed in the community. This study aims to see the prevention measures for the transmission of COVID-19 in the people of DKI Jakarta in terms of the variables in the Health Belief Model theory. Research with a quantitative method approach, cross sectional design, was conducted on 320 people aged 15-64 years and was taken by quota sampling from 5 areas of DKI Jakarta. Data were collected using the respondent's method of giving a questionnaire which was conducted online and analyzed descriptively. The results of community research have done most of the prevention of COVID-19 transmission well, such as using masks every time you leave the house, applying cough etiquette, washing hands with soap and running water before eating, after eating, after using the bathroom, after activities and objects , as well as washing hands for at least 20 seconds, using hand sanitizers, staying at home when sick, avoiding shaking hands, giving 1-2 meters distance from other people, avoiding activities that involve many people, avoiding public places and transportation, and avoiding traveling to the zone red. This is because public knowledge about efforts to prevent COVID-19 is high, but still low regarding alcohol use and the time it takes to catch COVID-19. Society in general complicates COVID-19, a serious disease for itself and susceptible to COVID-19. Of the society does not feel there are obstacles to taking precautions, and stopping COVID-19 prevention measures is beneficial for them and they feel capable of taking preventive measures. It is necessary to increase effective and consistent education or socialization through various media for knowledge and behavior that is still inadequate, conduct counseling on how to use masks properly, and increase the implementation of policies and discipline in all sectors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemasih Pintanine
"ABSTRAK
Kemudahan akses informasi melalui internet mendorong kebutuhan akan informasi
kesehatan saat ini terus meningkat. Berdasarkan survey Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet (APJII) pada tahun 2017, sebanyak 51,06 aktivitas pemanfaatan internet di
bidang kesehatan adalah pencarian informasi kesehatan, yang kemudian memunculkan
berbagai pilihan media baru dengan berbagai fitur yang dapat dimanfaatkan dalam
mencari informasi kesehatan, termasuk aplikasi kesehatan daring.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mendalam tentang motif,
pola penggunaan aplikasi kesehatan daring serta bagaimana penggunaannya dapat
memenuhi kebutuhan informasi kesehatan penggunanya. Penelitian ini merupakan studi
kualitatif dengan desain Rapid Assesment Procedure dengan pendekatan teori dan
komunikasi Uses and Gratification. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
wawancara mendalam terhadap 10 orang perempuan pengguna aplikasi di wilayah
Jabodetabek pada bulan April-Juni 2019.
Hasil penelitan menunjukkan motif penggunaan aplikasi adalah mengkonfirmasi
informasi kesehatan langsung ke tenaga kesehatan, memperoleh informasi pengobatan
secara cepat dan mudah dan informasi terkait gejala penyakit dan tindakan awal
penanganannya. Aplikasi digunakan saat informan mengalami gejala sakit, baik untuk
kondisi dirinya maupun anggota keluarga karena merasakan kenyamanan, respon yang
cepat serta privasi yang terjaga karena konsultasi bersifat anonim.
Media baru menawarkan kemudahan akses dan komunikasi yang interaktif sehingga
dapat memudahkan akses informasi dan pelayanan kesehatan dan diharapkan dapat
meningkatkan upaya promotif dan preventif. Saat ini kebijakan teknis terkait pelayanan
kesehatan daring sangat dibutuhkan untuk mengakomodir keberadaan aplikasi sekaligus
melindungi masyarakat pengguna terkait keamanan dan keselamatan saat mengakses
pelayanan kesehatan di era digital.

ABSTRACT
The easy access to information through the internet has encouraged the need for health
information are continue to increase. According to Indonesian Internet Service Provider
Association In 2017, there were 51.06 of internet utilization activities in the health
sector were health information searches which then gave rise to a variety of online or new
media choices that could be utilized in seeking health information, including mobile
health applications.
The purpose of this study is to obtain in-depth information about motives, patterns of use
of mobile applications online health consultation and how the used of it could meet health
information needs among urban women in the Jabodetabek area. This research is a
qualitative study with a Rapid Assessment Procedure design with new media theory
approaches and Uses and Gratification communication theory. Data collection was
carried out by in-depth interview method with 10 female users of the application in the
Jabodetabek area in April-June 2019.
The results of the research show that the motive for using the application is to confirm
health information directly to health workers, obtain medical information more quickly
and easily and information regarding symptoms of the disease and its treatment measures.
The application is used when the informant experiences symptoms of pain or
experiencing illness, both for the condition of their self or their family members because
of its comfortable, fast response and it maintained their privacy since the consultation
occured anonymously.
New media offers an easy access thorugh interactive communication especially when
experiencing symptoms of illness so that it can facilitate health services. At present,
technical policies related to online health services are needed to accommodate the
existence of applications while protecting the user regarding the security and safety
aspects when accessing health services in the digital era.
"
2019
T53867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitriani
"Ide bunuh diri menjadi salah satu komponen penting dalam memprediksi upaya bunuh diri serta diasumsikan sebagai indikator dari masalah kesehatan mental lainnya. Mahasiswa salah satu kelompok yang rentan memiliki ide bunuh diri dikarenakan adanya tekanan hidup dan sumber stres lainnya. Peranan coping styles menjadi penting bagi individu dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara coping styles (problem-focused coping, emotion-focused coping, dan avoidant coping) dengan ide bunuh diri pada mahasiswa program sarjana di Universitas Indonesia. Desain penelitian menggunakan kuantitatif Cross-Sectional dengan membagikan kuesioner secara daring melalui Kobo ToolBox sejumlah 570 responden mahasiswa dari 14 fakultas. Teknik sampling menggunakan metode Incidental sampling dan Quota Sampling. Alat ukur Brief COPE dipakai untuk mengukur coping styles dan Beck Scale for Suicide Ideation untuk mengukur ide bunuh diri. Dari hasil uji statistik Spearman Correlation menunjukkan ada hubungan antara problem-focused coping (r = -0,453, p<0,05), emotion-focused coping (r = -0,210, p<0,05), dan avoidant coping (r = 0,593; p<0,05) dengan ide bunuh diri pada pada mahasiswa program sarjana di Universitas Indonesia. Arah hubungan negatif pada problem-focused coping dan emotion-focused coping dengan ide bunuh diri, sedangkan avoidant coping memiliki hubungan positif. Semakin sering mahasiswa menggunakan problem-focused coping dan emotion-focsed coping akan semakin rendah ide bunuh diri yang dimiliki. Serta, semakin sering penggunaan avoidant coping akan semakin tinggi ide bunuh diri yang dimiliki. Maka itu, peneliti merekomendasikan mahasiswa untuk mengkombinasikan penggunaan problem-focused coping dan emotion-focused coping yang adaptif ketika mengatasi tekanan hidup dibandingkan avoidant coping atau penghindaran terhadap masalah.

Suicidal ideation is essential in predicting suicide attempts, also assumed to be an indicator of other mental health problems. Undergraduate students are one of the groups most vulnerable to suicidal ideation due to life pressures and other sources of stress. Coping styles is a crucial role for individuals in dealing with life problems. The aim of this study is to examine the relationship between coping styles (problem-focused coping, emotion-focused coping, and avoidant coping) with suicidal ideation on undergraduate students at University of Indonesia. This study using quantitative cross-sectional design with distributed online questionnaires via Kobo ToolBox to collected 570 student respondents from 14 faculties. The sampling techniques used are incidental sampling and quota sampling. The Brief COPE was used to measurement coping styles, and the Beck Scale for Suicide Ideation was used to measurement suicidal ideation. The result of study using Spearman correlation statistical tests indicated coping styles significantly correlated between problem-focused coping (r = -0.453, p<0.05), emotion-focused coping (r = -0.210, p<0.05), and avoidant coping (r = 0.593, p<0.05) with suicidal ideation on undergraduate students at University of Indonesia. Problem-focused coping and emotion-focused coping has negative correlation with suicidal ideation, inverse avoidant coping has a positive correlation. The more frequently students use problem-focused coping and emotion-focused coping, the lower their suicidal ideation. Conversely, the more frequently avoidant coping is used, the higher the suicidal ideation. Recommendation that undergraduate students to combine the use of adaptive problem-focused coping and emotion focused coping when dealing with life pressures rather than resorting to avoidant coping."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prastiwi Handayani
"Indonesia adalah negara satu-satunya di Asia Tenggara yang tidak mcmiliki Iarangan iklan, promosi dan sponsor rokok. Prevalcnsi perokok pemula usia dibawah 19 tahun meningkat 4 kali lipat dari 69% (2001) menjadi 78% (2004). Penelitian ini mcmbahas tentang adanya hubungan antara keterpaparan promosi rokok terhadap perilaku merokok remaja clengan menggunakan metode cross seczional. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah responden 127 orang (56 orang laki-laki dan 71 orang perempuan) dan diolah menggunakan SPSS.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa prevalensi merokok siswa/i menunjukkan sebanyak 24.4% pemah mencoba merokok dan 10.2% adalah perokok. Sebanyak 100% responden terpapar iklan rokok di televisi dengan intensilas yang tinggi 50,4% (0R*0.386), Hampir seluruh lingkungan rumah 98.4% responden terscdia rokok dan 68.5% tersedianya rokok di Iingkungan sekolah (OR=3.l25). Hasil penelitian menyarankan untuk meratifikasi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) di Indonesia.

Indonesia is the only country in South East Asia which giving access to any brand of cigarettes to have their advertisement, promotions and also sponsorship. Smoking prevalention before age 19° increases from 69% in 2001 to 78% in 2004. The purpose of this study was to explore the relationship between smoking behavior of adolescents exposed to cigarette advertising with cross sectional method. Data were collected on questionnaire with 127 students (56 boys and '71 girls) participated in survey and processed with SPSS.
This study shown prevalention smoking of students 24.4% had ever smoked cigarettes and 10.2% are smoker. The results shown that 100% respondents was exposure with exposure to cigarette advertising in television with high intensity 50,4% people (0R=0.386), almost all of students (98.4%) living in houses where others smoke and 68.5% students are exposed to cigarette provided in school environment. This study proposed FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) ratification in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Dwi Ariani
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pendidikan sebaya (peer education) terhadap pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Bekasi tahun 2014. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif pre eksperimental dengan rancangan one group pre test and post test. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 sampai dengan VII-5 SMP Negeri 4 Bekasi sebanyak 180 orang. Pemilihan sampel menggunakan purposve sampling.Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bekasi sebesar 1.99 point untuk rata-rata nilai pengetahuan dan 1.22 point untuk rata-rata nilai sikap. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata nilai pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah diberikan pendidikan sebaya tentang bahaya merokok (p-value < 0.05). Hal ini menunjukan bahwa pendidikan sebaya (peer education) yang dilakukan dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Bekasi.

ABSTRACT
This research discusses the effects of peer education towards knowledge and attitudes about the dangers of smoking in seventh grade students of SMP Negeri 4 Bekasi in 2014. The study uses a pre-experimental quantitative research with one group pre test and post test design. Samples were 180 people, students of class VII-1 until VII-5 SMP Negeri 4 Bekasi. The selection of the sample using purposive sampling. The result of data processing are the increasing of knowledge and attitudes about the dangers of smoking in seventh grade students of SMP Negeri 4 Bekasi. The average value of knowledge increases 1.99 points and the average value of attitude increases 1.22 points. Result test statistically shows there are significant differences the average value of the knowledge and attitudes before and after the peer education about the dangers of smoking (p-value <0.05). Those increasing point and result test statistically have proven that peer education ,which have been conducted, are succed to increase knowledge and attitudes about the dangers of smoking in seventh grade students of SMP Negeri 4 Bekasi. "
2014
S56040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Mustika Subagjo
"Pada tahun 2015, cakupan persalinan tenaga kesehatan di Indonesia sebesar 85,55 , di Jawa Barat cakupan persalinan tenaga kesehatan sebesar 87,53 .Adanya kesenjangan sebesar 15,52 dengan target puskesmas pada persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Cipaku pada tahun 2016. Dari 170 kelahiran di Kelurahan Rancamaya, hanya 88 yang ditolong oleh tenagakesehatan dan 82 ditolong oleh dukun bayi.
Tujuan dari penelitian ini mengetahui lebih dalam alasan dan penyebab ibu memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan di Kelurahan Rancamaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pengambilan informasi dengan cara wawancara mendalam pada ibu yang bersalin dengan dukun bayi pada tahun 2016 yang memiliki dan tidak memiliki kartu BPJSdan keluarga ibu, dukun bayi dan bidan.
Hasil penelitian menjelaskan kepemilikan kartu BPJS tidak berpengaruh dalam pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan karena masyarakat memilih dukun bayi karena percaya dukun berperandalam upacara dan prosesi saat kehamilan dan persalinan yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat, serta rasa nyaman bersalin dirumah dan pelayanan yang paripurna jika bersalin ditolong oleh dukun bayi. Oleh karena itu diperlukankerjasama lintas sektor tokoh masyarakat dan aparat sipil wilayah untuk mendukung program kemitraan bidan dengan dukun, serta menjadikan dukun rekan dalam pertolongan yang mengantar dan mendampingi pasien dalam persalinan.

In 2015, the scope of childbirth by health personnel in Indonesia was about 85.55 ,in West Java the scope of childbirth by health personnel amounted to 87.53 . Therewas a gap of 15,52 with target of public health center on the childbirth who wasassisted by health personnel at Cipaku public health center in 2016. From 170births in Kelurahan Rancamaya, only 88 births were helped by health personneland 82 births were helped by TBA traditional birth attendant.
The purpose of thisstudy is to know more deeply the reason and causes of pregnant mothers chooseTBA as their childbirth attendant in Kelurahan Rancamaya. This research usesqualitative method, the retrieval of information uses in depth interview on pregnantmothers who gave birth with TBA in year 2016 and who have or do not have BPJScard, the mothers rsquo family, TBA, and midwives.
The result of this study states thatthe ownership of BPJS card does not influence the choice of health personnel aschildbirth attendant, the society prefer to choose TBA because they believe the roleof TBA in the implementation of ceremony and procession during pregnancy andchildbirth which already become a habit that done by the society, as well as a senseof comfort giving birth at home, and plenary attendance when giving birth helpedby TBA. Therefore, the cross sector cooperation is needed such as public figureand regional civil apparatus to support midwife partnership program with TBA, aswell as to make the TBA become co worker in childbirth aid which to escorts andaccompanies the patients during childbirth.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvi Enggar Budiarti
"Pengetahuan kesehatan reproduksi sangat penting bagi remaja. Saat ini internetmerupakan media yang paling dekat dan digemari oleh remaja. Melalui internetremaja dapat mengakses informasi dengan cepat dan mudah. Tetapi informasikesehatan yang tidak difiltrasi dapat membahayakan dan mempengaruhi perilakukesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaaninternet untuk informasi kesehatan, persepsi penggunaan internet untuk informasikesehatan, dan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja. Penelitian inidilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectionalmelalui pengisian sendiri dari kuesioner yang diberikan pada 131 siswa SMA ProAn Nizhomiyah Depok.
Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata frekuensi dandurasi mengakses internet untuk informasi kesehatan reproduksi dalam semingguyaitu 1,54 kali dan 43,71 menit; 63,4 siswa mempersepsikan internet berguna,40,6 mudah diakses, dan 53,5 merasa internet memberikan privasi ketikamencari informasi kesehatan reproduksi; pengetahuan pada siswa yang memakaiinternet tergolong baik dan yang tidak memakai tergolong rendah; dan terdapatperbedaan signifikan p=0,007 antara pengetahuan siswa yang menggunakaninternet dengan yang tidak menggunakan, sehingga potensi internet dalampendidikan dan promosi kesehatan reproduksi dapat dipertimbangkan dandimanfaatkan oleh sekolah.

Knowledge of reproductive health is very important for teenagers. Currently theinternet is the media closest and popular by teenagers. Through the internet teenscan access information quickly and easily. Unfiltered health information can beharmful and effect health behavior. This study aimed to describe of internet usefor health information, perceptions of internet use for reproductive healthinformation, and knowledge of reproductive helath in adolescents. This researchwas conducted by descriptive quantitative method with cross sectional approachthrough self filling from questionnaire given at 131 students of Pro AnNizhomiyah Depok.
The results of this study are the average frequency andduration of internet access for reproductive health information in a week that is1,54 times and 43,71 minutes 63.4 of students perceive internet is useful,40.6 easily accessible, and 53.5 feel the internet provides privacy whenseeking information on reproductive health and there are significant differences p 0.007 between the knowledge of students who use internet and those wo donot use, so that the potential of internet in education and promotion ofreproductive health can be considered and utilized by school.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Hana Qatrunnada
"Mahasiswa Universitas Indonesia memiliki beberapa masalah berkaitan dengan kesehatan mental. Penelitian oleh Maulida 2012 menunjukkan bahwa 46,9 mahasiswa yang melakukan pencarian bantuan konseling di Badan Konseling Mahasiswa UI sudah mencapai tingkat depresi sedang. Namun jumlah pencarian bantuan oleh mahasiswa yang mempunyai masalah kejiwaan cukup rendah, dengan hanya sebanyak 22,5 ditangani dokter dan 2,4 ditangani psikolog Vidiawati, dkk., 2017.
Penelitian oleh Anita dan Hadjam 2017 menunjukkan adanya hubungan antara literasi kesehatan mental tinggi serta sikap positif terhadap kesehatan mental terhadap kecenderungan untuk mencari bantuan profesional dalam kasus gangguan mental.
Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran literasi kesehatan mental pada mahasiswa tingkat satu program studi S1 Reguler Universitas Indonesia tahun 2018. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional dan bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan menggunakan kuisoner yang diisi responden secara mandiri. Kuesioner yang digunakan mengadaptasi dari Mental Health Literacy Questionnaire O Connor, 2015.
Pada penelitian didapatkan sebanyak 54,7 n = 204 responden memiliki tingkat literasi baik dan sebanyak 44,2 n = 165 memiliki tingkat literasi sedang. Literasi kesehatan mental mahasiswa tingkat satu program studi S1 Reguler Universitas Indonesia tahun 2018 sebagian besar sudah tergolong baik, namun masih banyak yang perlu ditingkatkan lagi.

University of Indonesia students have some problems related to mental health. Research by Maulida 2012 shows that 46.9 of students seeking counseling assistance at UI Student Counseling Body have reached moderate levels of depression. However, the number of seeking assistance by students who have psychiatric problems is quite low, with only 22.5 handled by doctors and 2.4 treated by psychologists Vidiawati, et al., 2017.
Research by Anita and Hadjam 2017 suggests an association between high mental health literacy as well as a positive attitude to mental health against a tendency to seek professional help in cases of mental disorders.
The aim of this research is to get mental health literacy picture on the first grade students of Regular University of Indonesia study program in 2018. The research uses quantitative approach with cross sectional design and is descriptive. The data collected is primary data by using questionnaires filled by respondents independently. The questionnaire used adapted from the Mental Health Literacy Questionnaire O 39 Connor, 2015.
The result showed that 54,7 n 204 had good literacy level and 44,2 n 165 had moderate literacy level. The mental health literacy of first year undergraduate students of Regular University of Indonesia in 2018 is mostly good, but there is still much that needs to be improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Rahmawita
"ABSTRAK
Kekerasan dalam pacaran merupakan kasus yang sering terjadi, namun masih belum begitu mendapat sorotan sehingga masih terabaikan oleh korban dan pelakunya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengalaman kekerasan dalam pacaran pada mahasiswi Rumpun Ilmu Kesehatan UI tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini mengambil 240 responden yang dipilih menggunakan metode quota sampling, pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner online melalui Google Formulir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88.3% mahasiswi pernah mengalami kekerasan dalam pacaran. Berdasarkan analisis bivariat, ada hubungan antara pengalaman kekerasan dalam keluarga dengan pengalaman kekerasan dalam pacaran pada responden dengan status sedang pacaran.
ABSTRACT
Dating violence is a problem that often occurs, but still not so much in the spotlight that it is still neglected by victims and perpetrators. The purpose of this study to is understand the factors that related to experience dating violence at Health Sciences Cluster student, Universitas Indonesia in 2019. This study is a quantitative study with a cross-sectional design. This study took 240 respondents who were selected using the quota sampling method, the data were collected using an online questionnaire through Google Form. The results showed that 88.3% of studies had experience dating violence. Based on bivariate analysis, there is a relationship between experience of violence in the family with experience of dating violence."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>