Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahra Fadhila
"Isu kesehatan reproduksi remaja menjadi isu penting karena fakta menyebutkan dampak pergaulan global. Hubungan seksual yang hanya boleh dilakukan oleh sepasang suami-istri sebagai fungsi reproduktif, kini dilakukan oleh remaja sebagai fungsi rekreatif (fun), yang merupakan gaya hidup hedonistik. UNFPA memperkirakan ada 15 juta remaja perempuan berusia 15-19 tahun di dunia yang melahirkan setiap tahunnya, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta remaja dunia terjangkit infeksi menular seksual (IMS) yang dapat disembuhkan. Selain itu, 40 persen kasus HIV/AIDS terjadi pada kaum muda berusia 15-24 tahun. Laporan Epidemi Global HIV/AIDS pada tahun 1997 bahkan berani menyebutkan bahwa terjadi 7.000 infeksi HIV pada remaja di dunia setiap hari (UNAIDS, 1997). Salah satu cara orang tua untuk melindungi anaknya dari pergaulan yang buruk adalah dengan menyekolahkan mereka ke sekolah berbasis keagamaan. Dengan kurikulum keagamaan yang lebih mendalam, orang tua berharap agar anak-anaknya terlindung dari pergaulan berisiko. Religiusitas adalah faktor protektif terhadap aktivitas seksual yang dilakukan oleh remaja (McCullough, Hoyt, Larson, Koenig, & Thoreson, 2000; Wallace & Williams,1997).
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa prevalensi remaja yang bersekolah di sekolah berbasis keagamaan dan sudah melakukan aktivitas seksual lebih rendah dibandingkan dengan remaja yang bersekolah di sekolah umum (Donahue & Benson, 1995; Wallace & Williams, 1997). Efek protektif dari tingkat religiusitas terhadap penggunaan narkoba dan perilaku seks berisiko menunjukkan suatu mekanisme bahwa religiusitas seseorang mungkin berkontibusi pada kesehatan yang lebih berkualitas (cf. McCullough et al., 2000). Tujuan dan Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek religiusitas dan jenis sekolah terhadap perilaku seks pranikah remaja. Sampelnya adalah salah satu sekolah umum (selanjutnya disebut SMAN) dan salah satu sekolah keagamaan (selanjutnya disebut MAN) di Jakarta Timur, yaitu sebanyak 113 responden SMAN dan 123 responden MAN yang

Adolescent reproductive health becomes an important issue since facts show that its impact of globalization. Sexual activity, should only be practiced by spouses as a reproductive function, is also practiced by teenagers as a recreative function (fun factors) which is a hedonistic lifestyle. UNFPA estimates that there are 15 million of young women aged 15-19 years old giving birth each year, 4 millions of the same group purposively have induced abortion, and almost 100 millions of worldwide teenagers infected by curable STDs. Furthermore, 40 percents of HIV/AIDS cases happend to the youngsters aged 15-24 years old each year. Global Epidemic Report of HIV/AIDS in 1997 mentioned that 7000 cases of HIV infections occured to the worldwide teenagers each day (UNAIDS, 1997). One way for parents to protect their kids from a dangerous circumstances is to send them to religious-based school. With a deeper religious curriculum, parents hope that the children are protected from an unprotected commingling. Religiousity is a protective factor against sexual activities by adolescent (McCullough, Hoyt, Larson, Koenig, & Thoreson, 2000; Wallace & Williams, 1997).
A study says that the prevalence of teenagers who attend religious-based schools and have had sexual activities are lower than teenagers who attend regular school ((Donahue & Benson, 1995; Wallace & Williams, 1997). The protective effect of religiousity to substance use and risky sexual activities show a mechanism that it may contribute to improved health status (cf. McCullough et al., 2000). Objective and Method: The aim of this study is to investigate the effect of religiousity and type of school to adolescent sexual behavior. The chosen schools are one of regular schools (hereinafter referred to as SMAN) and one of islamic schools (hereinafter referred to as MAN) in East Jakarta, as many as 113 respondents from SMAN and 123 respondents from MAN randomly selected from first grade and second grade (social and natural science). Results: The students with lower level of
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ekawati
"ABSTRAK
Kelompok milenial merupakan komposisi terbesar di Indonesia saat ini. Peran Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sangat strategis dengan pilihan media lebih beragam dalam mengkampanyekan program KB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan komunikasi, informasi dan edukasi dengan penggunaan kontrasepsi modern pada wanita generasi milenial di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 dan 2017. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu wanita usia 22-37 tahun berstatus kawin pada SDKI 2002/2003 sebagai kelompok generasi non milenial dan wanita usia 22-37 tahun berstatus kawin pada SDKI 2017 sebagai kelompok generasi milenial. Penelitian ini menggunakan analisis chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita milenial yang memperoleh informasi KB melalui petugas kesehatan memiliki peluang 1,8 kali lebih besar (95% CI: 1,69-2,04) untuk menggunakan kontrasepsi modern dibandingkan wanita yang tidak mendapat informasi KB melalui petugas kesehatan. Dan wanita milenial yang pernah terpapar pesan KB dari televisi memiliki peluang 1,1 kali lebih besar (95% CI: 1,07-1,24) untuk menggunakan kontrasepsi modern dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah terpapar pesan KB dari televisi.

ABSTRACT
Millennial are the largest composition in Indonesia. The role of Information, Education, and Communication (IEC) is very strategic with more diverse media choices in campaigning for family planning programs. This study aims to analyze the relationship of communication, information and education with the use of modern contraception in millennial generation women in Indonesia. This study uses data from the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2002/2003 and 2017. The sample in this study is that women aged 22-37 years are married in the 2002/2003 IDHS as a non-millennial generation group and women aged 22-37 years are married at the 2017 IDHS as a millennial generation group. This study used chi-square and multiple logistic regression. The results showed that millennial women who received family planning information through health workers had a 1.8 times greater chance (95% CI: 1.69-2.04) to use modern contraception than women who did not receive family planning information through health workers. And millennial women who have been exposed to family planning messages from television have a 1.1 times greater chance (95% CI: 1.07-1.24) to use modern contraception than women who have never been exposed to family planning messages from television.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Undang Supriatna
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dan gambaran konflik pekerjaankeluarga,
konflik keluarga-pekerjaan, kelelahan kerja dan kinerja perawat RSUD.
Jenis Penelitian ini analisa kuantitatif dengan desain penelitian crossectional.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 118 orang perawat wanita rawat inap
RSUD Pandeglang yang sudah menikah. Peneliti menggunakan alat ukur workfamily
conflict scale untuk mengukur konflik peran ganda, MBI untuk mengukur
kelelahan kerja dan performance scale untuk mengukur kinerja perawat. Ketiga
alat ukur tersebut telah diadaptasi dan merupakan hasil dari penelitian
sebelumnya.
Analisa pada penelitian ini menggunakan SEM dengan software LISREL 8.54.
Berdasarkan hasil output LISREL diperoleh hasil bahwa konflik pekerjaankeluarga
dan konflik keluarga pekerjaan tidak berhubungan signifikan dengan
kinerja, nilai T-value < 1,96. Konflik pekerjaan-keluarga dan keluarga-pekerjaan
berhubungan signifikan dengan kelelahan kerja dengan nilai T-value 6,27 dan
5,34. Kelelahan kerja berhubungan signifikan dengan kinerja dengan nilai T-value
3,63. Tidak ditemukan hubungan karakteristik dengan ke empat variabel laten
tersebut.
Sebagian besar responden mengalami konflik pekerjaan-keluarga rendah 60 orang
(50,8%), dan tinggi 13 orang (11.0%). Responden konflik keluarga-pekerjaan
yang mengalami konflik rendah 62 orang (52,5%), dan yang tinggi 8 orang
(6,8%). Responden yang mengalami kelelahan kerja rendah ada 78 orang (66,1%),
dan tinggi 4 orang (3,4%). Distribusi responden menurut kinerja sebanyak 6
orang mengatakan rendah (5,1%), dan tinggi 77 orang (65,3%). Berdasarkan
hasil penelitian, saran yang diajukan untuk manajerial adalah membuat program
redesain pekerjaan, pengurangan jam kerja, dan program benefit yang didalamnya
termaktub family friendly policies. Selain itu organisasi rumah sakit agar dapat
membangun strategi coping untuk individu karyawan agar mereka mampu
bertahan dalam tekanan dan konflik

Abstract
This study aims to see the picture of the work-family conflict; family-work
conflict, burnout, and nurses performance of Pandeglang Hospital. This type of
analysis of quantitative research with crossectional research design. Respondents
in this study amounted to 118 female nurses inpatient Pandeglang hospitals has
been married. Researcher use a measuring tool work-family conflict scale to
measure the dual roles conflict, MBI to measure burnout and performance scale
to measure the performance of nurses. The three tools measurement has been
adapted and is the result of previous research.
The analysis in this study using SEM with LISREL 8.54 software. Based on the
LISREL output results obtained that work-family conflict and family conflict did
not associated significantly with performance, T-value < 1.96. Work-family
conflict and family-work conflict associated significantly with work fatigue, with
T-value 6.27 and 5.34. Burnout is significantly associated with performance, Tvalue
3.63. No found relationship between the variable characteristic of the four
latent variables
Most respondents experienced work-family conflict low 60 people (50.8%), and
high 13 men (11.0%). Respondents work-family conflict experienced low conflict
62 people (52.5%), and high of 8 people (6.8%). Respondents who experienced
low burnout there 78 people (66.1%), and high of 4 people (3.4%). Distribution of
respondents according to performance as much as 6 people say low (5.1%) and
high 77 people (65.3%). Based on research results, the suggestions for the
managerial job is to make the redesigned program, the reduction of working
hours, and programs that benefit family friendly policies contained therein. In
addition hospital organization in order to build coping strategies to individual
employees to enable them to survive the pressure and conflict.
"
2012
T31283
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bet Idhya
"Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat penting dilaksanakan karena dapat menurunkan angka kematian Bayi baru lahir sebanyak 22 %. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang paling banyak menolong persalinan sangat berperan penting dalam kesuksesan program IMD. IMD sudah dibuktikan oleh para ahli dapat meningkatkan keberhasilan ASI Ekslusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan Inisiasi menyusu Dini oleh Bidan Praktek Swasta di Kota Bukittinggi Tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain studi cross sectional dengan cara penyebaran kuesioner dan wawancara. Sampel dalam penelitian ini merupakan total dari populasi yaitu 50 responden (Bidan Praktek swasta), dan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam pada 6 orang bidan. Analisa dengan menggunakan chi square pada 9 variabel dalam penelitian ini yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, masa kerja, pelatihan, sosialisasi, dukungan ibu melahirkan dan dukungan keluarga ibu melahirkan. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa pelaksanaan IMD oleh bidan praktek swasta adalah 44% . Faktor-faktor pada bidan yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD adalah sikap (OR 4,53) , pelatihan (OR 4,12) dan dukungan ibu melahirkan (OR 2,0).

Early Initiation of Breastfeeding (IMD) is very important because it can reduces newborn mortality rate by 22%. Midwives as the health professionals who help most of the labor, have a very important role in the success of the Early Initiation. Early Initiation has been proven by experts, can improve the success of exclusive breastfeeding. This study aims to determine the factors associated with the implementation of Early Initiation of Breastfeeding by private practise’s midwives in the City Bukittinggi In 2012. The study is a quantitative study, using a crosssectional study design by using questionnaires. The sample in this study is the total of the population that is 50 respondents (Private Practice Midwives), and interviews and qualitative study with in depth interviews in 6 midwives. Using chi square analysis on 9 variables in this study are age, education, knowledge, attitudes, employment, training, socialization, maternal support and family support. From the results showed that the implementation of the IMD by midwives in private practice was 44%. Factors of the midwives related to the implementation of IMD are the attitude (OR 4,53), training (OR 4,12) and maternal support (OR 2,0)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laeli Nur Maeni
"Masih banyaknya persalinan di rumah merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian maternal di Indonesia. Antenatal care merupakan sarana kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan secara rutin. Melalui antenatal care tenaga kesehatan dapat memotivasi ibu hamil untuk mempersiapkan persalinannya dengan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Komponen antenatal yang lengkap dapat memotivasi ibu hamil untuk kembali memanfaatkan pelayanan tersebut untuk persalinan.
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran antenatal care dapat mempengaruhi ibu untuk memilih melahirkan di fasilitas kesehatan. Penelitian cross-sectional ini menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 dengan mengukur konten-konten ANC yang diterima ibu.
Hasil penelitian menunjukkan ada asosiasi positif antara pemanfaatan antenatal care yang adekuat dengan persalinan di fasilitas kesehatan. Ibu dengan ANC adekuat berpeluang 6,6 kali untuk bersalin di fasilitas kesehatan (OR adjusted = 6,6, 95% CI: 4,8 - 9,1). Sedangkan ibu dengan ANC inadekuat berpeluang 2,8 kali lebih besar untuk bersalin di fasilitas kesehatan dibandingkan ibu yang tidak ANC (OR adjusted = 2,8, 95% CI: 1,9 - 4,0).

The progress in reducing maternal mortality has been slow in Indonesia. Maternal mortality could be reduced if all women had a skilled institutional delivery. Antenatal care (ANC) is the first and regular contact between pregnant woman and health professionals. The adequate antenatal care may play an indirect role by motivating (encouraging) women to have a skilled institutional delivery.
The objective of this study is to investigate the role of antenatal care in motivating women to have a skilled institutional delivery. This cross sectional study measures the adequacy of antenatal care using Indonesian Demographic and Health Survey 2012.
This study shows a positive association between adequate ANC and skilled institutional delivery. Women with adequate ANC were significantly more likely to deliver in health facility rather than women with no ANC (OR adjusted = 6,6, 95% CI: 4,8 - 9,1). Meanwhile, women with inadequate ANC were also significantly more likely to deliver in health facility rather than women with no ANC (OR adjusted = 2,8, 95% CI: 1,9 - 4,0).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Muliawati
"Wanita usia 35 tahun keatas merupakan masa mengakhiri kehamilan sebab diketahui bahwa melahirkan pada usia tersebut memiliki risiko medik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada wanita usia 35 tahun keatas serta faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 dan 2012 dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan MKJP pada wanita usia 35 keatas pada SDKI 2007 sebesar 29,2%, sedangkan pada SDKI 2012 sebesar 24,4%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan MKJP pada SDKI 2007 dan 2012 adalah pendidikan, jumlah anak hidup, dan pengambilan keputusan. Faktor yang paling berperan dengan penggunaan MKJP pada penelitian ini adalah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami (OR =1,90 - 2,35).

Women aged over 35 years is a period terminating a pregnancy because it is known that giving birth at that age have a medical risk. This study aims to describe the use of Long-Term Contraception Method (LTM) in women over the age of 35 years and the factors associated. This study uses data Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2007 and 2012 with the univariate, bivariate, and multivariate analyzes.
The results showed that the use of LTM in IDHS 2007 of 29.2%, whereas in 2012 amounted to 24.4% IDHS. Factors associated with the use of LTM in 2007 IDHS is education, number of living children, ideal number of children, and decision making. Factors associated with the use of LTM in IDHS 2012 is education, number of living children, and decision making. The factors that most contribute to the
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Kurniawati
"Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya risiko kematian pada ibu dan bayi adalah kelahiran terlalu dekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan jarak antar kelahiran pada wanita multipara di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 pada 9945 wanita multipara. Analisis data menggunakan uji Mann Whitney, Kruskal Wallis, Chi Square, dan Chi Square Mantel Haenzel. Hasil penelitian menunjukkan median jarak antar kelahiran sebesar 62 bulan dan 22,8% wanita memiliki jarak antar kelahiran kurang dari 3 tahun. Ada hubungan signifikan antara jarak antar kelahiran dengan pendidikan, status ekonomi, umur saat melahirkan terakhir, jumlah anak hidup, ukuran ideal keluarga, pemakaian kontrasepsi, mortalitas anak, dan kelangsungan hidup sebelumnya menggunakan uji Mann Whitney/Kruskal Wallis dan Chi Square, sedangkan pemberian ASI eksklusif berhubungan signifikan dengan jarak antar kelahiran menggunakan uji Mann Whitney (p<0,05). Perlu peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai jarak antar kelahiran optimum dan peningkatan pemakaian kontrasepsi untuk mencegah kematian ibu dan bayi.

Maternal mortality rate and infant mortality rate in Indonesia is currently high. One factor linked to high risk maternal and infant mortality is short birth intervals. This study aims to show factors associated with birth intervals in multiparous women in Indonesia. This study uses data from Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 with 9945 multiparous women. The Data was analysed using Mann Whitney, Kruskal Wallis, Chi Square, and Chi Square Mantel Haenzel model. Results shows that median birth interval was 62 months and 22,8% women had birth interval of less than 3 years. There was a correlation between birth intervals with education, economic level, age when last pregnant, the number of living children, ideal family size, contraception use, infant mortality record, and survival of preceding birth analysed using Whitney/Kruskal Wallis and Chi Square model, whereas exclusive breastfeeding was significantly associated with birth intervals analyzed using the Mann Whitney model (p<0,05). There needs to be more frequent communication, education, and information about optimum birth intervals and greater contraceptive use to prevent maternal and infant mortality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melinda Agnes Praditya
"Skripsi ini membahas mengenai infertilitas primer pada wanita kawin usia 15 sampai dengan 49 tahun yang tidak menggunakan kontrasepsi dan berkeinginan memiliki anak. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan klinis dan demografis dengan menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 dan desain studi cross sectional. Sampel yang diambil berjumlah 5795 untuk definisi klinis dan 2707 untuk definisi demografis. Sebanyak 30,1% responden dari definisi klinis dan 38,4% responden dari definisi demografis mengalami infertil primer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan, usia kawin pertama, kebiasaan merokok, indeks massa tubuh, dan siklus menstruasi dengan kejadian infertilitas primer. Kelima faktor tersebut berhubungan pada kedua definisi infertilitas, namun faktor tempat tinggal diketahui hanya berhubungan pada definisi infertilitas klinis saja. Faktor yang paling berhubungan dengan kejadian infertilitas primer baik dari sudut pandang klinis dan demografis yaitu usia kawin pertama. Wanita yang menikah di atas usia 30 tahun akan berisiko 2,9 - 3,7 kali lebih tinggi untuk mengalami infertil primer dibandingkan dengan wanita yang menikah di bawah sama dengan usia 30 tahun.

This thesis discusses about primary infertility in women marriage age of 15 to 49 years who are not using contraception and desire to have children. This research conducted by clinical and demographic approaches using secondary data from Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 and the cross-sectional study design. The samples taken amount 5795 for the clinical definition and 2707 for the demographic definition. A total of 30.1 % respondents from the clinical definition and 38.4 % respondents from the demographic definition are experience primary infertility.
The result of this research shows that there is a relationship between occupation, age of the first marriage, smoking habits, body mass index, and menstrual cycle with the incidence of primary infertility. The five factors relate to both the definitions of infertility, but the residence is known only factor related to the clinical definition of infertility. The most factors associated with the incidence of primary infertility of both clinical and demographic definitions is age of the first marriage. Women who get married at the age of 30 years will be 2.9 - 3,7 times higher risk in experience the primary infertility compared with women who get married under the age of 30 years.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emi Triana Putri
"Angka persalinan dengan metode operasi sesar di Indonesia tahun 2012 adalah sebesar 12%. Angka tersebut mengalami peningkatan 2 kali lipat bila dibandingkan tahun 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan dengan metode operasi sesar. Besar sampel pada penelitian ini adalah 17.807 responden dengan menggunakan data sekunder SDKI tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan hubungan dengan persalinan dengan metode operasi sesar di Indonesia dapat dilihat berdasarkan nilai odds ratio (OR), semakin besar nilai OR maka semakin besar pengaruh terhadap persalinan dengan metode seksio sesarea.
Nilai OR dari yang terbesar ke terkecil berturut-turut adalah: pendidikan tinggi (OR= 2,2), petugas kesehatan yang memeriksa kehamilan adalah dokter spesialis kandungan (OR= 2,2), tingkat kekayaan tinggi (OR= 2,1), usia 36-40 tahun (OR= 1,6), tempat tinggal di perkotaan (OR= 1,6), pernah melahirkan 1 kali (OR= 1,5), indikasi medis (OR= 1,2), tempat periksa hamil di fasilitas kesehatan (OR= 1,1), tempat bersalin di fasilitas kesehatan (OR= 1,1), dan frekuensi ANC 0-3 kali (OR= 0,5).

Percentage of caesarean section method in Indonesia of 2012 is 12%. This percentage has increased when compared to the year 2007. Objective of this study was to determine the factors affecting cesarean section method. The sample size in this study was 17.807 respondents using secondary data IDHS of 2012. The results show the strength of the relationship of caesarean section method in Indonesia can be seen based on the value of odds ratio (OR), the greater of the value of OR will affect the greater influence on cesarean section method.
OR values ​​from the largest to the smallest in a row is: higher education (OR = 2.2), health professionals are examining is an obstetrician (OR = 2.2), high wealth levels (OR = 2.1), age is 36-40 years (OR = 1.6), urban residence (OR = 1.6), respondent had delivered 1 times (OR = 1.5), the medical indications (OR = 1.2), a pregnancy check in a health facility (OR = 1.1), place of birth in a health facility (OR = 1.1), and the frequency of ANC is 0-3 times (OR = 0.5).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>