Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rajagukguk, Esaputra Mangarul
"ABSTRAK
Proses reduksi bijih besi adalah proses pemisahan besi yang terkandung dalam
bijih besi dari oksigen dan pengotornya. Pada penelitian kali ini dilakukan reduksi
langsung bijih besi bongkah dengan reduktor arang tempurung kelapa pada rotary
kiln sederhana. Sampel yang digunakan adalah bijih besi laterit dari Kalimantan
dengan ukuran 1-2 cm dengan rasio bijih dan reduktor sebanyak 1:2. Putaran
rotary kiln sebesar 2,5 rpm dengan temperatur proses berkisar antara 650-702oC.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh waktu pada reduksi langsung bijih
besi. Penelitian dilakukan dengan 4 variasi waktu, yaitu 15 menit, 30 menit, 45
menit dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan terbentukya produk reduksi
Fe3O4 pada semua variabel waktu dengan hasil tertinggi didapat pada waktu 15
menit

ABSTRACT
Iron ore reduction process is the process of separating iron contained in iron ore of
oxygen and impurities. In this research, direct reduction in rotary kiln was
examined with Kalimantan lateritic iron ore and coconut shell charcoal as the
reductor. Iron ore that was used have particle size between 1-2 centimeters with
mass ratio of ore and reductor in amount of 1:2. RPM of rotary kiln was 2,5 and
temperature of process in range of 650-702oC. The research objective was to
determine the effect of time in direct reduction process. Four time variation was
examined, which were 15, 30, 45 and 60 minutes. The result indicated that Fe3O4
was formed in all time condition. The optimum amount of reduction product was
achieved at 15 minutes."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Hakim
"Paduan biomaterial baja mangan untuk aplikasi biodegredable stent diproduksi dengan metode metalurgi serbuk diteliti dengan melihat pengaruhnya terhadap post treatment (canai dingin + re-sintering). Pemaduan mekanik metalurgi serbuk dilakukan dengan metode pengadukan sederhana dengan komposisi target (25%Mn dan 35%Mn). Post treatment dengan canai dingin reduksi 50% dan sinter ulang dengan aliran gas Ar pada temperatur 1100oC selama 2 jam. Pengaruh post treatment pada mikrostruktur, sifat mekanik dengan kekerasan Rockwell A, dan sifat korosi dengan celup dan polarisasi telah diteliti dan dibandingkan dengan biomaterial baja mangan sebelum post treatment.
Hasil dari pengujian setelah post treatment, material membentuk fasa austenit, ferrit, dan martensit. Pengaruh post treatment meningkatkan ketahanan korosi dan kekerasan pada baja mangan. Hal ini disebabkan karena persentase porositas berkurang setelah dilakukan post treatment. Laju korosi dilakukan dalam larutan Hank's dan ringer laktat. Pembentukan lapisan pasif Ca/P dan hidroksida terjadi setelah pengujian celup 7 hari dalam larutan Hank's.

Manganese alloy steel as biodegredable biomaterials for stent applications produced by powder metallurgy methods were investigated by looking at the effect on post-treatment (cold rolled + re-sintering). Mechanical alloying powder metallurgy done by a simple mixing method with the target composition of Mn (25% and 35%). Post treatment with a cold rolled of 50% reduction and resnintering with Ar gas stream at a temperature of 1100oC for 2 hours. The effect of post treatment on the microstructure, mechanical properties with a Rockwell hardness, and corrosion properties with immersion and polarization have been studied and compared with the biomaterial manganese steel before post treatment.
The results after the post treatment material formed austenite, ferrite and martensite. The effect of post-treatment increase the corrosion resistance and hardness on manganese steel. This occured because the percentage of porosity is decreased after post-treatment. Corrosion rate performed in Hank's solution and ringer's lactate. Hydroxide and Ca/P Passive layer formation occurred after 7 days immersion tests in Hank's solution.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42641
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Deny Kristyanto
"ABSTRAK
Pengolahan pirometalurgi saprolit dengan proses peleburan yang dilakukan di Indonesia membutuhkan biaya produksi yang mahal. Kemudian telah diteliti proses pengolahan nikel saprolit dengan reaksi karbotermik. Namun proses ini belum menghasilkan recovery nikel yang tinggi.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari solusi baru yaitu dengan penambahan kalium sulfat.. Bahan baku yang digunakan adalah bijih saprolit dengan kandungan nikel sebesar 1.8 % dan batu bara sebagai reduktor. Jumlah penambahan kalium sulfat dilakukan bervariasi (0 %, 10 %, 15 %, dan 20 %). Begitu juga dengan temperatur reduksi yang digunakan (800 °C, 900 °C, 1000 °C, 1100 °C). Semua sampel direduksi di dalam furnace kemudian dikarakterisasi menggunakan alat XRD, SEM, dan AAS. Pada akhir penelitian diketahui bahwa recovery optimal diperoleh pada sampel tanpa kalium sulfat dan temperatur reduksi 800 °C.

ABSTRACT
Saprolite Pyrometallurgy pr°Cessing by smelting performed in Indonesia requires expensive production costs. Then have researched the pr°Cessing of saprolite with karbotermik reaction. However, this pr°Cess has not resulted in high nickel recovery.
Therefore, this study was conducted to look for a new solution by the addition of potassium sulfate. The raw material used is saprolite ore with a nickel content of 1.8% and coal as a reductant. Total additions of potassium sulfate was varied (0%, 10%, 15%, and 20%). So also with the reduction temperature used (800 ° C, 900 ° C, 1000 ° C, 1100 ° C). All samples were reduced in the furnace and then characterized using XRD tool, SEM, and AAS. At the end of the study note that the optimum recovery was obtained in samples without potassium sulfate and temperature reduction is 800 °C."
2014
S53295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhidiyan Waroko
"Material Fe-Mn-C telah banyak dikembangkan sebagai material mampu luruh untuk aplikasi penyangga pembuluh dalam satu dekade belakangan ini. Penggunaan biomaterial Fe-Mn-C mampu menghindari tindakan pembedahan kembali setelah pembuluh jantung kembali normal setelah mengalami penyempitan, yaitu sekitar 6-12 bulan. Pengujian material Fe-Mn-C dilakukan untuk mencari kelayakan kandidat biomaterial ini digunakan sebagai penyangga pembuluh yang mampu luruh. Komposisi Mn digunakan sebagai variabel pengujian, yaitu Fe-25Mn-0.8C dan Fe-35Mn-0.8C. Material tersebut dibuat dengan cara pemaduan mekanik kemudian metalurgi serbuk. Karakterisasi serbuk hasil pemaduan mekanik menunjukkan terjadinya reduksi ukuran partikel dan membentuk paduan serbuk yang lebih merata.
Hasil pengujian kekerasan dengan Rockwell A menunjukkan bahwa kekerasan material Fe-24Mn-0.42C adalah 43 HRA dan Fe-33Mn-0.27C adalah 49 HRA, nilai kekerasan tersebut memiliki nilai kekerasan yang lebih tinggi dari material SS 316L. Hasil pengujian polarisasi menunjukkan laju korosi untuk Fe-24Mn-0.42C adalah 0.84 mmpy dan Fe-35Mn-0.8C 0.34 mmpy. Nilai tersebut lebih tinggi dari besi murni tetapi lebih rendah dari paduan magnesium. Hasil uji mikrostruktur dengan uji metalografi dan uji XRD menunjukkan fasa austenit. Berdasarkan pengujian ini, menunjukkan bahwa pengaruh komposisi Mn untuk meningkatkan kekerasan material. Pada pengujian ini juga menunjukkan proses pemaduan mekanik mampu meningkatkan kekerasan material dan menurunkan laju korosi material.

Fe-Mn-C materials has been developed as biodegredable material for coronary stent application in recent decades. The use of Fe-Mn-C biomaterials is able to avoid surgery after heart vessels returned to normal condition after a constriction, which is about 6-12 months. Material testing of Fe-Mn-C alloy is performed to proving of feasibility that biomaterials candidate for biodegredable coronary stent. Mn composition is used for the test variable, namely Fe-25Mn-0.8C and Fe-35Mn-0.8C. That material is from production of mechanical alloying and then powder metallurgy. Powder as-mechanical alloying characterization shows particle reduction size and make a alloy powder is more evenly.
Result of hardness test with Rockwell A showed the hardness of Fe-24Mn-0.42C is 43 HRA and hardness of Fe-33Mn-0.27C is 49 HRA. That hardness value is bigger than hardness value of SS 316 L material. The result of polarization test shows corrosion rate of Fe-24Mn-0.42C is 0.84 mmpy and 0.34 mmpy for Fe-33Mn-0.27C. That corrosion rate is higher than pure iron and lower than magnesium alloy. Microstructure test with metallographic test and XRD test shows austenitic phase. Based on this research shows that effect of Mn composition is for increasing hardness value. On this research is shows that mechanical alloying can increasing hardness of material and decreasing corrosion rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S53410
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Arief Putra
"Sumber cadangan bijih besi yang terdapat di Indonesia tersebar di seluruh kepulauan sehingga dibutuhkan usaha untuk mengolah cadangan tersebut untuk meningkatkan perekonomian. Mengingat UU No.4 Tahun 2009 yang berisikan tentang pengolahan mineral yang ada di Indonesia dilakukan didalam negeri. Berdasarkan kedua hal tersebut maka dibutuhkan sebuah teknologi sederhana yang dapat mengolah bijih besi tersebut hingga mendapatkan konsentrasi yang lebih tinggi dengan biaya yang terjangkau dan ramah lingkungan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bijih besi laterit dari Kalimantan dan arang batok kelapa. Perbandingan rasio massa antara bijih besi dan arang batok kelapa divariasikan menjadi 1:1, 1:2, dan 1:3. Kedua material ini dicampur dan dibakar hingga api menyebar merata. Kemudian dimasukkan ke Rotary Kiln, blower dinyalakan dan ditahan selama 15 menit. Kemudian Rotary Kiln diputar dan dikondisikan proses berlangsung selama 30 menit. Karakterisasi dilakukan dengan XRD untuk melihat secara kualitatif hasil reduksi dan efisiensi proses.
Hasil XRD menunjukkan bahwa semakin banyak reduktor maka semakin terbentuk hasil reduksi. Terbukti peak maksimal pada 2θ antara 20-40 menunjukkan kenaikan dari setiap perbandingan rasio yang ada, dari intensitas 330 ke 630 (contoh perbandingan 1 : 2) dari peak maksimum Fe3O4. Hasil reduksi yang paling efisien terdapat pada perbandingan 1:2. Hal ini dikarenakan perubahan intensitas yang dimiliki antara perbandingan 1:2 dan 1:3 tidak terlalu signifikan.

Iron ore sources are located in all of island of Indonesia so it takes some effort to process the sources to improve economic matters. Based on UU No.4 Tahun 2009 which requires that raw mineral mined must be processed in Indonesia. So, we need simple technology which can process iron ore with low cost and green.
This research was use laterit iron ore from Kalimantan and coconut charcoal. Mass rasio beetwen iron ore and coconut charcoal variated to 1:1, 1:2 and 1:3. Both of them was mixed and burned until fire spread evenly. After that, both of them get into Rotary Kiln and blower was turned on. After that sample was holded in 15 minute. Then, Rotary Kiln was turned on and prosess did in 30 minute. Characterization use XRD to see in qualitative reduction result and efficiency process.
XRD result showed, if there more reductor so more formed reduction result. it proved with intensity of maximum peak of Fe3O4 was ascent in every ratio, from 330 to 630 (example in Ratio 1 : 2). Efficient Process there in ratio 1 : 2, it proved that reduction result beetwen ratio 1 : 2 and 1 : 3 was not significanly changed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iqbal
"Salah satu cara mereduksi bijih besi tersebut dengan menggunakan rotary kiln. Rotary kiln pada umumnya memiliki panjang 100m dan diameter 3m, namun pembangunan rotary kiln tersebut membutuhkan biaya modal serta biaya operasi yang tinggi. Rotary kiln sederhana memiliki panjang 3m dan diameter 40cm. Proses yang berlangsung di rotary kiln sederhana merupakan proses reduksi langsung yang menggunakan arang sebagai reduktor, blower sebagai pensuplai oksigen, rotor sederhana sebagai penggerak. Terdapat beberapa parameter proses reduksi langsung pada rotary kiln salah satunya adalah variasi reduktor. Pada penelitian ini dilakukan investigasi pengaruh perbedaan reduktor terhadap senyawa besi yang dihasilkan pada proses reduksi langsung. Reduktor sebelumnya diukur nilai GCV dengan bomb calorimeter dan analisa proksimat. Reduktor yang digunakan sebagai perbandingan yaitu arang kayu, arang batok, dan briket batubara. Kandungan senyawa besi yang dihasilkan dianalisa menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Hasil pengujian menunjukkan bahwa arang kayu memiliki hasil paling optimal dengan senyawa besi yang terbentuk pada hasil akhir reduksi langsung yaitu hematit (Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4).

Rotary kiln is one of many way to process an iron ore. Rotary kilns generally have a length of 100m and 3m in diameter, but the manufacture of the general rotary kiln has high capital and operating costs. Simple rotary kiln has a length of 3m and 40cm in diameter. The process that takes place in a simple rotary kiln is a direct reduction process that uses charcoal as , the blower as a supplier of oxygen, and the rotor as a mover. There are several parameters in the direct reduction process rotary kiln one of which is a variation of reductant. In this research, i investigate the effect of different reductant on iron compounds produced on the direct reduction process. Reductant previously measured value of GCV with bomb Calorimeter and proximate analysis. Reductant are used for comparison, wood charcoal, coconut shell charcoal, and coal briquettes. The content of iron compounds produced were analyzed using X-Ray Diffraction (XRD). The test results showed that charcoal has the most optimal results with iron compounds that are formed on the end result which is a direct reduction of hematite (Fe2O3) and magnetite (Fe3O4)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romualdo, Libertinus Juan
"Proses reduksi langsung bijih besi menjadi besi spons salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi rotary kiln dimana bijih besi akan dibakar bersamaan dengan reduktor pada temperature tinggi dan akan diputar berlawanan arah jarum jam. Pada penelitian ini reduktor yang digunakan adalah arang batok kelapa. Terdapat beberapa parameter proses reduksi langsung pada rotary kiln salah satunya adalah kecepatan putar. Pada penelitian ini dilakukan investigasi pengaruh kecepatan putar dalam berbagai putaran per menit terhadap senyawa besi yang dihasilkan pada proses reduksi langsung. Kecepatan putar yang dioperasikan antara lain 0.75 rpm, 1.0 rpm, 1.5 rpm, 2.0 rpm, dan 2.5 rpm. Kandungan senyawa besi yang dihasilkan diinvestigasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Hasil pengujian menunjukkan senyawa besi yang terbentuk pada hasil akhir reduksi langsung yaitu hematit (Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4). Selain itu didapatkan nilai kecepatan putar optimal pada 1.0 rpm dengan mengukur nilai intensitas hasil karakterisasi XRD.

Rotary kiln is one of technologies which support the sponge iron making in direct reduction process. Iron lump ore will be burnt together with coconut shell charcoal as reductor at high temperature while rotary kiln rotates in counterclockwise movement. This process has several parameters include rotation speed. This research investigates rotation speed effect to the sponge iron making process. The rotation speed is operated in various numbers that are 0.75 rpm, 1.0 rpm, 1.5 rpm, 2.0 rpm, 2.5 rpm. The iron compounds was investigated by using X-Ray Diffraction (XRD) method. The results showed that direct reduction process produces hematite (Fe2O3) and magnetite (Fe3O4) compound. Furthermore, the optimal rotation speed was determined and investigated by using X-Ray Diffraction with the value of iron compunds as the consideration. The results showed that 1.0 rpm is the most optimal rotation speed to applied in this technology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Lian Putra Panuturi
"Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi besar dalam industri besi dan baja. Maka dari itu potensi Indonesia di industri besi dan baja harus dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Sehingga diperlukan teknologi untuk memanfaatkan potensi yang ada. Tanur putar merupakan salah satu contoh teknologi yang dapat digunakan. Pada tanur putar terjadi reduksi langsung bijih besi bongkah menjadi besi spons. Proses reduksi langsung dilakukan dengan menggunakan reduktor arang batok kelapa. Pada proses reduksi langsung terdapat parameter-parameter yang mempengaruhi reduksi langsung salah satunya adalah ukuran bijih besi yang digunakan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ukuran bijih, ukuran bijih yang digunakan adalah 1 cm, 2 cm, dan 3 cm. Hasil reduksi diuji dengan menggunakan XRD (X-Ray Diffraction). Hasil menunjukkan bahwa terjadi reduksi dari Fe2O3 menjadi Fe3O4 dan bijih berukuran 1 cm merupakan bijih yang mengalami reduksi paling optimal. Dapat disimpulkan bahwa bijih 1 cm merupakan ukuran yang paling optimal untuk proses reduksi langsung.

Indonesia as an archipelago has great potential in the iron and steel industry. Thus the potential in the iron and steel industry should be developed to improve the community's economy. A necessary technology needed to exploit the potential. Rotary kiln is one technology that can be used. Inside, direct reduction occurs reducing lump ores into sponge irons. Direct reduction process is done using coconut charcoal as a reductant. There are parameters that affect the direct reduction process, one of them is the ore size.
This study was conducted to determine the effect of ore size, ore used is 1 cm, 2 cm, and 3 cm. Reduction results tested using XRD (X-Ray Diffraction). The results showed that reduction occurs, reducing of Fe2O3 into Fe3O4 and 1 cm-sized ore is the optimally reduced ore. It can be concluded that the ore 1 cm is the optimal size for the direct reduction process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Dian Sepala
"ABSTRAK
Konsumsi nikel dunia meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan stainless steel. Hal ini mendorong untuk ditemukannya metode reduksi yang murah dan cepat. Indonesia termasuk salah satu penghasil nikel besar di dunia, mencapai 13%, sehingga Indonesia bisa mengambil peranan dalam produksi nikel dunia. Metode yang dikembangkan saat ini adalah reduksi bijih laterite dengan menggunakan batu bara sebagai reduktor. Dalam hal ini Indonesia memiliki keuntungan karena memiliki cadangan batu bara yang cukup besar. Kombinasi cadangan nikel dan batu bara yang besar, membuat pengembangan metode reduksi selektif memiliki potensi yang besar di Indonesia. Pada variasi kadar karbon ditemukan bahwa recovery nikel dan besi tertinggi pada kadar 13% batu bara karbonasi mencapai 80% dan 57%. Sementara pada variasi temperatur, pada nikel mencapai recovery tertinggi pada 1000oC, dan Fe mengalami penurunan setelah mencapai 72% recovery pada 800oC kemudian turun menjadi 42% pada 1100oC. Pada hasil XRD terdapat peak Ni pada grafik XRD B49 karena potensial reduktor yang tinggi. Untuk sampel L49 terdapat banyak peak FeNi dan juga forsterite. Pada hasil mapping ada aglomerasi dari Ni pada hasil mapping L49, sementara pada B49 Ni dan Fe merata. Pada variasi reduktor, didapati bahwa recovery dan grade Ni lebih tinggi pada penggunaan lignit

ABSTRACT
World nickel consumption increased along with the increasing demand for stainless steel. That is encouraging many scientist to discover the reduction method that cheap and fast. Indonesia is one of the major nickel producer in the world, reaching 13%, so that Indonesia can take part in world nickel production. The method developed is the reduction of laterite ore using coal as a reductant. In this case, Indonesia has the advantage of having coal reserves that quite large. The combination of large nickel and coal reserves, making the development of selective reduction method has a great potential in Indonesia. On the carbon content variation was found that the the highest recovery of nickel and iron with content of 13%wt of coal carbonation reached 80% and 57%. While the temperature variation, the highest recovery of nickel reached at 1000oC, and Fe decreased after reaching 72% recovery at 800oC and then decreased to 42% at 1100oC. In the XRD results, Ni peak contained in the B49 XRD graph because of the high potential reductant. For L49, FeNi and many high Forsterite peak. In the mapping results, there is agglomeration of Ni on the results of mapping L49, while on B49, Ni and Fe spread evenly. In a variation reductant, it was found that recovery and grade Ni is higher on the use of lignite."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Diantika
"Pengembangan logam sebagai biomaterial implan tulang telah dimulai sejak lama dan terus berlanjut akibat sifatnya yang lebih unggul dibanding material lain. Logam yang saat ini menjadi perhatian untuk diaplikasikan sebagai implan adalah Mg-Gd karena memiliki sifat mekanik yang hampir sama dengan tulang manusia dan kemampuan luruh yang tinggi. Perlakuan panas mempengaruhi kemampuan bentuk magnesium dan sifat mekanik yang dihasilkan. Penggunaan metode canai hangat yang berbeda bertujuan untuk melihat efektivitas tiap metode terhadap sifat mekanik yang dihasilkan. Proses canai hangat dilakukan pada temperatur 0.3-0.4 Tm dengan cara pemanasan awal selama 5 jam pada suhu 560°C dengan persen reduksi ketebalan 30%. Proses canai hangat menghasilkan proses rekristalisasi dinamis yang mengecilkan ukuran butir dan penghilangan twin. Metode canai menyilang lebih efektif dibandingkan canai searah karena terbentuknya presipitat Mg5Gd sehingga meningkatkan sifat mekanik material seperti kekuatan tarik hingga 152.2 MPa dan kekerasan 66 HV. Metode canai menyilang juga mengalami pengerasan regangan yang lebih tinggi dibandingkan canai searah hingga 0.503 hal ini disebabkan reduksi aktual dan pengecilan ukuran butir yang lebih homogen sehingga interaksi antar dislokasi meningkat akibat densitas yang semakin rapat.

Metals development as biomaterial bone implant has begun since long time ago and still continued because its excellent properties compared to other materials. Metals that attract great attention as new biomaterial bone implant is Mg-Gd because its similarities with human bones and good degradation. Thermomechanical treatment effects magnesium ability to deform and mechanical properties that produced. Different methods that used in this experiment was proposed to see the effectiveness of each method to mechanical properties. Warm rolling was done at 0.3-0.4 Tm with preheating at 560°C for 5 hours and 30% of thickness reduction. Warm rolling produced dynamic recrystallization that refine grains and eliminate twin. Cross rolling method proofs to be more effective compared to single pass rolling because of Mg5Gd precipitate that produced increase Mg-Gd mechanical properties such as tensile strength up to 152.2 MPa and microhardness up to 66 VH. Cross rolling method also exhibit higher strain hardening compared to single pass roll up to 0.503 because of more homogenous grain size and higher actual reduction caused denser dislocation which is contributes to more intense interaction between dislocations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>