Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lusiana Sanjaya
"ABSTRAK
Terjadinya foodborne disease pada karyawan akan mempengaruhi poduktifitas kerja dan merugikan perusahaan. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, perlu dilakukan berbagai hal yang dapat menjamin tersedianya makanan yang aman dikonsumsi oleh karyawan. Penelitian ini bertujuan menilai peranan pedoman sederhana Five Keys to Safer Food untuk mencegah terjadinya foodborne disease dikaitkan dengan food safety audit yang telah dilakukan oleh perusahaan. Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang penjamah makanan, observasi kesesuaian tindakan dengan posedur serta penilaian kembali 10 indikator audit yang mendapatkan nilai terendah pada audit sebelumnya. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan bermakna dari pengetahuan dan perilaku responden (p=0.001) mengenai pentingnya pemisahan makanan mentah dan makanan matang untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Berdasarkan perhitungan statistik dan observasi lapangan, dapat disimpulkan bahwa prosedur kerja perusahaan sudah baik, namun belum terimplementasikan seluruhnya. Perusahaan disarankan melakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan responden serta melakukan food safety audit secara rutin untuk mengetahui kondisi aktual agar dapat mempertahankan atau meningkatkan aspek food safety dalam rangka pencegahan terjadinya foodborne disease.

ABSTRACT
The occurrence of foodborne disease will affect employeess works poductivity and hurt the company. To prevent this, a variety of things need to be done to ensure that each employee consume a safe food. This study aims to evaluate the rule of simple guidelines Five Keys to Safer Food to prevent foodborne disease associated with food safety audit conducted by the company. The study was conducted by giving questionnaires to 30 food handlers, observations of procedures compliance with actions and reassessment the lowest 10 indicators score from the previous audit. The result showed a significant association of the knowledge and behavior of the respondents (p = 0.001) on the importance of separation of raw foods and cooked foods to prevent cross contamination. Based on statistical calculations and field observations, it can be concluded that the company's operation procedures are good, but not yet entirely implemented. Companies are advised to do the training to enhance the knowledge of respondents and conduct a regular food safety audits to determine the actual conditions in order to maintain or enhance aspects of food safety to prevent the occurrence of foodborne disease."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheilla Miranda
"Demam berdarah dan malaria yang ditularkan melalui perantara gigitan nyamuk merupakan penyakit yang bisa menyebabkan kematian dan merupakan tingkat kasus rawat inap yang tinggi di Indonesia. Salah satu cara efektif untuk mengatasi demam berdarah adalah dengan mengontrol nyamuk itu sendiri.
Penelitian yang akan dilakukan adalah untuk merancang alat pembunuh nyamuk menggunakan laser yang efektif dan ramah lingkungan. Setelah perancangan selesai, maka tahapan selanjutnya adalah pembuatan alat dan uji coba. Pengujian dilakukan pada beberapa lokasi yang masing-masingnya dalam beberapa kondisi berbeda. Dari data hasil pengujian, dapat dianalisa bahwa alat yang dirancang sudah bekerja dengan baik pada miniatur ruang dengan latar belakang polos terang berukuran 78x66 cm pada jarak maksimum 1.5 meter.
Perancangan perangkat lunak dengan menggunakan software CodeVision AVR pada mikrokontroler DT AVR Low Cost Micro System untuk menggerakkan motor servo Futaba S3003 tipe standard melalui SPC servo motor kontroler sudah dapat mengikuti gerak objek pada latar dengan kecepatan rata-rata maksimum pengambilan data sebesar 0.60 m/s. Selain itu laser SD 303 tipe kelas 2 dengan panjang gelombang 532 nm dan daya output 2000 mW yang digunakan sudah dapat menembak target dengan tingkat akurasi maksimum sebesar 76%.

Dengue fever and malaria is a disease that can cause death and also a case with a high rate of hospitalization in Indonesia. Both types of these disease knowns no age or gender type as transmitted through mosquito as a vector. One effective way to overcome the desease is by controlling the mosquito itself.
Research to be done is to design a tool using a blue laser mosquito killer that effective and environmentally friendly. Once the design is complete, the next stage is to build and test the device. Tests were conducted at several locations, each of them done in several different conditions. From the test data results, it can be analyzed that the device has been designed to work well on a miniature space with light homogenous background with dimension 78x66 cm and maximum distance of 1.5 meter.
Software design were using CodeVision AVR software to control servo motor Futaba S3003 standard tipe through SPC servo motor controller and laser beam through microcontroller. The servo motor is able to follow the motion of objects in the foreground with a maximum average speed of data retrieval of 0.6 m/s. Besides, laser SD 303 class 2 with wavelength 532 nm and output power of 2000 mW can also shoot targets with maximum accuracy rate of 76%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Romlah
"Nyamuk merupakan salah satu jenis serangga yang menyebabkan berbagai jenis penyakit pada manusia, seperti demam berdarah, malaria, cikumunya dan gatal (alergi) pada kulit. Salah satu metode sistem eradikasi nyamuk yang sedang berkembang yaitu dengan menggunakan laser. Pada penelitian ini, webcam sebagai sensor berbasis pengolahan citra. Webcam sebagai komponen untuk menangkap citra obyek. Pixel obyek akan difilter dengan color filtering dan grayscale. Setelah proses filtering, dilakukan proses blob counter untuk mendapatkan bentuk rectangular dari obyek. Hasil blobing akan dilanjutkan ke proses euclidean, perhitungan jarak. Koordinat obyek akan dikirimkan dari PC (Personal Computer) ke mikrokontroler. Mikrokontroler mengirimkan instruksi kepada servo controler untuk bergerak mengikuti obyek dan laser menembakkan sinar ke obyek. Controlling and Monitoring berbasis PC menggunakan sumber pengolahan perpustakaan terbuka AForge.NET dalam bahasa Visual C#. Matlab digunakan sebagai software untuk menganalisa data hasil pengujian. Pergerakan nilai pixel dari hasil setiap tahapan image processing terlihat jelas dengan menggunakan Matlab. Keakuratan pendeteksian alat eradikasi terhadap obyek mencapai ±90% dengan minimum ukuran obyek 2,91mm. Keakuratan penembakan sinar laser terhadap obyek dalam range ±70% dengan jarak maksimum 1,5mm. Besarnya nilai penyimpangan posisi obyek dan sinar laser dihitung dengan menggunakan rumus jarak antar dua vektor, tidak terdapat perbedaan hasil perhitungan manual maupun dengan menggunakan Matlab.

Mosquitoes are one of the insects that cause different types of diseases in humans, such as dengue fever, malaria, cikumunya and itching (allergy) of the skin. One method of mosquito eradication system that is being developed is by using a laser. In this study, the webcam as a sensor-based image processing. Webcam as a component to capture the image of the object. Object pixel will be filtered with color filtering and grayscale. After the filtering process, do the blob counter to get a rectangular shape of the object. Blobing results will continue to process euclidean, distance calculation. Coordinates of the object will be sent from the PC (Personal Computer) to the microcontroller. Microcontroller sends instructions to the servo controller to follow the object move and fired a laser beam to an object. Controlling and Monitoring using PC-based open-source processing AForge.NET library in Visual C # language. Matlab is used as software for data analysis of test results. Movement of the pixel values of the image processing results of each phase is clearly visible using Matlab. The accuracy of the detection tool eradication of the object to ± 90% with a minimum object size of 2.91 mm. The accuracy of the laser beam shooting towards the object in the range ± 70% with a maximum distance of 1.5 mm. The value of the object and the position deviation of the laser beam is calculated using the formula distance between two vectors, there is no difference in the calculation manually or by using Matlab.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T36150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar Husni Faruq
"Saat ini peralatan medis secara luas digunakan di Rumah Sakit, buruknya pengelolaan peralatan dapat mengakibatkan kerugian dan juga kecelakaan bahkan kematian. Manajemen Peralatan Medis yang baik dapat meningkatkan keselamatan dan juga mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena salah pengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian pelaksanaan manajemen peralatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah di Jakarta terhadap Standar Penilaian Manajemen Peralatan Medis. Pendekatan yang dilakukan untuk penelitian ini yaitu kuantitatif dengan desain Deskriptif, Jumlah sampel 130 yang terbagi menjadi 3 kelompok. Hasil penelitian didapatkan bahwa RSUD A mendapatkan katagori "Belum Sesuai", sedangkan untuk B dan C secara umum masuk dalam katagori ?Sesuai?. Namun pada beberapa elemen masih terdapat yang "Belum Sesuai".

Currently the medical equipment is widely used in hospitals. Poor management of the current equipment can lead to losses and also accident even death. Medical Equipment Management offers safety and also reduce the losses because mismanagement. This study aims to analyze the suitability of the implementation of medical equipment management in the Regional General Hospital in Jakarta on Medical Equipment Management Assessment Standards. The approach taken for this study is quantitative descriptive design, number of samples 130 were divided into 3 areas. The results reveal that Hospital A to get the category "Not Appropriate", whereas for the B and C generally get the category of "Appropriate". However, in some elements are still there are "Not Appropriate."
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Bilal
"[ABSTRAK
Pengambilan keputusan untuk pemilihan peralatan medis merupakan proses yang
kompleks sehingga membutuhkan metode yang objektif. Metode Analitik hirarki
Proses (AHP) merupakan salah satu metode yang digunakan clinical engineer,
yang sesuai dengan acuan untuk menjalankan Health Technology Assesssment
(HTA) dan Kajian analisis kebutuhan bagi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan
untuk mengaplikasikan metode AHP dalam pemilihan mesin extracorporeal
shockwave lithotripsy (ESWL) di Rumah Sakit X. Keberhasilan metode AHP ini
dapat menjadi tolok ukur baru atau evidence base untuk metode pengambilan
keputusan pemilihan peralatan medis di rumah sak;

ABSTRACT
The decision for selecting medical equipment is a complex proses that needs a
certain objective method.. Analytic hierarchy process (AHP) is one of decision
support system of clinical engineers which is appropriate in conducting Health
Technology Assesssment ( HTA ) and needs analysis in hospital. This research is
to apply the AHP method in selecting Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
(ESWL) in X hospital. The successful application of this method can become a
new parameter or evidence base in using decision support system in the hospital, The decision for selecting medical equipment is a complex proses that needs a
certain objective method.. Analytic hierarchy process (AHP) is one of decision
support system of clinical engineers which is appropriate in conducting Health
Technology Assesssment ( HTA ) and needs analysis in hospital. This research is
to apply the AHP method in selecting Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
(ESWL) in X hospital. The successful application of this method can become a
new parameter or evidence base in using decision support system in the hospital]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernia Susana
"Magnetic resonance imaging selanjutnya disebut MRI merupakan peralatan radiologi diagnostik yang tidak mengandung radiasi pengion. Hal tersebut tidak berarti menjadikan alat ini bebas dari potensi bahaya. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan deskripsi, menganalisa dan menilai penerapan keselamatan lingkungan pada fasilitas MRI 1.5T di wilayah DKI Jakarta. Penelitian didesain dengan metode campuran dengan tehnik purposive sampling. Dilaksanakan pada 4 fasilitas MRI 1.5T di wilayah DKI Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 25 (dua puluh lima) orang radiografer yang bertugas di pelayanan MRI. Data kuantitatif diuji dengan menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu Cochran’s Q dan Kruskalwalis. Nilai Cochran’s Q hitung>Chi square tabel (66.495>36.415) sehingga H0 ditolak atau terdapat perbedaan pemahaman radiografer. Uji statistik kruskalwalis menunjukkan nilai mean rank antar rumah sakit sumber data bervariasi. Data kualitatif terkait ketersediaan perangkat keselamatan menunjukkan standar American Collage of Radiology (ACR) lebih aplikatif dibandingkan standar Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) RI No. 410/MENKES/SK/III/2010 tentang standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan. Keempat rumah sakit sumber data telah memenuhi standar ACR sedangkan standar KMK 410/2010 hanya dapat dipenuhi oleh sebagian. Kepatuhan petugas dalam praktek aman penanganan pasien mandiri di empat rumah sakit sumber data telah memenuhi standar ACR dengan nilai bervariasi.

Magnetic resonance imaging is hereinafter referred to MRI as diagnostic radiology equipment that contains no ionizing radiation. That does not mean to make this tool is free of potential hazards. This study aimed to get a description, analyze and assess the implementation of environmental safety at 1.5T MRI facility in Jakarta. The research is designed with a mix method with purposive sampling technique. Held on 4 (four) 1.5T MRI facilities in Jakarta. The number of respondents as many as 25 (twenty five) radiographers who served in MRI services. The quantitative data were tested using nonparametric statistical test that Cochran's Q and Kruskalwalis . Cochran's Q value count > Chi square table (66 495> 36 415) so that H0 is rejected or there is a difference of understanding radiographer. Kruskalwalis statistical test shows the mean rank among hospitals varied data sources. The qualitative data related to the availability of safety devices demonstrate the American Collage Of Radiology (ACR) standards more applicable than Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) RI No. 410/MENKES/SK/III/2010 standard. The fourth hospital data sources meet the standard ACR while KMK 410/2010 standard can only be met by the majority. Compliance officers in the safe practice of self-management of patients in four hospitals have a data source meets ACR standards with varying grades.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Wiradarma
"[ABSTRAK
Latar belakang: mengetahui hubungan antara asupan makronutrien dan gaya
hidup terhadap status HbA1c penyandang diabetes melitus (DM) tipe 2. Metode:
penyandang DM tipe 2 dikategorikan ke dalam 2 kelompok, yaitu kontrol
glikemik (KG) baik (HbA1c < 7,0) dan KG buruk (HbA1c > 7,0). Data
karakteristik dasar seperti usia, jenis kelamin, status gizi, durasi menderita DM,
jenis dan jumlah obat DM yang digunakan, serta ada/ tidaknya komplikasi DM
yang diderita. Asupan makronutrien terdiri dari asupan energi total harian, asupan
karbohidrat, protein, lemak dan serat. Faktor gaya hidup meliputi ketaatan
mengikuti diet sesuai yang direkomendasikan, aktivitas fisik, ketaatan konsumsi
obat, merokok dan minum alkohol. Data-data dari kedua kelompok kemudian
dihubungkan dengan status HbA1c dengan uji Chi square. Hasil penelitian: usia
penyandang DM yang lebih muda (< 55 tahun), asupan karbohidrat dan ketaatan
mengikuti diet berhubungan bermakna secara statistik dengan status HbA1c (P <
0,05). Rasio asupan makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) pada kelompok
KG baik adalah 47: 18: 35 dan KG buruk 51: 16: 33. Kesimpulan : Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa status HbA1c berhubungan bermakna dengan
faktor usia, asupan karbohidrat, dan ketaatan mengikuti diet. Edukasi sebaiknya
diberikan kepada penyandang DM tipe 2 dengan KG buruk, terutama yang berusia
< 55 tahun agar mengatur pola makannya sesuai dengan yang direkomendasikan
dengan memperhatikan jenis, jumlah, dan jadwal.

ABSTRACT
Background: Determining the relationship between macronutrients intake and lifestyle
factors and HbA1c status of diabetic type 2 patient in improving the effectiveness of
patient?s nutrition therapy and preventing diabetes complications. Methods: Diabetic
type 2 patients were categorized into 2 groups; patients with good glycemic control (GC)
or HbA1c < 7.0 and patients with poor glycemic control (PC) or HbA1c > 7.0. Clinical
characteristics were differentiated by age, gender, body mass index (BMI), duration of
illness, type and amount of diabetic medication, and other diabetic complication.
Macronutrient intake consisted of total daily calories and carbohydrate, protein, fat and
fiber intakes. Lifestyle factors consisted of the adherence to dietary advice and
medication, physical activities, smoking habit, and alcohol intake. The data were be used
to determine their relationship with HbA1c status using Chi Square test. Results:
Younger diabetic type 2 patients (< 55 years old), carbohydrate intake, and adherence to
dietary advice were identified as statistically significant variables related to HbA1c status
(P <0.05). Macronutrient intake ratio (carbohydrate : protein : fat) for GC was 47 : 18 : 35
and PC was 51 : 16 : 33. Conclusions: The results demonstrate that HbA1c status in
diabetic type 2 patient are related to age, carbohydrate intake and adherence to dietary
advice. Education to be provided to younger diabetic type 2 patients (<55 years old) to
maintain good dietary pattern according to medical nutrition therapy, Background: Determining the relationship between macronutrients intake and lifestyle
factors and HbA1c status of diabetic type 2 patient in improving the effectiveness of
patient’s nutrition therapy and preventing diabetes complications. Methods: Diabetic
type 2 patients were categorized into 2 groups; patients with good glycemic control (GC)
or HbA1c < 7.0 and patients with poor glycemic control (PC) or HbA1c > 7.0. Clinical
characteristics were differentiated by age, gender, body mass index (BMI), duration of
illness, type and amount of diabetic medication, and other diabetic complication.
Macronutrient intake consisted of total daily calories and carbohydrate, protein, fat and
fiber intakes. Lifestyle factors consisted of the adherence to dietary advice and
medication, physical activities, smoking habit, and alcohol intake. The data were be used
to determine their relationship with HbA1c status using Chi Square test. Results:
Younger diabetic type 2 patients (< 55 years old), carbohydrate intake, and adherence to
dietary advice were identified as statistically significant variables related to HbA1c status
(P <0.05). Macronutrient intake ratio (carbohydrate : protein : fat) for GC was 47 : 18 : 35
and PC was 51 : 16 : 33. Conclusions: The results demonstrate that HbA1c status in
diabetic type 2 patient are related to age, carbohydrate intake and adherence to dietary
advice. Education to be provided to younger diabetic type 2 patients (<55 years old) to
maintain good dietary pattern according to medical nutrition therapy]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ferdy Agustian
"Latar Belakang: Saat ini, endovascular aneurysm repair (EVAR) lebih diutamakan pada sebagian besar kasus aneurisma aorta abdominalis (AAA) dibandingkan open surgical repair (OSR). Namun, terdapat kontroversi keluaran jangka panjang yang diperlihatkan kedua pilihan tatalaksana tersebut, terutama pada kelompok usia tua. Metode: Tinjauan sistematis dilakukan dengan mengikutsertakan studi yang membandingkan mortalitas jangka panjang, kesintasan jangka panjang, tingkat reintervensi, dan ruptur sekunder antara EVAR dan OSR pada pasien AAA berusia ≥65 tahun dengan minimal follow-up selama dua tahun. Pencarian artikel dilakukan pada empat pangkalan data elektronik yaitu Cochrane, Pubmed, EBSCOHost, dan Scopus. Studi yang diikutsertakan merupakan publikasi dari titik waktu awal yang tidak ditentukan sampai dengan bulan Maret 2024. Telaah kritis melalui instrumen yang sesuai dengan desain studi juga dilakukan untuk memastikan kualitas studi. Keluaran pada setiap studi disintesis ulang, disajikan dalam bentuk tabel, serta dilakukan pembahasan. Hasil: Studi sistematis ini berhasil mengikutsertakan 6 studi, yakni 1 studi meta-analisis dan 5 studi kohort. Mayoritas studi menunjukkan tidak adanya perbedaan mortalitas jangka panjang, kesintasan jangka panjang, tingkat reintervensi, dan tingkat ruptur sekunder antara EVAR dan OSR. Terdapat peningkatan mortalitas dan penurunan kesintasan EVAR dibandingkan OSR pada follow-up sampai dengan tahun keempat, namun tidak ada perbedaan pada tahun kelima dan rerata keseluruhan. Terdapat peningkatan mortalitas dan penurunan kesintasan EVAR pada kelompok usia ≥80 tahun dibandingkan kelompok usia 65-79 tahun. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan keluaran jangka panjang antara EVAR dan OSR pada pasien AAA berusia ≥65 tahun.

Introduction: Nowadays, endovascular aneurysm repair (EVAR) is preferred in most cases of abdominal aortic aneurysm (AAA) than open surgical repair (OSR). However, there are controversies regarding the long-term outcomes of both modalities, especially in the geriatric population. Method: We conducted a systematic review of studies comparing the long-term mortality, long-term survival, reintervention rate, and secondary rupture rate between EVAR and OSR in ≥65-year patients with AAA with a minimum of two years of follow-up. The literature search was conducted in four electronic databases, Cochrane, Pubmed, EBSCOHost, and Scopus, from an undefined start point until March 2024. Studies included also critically appraised with relevant instruments based on the study design. The long-term outcomes of every study were synthesized, presented in tables, and discussed thoroughly. Result: A total of six studies were included, consisting of one systematic review/meta-analysis and five cohort studies. Most studies did not show differences in long-term mortality, long-term survival, reintervention rate, or secondary rupture rate between EVAR and OSR. There was higher mortality and lower survival in EVAR compared to OSR after four years of follow-up, but no differences were found in five years and overall follow-up. There was higher mortality and lower survival after EVAR in patients≥80 years old compared to those 65-79 years old. Conclusion: There are no differences in long-term outcomes between EVAR and OSR in ≥65-year patients with AAA."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syntia Rahutami
"ABSTRAK
dalam menentukan pentingnya keberadaan teknik klinis di bidang manajemen
peralatan medis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ada
pengaruh antara peran kepemimpinan, motivasi dan komitmen terhadap kesesuaian
mutu akreditasi pada MFK 8 dan keberadaan ahli teknik klinis di dua rumah sakit
yang berbeda yang dalam hal ini adalah rumah sakit umum negeri dan rumah sakit
umum swasta. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan
kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan untuk diisi sesuai dengan tingkat
persetujuan dari responden yang kemudian dihitung korelasinya menggunakan
korelasi bivariat Spearman dan dilakukan uji beda dengan metode Mann-Whitney.
Hasil yang didapat adalah ada perbedaan antara kedua rumah sakit. Perspektif
Kepemimpinan Antara Rumah Sakit Umum Negeri dan Swasta berbeda dalam hal
pengaruhnya terhadap keberadaan ahli teknik klinis di rumah sakit, di rumah sakit
negeri yang diteliti, kepemimpinan tidak berperan dalam peningkatan mutu dan
keberadaan ahli teknik klinis, namun di rumah sakit swasta cukup menunjukkan
pengaruh yang cukup baik.

ABSTRACT
Leadership role leverage becomes a main issue in this study to determine the
importance of the clinical engineers existence in the medical equipment management
field. The purpose of this study is to prove that there are differences between
leadership role, motivation and commitment against the conformity of MFK 8
accreditation quality and the existence of clinical engineers in two different hospitals,
which in these cases are a public general hospital and private general hospital. The
research method that has been used is by using a questionnaire containing statements
to be filled in accordance with the level of respondent?s agreement, the correlation are
calculated using Spearman bivariate correlation and Mann-Whitney method for
difference test. The result was there was difference between the two hospitals.
Leadership Leverage between Public and Private General Hospital turned out
different in its impact against the existence of clinical engineers in hospital, in
government hospital, leadership doesn?t have the role in quality enhancement and the
existence of clinical engineer existence, however in private hospital shows good
leverage between variables."
2016
T46586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julianti Isma Sari Usman
"Manajemen peralatan laboratorium merupakan bagian dari manajemen sumber daya puskesmas tetapi belum mengimplemetasikan sistem manajemen peralatan medis dengan baik dan masih terdapat beberapa kekurangan dalam elemen penilaian Permenkes No.46 tahun 2015. Riset ini bertujuan untuk melakukan penilaian pelaksanaan manajemen peralatan laboratorium puskesmas di Kota Kendari dengan metode deskriptif eksplanatif, dimulai dengan merancang kuesioner, menyajikan data kemudian dianalisis dengan uji korelasi untuk melihat hubungan antara variabel. Hasil riset ini menyimpulkan : 1 terdapat 6 puskesmas sudah memenuhi standar Permenkes No.46 tahun 2015; 2 15 puskesmas belum memenuhi standar teori HTM, dan 3 terdapat korelasi antara kegiatan pemeliharaan r=0,898 , perencanaan r=0,896 , recall r=0,883 , uji coba alat r=0,875 , evaluasi r=0,849 dan SDM r=0,800 pada proses manajemen peralatan laboratorium.

Management of laboratory equipment is part of the resource management of public health center but it has not implemented the medical equipment management system properly and there are still some deficiencies in the assessment element of Health Department Law No.46 Year 2015. This research aims to evaluate the implementation of laboratory equipment of public health center management of in Kendari City with explanative descriptive method, starting with designing questionnaires, presenting data and being analyzed by correlation test to see the relation between variables. The results of this research conclude 1 there are 6 of public health center already met the standard of Health Department Law No.46 year 2015 2 there are 15 of public helath center have not met the standard of HTM theory, and 3 there is correlation between maintenance activity r 0,898 , program r 0,896 , recall r 0,883 , instrument test r 0,875 , evaluation r 0,849 and human resource r 0,800 on laboratory equipment management process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>