Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yosia El Gibort
"ABSTRAK
Akumulasi radikal bebas dalam tubuh manusia memiliki peran besar dalam prevalensi dan perkembangan penyakit degeneratif. Siklovalon adalah analog kurkumin monokarbonil yang memiliki aktivitas antioksidan yang termasuk sedang. Substitusi basa Mannich pada cincin benzena dari siklovalon diketahui dapat meningkatkan aktivitas antioksidan senyawa ini. Pada penelitian ini dilakukan sintesis dan uji aktivitas antioksidan siklovalon yang tersubstitusi basa Mannich pirolidin. Pengerjaan dilakukan melalui 2 tahap, yaitu sintesis siklovalon, dengan mereaksikan vanilin dan sikloheksanon. Kemudian siklovalon direaksikan dengan pirolidin dan paraformaldehid, dan diperoleh siklovalon tersubstitusi basa Mannich pirolidin. Hasil sintesis kemudian dikonfirmasi identitasnya dengan data IR, HRMS, 13C-NMR, dan 1H-NMR. Berdasarkan data tersebut,siklovalon tersubstitusi basa Mannich pirolidin telah berhasil disintesis. Senyawa ini kemudian diuji aktivitas antioksidannya dengan metode uji DPPH Radical Scavenger. Senyawa siklovalon tersubstitusi basa Mannich pirolidin memiliki nilai IC50 2,297 ?M, 30 kali lebih tinggi dibandingkan senyawa pemulanya, siklovalon.

ABSTRACT
Accumulation of free radicals in human body plays a big role in the prevalence and progression of degenerative disease. Cyclovalone is mono carbonyl curcumine analog with a medium antioxidant activity. Mannich base substitution to the benzene ring of cyclovalone can increase its antioxidant activity of this compound. In this experiment, synthesis and antioxidant activity test of cyclovalone substituted with pyrollidine Mannich base have been done. The experiment has been done through two stages, synthesizing cyclovalone by reacting vanillin and cyclohexanone. Then, cyclovalone was reacted with pyrollidine and paraformaldehyde in order to synthesize cyclovalone substituted Mannich base pyrollidine. The identity of product was confirmed by IR spectra, data of HRMS, 13C NMR, and 1H NMR. According to the data, cyclovalone substitutedMannich base pyrollidine has been synthesized. The product also went through DPPH Radical Scavenger Test to know its antioxidant activity. Cyclovalone substituted Mannich base pyrollidine IC50 is 2.297 M, 30 times higher than its pioneer, cyclovalone"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasyithoh Fatimiyah
"Nanopartikel emas semakin diminati oleh para peneliti karena sifat elektronik, optik, dan kimia yang unik dari partikel emas berskala nano. Namun, dalam pembuatan AuNP, bahan kimia yang dapat merusak lingkungan digunakan, sehingga dalam beberapa tahun terakhir pendekatan sintesis hijau telah dikembangkan. Dalam penelitian ini, AuNP dibuat dengan menggunakan ekstrak kacip fatimah yang memiliki karakterisasi dan stabilitas yang baik. Sintesis AuNP menggunakan larutan HAuCl4 30% dan ekstrak kernip fatimah dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%, diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 300 rpm, dan ditambahkan larutan natrium sitrat sebagai capping agent. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan alat pengukur pH, spektrofotometer UV-VIS, Particle Size Analyzer (PSA), dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Uji stabilitas dilakukan. AuNP disimpan pada suhu kamar selama 56 hari. Hasil sintesis AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5% terbentuk pada 535,50 nm dengan daya serap 0,720 A, pH 3,83, ukuran partikel 59,93 ± 1,35 nm, nilai polidispersitas 0,463 ± 0,06, a Potensi zeta -31,0 ± 7,44 mV, dan ditemukan morfologi berbentuk bola, pentagonal, dan tidak beraturan. Pada uji stabilitas AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5%, 10%, dan 15% selama 56 hari yang diamati menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan PSA, ditemukan bahwa AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5% memiliki stabilitas yang lebih baik daripada AuNP dengan konsentrasi ekstrak 10% dan 15%. . Sintesis AuNP menggunakan ekstrak kacip fatimah memiliki karakterisasi dan stabilitas yang baik pada konsentrasi ekstrak 5%, diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 300 rpm dan ditambahkan natrium sitrat sebagai capping agent.

Gold nanoparticles are increasingly in demand by researchers due to the unique electronic, optical and chemical properties of nanoscale gold particles. However, in the manufacture of AuNP, chemicals that can damage the environment are used, so in recent years a green synthesis approach has been developed. In this study, AuNP was prepared using an extract of the fatimah kacip which has good characterization and stability. Synthesis of AuNP using 30% HAuCl4 solution and kernip fatimah extract with a concentration of 5%, 10%, and 15%, stirred for 5 minutes at a speed of 300 rpm, and sodium citrate solution was added as a capping agent. Characterization was performed using a pH measuring device, UV-VIS spectrophotometer, Particle Size Analyzer (PSA), and Transmission Electron Microscopy (TEM). Stability test was carried out. AuNP was stored at room temperature for 56 days. The results of the synthesis of AuNP with a concentration of 5% extract were formed at 535.50 nm with an absorption capacity of 0.720 A, pH 3.83, a particle size of 59.93 ± 1.35 nm, a polydispersity value of 0.463 ± 0.06, a zeta potential of -31, 0 ± 7.44 mV, and the morphology is spherical, pentagonal, and irregular. In the AuNP stability test with an extract concentration of 5%, 10%, and 15% for 56 days, which was observed using a UV-VIS and PSA spectrophotometer, it was found that AuNP with an extract concentration of 5% had better stability than AuNP with an extract concentration of 10% and 15%. . Synthesis of AuNP using kacip fatimah extract has good characterization and stability at a 5% extract concentration, stirred for 5 minutes at a speed of 300 rpm and sodium citrate is added as a capping agent."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Zahra
"Penggunaan antioksidan diperlukan untuk mencegah penurunan kualitas minyak. Substitusi basa Mannich, seperti pirolidin, dapat meningkatkan aktivitas antioksidan suatu senyawa. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas senyawa Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat dengan Ter-Butil Hidroksi Quinon (TBHQ) pada stabilitas oksidatif minyak kelapa. Aktivitas antioksidan Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat dan TBHQ dibandingkan dengan metode DPPH. Efektivitas Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat pada konsentrasi 200, 275, dan 350 ppm diuji terhadap stabilitas oksidatif minyak kelapa. TBHQ dengan konsentrasi 200 ppm digunakan sebagai pembanding. Stabilitas oksidatif termal dilakukan dengan pemanasan 180 °C selama 1, 3, dan 6 jam sedangkan stabilitas oksidatif penyimpanan dilakukan dengan pemanasan 60 °C selama 5 minggu. Parameter yang diuji adalah kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan p-anisidin, dan bilangan asam tiobarbiturat. Aktivitas antioksidan Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat 1,75 kali lebih rendah dari TBHQ. Pada analisis asam lemak bebas stabilitas oksidatif termal, Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat 350 ppm dan TBHQ tidak mengalami perubahan kadar namun pada parameter lainnya, senyawa Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat tidak memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan TBHQ. Pada parameter analisis oksidatif penyimpanan selama 5 minggu diperoleh hasil senyawa Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat tidak menjaga stabilitas oksidatif lebih baik dibandingkan dengan TBHQ. Sehingga, efektivitas senyawa Asam 4-Hidroksi-3-metoksi-5[(pirolidin-1-il)metil]benzoat dalam stabilitas oksidatif minyak kelapa tidak seefektif TBHQ pada parameter uji yang dilakukan.

Antioxidant is needed to prevent a decrease in oil quality. Substitution of Mannich base, such as pyrrolidine, could enhance antioxidant activity of compounds. This study aims to compare effectivity of 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid with t-Butyl Hydroxy Quinone (TBHQ) on coconut oil oxidative stability. Antioxidant activity of 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid and TBHQ was compared with DPPH method. Effectivity of 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid in concentration of 200, 275, and 350 ppm were tested in oxidative stability of coconut oil. TBHQ with concentration 200 ppm was used as compared sample. Thermal oxidative stability was tested at 180 °C for 1, 3, and 6 hours while storage oxidative stability was tested at 60 °C for 5 weeks. Parameters tested were free fatty acid, peroxide value, p-anisidine value, and thiobarbituric acid value. 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid has antioxidant activity 1.75 times lower than TBHQ. On analysis of free fatty acid in thermal stability, 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid 350 ppm and TBHQ did not get any changes, but on other parameters, 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid was not as good as TBHQ. In storage oxidative stability for 5 weeks, TBHQ was also better in keeping oil stability. In conclusion, effectivity of 4-Hydroxy-3-methoxy-5[(pyrrolidin-1-yl)methyl]benzoic Acid in coconut oil oxidative stability is not as effective as TBHQ."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatul Lutfika
"Ketengikan adalah masalah yang sering ditemukan pada minyak. Antioksidan digunakan untuk mencegah tengik pada minyak akibat oksidasi. Dalam studi ini, studi perbandingan efek 2-metoksi-4,6-di [(morfolin-4-yl) metil] fenol dengan ter-butil hidroksi kuinon (TBHQ) pada stabilitas oksidatif minyak kelapa dilakukan . Uji stabilitas oksidatif termal dilakukan pada suhu 180oC selama 1, 3, dan 6 jam, sedangkan uji stabilitas oksidatif penyimpanan dilakukan pada suhu 60oC selama 5 minggu. Konsentrasi fenol 2-metoksi-4,6-di [(morfolin-4-yl)] yang digunakan adalah 200, 350 dan 500 ppm sedangkan TBHQ adalah 200 ppm. Konsentrasi ini dipilih berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh dari aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil tes DPPH menunjukkan aktivitas antioksidan fenol 2-metoksi-4,6-di [(morpholine-4-yl)] 2,5 kali lebih rendah dari TBHQ. Tingkat asam lemak bebas, nilai peroksida, nilai asam tiobarbiturat, dan nilai p-anisidin digunakan sebagai parameter untuk menilai tingkat stabilitas oksidatif minyak kelapa. Hasil nilai asam tiobarbiturat berfluktuasi dan tidak dapat dipercaya untuk menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil tingkat asam lemak bebas, nilai peroksida, dan nilai p-Anisidin, 2-metoksi-4,6-di [(morpholine-4-yl) metil] fenol tidak menunjukkan efek yang lebih baik dalam menjaga stabilitas oksidatif dari minyak kelapa dibandingkan dengan senyawa TBHQ.

Rancidity is a problem that is often found in oil. Antioxidants are used to prevent rancidity in oil due to oxidation. In this study, a comparative study of the effect of 2-methoxy-4,6-di [(morpholine-4-yl) methyl] phenol with ter-butyl hydroxy quinone (TBHQ) on the oxidative stability of coconut oil was carried out. The thermal oxidative stability test was carried out at 180oC for 1, 3, and 6 hours, while the oxidative stability test was carried out at 60oC for 5 weeks. The concentration of phenol 2-methoxy-4,6-di [(morpholine-4-yl)] used was 200, 350 and 500 ppm while TBHQ was 200 ppm. This concentration was chosen based on IC50 values ​​obtained from antioxidant activity using the DPPH method. DPPH test results showed the antioxidant activity of phenol 2-methoxy-4,6-di [(morpholine-4-yl)] 2.5 times lower than TBHQ. Free fatty acid level, peroxide value, thiobarbituric acid value, and p-anisidin value were used as parameters to assess the level of oxidative stability of coconut oil. The results of thiobarbituric acid values ​​fluctuate and cannot be trusted to draw conclusions. Based on the results of free fatty acid levels, peroxide value, and the value of p-Anisidin, 2-methoxy-4,6-di [(morpholine-4-yl) methyl] phenol showed no better effect in maintaining the oxidative stability of coconut oil than with TBHQ compounds.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Afifah Alfianti
"Candesartan cilexetil adalah obat antihipertensi antagonis reseptor angiotensin II dan memiliki kelarutan yang rendah. Di saluran usus mengalami absorpsi tidak sempurna. Dalam proses penyerapan ini, candesartan cilexetil diubah menjadi bentuk aktifnya yaitu candesartan yang lebih mudah diserap saluran usus, sehingga dapat diketahui kadar candesartan cilexetil yang diserap dalam tubuh dibutuhkan candesartan sebagai standar pembanding. Penelitian ini Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode preparasi candesartan dari candesartan cilexetil, memperoleh data karakterisasi candesartan yang telah dihasilkan, dan memperoleh kadar candesartan terhidrolisis. Pembuatan candesartan dari candesartan cilexetil menggunakan proses hidrolisis dengan basa natrium hidroksida 1N dalam waktu 1 jam. Senyawa hasil hidrolisis senyawa tersebut diidentifikasi dengan spektroskopi inframerah, Spektrometri H-NMR dan titik leleh, sedangkan kadar senyawa terhidrolisis ditentukan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik. Sistem kromatografi cair kinerja tinggi dengan fase gerak asetonitril-asam asetat glasial-aquabidest dengan rasio (90:1:10), fase diam C18 dengan laju alir 0,8 ml/menit dan detektor UV pada panjang gelombang 254nm. Berdasarkan sistem kromatografi diperoleh regresi linier y= 49144x+83310 dan nilai r = 0,99924 dengan rentang konsentrasi 2-20 ppm. nilai LOD dan LOQ yang dihasilkan adalah 0,36 dan 1,21. Tingkat rata-rata yang dihasilkan adalah 87,63%.

Candesartan cilexetil is antihypertensive drug angiotensin II and has low solubility. In the intestinal tract undergo incomplete absorption. In this absorption process, candesartan cilexetil is converted into its active form, namely candesartan which is more easily absorbed by the intestinal tract, so it can be seen that the level of candesartan cilexetil absorbed in the body requires candesartan as a standard of comparison. This study aims to obtain the method of preparation of candesartan from candesartan cilexetil, obtain data on the characterization of candesartan that has been produced, and obtain the levels of hydrolyzed candesartan. Making candesartan from candesartan cilexetil using a hydrolysis process with 1N sodium hydroxide base in 1 hour. The compounds resulting from the hydrolysis of these compounds were identified by infrared spectroscopy, H-NMR spectrometry and melting point, while the levels of the hydrolyzed compounds were determined. Reverse phase high performance liquid chromatography. High performance liquid chromatography system with mobile phase acetonitrile-glacial acetic acid-aquabidest ratio (90:1:10), C18 stationary phase with flow rate 0.8 ml/min and UV detector at 254nm wavelength. Based on the chromatographic system obtained linear regression y = 49144x+83310 and the value of r = 0.99924 with a concentration range of 2-20 ppm. The resulting LOD and LOQ values ​​are 0.36 and 1.21. The resulting average rate is 87.63%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilman Hadi Santoso
"ABSTRAK
Pemberian tablet gliklazida pada dosis tunggal secara oral memiliki
bioavailabilitas yang rendah karena sifatnya yang praktis tidak larut dalam air,
sehingga menyebabkan laju disolusi yang rendah dan menurunkan daya absorbsi
pada saluran gastrointestinal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh dari penambahan superdisintegran kalium polakrilin dan pembawa
polivinilpirolidon (PVP) terhadap kelarutan gliklazida dan laju disolusi tablet
gliklazida dalam sistem dispersi padat. Dispersi padat dibuat dengan metode
pelarutan dengan jumlah perbandingan berat yaitu gliklazida : polivinilpirolidon :
kalium polakrilin = 1 : 1 : 0,1. Kemudian dikarakterisasi menggunakan alat
X-Ray Difractometer (XRD) dan Differential Scanning Calorimetry (DSC). Uji
disolusi dilakukan dalam medium larutan dapar posfat pH 7.4 menggunakan alat
uji disolusi tipe 2 ( tipe dayung ). Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan kelarutan gliklazida pada dispersi padat gliklazida-polivinilpirolidonkalium
polakrilin sebesar 1,23 kali dibandingkan dengan kelarutan gliklazida
murni. Laju disolusi gliklazida pada tablet yang mengandung dispersi padat
gliklazida-polivinilpirolidon meningkat 1,47 kali dibandingkan dengan laju
disolusi gliklazida pada tablet yang mengandung campuran fisik gliklazidapolivinilpirolidon-
kalium polakrilin.

ABSTRACT
Bioavailabilty of a gliclazide administered peroral shows a low value
because that practically insoluble in water which leads to poor dissolution rate and
subsequent decrease of its gastrointestinal absorbtion. The purpose of this
research is to investigate the effect of adding superdisintegran polacrilin
potassium and polyvinylpyrolidone (PVP) vehicle on the gliclazide solubility and
dissolution rate of gliclazide tablet in solid dispersion system. Solid dispersion
prepared by solvent method with a total weight ratio used is gliclazide :
polyvinylpyrolidone : polacrilin potassium = 1 : 1 : 0,1. Then characterized using
X-Ray Difractometer (XRD) and Differential Scanning Calorimetry (DSC). The
dissolution test was carried out in the medium of pH 7.4 phosphate buffer
solution using a type 2 dissolution tester (paddle type). The results showed an
increase in the gliclazide solubility of solid dipersion gliclazidepolyvinylpyrolidone-
polacrilin potassium of 1,23 times compared with pure
gliclazide solubility. Gliclazide dissolution rate of tablets containing solid
dispersion gliclazide-polyvinylpyrolidone increased 1,47 times compared with
gliclazide dissolution rate of tablets containing physical mixture gliclazidepolyvinylpyrolidone-
polacrilin potassium."
2010
S33149
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahmawati
"Kurkumin dikenal dengan baik memiliki aktivitas antiinflamasi dengan toksisitas rendah. Namun, penggunaan klinis senyawa ini terbatas karena stabilitas dan bioavailabilitasnya rendah. Analog kurkumin monokarbonil, seperti siklovalon, menunjukkan struktur kimia yang lebih stabil dan profil farmakokinetik yang lebih baik. Beberapa diantaranya lebih aktif sebagai agen antiinflamasi daripada kurkumin. Oleh karena itu, untuk meningkatkan aktivitas farmakologi kurkumin, maka perlu dilakukan modifikasi struktur kimia kurkumin. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa analog kurkumin monokarbonil asimetrik (AKMA) 4-metoksi yang tersubstitusi basa Mannich dimetilamin dan 1-metilpiperazin (3a dan 3b). Dua senyawa tersebut dan senyawa yang telah disintesis sebelumnya (AKMA) 4-metoksi yang tersubstitusi basa mannich dietilamin dan morfolin (3c dan 3d) juga dievaluasi awal aktivitas antiinflamasi in vitro menggunakan metode penghambatan denaturasi protein. Penelitian ini menemukan bahwa semua senyawa AKMA 4-metoksi tersubstitusi basa Mannich menunjukkan potensi antiinflamasi dengan penghambatan mulai dari 33,17–42,47%. Aktivitas 3b (42,47%) dan 3d (41,90%) lebih tinggi daripada natrium diklofenak (35,27%) dan senyawa 2 (38,16%). Sebagai kesimpulan, 3b dan 3d memiliki prospek sebagai kandidat potensial untuk agen antiinflamasi. Penelitian lebih lanjut sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode antiinflamasi yang lain.

Curcumin is well known to have antiinflammatory activity with low toxicity. However, the clinical use of this compound is limited because of its low stability and bioavailability. Monocarbonyl curcumin analogues, such as cyclovalon, show a more stable chemical structure and a better pharmacokinetic profile. Some of them are more active as antiinflammatory agents than curcumin. Therefore, to increase the pharmacological activity of curcumin, it is necessary to modify the chemical structure of curcumin. In this study, the synthesis of asymmetric monocarbonyl curcumin analogue (AKMA) 4-methoxy substituted Mannich bases dimethylamine and 1-methylpiperazine (3a and 3b) was carried out. The two compounds and the previously synthesized compound (AKMA) 4-methoxy substituted with diethylamine and morpholine (3c and 3d) base were also evaluated early in vitro antiinflammatory activity using protein denaturation inhibition methods. This study found that all AKMA 4-methoxy compounds substituted by Mannich base showed antiinflammatory potential with inhibition ranging from 33.17-42.47%. Activity 3b (42.47%) and 3d (41.90%) were higher than diclofenac sodium (35.27%) and compound 2 (38.16%). In conclusion, 3b and 3d have the prospect of being potential candidates for antiinflammatory agents. Further research must be carried out using other antiinflammatory methods."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T55012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Wulandari
"Karaginan merupakan polimer alam yang bersifat anionik. Sifat anionik tersebut membuat karaginan dapat berinteraksi dengan polimer kanionik membentuk kompleks polielektrolit (KPE). Dalam penelitian ini, gelatin digunakan sebagai polimer kationik yang berinteraksi secara ionik dengan karaginan. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat eksipien kompleks polielektrolit gelatin-karaginan (KPGK) yang akan digunakan sebagai basis gel topikal ketoprofen serta mengevaluasi gel yang dihasilkan. Larutan gelatin dan larutan karaginan masing-masing 3% (b/v) dicampur dengan perbandingan 1:1. Karakteristik KPGK ditunjukkan dengan indeks mengembang, dan kekuatan gel. Hasil dari sintesis KPGK menunjukkan kemampuan mengembang dalam aquadest sebesar 177% selama 2 jam sedangkan pada medium dapar fosfat pH 7,4 mencapai 193%, dan medium dapar HCl pH 1,2 mencapai 287%. Kekuatan gel dari polimer yang disintesis bernilai 71,216 gf/cm2 pada konsentrasi 4%. KPGK kemudian diformulasikan dalam sediaan gel dengan atau tanpa penambahan peningkat penetrasi menthol. Pada penelitian ini, ketoprofen digunakan sebagai model obat. Gel yang dihasilkan berwarna putih dan memiliki sifat alir pseudoplastis tiksotropik. Daya penetrasinya diuji secara in vitro dengan alat sel difusi Franz menggunakan membran abdomen tikus dan sebagai pembanding digunakan gel ketoprofen yang beredar dipasaran. Berdasarkan uji penetrasi diperoleh bahwa formula ketiga yang mengandung menthol 2% b/v memiliki nilai fluks tertinggi 375,77 ± 75,08 μg cm-2jam-1.

Carrageenan is a natural anionic polymer. That anionic property makes carrageenan can form polyelectrolyte complex (PEC) with cationic polymer. In this research, gelatin was used as anionic polymer that interact ionically with carrageenan. The aim of this research is to produce excipient gelatin-carrageenan PEC that would be used as a gel base in topical dosage form. The solution of gelatin 3% w/v and carrageenan 3% w/v were mixed in ratio 1:1 v/v. Characteristics of gelatin-carrageenan PEC were indicated by functional group analysis, thermal analysis, swelling index and gel strength. Gelatin-carrageenan PEC showed swelling index up to 177% indestilled water within 2 hours, 193% in buffer phosphate pH 7,4, and 287% in buffer HCl pH 1,2. Gel strength from gelatin-carrageenan PEC were 71,216gf/mm2. Gelatin-carrageenan PEC then formulated in to a gel dosage form with or without enhancer menthol. In this study, ketoprofen was used as model drug. Gel had white color and rheology properties pseudoplastic tixotropic. In vitro penetration study was determined with franz diffusion cell using rat abdominal membrane. The penetration study revealed that the third formula with menthol 2% b/v had the highest flux value which was 375,77 ± 75,08 μg cm-2jam-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42680
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andisti Rizky Marselina
"Peptida merupakan suatu komponen bioaktif yang beberapa tahun terakhir banyak dimanfaatkan dalam produk kosmetik, terutama produk perawatan kulit karena memiliki aktivitas sebagai antikerut. Vitamin B3 sebagai pelembab kulit akan memberikan efek sinergis sebagai antikerut apabila dikombinasi dengan peptida. Dalam penelitian ini, akan dilihat manfaat lain dari peptida yaitu sebagai bahan peningkat penetrasi melalui mekanisme mempengaruhi lipid intermolekuler lapisan tanduk. Oleh karena itu, diformulasikan suatu sediaan serum peptida dan gel tanpa peptida Cu-GHK untuk membandingkan perbedaan jumlah vitamin B3 yang terpenetrasi. Serum merupakan suatu bentuk sediaan baru yang berarti sediaan terkonsentrat tinggi dan mengandung peptida dengan viskositas rendah.
Daya penetrasi vitamin B3 diuji secara in vitro dengan alat sel difusi Franz menggunakan membran abdomen tikus. Nilai fluks vitamin B3 selama 8 jam beturut-turut ialah 688,9 dan 701,6 μg cm-2 jam-1. Hasil percobaan menyatakan bahwa peptida Cu- GHK menghambat penetrasi vitamin B3. Kemudian uji stabilitas fisik dilakukan melalui cycling test dan pengamatan pada penyimpanan selama 8 minggu di suhu tinggi (40° ± 2°C), suhu kamar (28 ± 2°C), dan suhu rendah (4° ± 2°C). Kedua sediaan menunjukkan kestabilan fisik yang baik dengan parameter kestabilan di ketiga suhu yaitu organoleptis, pH, dan viskositas (suhu kamar).

Peptide is a bioactive component that has been used in cosmetics in recent years, especially in skin care products because of its function as anti-wrinkle substance. In this research, peptide is not only as a bioactive component but also as a penetration-enhancing agent through the mechanism of intermolecular affect of stratum corneum lipids. The combination of the peptide and vitamin B3 result in a synergict effect producing anti-wrinkle substance which is as skin moisturizer. Therefore, gels were formulated with or without Cu-GHK peptide to compare the difference in the number of penetrated vitamin B3.
In vitro penetration study was determined with Franz diffusion cell using rat abdominal membrane. Vitamin B3 flux values within 8 hours process were recorded 688,9 dan 701,6 g cm-2 hour-1. It opposite hipotesis because of peptide was not increased the penetration. Then, physical stability test of gels were performed through cycling tests and observation on storage for 8 weeks at high temperature (40 ° ± 2 ° C), room temperature (28 ± 2°C), and cold temperature (4 ° ± 2 ° C). Both of gels show good physical stability on three parameters of stability, are organoleptic, pH, and viscosity (room temperature).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S43255
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rionaldo Sarano
"4-[(E)-2-{4-okso-3-(4-metilfenil)-kuinazolin-2-il}vinil]benzensulfonamida merupakan suatu senyawa baru hasil sintesis turunan 4(3H) kuinazolin. Berdasarkan struktur kimianya senyawa ini dapat dimasukkan dalam golongan diarilheterosiklik tersubstitusi gugus sulfonamida. Kebanyakan senyawa golongan tersebut mempunyai aktivitas sebagai inhibisi COX-2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya potensi aktivitas senyawa 4-[(E)-2-{4-okso-3-(4-metilfenil)-kuinazolin-2-il}vinil]benzensulfonamida untuk menghambat COX-2. Uji aktivitas dilakukan dengan menggunakan kit enzyme immunoassay dengan selekoksib dan asetosal sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap COX-2 dengan IC50 16,94 μM. Potensi aktivitas penghambatan senyawa ini lebih kecil daripada selekoksib (IC50 0,40 μM) namun lebih besar daripada asetosal (IC50 24,07 μM).

4 - [(E)-2-{4-oxo-3-(4-metylphenyl)-quinazolin-2-yl} vinyl] benzensulfonamide is a new synthetic compound derivative of 4(3H) kuinazolin. Based on the chemical structure of these compounds can be included in the class diarilheterosiklik substituted sulfonamide group. Most of these classes of compounds inhibit COX-2. This study aims to determine the strength of the potential activity of the 4 - [(E) -2 - {4-oxo-3-(4-metylphenyl)-quinazolin-2-yl} vinyl] benzensulfonamide towards inhibition of COX-2. The activity assay was performed using an enzyme immunoassay kit with selekoksib and aspirin as a comparator. The results showed that these compounds owns inhibitory activity towards COX-2 with IC50 16,94 μM. Potential activity inhibition of this compound is smaller than selekoksib (IC50 0,40 μM) but was greater than aspirin (IC50 24,07 μM)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42760
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>