Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Kalmapuspita Imas
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan komposit abu terbang/TiO2 dengan TiO2 P25, abu terbang dari PT Pupuk Kaltim, dan surfaktan kationik Hexadecyltrimethylamonium Bromide HTAB . Komposit dikarakterisasi SEM EDX serta diuji coba untuk mendegradasi amonia dalam fotoreaktor. Perbandingan massa abu terbang dan TiO2 yang optimum adalah 2:1 sebanyak 1 gram dalam 250 ml limbah cair amonia dan dapat mengeliminasi amonia cair sebesar 93 selama 180 menit. pH optimum untuk mendegradasi amonia adalah pH 11 dengan persen eliminasi sebesar 79 selama 180 menit. Kinetika reaksi degrasai amonia mengikuti model kinetika Langmuir-Hinshelwood.

ABSTRACT
In this experiment, the Fly Ash TiO2 composite will be produced using TiO2 P25, fly ash from PT Pupuk Kaltim, and also a cationic surfactant, Hexadecyltrimethylamonium Bromide HTAB . The catalyst characterized by SEM EDX and tested for ammonia degradation at photoreactor. The optimum mass ratio of fly ash and TiO2 is 2 1 1g 250ml liquid waste , allowing reduction of aqueous ammonia concentration up to 93 for 180 minutes of reaction. Optimum pH for ammonia degradation is 11, which decreases ammonia concentration up to 79 for 180 minutes of reaction. Reaction kinetics for ammonia degradation using fly ash TiO2 catalyst follow Langmuir Hinshelwood kinetics."
2017
S68224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifa Hanum Lalasari
"Teknologi fotokatalitik dengan memanfaatkan katalis TiO2 cukup menjanjikan dalam mengatasi permasalahan energi dan lingkungan. Tujuan penelitian adalah melakukan sintesis Nanotube TiO2 menggunakan proses hydrothermal untuk penyisihan methyl orange. Tahapan penelitian adalah sintesis TiO2 dengan proses non-hydrolytic sol gel (NSG) dari prekursor TiCl4 dan dilanjutkan proses hydrothermal. Pada proses hydrothermal digunakan juga prekursor TiO2 P-25.
Hasil penelitian menunjukkan TiO2 dengan morfologi nanotube mempunyai luas permukaan spesifik lebih besar daripada TiO2 morfologi nanopartikel. Proses hydrothermal mengubah stuktur TiO2 dari kristalin menjadi amorf nanotube sehingga post treatment dilakukan untuk meningkatkan derajat kristalin nanotube TiO2. Dari hasil uji kinerja katalis didapatkan katalis nonotube TiO2 paling efektif menyisihan methyl orange sebesar 41, 6 % sedangkan katalis TiO2 P-25 dapat menyisihan methyl orange sebesar 93,8 % selama 90 menit.

Photocatalysis is currently accepted as one of the most promising technologies for overcoming problems of energy and environmental. The purpose of research is to the synthesis of nanotube TiO2 using hydrothermal method for dyes decolorization of methyl orange. The procedure of research was the synthesis of TiO2 catalyst from TiCl4 precursor using non-hydrolytic sol gel (NSG) and continued hydrothermal process.
The result of research showed that Nonotube TiO2 has specific surface area bigger than nanoparticle TiO2. Hydrothermal process can change TiO2 from crystalline becomes nanotube amorf. The result of photocatalytic process showed that nonotube TiO2 catalystis was the most effectively of methyl orange decolorization about 41, 6 % whereas nanoparticle TiO2 P-25 catalyst about 93,8 % for methyl orange decolorization during 90 minutes. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25901
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Baswan De Gorie
"ABSTRAK
Makanlah apel setiap hari dan tubuh Anda akan terhindar dari serangan penyakit. Demikian peribahasa Inggris "An Apple a Day Keeps The Doctor Away". Peribahasa ini tidaklah berlebihan, mengingat beragam manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari apel.
Apel fuji dipilih untuk di jadikan sumber baru dalam pembuatan cuka apel karena apel fuji sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia maka selebihnya masyarakat juga pasti ingin tahu apa itu apel fuji hasil dari fermentasi (cuka apel fuji). Sehingga penelitian ini mengacu pada bagaimana membuat cuka apel yang layak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Alasan inilah yang melatarbelakangi pembuatan cuka apel sebab dijelaskan.
Metode pembuatan cuka apel yang dilakukan adalah metode fermentasi alkohol dengan menggunakan saccharomyses cerevisiae dan metode pengasaman dengan menggunakan acetobacter aceti. Metode yang digunakan dalam menguji produk cuka apel adalah metode titrasi, metode penentuan tingkat keasaman, metode penentuan spesifik grafity, metode penentuan kadar alkohol dengan menggunakan GC (fasa produk cair) dan metode penentuan warna, bau dan rasa (Uji Organoleptik).
Berbagai variasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah variasi penambahan gula; dan variasi penggunaan kultur saccaromyses cereviseae. Hasil yang akan dianalisa adalah kadar alkohol, tingkat keasaman (pH), spesifik grafity, dan kadar asam asetat. Hasil utama yang diinginkan penelitian ini adalah hasil produk cuka apel yang memiliki jumlah alkohol yang sangat sedikit hingga bisa di konsumsi umat muslim pada umumnya dan mempunya rasa sedikit asam, bau cuka yang khas dan warna agak bening. Dari penelitian ini, diharapkan dapat diketahui suatu kondisi optimum dari pembuatan cuka apel hingga menghasilkan cuka apel yang memiliki kadar alkohol rendah dan kadar asam asetat yang layak di konsumsi masyarakat sebagai minuman penyegar.

ABSTRACT
Eats apple every day and your body will be protected from disease attack. Said British proverb " An Apple a Day Keeps The Doctor Away". This non abundant proverb, remembers having immeasurable health benefit which able to be obtained from apple.
Apple fuji selected for in making new source in making of apple vinegar because apple fuji have been recognized by Indonesia public hence public rest also surely liked to know is that apple fuji result from fermentation ( apple vinegar fuji). So this research refers to how making apple vinegar that is it is good to is consumed Indonesia public. This reason surrounds making of apple vinegar because explained.
Making method of apple vinegar done is alcoholic fermentation method by using saccharomyses cerevisiae and acidification method by using acetobacter aceti. Method applied in testing apple vinegar product is titration method, determination method of level of acidity, specific determination method of grafity, determination method of alcohol rate by using GC ( liquid product phase) and determination method of colour, aroma and taste ( Organoleptic Test).
Various variation which will be done in this research is various addition of sugar; and various usage of culture saccaromyses cereviseae. Result which will be analysed is alcohol rate, level of acidity ( hydrogen ion exponent), specific of grafity, and acetate acid contents. Main result wanted by this research is result of apple vinegar product having number of a real alcohols is rather finite can in consuming moslem believer in general and its(the pu taste is rather acids, vinegar aroma that is typical and rather colour transparent. From this research, expected is knowable an optimum condition from making of apple vinegar so yielding apple vinegar having low alcohol rate and competent acetate acid contents in consuming public as pickmeup."
2008
S52266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adiputra Khomas
"Ketersediaan gliserol yang semakin melimpah mengakibatkan harga gliserol cenderung turun dan semakin tidak termanfaatkan. Gliserol dapat dimanfaatkan menjadi turunannya yaitu gliserol karbonat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan intermediate untuk menjadi produk yang memiliki daya guna dan nilai ekonomis yang lebih baik, salah satunya adalah pelumas bio. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gliserol karbonat melalui reaksi gliserolisis urea, yaitu reaksi antara gliserol dan urea dengan bantuan katalis HT(Zn) (Hydrotalcite-Zinc) dengan variasi konsentrasi gliserol dan massa katalis. Sebelum dilakukan reaksi, terlebih dahulu dilakukan karakterisasi XRD pada katalis. Produk hasil reaksi akan dikarakterisasi dengan FTIR dan GCMS untuk dianalisis. Reaksi yang menggunakan konsentrasi gliserol 96% dengan massa katalis 1 gram memberikan kualitas hasil terbaik, menghasilkan nilai konversi sebesar 57%, selektivitas 65%, dan yield 37% untuk gliserol karbonat. Sementara itu, gliserol dengan kualitas limbah biodiesel (87%) dengan jumlah katalis 0,5 gram, memiliki konversi, dan yield terbaik diantara sampel dengan konsentrasi yang sama, dengan konversi sebesar 58%, selektivitas 46%, dan yield 26% untuk gliserol karbonat.

Increasing amount of abundant glycerol causing glycerol price to fall and become unused. Glycerol can be derivated into glycerol carbonate, which can be used as intermediate to produce higher value products, such as biolubricants. This research is conducted to produce glycerol carbonate, which is produced by urea glycerolysis reaction, a reaction between glycerol and urea with HT(Zn) (Hydrotalcite-Zinc) catalyst with glycerol concentration and catalyst loading weight as variance. Before running the reaction, the catalyst is characterized by XRD. The product will be characterized using FTIR and GC-MS that will be analyzed. The analysis results show that the highest rate of conversion and yield can be done by reacting glycerol with 96% purity and 1 gram of catalyst with conversion rate of 57%, selectivity of 65%, and yield 37% for glycidol. Meanwhile, glycerol with biodiesel purity (87%) can be converted with best performance using 0,5 gram of catalyst, with conversion rate 58%, selectivity of 46% and yield 26% for glycidol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Hafiz
"Saat ini, penggunaan gliserol masih sangat sedikit. Padahal, potensinya besar karena dapat dengan mudah didapatkan sebagai sisa dari pembuatan biodiesel. Salah satu cara untuk memanfaatkan gliserol ini adalah dengan menggunakan gliserol sebagai bahan dasar pembuatan pelapis poliuretan sebagai lapisan anti abrasi pada logam. Poliuretan dikenal sebagai salah satu jenis polimer yang memiliki ketahanan abrasi yang tinggi. Pada penelitian ini, akan dilakukan uji terhadap performa anti abrasi dari pelapis poliuretan dengan bahan baku gliserol, asam lemak dan phthalic anhydride. Asam lemak digunakan dalam penelitian ini adalah asam oleat dam asam stearat. Pelapis poliuretan dilapiskan pada plat alumunium sebagai plat sampel. Uji abrasi dilakukan dengan alat abrasi sederhana dengan menggunakan pasir sebagai media abrasi dan dilakukan dengan 2 kondisi yang berbeda kecepatan putar sampelnya (420 rpm dan 1160 rpm). Dari penelitian ini, performa ketahanan abrasi dari sampel dilihat dari nilai wear rate (gram/cm2.menit) yang akan merepresentasikan banyaknya sampel atau pelapis yang hilang per satuan luas sampel per satuan waktu yang digunakan.

Nowadays, glycerol usage is still low. However, glycerol potential is big and also easy to get as the byproduct of biodiesel production process. In order to increase the usage of glycerol, glycerol can be used as material to make polyurethane coating as metal anti abrasion coating. Polyurethane is well known as one of polymer which has great abrasion resistance. In this research, there will be a test to determine abrasion resistant of polyurethane coating made by glycerol, fatty acid and phthalic anhydride. Oleic acid and stearic acid are fatty acid that will be used in this research. The polyurethane coating will be coated in alumunium plate as sample plate. Abrasion test will be conducted using abrasion device which use sand as abrasive material and done with 2 different sample speed rotation (420 rpm and 1160 rpm) . From this research, the anti abrasion performance of polyurethane coating will be measured by calculating wear rate (gram/cm2.minute) that will represent amount of sample or coating mass loss per area of used surface sample per test time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairu Nuzula
"Lantanida banyak diaplikasikan sebagai sistem penghantaran obat. Ini disebabkan sifat flourosensinya yang baik. Selain itu lantanida diduga memiliki aktivitas antijamur. Sementara Kitosan adalah matriks yang umum digunakan dalam sistem penghantaran obat. Matriks Kitosan sebagai penghantar obat berkoordinasi dengan lantanida memiliki potensi yang penting dalam studi penghantaran obat. Dalam studi pengantaran obat, sifat toksisitas menjadi pent ing karena obat yang digunakan tidak boleh membahayakan tubuh. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui toksisitas dari sistem penghantaran obat komposit kitosan termodifikasi lantanida dan Fe3O4. Selain itu penelitian ini juga bermaksud untuk mengetahui potensi lantanida sebagai obat antijamur. Dari penelitian didapatkan bahwa komposit obat yang didapatkan memiliki toksisitas LC50 pada Artemia salinia sebesar 3600-3900 ppm yang masih memenuhi standar toksisitas. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa lantanida ketika berkoordinasi dengan model obat ataupun dengan kitosan sebagai ligan dapat meningkatkan aktivitas antijamurnya dibanding dengan lantanida ataupun ligan tanpa koordinasi.

Lanthanides applied mainly in drug delivery system because of its good flourosence property. Furthermore, lanthanides is considered as an active antifungal agent. Chitosan matrices to bind a coordinated lanthanides-drug composite have great potential in terms of controlled release in vivo study. In drugs release, the drugs may not inhibit a potential toxicity because of clinical reason. This research is to determine the toxicity o a samarium and iron-oxide modified chitosan composite. From the research it is determined that the toxicity LC50 of composite is ranging from 3600 to 3900 ppm in Artemia salina which is still acceptable toxicity. The antifungal activity of the composite also determined better than the precursor and ligands when not coordinated complex.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksita Utami
"Pada penelitian ini dilakukan produksi karbon aktif untuk keperluan medis dengan bahan baku kulit kacang menggunakan K2CO3 sebagai activating agent. Pengaruh suhu dan durasi aktivasi terhadap luas permukaan dan daya adsorpsi karbon aktif dianalisis. Proses aktivasi dilakukan pada variasi suhu 600°C, 700°C, 800°C dan durasi aktivasi pada variasi 60, 90, dan 120 menit. Luas permukaan karbon aktif yang direpresentasikan dengan Bilangan iodin dan daya adsorpsi terhadap methylene bluetertinggi adalah sebesar 1095 m2/g dan 299 mg/gdiperoleh pada suhu aktivasi 800°C selama 120 menit. Dibandingkan dengan indeks standar dari Depkes Indonesia dan United States Pharmacopeia, medicinal activated carbon dari kulit kacang ini mampu memenuhi standar kualitas Bilangan iodin dan daya adsorpsi terhadap methylene blue untuk digunakan dalam dunia medis.

This research aims to produce activated carbon for medicinal use from peanut shell using K2CO3 as an activating agent. The influence of the activation temperature and activation time on the surface area and Methylene Blue adsorpsion capacity was studied. The activation temperature was varied at 600°C, 700°C, and 800°C, and activation time was varied at 60, 90, and 120 minutes. The highest surface area represented by Iodine number and adsorptive capacity of methylene blue was 1095 m2/g and 299 mg/g, obtained by activation temperature of 800°C and activation time of 120 minutes. Compared with the quality index of Depkes Indonesia and United States Pharmacopeia standards, this peanut shellbased medicinal activated carbon fulfiled Iodine number and adsorptive power of methylene blue quality to be used for medicinal use"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cesar Agustinus Nugraha
"Persediaan minyak bumi sebagai salah satu sumber bahan bakar tak terbarukan semakin menipis. Solusi untuk masalah cadangan minyak bumi yang menipis adalah pencarian sumber energi terbarukan, salah satu di antaranya adalah renewable diesel. Penelitian ini melakukan studi penggunaan model prediktif Analytical Semi Empirical Model(ASEM) dalam menggambarkan produksi renewable dieseldari hidrodeoksigenasi minyak nabati.
Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi suhu optimum dalam aspek ekonomis dan kualitas melalui simulasi model ASEM. Data penelitiandisimulasikan dengan perangkat lunak komputasi numerik menggunakan metode curve fitting.
Hasil dari simulasi untuk suhu optimum memproduksi produk renewable dieselberkisar antara 292,5 °C - 337,6 °C. Dengan akurasi nilai R2 yang mendekati 1, berkisar antara 0,913 - 0,999 dan SSE yang mendekati 0, berkisar antara 3,078 - 10-15, bergantung padajenis yang diinginkan.

Petroleum oil reserve asone of the largest source of unrenewable fuel is decreasing in quantity. The solution is the search for a renewable energy source, sch as renewable diesel. This researchstudiesthe implementationof the predictive Analytical Semi Empirical Model (ASEM)in representing renewable diesel productkrom hydrodeoxygenation of vegetable oil.
This research aims for optimum temperature condition of each products through simulationofproducing renewable diesel in higher economical and quality aspect by using ASEM model simulation. Experimental secondary are simulated using Numerical Computation Software with curve fitting method.
The simulation result ofoptimum temperature condition to produce renewable dieselis 292,5 oC.With accuracy R2value is 0,913–0,999and SSE value is 3,078–10-15, depend on desirable product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Saputra
"Tingkat impor sulfur Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini diakibatkan produksi sulfur dalam negeri yang tidak dapat memenuhi demand sulfur dalam negeri dan kurangnya eksplorasi proses produksi sulfur. Sekitar 70%
dari sulfur yang ada saat ini diproduksi dengan Proses Claus sebagai by-product proses pengolahan petroleum dan minyak bumi. Seiring dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dunia dan terbatasnya eksplorasi penambangan sulfur menjadi pertimbangan peningkatan proses produksi sulfur Indonesia. Indonesia sebagai daerah Ring of Fire memiliki kekayaan melimpah berupa batu sulfur alam melimpah hanya digunakan sebagai campuran semen ataupun cinderemata. Salah satu metode pemurnian sulfur dari batuan sulfur alam yang ada saat ini ialah Proses Frasch yang memerlukan biaya investasi dan operasional yang besar. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan proses sulfur dari batuan sulfur alam dengan menggunakan modifikasi Proses Frasch berupa sistem batch. Proses ini dirancang untuk industri kecil menengah di mana digunakan autoclave dengan uap air sebagai media pengekstraksi. Pada penelitian ini, didapatkan yield dan tingkat kemurnian optimum sulfur yang diekstraksi dengan modifikasi Proses Frasch terhadap beberapa variabel seperti ukuran mesh,
suhu, rasio air per batu sulfur, dan waktu ekstraksi. Penelitian ini diharapkan dapat memberi alternatif proses untuk mengekstraksi sulfur dari batuan sulfur menggunakan sistem batch berupa autoclave.

Indonesia's sulfur import rates is increasing annually. The reason of the increases are Indonesia domestic sulfur production can't fulfill domestic sulfur
demand and lack of sulfur production process exploration. About 70% of sulfur that has been produced nowadays used Claus Process which are byproduct of oil and petroleum industry. But, decreasing amount of fossil fuel resources and limited exploration of sulfur production processes are some factors to consider to increase domestic sulfur production. Indonesia as Ring of Fire area has so many
natural resources, one of them is sulfur which barely used as mixture of cements or souvenir. One of purification method to produce sulfur from sulfur ores is Frasch Process which needs big investment and operational cost. Therefore, in this research are designed sulfur purification method from sulfur ores using Modified Frasch Process in form of batch system. This process is designed to be suitable for low-medium scale industry which using autoclave with pressurized steam as extraction medium. In this research will be obtained optimum condition to extract sulfur using modified Frasch Process towards some variables such as mesh filter size, water volume per grams sulfur ores ratio, extraction temperature, and extraction time. It is hoped that this research could give alternative process to extract sulfur from sulfur ores using autoclave as batch system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti
"Penelitian ini meneliti kondisi optimum pengambilan kembali pelarut dengan evaporasi dari hasil ekstraksi cair-cair asam laktat. Hal yang diamati dalam penelitian ini meliputi koefisien pemisahan dan kadar asam laktat yang diperoleh sebagai hasil evaporasi. Variabel bebas yang digunakan adalah variasi suhu (110, 120, dan 130 oC) dan tekanan operasi (20, 30, dan 40 mbar). Analisis dilakukan dengan menggunakan neraca volume dan uji karakterisasi dengan metode HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan tekanan meningkatkan tingkat pengembalian TBA, begitu juga dengan kenaikan suhu. Namun pada suhu di atas 120 oC terjadi degradasi asam laktat, sehingga jumlah TBA yang teruapkan lebih sedikit. Kondisi operasi optimum pada proses evaporasi TBA yaitu pada suhu 120 oC dan tekanan 20 mbar dengan koefisien pemisahannya 0,78. Perolehan kadar asam laktat sebagai hasilnya yaitu 76% (v/v). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa metode evaporasi vakum merupakan metode yang dapat digunakan dalam pengambilan kembali hasil ekstraksi cair-cair asam laktat.

This study evaluated the optimum condition of solvent recovery by evaporation method for the liquid-liquid extraction of lactic acid. The aspects observed in this study include the separation coefficient and the concentration of lactic acid obtained as the product of evaporation. Independent variables used are variations of temperature (110, 120 and 130 oC), and operating pressure (20, 30, and 40 mbar). Analyzes have been performed by using volume balance and characterization test using HPLC method. The result of this study indicate that the decerase of operating pressure, as well as temperature rises, can increase the performance of evaporation. However, at temperature above 120 oC, degradation of lactic acid happened, so that the amount of TBA that evaporated is lower. The optimum operating conditions at TBA recovery process is at temperature of 120 oC and pressure at 20 mbar, with separating coefficient is 0.78. Lactic acid concentration obtained at optimum conditions is 76% (v/v). This study prove that the vacuum evaporation method can be used in the solvent recovery process of liquid-liquid extraction of lactic acid
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>