Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathalia Utamaning Nugrahani
"Terdapat beberapa perusahaan terkemuka di bidang barang konsumen fast moving, salah satu di antaranya adalah Coca-Cola System, yang telah berhasil mengembangkan daerah operasinya melewati batas-batas geografis, mempertahankan keberadaannya di pasar selama lebih dari satu abad dan sepertinya memiliki kemampuan untuk selalu meningkatkan volume penjualan dan keuntungan di tengah-tengah situasi konsumen dan pesaing yang selalu berubah dengan dinamis. Dari semua sumber daya yang memungkinkan, kumpulan pengetahuan daru Coca-Cola System memiliki kemampuan yang terbesar untuk menjadi sumber dari pembedaan yang berkelanjutan dan selanjutnya menjadi sumber competitive advantage. Oleh karena itu mengelola pengetahuan adalah salah satu senjata strategis yang dapat menciptakan competitive advantage, oleh karena itu menjadi amat penting untku semua organisasi untuk dapat mengelola pengetahuan yang dimiliki anggotanya dengan efektif.

Manajemen pengetahuan adalah sebuah proses dan tahapan terakhir dari manajemen pengetahuan adalah transfer pengetahuan. Karena transfer pengetahuan adalah manfaat langsung dari kapital sosial, dan kapital sosial adalah mekanisme tambahan untuk meningkatkan transfer pengetahuan baik di antara organisasi-organisasi maupun di dalam organisasi itu sendiri, oleh karena itu kapital sosial menjadi faktor pendahulu dari transfer pengetahuan di antara anggota organisasi. Kapital sosial memiliki tiga dimensi yang saling berkaitan yaitu dimensi structural, kognitif, dan relasional. Tesis ini membahas mengenai dimensi relasional, yang meningkatkan kolaborasi dan membantu mengatasi perlawanan terhadap perubahan dalam organisasi.


There are several prominent fast moving consumer goods companies, one of them is Coca-Cola System, which have been successfully expanding their operations over geographic boundaries, sustaining a market presence for more than a century time span and seemingly holding limitless sales volume and profit growth steadiness in the face of consumers and competitors’ dynamics. Of all possible resources, Coca-Cola System’s knowledge base has the greatest ability to serve as a source of sustainable differentiation and, hence, competitive advantage. Therefore managing knowledge is one of the most strategic weapons that can provide proprietary competitive advantage, it is very essential for any organization to manage knowledge effectively.

Knowledge management is a process and the final stage of knowledge management is knowledge transfer. Since knowledge transfer is a direct benefit of social capital, and social capital is an additional mechanism for enhancing knowledge transfer both within and between organizations, hence becomes the antecedents of knowledge transfer conduct between the employees of the organization. There are three interrelated dimensions of social capital; structural, cognitive, and relational dimensions. This thesis delves further into the relational dimension, which encourages collaboration and can help overcome resistance to organizational change."

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiani Shabrina
"Ruang personal dan teritorialitas merupakan perilaku spasial yang terbentuk saat seseorang berdampingan dengan orang lain di dalam ruang. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai ruang personal dan teritori yang terbentuk pada kamar tidur dengan kondisi berbagi, yakni kondisi dimana kamar tersebut dihuni oleh lebih dari satu orang di dalamnya. Penghuni kamar yang merupakan saudara kandung menampilkan bagaimana fleksibilitas manusia dalam memenuhi dua kebutuhan tersebut. Dalam skripsi ini juga ditampilkan bagaimana sistem berbagi pada masing-masing kakak beradik mempengaruhi kenyamanan masing-masing individu di dalam ruang terkait pemenuhan kebutuhan akan ruang personal dan teritori.

Personal space and territoriality is the spatial behavior that is formed when a certain person alongside with others in a room. This study will discuss the personal space and territory which formed in a bedroom with a shared condition, the condition where the rooms inhabited by more than one person. The occupants who is a sibling show how flexible human in their fulfillment of these needs. In this study also shown how the sharing system of sibling affect the comfort of each individual in space-related fulfillment of the need for personal space and territory."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iklina
"Pelabuhan Perikanan Muara Angke merupakan salah satu aset vital dalam menunjang usaha industrialisasi perikanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi kota DKI Jakarta. Peningkatan aktivitas yang berlangsung pada kawasan PP Muara Angke mengakibatkan kinerja pelabuhan menjadi tidak optimal dan kondisi saat ini yang tidak sesuai dengan rencana detail tata ruang dapat mempengaruhi rencana pengembangan kawasan di masa mendatang.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja PP Muara Angke saat ini dan keterkaitan pelabuhan terhadap hinterland dan foreland, merumuskan strategi pengembangan, dan pengukuran kinerja bagi masing-masing rumusan strategi tersebut.

Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian survei, dengan teknik analisis statistik deskriptif dengan data yang diperoleh dari hasil kuesioner kepada 70 responden, wawancara, dan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Analisis situasi lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi faktor eksternal dan internal, melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats), yaitu dengan analisis PESTEL (Political, Economic, Sociocultural, Technological, Ecological, dan Legal), keterkaitan pelabuhan dengan foreland dan hinterland, penilaian kinerja dengan Balanced Scorecard, dan tingkat pemanfaatan fasilitas. Dari hasil analisis matriks TOWS didapatkan rumusan strategi yang diantaranya adalah melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pemanfaatan aset, sinkronisasi antara rencana tata ruang daratan dan tata ruang pesisir, menciptakan pengaturan zonasi yang mendukung tata niaga perikanan, dan pembenahan kawasan kumuh. Rumusan strategi tersebut diterjemahkan ke dalam ukuran kinerja Balanced Scorecard sebagai alat untuk mengukur pencapaian strategi.

Kesimpulannya adalah dengan mengimplementasikan rumusan strategi dan ukuran kinerjanya diharapkan memberikan manfaat sosial dan ekonomi dan juga meningkatkan kinerja dan pengelolaan kawasan Pelabuhan Perikanan Muara Angke demi  mewujudkan pelayanan publik terbaik.


The fishing port of Muara Angke is a vital asset in supporting fishery industrialization and economic growth in DKI Jakarta. Increased activity in the Muara Angke fishing port causes its performance being not optimal, and also current conditions that are not in accordance with the spatial plan will affect the port area development plan in the future.

Therefore, this study aims to assess the performance of Muara Angke fishing port and the linkages between the hinterland and foreland, formulates development strategy and determines the performance measures.

This quantitative research uses survey method with descriptive statistical analysis technique with data based on questionnaires to 70 respondents, interviews, and observations. Environmental situation analysis was conducted to identify external and internal factors, through SWOT analysis with PESTEL analysis (Political, Economic, Sociocultural, Technological, Ecological and Legal), and foreland-hinterland linkages, performance assessment with the Balanced Scorecard, and the rate of utilization of the facilities. By TOWS Matrix, the strategies have been formulated such as cooperating with private sectors, synchronizing between mainland and coastal spatial plan, creating a zone arrangement to support marketing of fishery, and making improvement for slum areas. All of the strategies are translated into Balanced Scorecard performance measures as tools to assess strategy achievement.

In conclusion, the implementation of strategies and performance measures are expected to provide social and economic benefits and also improve the performance and management of Muara Angke fishing port to provide the best public services."

Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olla Varalintya Yochanan
"Generasi milenial Indonesia (usia antara 21 hingga 35 tahun) memiliki karakter yang berbeda dengan generasi lainnya. Oleh karena itu, pengembang memandang perlu adanya sebuah konsep penawaran produk hunian terbaru dan dapat menjawab segala kebutuhan mereka, yang sebelumnya belum mampu terpenuhi. Hal ini dipandang sebagai sebuah kesempatan menguntungkan bagi para pengembang untuk menciptakan sebuah tipe properti baru yang sesuai dengan karakter milenial. Konsep hunian co-living merupakan penawaran tepat yang bertujuan untuk memenuhi keinginan milenial. Akan tetapi, isu ketidakseimbangan antara harga unit co-living dengan daya beli milenial Indonesia menjadi sebuah permasalahan. Sehingga pengembang perlu menciptakan beberapa strategi untuk mewujudkan co-living yang menguntungkan dan dapat memfasilitasi kebutuhan milenial Indonesia.
Tantangan bagi para developer adalah bagaimana cara menciptakan dan menjual sebuah proyek co-living yang layak dan berkualitas kepada mereka yang membutuhkan fasilitas hunian yang lebih baik lagi, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi finansial yang tidak stabil. Hasil riset menunjukan bahwa disamping price (harga) sebagai purchasing determinant factor, milenial Indonesia juga mementingkan experience (pengalaman) dan utility (ketersediaan fasilitas yang fungsional). Mereka juga lebih tertarik dengan tipe hunian exciting yang sesuai dengan lifestyle milenial. Oleh karena itu, pengembang dapat mengurangi resiko kerugian atau kegagalan dalam mengembagkan proyek co-living dengan strategi branding kuat sebagai transformative co-living space, tidak memfokuskan pemasukan hanya dari penjualan unit saja, namun juga melalui penjualan co-working space, virtual office, dan area komersil. Sedangkan strategi terakhir adalah dengan pengembangan diberbagai area (urban, suburban, rural).

Today’s Indonesian millennials (age between 21 to 35 years) possess distinct characteristics which differ them from the other generations. Thus, the current offered housing in the market that fulfils the older generation does not fully satisfy the millennials. This was rather seen as a profitable opportunity by the developers to create a new type of living arrangement that is made to suit the millennials. Thus, living arrangements such as co-living begin to expand and target to fulfil millennials’ desires. However, with the imbalance between co-living space prices and millennials’ purchasing power, developers need to create strategies to create a profitable and facilitating co-living development for Indonesian millennials.
The challenge lies in how to create and sell a feasible and high quality co-living project to those who have extra needs but are rather financially unstable. The preliminary results show that Indonesian millennials put an importance on experience and utility (availability of the functional facilities) beside price as a purchasing determinant factor. They are also interested in a more exciting type of dwelling that is up to their lifestyle’s pace. Thus, developers can lessen the risks of their co-living project’s financial loss through strong branding as a transformative co-living space, de-emphasizing focus on unit sales through additional income sources from co-working space, virtual office, and commercial space, and developing in various areas (urban, suburban, rural).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library