Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jerryn Florensi Mangiri
"Gagal jantung diakibatkan oleh gangguan struktur atau fungsi jantung yang merusak kemampuan ventrikel untuk mengisi atau memompa darah. Gagal jantung paling banyak ditemukan pada masyarakat perkotaan akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi makanan berlemak, kurang aktivitas, dan stress. Intoleran aktivitas merupakan salah satu masalah keperawatan yang ditemukan pada pasien gagal jantung, dimana klien merasa cepat lelah saat beraktivitas akibat pasokan darah dan oksigen ke organ terganggu.
Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan masyarakat perkotaan pada pasien gagal jantung kronik dengan penerapan intervensi latihan aktivitas fisik secara bertahap. Metode yang digunakan berupa studi kasus dengan satu pasien kelolaan berusia 60 tahun, berjenis kelamin wanita yang diberikan intervensi latihan aktivitas fisik secara bertahap selama 6 hari.
Hasil intervensi berupa peningkatan aktivitas klien dari bedrest sampai berjalan 80 langkah, tanpa sesak maupun kelelahan. Intervensi latihan aktivitas fisik secara bertahap direkomendasikan untuk diterapkan di unit layanan keperawatandengan kondisi pasien stabil atau sudah melewati fase akut, untuk mengatasi intoleran aktivitas pada pasien gagal jantung kronik.

Heart failure is caused by impairment in cardiac structure or function which disrupts ventricle capacity to load or pump blood. Heart failure commonly affects urban community with unhealthy lifestyle, including smoking, fat consumption, lack of physical activity, and stress. Activity intolerance is a nursing diagnosis that may be established for patient with heart failure in which client feels easily fatigued following activities due to altered supply of blood and oxygen into body organs.
This paper aimed to analyze urban community nursing care on patient with chronic heart failure by implementation of gradual physical exercise. The study method was case study of 60 year old female patient who was provided with gradual physical exercise for 6 days long.
The result suggested an improvement in client's activity from bed rest to be able to walk 80 steps, without exertional dyspnea and fatigue. Gradual physical exercise is recommended to be applied in nursing unit for patient with a stable condition or surviving the acute phase, in order to manage activity intolerance in patient with chronic heart failure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kristian Ade Chandra
"Gagal Jantung Kongestif GJK merupakan salah satu penyakit yang dapat disebabkan oleh perilaku masyarakat yang beresiko tinggi bagi kesehatan seperti merokok, konsumsi alkohol, dan pola hidup sedentari. Dyspnea merupakan gejala khas yang ditemukan pada klien dengan CHF. Dyspnea menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Dyspnea dapat muncul saat aktivitas atau pun saat istirahat. Intervensi positioning dan breathing exercise dapat dilakukan untuk mengatasi dyspnea dengan tujuan untuk mengurangi dyspnea dan agar kebutuhan oksigen terpenuhi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan melalui pendekatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan KKMP pada klien CHF dengan gejala dyspnea. Intervensi ini diterapkan pada klien selama 6 hari, klien diberikan edukasi untuk melakukannya tiga kali dalam satu hari dan pada saat dyspnea memberat. Tindakan breathing exercise dilakukan selama 5 menit dengan posisi semi fowler. Hasil evaluasi didapatkan adanya penurunan skor Modified Borg Scale dari 7 menjadi 2 pada akhir intervensi. Intervensi positioning dan breathing exercise sangat direkomendasikan untuk diterapkan di pelayanan keperawatan khususnya di ruang rawat inap sebagai tindakan mandiri yang dapat perawat lakukan.

Congestive Heart Failure CHF is one of diseases that can be caused by some risk factor such as smoking, alcohol abuse, and sedentary life style. Dyspnea in client with CHF which can diminish the ability of client in performing daily activities. Intervention of positioning and breathing exercise can be carried out to relieve dyspnea in order to meet oxygen needs. This paper aimed to describe nursing care through urban health nursing clinical practice approach on client CHF with symptoms of dyspnea. This intervention was applied on client for 6 days, client was informed well to do it three times a day and when dyspnea burden. Client undertake the breathing exercise for 5 minutes in semi fowler rsquo;s position. The evaluation results showed the decreased score of modified borg scale from 7 to 2 in the end of intervention. This intervention is highly recommended to be applied in nursing care, especially inpatient ward as an independent intervention. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Khairani
"Xerostomia merupakan masalah yang sering terjadi pada penderita penyakit ginjal terminal PGT di perkotaan dan menimbulkan dampak terhadap kualitas hidup klien. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada penderita PGT dengan xerostomia menggunakan oral hygiene dengan kassa basah dingin. Hasil intervensi menunjukkan penurunan Visual Analog Scale VAS Xerostomia setelah intervensi oral hygiene dari 59 menjadi 16. Gejala yang menurun secara signifikan adalah sensasi kurangnya saliva, sensasi bibir kering, sensasi mulut kering, dan derajat haus. Intervensi ini juga memberikan kepercayaan diri pada klien untuk mengurangi asupan cairannya. Oral hygiene direkomendasikan bagi penderita PGT yang mengalami xerostomia dan dapat mendukung intervensi restriksi cairan dengan mengurangi haus.

Xerostomia is a common problem found in ESRD clients in urban area that affect the quality of life. This case study aimed to analyze nursing care in ESRD with xerostomia by performing oral hygiene with cold and wet gauze. The result shows oral hygiene decreased Visual Analog Scale Xerostomia from 59 to 16. This intervention significantly decreased lack of saliva sensation, dry lips sensation, dry mouth sensation, and degree of thirst. Also, it encouraged client to reduce fluid intake. Thus, oral hygiene is recommended for ESRD with xerostomia which in turn will support fluid restriction through reducing thirst.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library