Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nopja Atni Radjlin
"Pencemaran logam berat pada air sungai memberikan dampak kontaminasi pada tanah pertanian yang menggunakan sistem irigasi. Dalam menentukan logam berat dalam tanah, dapat dilakukan dengan pemisahan logam berat dari tanah dengan metode ekstraksi bertingkat, dimana untuk logam Zn dan Ni paling besar konsentrasinya pada fraksi yang terikat dengan Fe/Mn (fraksi 3). Pada penelitian ini, digunakan perangkat DGT untuk pengukuran spesi Logam berat Ni dan Zn dengan resin chelex-100 sebagai gel pengikat dan modifikasi kitosan dan poli(asam)akrilat sebagai pembanding. Didapatkan bahwa kitosan-PAA memiliki kemampuan yang hampir sama Chelex-100 dalam pengikatan logam Zn dan Ni. Semakin besar kosentrasi logam yang di spike, semakin besar pula logam tersebut terjerap di tanaman dan DGT. Korelasi antara bioavailabilitas logam berat di tanaman dan DGT dilihat dari nilai R, dimana korelasi logam Zn lebih besar dari pada Ni, baik untuk binding gel Chelex-100 maupun Kitosan-PAA. R logam Zn 0.86 dan 0.87 dan Ni sebesar 0.65 dan 0.64 berturut-turut untuk Chelex-100 dan Kitosan-PAA.
Heavy metal pollution in river water has a contaminating impact on agricultural land that uses irrigation systems. In determining heavy metals in the soil, it can be done by separating heavy metals from the soil with a sequential extraction method, where Zn and Ni metals have the greatest concentration in the fraction bound to Fe / Mn (fraction 3). In this study, DGT was used for the measurement of heavy metal species Ni and Zn with chelex-100 resin as a binding gel and modified chitosan and poly (acid) acrylic as a comparison. It was found that chitosan-PAA has almost the same ability as Chelex-100 in binding Zn and Ni metals. The greater the metal concentration in the spike, the greater the metal is absorbed in plants and DGT. The correlation between the bioavailability of heavy metals in plants and DGT was seen from the R value, where the correlation of Zn metal was greater than that of Ni, both for Chelex-100 and Chitosan-PAA binding gel. R metal Zn 0.86 and 0.87 and Ni of 0.65 and 0.64 for Chelex-100 and Chitosan-PAA, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Siti Karimah
"Akumulasi logam berat pada tanah pertanian terus menjadi isu yang mengkhawatirkan. Salah satu sumber kontaminasi logam berat yang paling umum dapat berasal dari sumber irigasi pertanian yang tercemar, di antaranya logam Pb dan Cr. Kontaminasi logam berat dari sumber irigasi dikhawatirkan dapat terakumulasi di tanah dan tanaman. Kini, pengujian bioavailibiltas logam dalam tanah hingga ke tanaman pangan terus mengalami perkembangan, terlebih lagi pada pengamatan terhadap spesiasi senyawanya menggunakan metode ekstraksi bertahap. Teknik pengukuran sampling logam dilakukan secara in situ dengan metode diffusive gradients in thin films (DGT). Pada penelitian ini dilakukan pengukuran DGT dengan modifikasi pengunaan methylenebisacrylamide (MBA) sebagai crosslinker. Aplikasi DGT dilakukan untuk untuk mengetahui serapan Pb dan Cr pada tanaman Amaranthus hybridus. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh distribusi terbanyak Pb dan Cr pada tanah ada pada fraksi 3 (terikat dengan Fe-Mn) dan fraksi 4 (terikat dengan material organik) dengan kisaran 18,5-25,07% dan 62,95-73,65%. Senyawa MBA dapat digunakan sebagai crosslinker pada membran DGT dengan nilai koefisien difusi Cr 2,7 ×10−6 cm2/s dan Pb 2,15 ×10−6 cm2/s . Akumulasi Pb dan Cr pada A.hybridus terjadi pada bagian akar, batang, dan daun. Akumulasinya juga meningkat seiring dengan penambahan spike di tanah dengan dominansi di akar 0,77-3,01 mg/kg Cr dan 22,73-69,69 mg/kg Pb. Korelasi pengukuran CDGT dengan spike logam pada tanah serta akumulasinya di A.hybridus menunjukkan bahwa DGT dapat menjadi media prediksi serapan Pb dan Cr pada tanaman ini.
Accumulation of heavy metals in agricultural soils continues to be a worrying issue. One of the most common sources of heavy metal contamination can come from contaminated agricultural irrigation sources, including Pb and Cr metals. It is feared that heavy metal contamination from irrigation sources can accumulate in soil and plants. Now, testing the bioavailability of metals in the soil to food plants continues to develop, especially in observing the speciation of their compounds using the stepwise extraction method. The metal sampling measurement technique was carried out in situ using the diffusive gradients in thin films (DGT) method. In this study, the measurement of DGT was carried out with the modified use of methylenebisacrylamide (MBA) as a crosslinker. The DGT application was carried out to determine the uptake of Pb and Cr in Amaranthus hybridus plants. Based on the results of the study, the highest distribution of Pb and Cr in the soil was in fraction 3 (bound to Fe-Mn) and fraction 4 (bound to organic matter) with a range of 18.5-25.07% and 62.95-73.65 %. The MBA compound can be used as a crosslinker on DGT membranes with a diffusion coefficient of Cr 2.7 ×10−6 cm2/s and Pb 2.15 ×10−6 cm2/s . Pb and Cr accumulation in A. hybridus occurred in the roots, stems, and leaves. Its accumulation also increased with the addition of spikes in the soil with dominance in the roots of 0.77-3.01 mg/kg Cr and 22.73-69.69 mg/kg Pb. The correlation of CDGT measurements with metal spikes in the soil and its accumulation in A. hybridus showed that DGT could be a predictor of Pb and Cr uptake in this plant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library