Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rose Ariefianti
"ABSTRAK
Tapak liman (Elephantopus scaber Linn.) merupakan terna menahun yang sangat mudah tumbuh dan telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai obat tradisional yang memiliki banyak kegunaan. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan adalah herba, daun dan akar dalam bentuk sediaan rebusan tumbuhan tersebut.
Pada penelitian ini, ingin diketahui pengaruh sari air akar tapak liman terhadap fungsi ginjal melalui pengukuran kadar urea dan kreatinin dalam plasma tikus sebagai bagian dari uji toksisitas sub kronis.
Penelitian dilakukan menggunakan 32 ekor tik:Us jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi secara acak ke dalam empat kelompok. Kelompok I,II,III masing-masing diberi do sis sari air akar tapak liman 50 mg, 100 mg, dan 200 mg per 200 g berat badan tikus, sedangkan kelompok IV adalah kelompok kontrol. Sari air diberikan sekali sehari secara oral selama 90 hari erus menerus, kemudian plasma tikus diambil untuk diperiksa kadar urea dan kreatinrnnya secara spektrofotometri.
Dari percobaan didapatkan kadar urea rata-rata (mg/100ml)adalah: kelompok I: 7,43 ± 1,77; kelompok IT: 6,61 ± 2,42; kelompok ITI: 6,42 ± 1,49; kelompok IV: 8,86 ± 2,20; dan kadar kreatinin rata-rata (mg/100 ml) sebagai berikut: kelompok 1: 0,45 ± 0, 12; kelompok II: 0,41 ± 0,06; kelompok III: 0,45 ± 0,06; kelompok IV: 0,46 ± 0, 11. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari kadar urea dan kreatinin pada empat kelompok tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa sari air akar tapak liman tidak mempengaruhi kadar urea dan kreatinin dalam plasma tikus yang berarti aman untuk fungsi ginjal.

"
1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Machdanella
"Tanaman Symphytum off icinale L yang lebih dikenal dengan nama Comfrey banyak dipublikasikan sebagal tanaman
yang berkhasiat untuk bermacam-macam penyakit 0 Mengingat
publikasi yang sudah meluas, maka penelitian mi bertujuan
untuk mengetahui tanda-tanda pengenal secara anatomi dan
senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalamnya0
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksàan anatomi
yang meliputi penampang melintang, penampang epidermis atas
dan epidermis bawah; pemeriksaanmikroskopis serbuk daun
yang telah dikeringkan; pemeriksaan terhadap adanya golongan
alkaloid, glikosid, flavonoid, sterol, antraki non, tanin,
allantoin dan saponin; pemeriksaan kromatografi lapisan tipis
dengan beberapa pelarut dan larutan penampak noda.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara anatomi
tanaman mi mempunyai sel epidermis yang bergelombang,
rambut penutup yang bersel satu dan mulut daun tipe an-isositik,,
Daun Symphytum off icinale L. mengandung senyawa alkaloid,
gula, sterol dan allantoin.
Jika penelitian ml hendak dilanjutkan sebaiknya diutamakan
pemeriksaan terhadap akar dari Symphytum officinale L.

Symphytum officinale L.. plant is called Comfrey and
widely publicated as medicinal plant for various illness..
Think about widely publicated, this research is purpose
to know the anatomically identification and chemical constituents
in that plant..
This study covers the anatomic examination including
cross section, the upper and lower epidermis; microscopic
test on the powdered dried leaves; test on alkaloids, glycosides,
flavonoids, sterols, anthraquinon derivates,
tannin, allantoin and saponin.. Thin layer chromatography,
separation and identification using various solvents systems
and spray reagents..
The experiments resulted in the conclusion that anatomcally
there has wavy epidermis cells, one cell trichomes
and an-isosi-t.jc stomata Symphytum officinale L. leaves
contains alkaloids, sugars, sterols and allantoin..
It is suggested that for further studies particular
attention should be paid on Symphytum off icinale L. roots.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1981
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizahwati
"ABSTRAK
Untuk memperluas dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka penanganan obat tradisional serta pengembangannya harus didasarkan pada kepentingan masyarakat. Hal ini berarti penggunaan obat tradisional untuk pengobatan harus mempunyai dasar-dasar yang kuat sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan khasiatnya secara medik.
Tanaman tapak liman (Elephantopus Scaber Linn) telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu obat tradisional yang mempunyai banyak khasiat, diantaranya adalah penyakit kuning dan memperbaiki fungsi hati. Penyakit kuning merupakan penyakit yang prevalensinya cukup tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu ekstrak yang memberikan efek anti hepatotoksik paling kuat. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama mencari ekstrak yang mempunyai efek anti hepatotoksik paling kuat selanjutnya dari ekstrak tersebut dilakukan pencarian efek dosis efektif. Tiga puluh ekor tikus putih jantan galur Spragul Dawley dibagi secara acak dalam lima kelompok. Kelompok I adalah kelompok kontrol normal, kelompok II adalah kelompok kontrol perlakuan yang diberi karbon tetraklorida 0,40 mg/g BB dosis tunggal. Kelompok III adalah kelompok yang diberi ekstrak petroleum benzen 100 mg/200 g BB, kelompok IV adalah kelompok yang diberi ekstrak kloroform 100 mg/200 g BB dan kelompok V adalah kelompok yang diberi ekstrak etanol 40% mg/200g BB.
Efek anti hepatotoksik ditentukan dengan mengukur aktivitas GPT dan GOT plasma dan pemeriksaan histopatologi hati. Hasil penelitian tahap ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 40% memperlihatkan efek anti hepatotoksik yang paling baik analisis secara statistik menunjukkan tidak adanya perbedaaan bermakna dengan kelompok kontrol normal (p<0,05).
Pada penelitian tahap selanjutnya tikus dibagi dalam 5 kelompok secara acak. Kelompok I adalah kelompok kontrol normal, kelompok II adalah kelompok kontrol perlakuan, kelompok III adalah kelompok yang mendapat ekstrak etanol 40% dosis 25 mg/200 g BB, kelompok IV mendapat dosis 50 mg/200 g BB dan kelompok V adalah kelompok yang mendapat dosis 100 mg/200 g BB.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kelompok IV mempunyai efek anti hepatotoksik yang paling baik. Analisis secara statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan yang sangat bermakna antara kelompok V, dengan kelompok I. Secara histopatologi memperlihatkan perbaikan yang mendekati keadaan sel hati normal.
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 40% akar tapak liman dengan dosis 50 mg/200 g BB mempunyai efek anti hepatotoksik yang paling kuat. "
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Darma Adi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penyuntikan ekstrak daun Catharanthus roseus G. Don. terhadap aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung tikus. Ekstraksi menggunakan etanol 70%, dan sebagai pelarut ekstrak digunakan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%). Hewan yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih strain LMR Wistar derived. Dalam penelitian dibuat empat kelolmpok perlakuan yaitu: kelompok kontrol jaurni, kontrol pelarut, disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga putih, dan disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga merah. Ekstrak disuntikkan secara intravena. Dosis yang disuntikkan setara dengan 0,1067 g daun C. roseus kering/100 g berat hewan. Aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung dicatat dengan elektrokardiograf. Hasil yang diperoleh untuk kelompok kontrol murni dan kelompok kontrol pelarut, aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung tidak mengalami perubahan yang nyata sampai akhir pengukuran. Pada kelompok yang disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga putih maupun yang berbunga merah terjadi perpanjangan waktu depolarisasi dan repolarisasi ventrikel serta penurunan frekuensi denyut jantung yang nyata.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ireng Ambasari
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh penyuntikan ekstrak Apium graveolens Linn, beberapa kadar secara intravena terhadap elektrokardiogram tikus. Digunakan 25 ekor tikus putih jantan berusia 6 bulan yang dibius dengan uretan secara intraperitoneal. Hewan terbagi atas 5 kelompok perlakuan, yaitu kontrol tanpa perlakuan (I), penyuntikan secara intravena 1 ml pelarut akuabidestilata (II), ekstrak berkadar setara dengan 0,25, 0,50, atau 1,00 g serbuk (III, IV, V). Elektrokardiogram dicatat pada waktu sebelum dan setelah perlakuan pada menit ke-0, 10, 20, 40, 60, dan 120. Dibuat grafik rata-rata nilai perubahan frekuensi denyut jantung, besar tegangan P, R, T, dan interval P-R, QRS, Q-T dari kelima kelompok perlakuan pada setiap waktu pengamatan . Hasil uji Kruskal-Wallis ( oc = 0,05) terhadap ketujuh nilai perubahan tersebut pada setiap waktu pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan antar perlakuan, kecuali pada menit ke-60 nilai perubahan besar tegangan gelombang R, yang dengan uji Dunn (α = 0,20) diketahui terdapat perbedaan antara kelompok III-I dan III-V. Diduga perlakuan pada kelompok III meningkatkan kerja jantung, dan pada kadar yang besar, kerja jantung makin berat, sehingga terjadi hipertrofi ventrikel.
ABSTRACT"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Budhiwanto
"Costus merupakan salah satu tumbuhan dari keluarga
Zingiberaceae yang digunakan sebagai sumber diosgenin. Telah dilakukan studi perbandingan beberapa species Costus yang diambil dari Kebun Percobaan Balitro Cimanggu. Pengamatan dilakukan terhadap morfologi tumbuhan, makroskopik dan mikroskopik rimpang serta kromatografi lapisan tipis dari ekstrak kloroformnya.
Hasil pengamatan menunjUkkan bahwa 1. Secara morfologi dapat dibedakan antara satu species Costus dengan species lainnya. 2. Secara makroskopik tidak dapat dibedakan antara rimpang satu species Costus dengan species lainnya.
3. Secara mikroskopik antara rimpang satu species Costus dengan species lainnya dapat dibedakan karena butir-butir patinya mempunyai bentuk yang berbeda-beda. 4. Secara kromatografi lapisan tipis, ekstrak kloroform dari rimpangnya menghasilkan 7 noda untuk C. speciosus (Koen.) Smith., .Q. afer Ker-Gawl., .Q. rumphianus Val., C. villocissimus Jacq. dan .Q. mega1obractea K. Schum.; 6 noda untuk C. spiralis (J.acq.) Rose. serta 5 noda untuk .Q. niveus Meyer ·dan .Q. malortieanus Wendl. dengan pereaksi Liebermann Burchard dan Carr Price."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Shinta Emylia
"Tanaman saga maths (Abrus precatorius L Familia Leguminosae) merupakan tanaman yang banyak ditanam di Indonesia. Daun dari tanaman saga mains mi sudah lama dipakai sebagai obat batuk dan sanawan baik dengan pengolahan tradisional maupun secara industri. Untuk mendapatkan simplisia dengan mutu yang seragarn, telah dilakukan penelitian terhadap kestabilan simplisia daun saga marns selama 3 bulan penyimpanan. Percobaan dilakukan dengan memeriksa kadar senyawa-senyawa golongan fenol dan stabilitas senyawa golongan triterpn yang terdapat dalam simplisia tersebut selama tiga bulan penyimpanan. Pemeriksaan kadar senyawa -senyawa golongan fenol dilakukan secara bromometri dan pemeriksaan triterpenoid secara kromatografi lapis tipis. Kadar fenol dinyatakan dalam mgrek natriuni tiosulfat untuk tiap grain serbuk daun saga manis yang digunakan pada percobaan bromometri. Untuk triterpenoid, percobaan dilakukan terhadap ekstrak butanol serbuk daun saga manis dengan menggunakan eluen kloroform-metanol-air (60:20:10) dengan pereaksi vanillin-asam sulfat pada pengamatan dengan sinar biasa dan UV 366 fin.
Berdasarkan hasil analisa statistik variansi satu arah yang dilakukan terhadap mgrek natrium tiosulfat yang digunakan, kadar senyawa-senyawa fenol dalam simplisia daun saga manis selama masa penyimpanan 3 bulan tidak stabil. Hasil kromatografi lapis tipis triterpenoid menunjukkan bahwa pola kromatogram senyawa golongan triterpen dalam simplisia dawn saga manis yang digunakan relatif stabil.

Saga mams (Abrus precatorius L. - Fam. Leguminosae) is a plant which have spread throughout Indonesia. Leaves from this plant have been used as cough and anti aphtae medicine whether with traditional processing or industrial processing by pharmacy industry. In order to gain crude drugs with equal quality, a research has been done on stability of saga manis leaves crude drug for three months storage. Research has been done through quantity test of phenolic compound and stability test of triterpenoid in that crude drug. The quantity test of phenolic compound was done by bromometry and stability test of triterpenoid by thin layer chromatografic for three months storage. Quantity of phenolic compound was stated in mgrek natrium tiosulfat for each gram crude drug which was used in bromometry. For triterpenoid, chromatographic was done by using butanol extract, chlorofonn-metanol-air (60:20:10) solvent system, vanillin-sulphuric acid spray reagent and detection by visible and UV 366 nm light. Based on statistical result with one way variance against mgrek natriuin thiosulfat, quantity of phenolic compounds in saga manis during 3 months storage shows a statistically significant reduction. Thin layer chromatographic pattern of the triterpenoid in saga maths leaves is relatively stabil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library